top of page
Search

NARASI PERJUANGAN -- Hendra Gusmawan --

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 10 min read

Nama saya adalah Hendra Gusmawan , dari SMAN 1 Karanganyar ( alumni tahun 2017 ). Menurut saya , Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan salah satu tempat terbaik untuk belajar tentang ilmu medis di Indonesia . Sebagai fakultas kedokteran tertua di Indonesia , tentu kualitasnya tidak perlu diragukan lagi . Saya percaya bahwa FK UI merupakan garda terdepan dalam riset dan perkembangan ilmu medis di Indonesia. Oleh karena itu , saya juga percaya bahwa di FK UI banyak terdapat orang yang memiliki visi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dalam aspek kesehatan .


Selama SD sampai kelas 11 SMA, saya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang yang bergerak di bidang medis. Sejak saya mengikuti OSN biologi SMA, saya menyadari bahwa ilmu medis dan biologi molekular sangat menarik untuk dipelajari. Sangat menyenangkan rasanya untuk bisa mengetahui kompleksitas tubuh manusia dari tingkat molekular, selular, hingga sistem organ yang terintegrasi sebagai satu individu . Selain itu, sangat menarik pula bagaimana prinsip-prinsip fisika dan kimia tetap berlaku dalam suatu sistem biologis sekompleks tubuh manusia. Saat itu saya menyadari bahwa passion saya adalah di bidang medis dan biologi molekular . Namun saat itu saya masih belum menemukan alasan mengapa saya harus memilih bidang itu . Jika dilihat dari kutipan Friedrich Nietzsche ,” He who has a why can bear almost any how”, maka pada waktu itu saya belum menemukan bagian “why” .


Sejak Desember 2015 saya mulai tergerak untuk memilih bidang medis sebagai jalan yang saya pilih . Semuanya berawal dari peristiwa yang tidak akan pernah saya lupakan pada Desember 2015 . Pada waktu itu , saya kehilangan salah satu orang terdekat saya karena penyakit CHF ( Congestive Heart Failure ) , salah satu penyakit jantung paling mematikan selain jantung koroner . Pada waktu itu , saya sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang CHF namun sayangnya saya tidak bisa memberikan pertolongan yang signifikan. Sejak waktu itu , saya sadar betapa berharganya tubuh yang sehat . Peristiwa ini membuat saya menemukan bagian “why” dari kutipan Friedrich Nietzsche . Saya ingin menemukan / mengembangkan obat / metode penyembuhan bagi penyakit-penyakit yang sangat mengancam kehidupan seseorang , seperti CHF dan penyakit jantung lain, kanker , penyakit terkait virus ( seperti AIDS ), dll. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk memilih bidang medis sebagai jalan yang saya pilih .


Perjalanan saya dalam mencapai FK UI bukanlah perjalanan yang singkat . Tidak pernah terpikirkan sama sekali sebelumnya bahwa saya akan melanjutkan studi di FK UI . Sejak kelas 11 saya memang sudah memutuskan untuk terjun ke dunia medis, namun waktu itu saya belum memutuskan apakah pendidikan dokter adalah jurusan yang tepat bagi saya . Hingga akhirnya pada SNMPTN 2017 , saya memutuskan untuk memilih Rekayasa Hayati ITB . Pada waktu itu , saya mengira bahwa RH ITB memiliki banyak kemiripan dengan Biological Engineering di luar negeri yang bisa merambah ke dunia medis dan biologi molekular . Namun, itu adalah pilihan yang benar-benar salah bagi saya. Setelah menjalani TPB ( Tahap Persiapan Bersama ) di ITB dan masuk ke jurusan RH pada tingkat 2, saya baru benar-benar menyadari bahwa keputusan saya salah . Pada waktu itu , saya menyadari bahwa RH ITB masih sangat berbeda dari biological engineering di luar negeri . RH ITB sangat mirip dengan teknik kimia hanya saja menggunakan sumber daya hayati atau bisa disebut mirip dengan teknologi bioproses. Tentu saya merasa bahwa itu bukan passion saya , bukan jalan yang linear dengan mimpi saya . Selama tingkat 2 di ITB, saya bisa mengikuti perkuliahan tanpa kesulitan yang berarti, namun saya merasa benar-benar hampa . Tidak pernah ada motivasi belajar dalam diri saya dan belajar semata-mata hanya untuk mempersiapkan ujian. Terlebih lagi , tidak ada rasa ingin tahu akan ilmu terkait jurusan saya, tidak ada semangat berkarya, apalagi semangat untuk mengikuti lomba-lomba terkait jurusan saya . Ya, benar-benar kehidupan mahasiswa yang suram . Akhirnya , sejak 13 Maret 2019, saya memutuskan untuk skip kuliah demi mempersiapkan SBMPTN 2019 karena hampir tidak memungkinkan bagi saya untuk mempersiapkan SBMPTN sambil menjalani perkuliahan yang sangat sibuk. Keputusan ini merupakan salah satu keputusan paling berisiko yang pernah saya ambil. Pada waktu itu , saya benar-benar bertaruh karena jika saya gagal diterima SBMPTN atau seleksi mandiri universitas 2019, saya harus kembali ke ITB dengan berbagai risikonya ( IPK hancur , tidak akan bisa lulus 4 tahun, tidak bisa mengikuti program fasttrack bioteknologi, dll. ). Pertaruhan sekaligus kejujuran terhadap diri sendiri , itulah mengapa saya menyebut Maret 2019 sebagai Confession of March.


Sejak Pertengahan Maret 2019, saya baru benar-benar fokus untuk mempersiapkan SBMPTN dan seleksi mandiri . Saya belajar mandiri di rumah dengan menggunakan Zenius , buku-buku SMA yang masih saya simpan, dan beberapa buku yang dulu saya pakai saat TPB ( seperti Halliday , Brady, Purcell ). Ya, bulan Maret adalah awal dari petualangan saya sebagai “Hantu dari masa lalu”. UTBK pertama saya pada waktu itu dilaksanakan pada 28 April 2019. Saya merasa bahwa bulan April merupakan bulan ketika semangat saya benar-benar membara untuk belajar. Mungkin bisa saya sebut sebagai stress positif / Eustress . Selama masa belajar saya, saya menggunakan aplikasi Forest untuk membatasi penggunaan HP saya setiap hari . Mungkin pada waktu itu kehidupan saya sangat monoton , sebatas tidur , belajar , istirahat ( makan sambil menonton anime ), belajar, dan tidur. Namun saya berusaha untuk tetap enjoy dan menikmati pilihan yang telah saya pilih . Oleh karena itu, saya menyebut bulan April 2019 sebagai Eustress of April.


Bulan Mei 2019 merupakan bulan yang cukup berat bagi saya . Mulai dari nilai UTBK pertama yang di bawah ekspektasi , badan yang drop selama sekitar 10 hari , hingga semua file di laptop saya yang hilang karena kerusakan harddisk. Terlebih lagi, saya juga menerima cukup banyak tekanan dari beberapa orang yang tidak supportif di sekitar saya . Pada waktu itu, saya hampir menyerah . Namun pada akhirnya saya tidak berhenti pada titik itu . Saya tetap berusaha untuk melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk menghadapi UTBK kedua saya pada 26 Mei 2019. Saya memutuskan untuk tetap bertahan meski beredar isu kebocoran soal UTBK dan susahnya memperoleh nilai yang tinggi pada UTBK gelombang kedua akibat kebocoran tersebut . Ya, bulan Mei memang cukup memberikan banyak stress pada diri saya. Oleh karena itu, saya menyebut Mei 2019 sebagai Distress of May .


Bulan Juni 2019 diawali dengan pengumuman nilai UTBK kedua saya yang juga jauh di bawah ekspektasi. Ya, nilai rata-rata UTBK kedua saya hanya 5 poin lebih tinggi dari rata-rata UTBK pertama saya . Hasil ini benar-benar membuat saya down selama beberapa hari . Saya sampai pada titik ketika saya bahkan tidak bisa menghadiri reuni SD semata-mata karena saya tidak sedang dalam kondisi yang cukup baik untuk bertemu dan berbicara dengan orang lain. Mungkin terdengar terlalu berlebihan, namun hal itu benar terjadi setelah saya menyadari bahwa nilai saya tidak cukup aman untuk FK UNS, apalagi FK UGM yang sebenarnya menjadi target utama saya ( berdasarkan suatu platform rasionalisasi nilai berskala nasional yang saya ikuti ). Ya, bulan Juni banyak mengajarkan saya tentang penerimaan . Saya berusaha menerima nilai saya dan bangkit . Saya kembali membuka buku saya dan belajar untuk mempersiapkan ujian mandiri ( UTUL UGM & SIMAK UI ) serta beasiswa monbukagakusho. Namun selama bulan Juni itu saya tidak pernah benar-benar bisa fokus belajar karena memikirkan pilihan SBMPTN saya. Banyak desas-desus dan kabar-kabar terkait nilai serta rasionalisasi melalui berbagai media sosial. Pada akhirnya , saya memutuskan untuk memilih FK UNS sebagai pilihan pertama saya pada SBMPTN dan mengejar FK UGM melalui UTUL. Saya juga berencana untuk mengikuti SIMAK UI sebagai rencana cadangan saja jika tidak diterima UTUL . Atas segala desas-desus dan kabar yang beredar selama bulan Juni, saya menyebut Juni 2019 sebagai Whispering Dome of June .


Selama bulan Juni hingga awal Juli, saya memilih untuk lebih fokus mempersiapkan seleksi tertulis beasiswa monbukagakusho . Tahun ini merupakan percobaan terakhir saya dalam beasiswa monbukagakusho setelah mengalami penolakan pada tahun 2017 & 2018 . Oleh karena itu ,bisa dibilang persiapan UTUL dan SIMAK saya sangat kurang . Namun pada tanggal 7 Juli 2019 ( 2 hari sebelum hari-H tes tulis monbukagakusho ), terjadi suatu peristiwa yang memaksa saya untuk tidak menghadiri tes tulis . Saya sangat sedih atas hal tersebut , dan sempat merasa sangat bingung karena persiapan UTUL dan SIMAK saya yang sangat kurang saat waktu yang tersisa sudah tidak banyak lagi . Pada 9 Juli 2019, hasil SBMPTN diumumkan dan saya diterima di FK UNS. Saya sudah sangat bersyukur akan hal itu , namun saya masih sangat menginginkan target utama saya , yaitu FK UGM . Akhirnya saya tetap berjuang dan melakukan apa yang bisa saya lakukan di sisa waktu yang sedikit sebelum UTUL dan SIMAK . Saya percaya pada kata-kata Koro-Sensei dari anime Assassination Classroom,” Is anything ever truly wasted ?”. Saya mengikuti UTUL pada 14 Juli 2019 dan SIMAK pada 21 Juli 2019 . Saya cukup bisa mengerjakan UTUL dan cukup optimis untuk bisa diterima . Namun saya sangat pesimis untuk diterima pada prodi pendidikan dokter melalui SIMAK mengingat soal matematika & fisika yang sangat sulit dan hanya bisa saya jawab sedikit saja .


Pada tanggal 23 Juli 2019 , hasil UTUL diumumkan. Saya dinyatakan tidak diterima pada jalur UTUL . Saya agak terkejut dan akhirnya saya berusaha untuk menerima hasil itu . Saya berusaha untuk terus percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah bagi saya . Saya belajar lagi akan penerimaan , berusaha untuk menerima FK UNS sebagai tempat terbaik bagi saya . Saya tidak pernah berekspektasi untuk diterima pada SIMAK karena hal itu terlihat seperti keajaiban bagi saya . Ya , saya sudah sangat pasrah pada akhir bulan Juli. Pada 31 Juli 2019, hasil SIMAK diumumkan dan saya dinyatakan diterima pada pilihan pertama saya , prodi pendidikan dokter FK UI. Saya sangat terkejut dan sempat tidak bisa bergerak dan berkata apa-apa saat melihat pengumuman itu . Lalu saya mengucap syukur kepada Tuhan atas hal ini. Pada akhirnya , perjalanan saya sebagai “Hantu dari masa lalu” berakhir pada hari itu . Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya akan melanjutkan studi di FK UI . Benar kata-kata dari Koro-senseii bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar sia-sia . Jika saya menyerah sebelumnya , tentu saya tidak akan mencapai apa yang saya capai sekarang . Bulan Juli 2019 penuh dengan kejadian tak terduga dalam hidup saya , mulai dari pembatalan monbukagakusho , diterima SBMPTN, ditolak UTUL, hingga diterima SIMAK . Bulan yang begitu mengejutkan seperti hujan yang turun pada bulan Juli. Oleh karena itu , saya menyebut Juli 2019 sebagai Rain of July , dan pengumuman SIMAK adalah The Last Rain of July yang menandai akhir dari kisah saya sebagai “Hantu dari masa lalu”.


Ada banyak harapan yang saya bawa ketika saya memulai kisah saya yang baru di FK UI. Bagi diri saya sendiri , tentu saya berharap bisa menyerap ilmu medis secara optimal di tempat ini. Saya berharap bisa mendapat manfaat positif dan termotivasi oleh karena keberadaan banyak orang yang jauh lebih hebat dari saya di sini . Ya, saya ingin terinspirasi dan berjuang untuk bisa menginspirasi orang lain . Tentu saya juga berharap untuk bisa memanfaatkan berbagai kesempatan brilian yang bisa saya dapatkan di FK UI , mulai dari fasilitasnya , hingga kesempatan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi bagi mahasiswa kedokteran tingkat nasional maupun internasional ( seperti IMO / Indonesian Medical Olympiad , SIMPIC / Siriraj Internasional Medical Parasitology and Imunology Competition , CMU-IMC / Chiang Mai University – Internasional Medical Challenge , IMSPQ / Inter-Medical School Physiology Quiz , dll. ). Saya juga berharap keluarga saya senantiasa memberikan support bagi saya , dan saya juga bisa lebih concern akan kesehatan keluarga saya sehingga tidak akan terulang lagi peristiwa pada Desember 2015 yang lalu . Bagi masyarakat , saya berharap kelak bisa berkontribusi bagi masyarakat dalam penemuan / pengembangan obat / metode penyembuhan penyakit-penyakit yang sangat berbahaya seperti CHF & penyakit jantung lain, kanker , penyakit autoimun, penyakit terkait virus ( AIDS misalnya ), dan lain-lain. Saya merasa passion saya akan lebih tersalurkan dengan ikut terjun dalam riset medis selain terlibat dalam treatment pasien secara langsung .


Untuk mencapai harapan-harapan yang telah saya sebutkan , tentu harus ada perencanaan yang baik . Dalam waktu 1 tahun, saya berencana untuk menjalani perkuliahan di tahap general education di FK UI dengan sebaik-baiknya. Saya juga berencana untuk mengikuti kegiatan di luar perkuliahan seperti seleksi ONMIPA biologi dan mengikuti UKM yang ingin saya ikuti . Dalam waktu 3 tahun , saya berencana untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam seleksi pemilihan delegasi FK UI untuk perlombaan-perlombaan nasional maupun internasional ( IMO, SIMPIC, CMU-IMC, IMSPQ, dll. ). Dalam waktu 10 tahun , setelah saya mendapat gelar S.Ked pada tahun keempat , saya akan melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya ( koas selama sekitar 2 tahun, berusaha lulus UKMPPD sebagai first taker, dan internship selama sekitar 1 tahun ). Setelah tahap pendidikan tersebut , saya berencana untuk mencari pengalaman bekerja di rumah sakit selama 1-2 tahun . Dalam waktu 20 tahun ke depan , setelah mendapatkan pengalaman bekerja di RS selama 1-2 tahun , saya berencana untuk mendaftar beasiswa LPDP untuk pendidikan dokter spesialis ( penyakit dalam atau patologi klinik ) atau pendidikan S-2 hingga S-3 di luar negeri ( di bidang yang terkait dengan molecular medical science ). Saya berharap dalam jangka waktu 20 tahun ke depan saya sudah berhasil mewujudkan salah satu mimpi besar saya untuk menemukan / mengembangkan obat / metode penyembuhan bagi penyakit-penyakit yang sangat berbahaya seperti CHF & penyakit jantung lain, kanker , penyakit autoimun, penyakit terkait virus ( AIDS misalnya ). Mungkin itu adalah rencana saya , tetapi saya percaya rencana Tuhan jauh lebih baik dari rencana saya .


Bagi teman-teman / adik-adik / siapapun Anda yang ingin melanjutkan studi di FK UI, saya memiliki beberapa hal yang ingin saya sampaikan . Pertama , coba tanyakan kepada diri Anda , mengapa Anda ingin terjun di dunia medis ? Pikirkan alasan itu , atau setidaknya tujuan ( purpose ) yang ingin Anda capai dengan terjun di dunia medis . Purpose merupakan irisan antara domain what you love dengan domain what the world needs. Jika tujuannya hanya untuk pemenuhan materi duniawi , maka lupakan saja , karena ilmu medis berkenaan dengan keselamatan manusia dan tentu jauh lebih mulia dari sekedar pemenuhan materi duniawi . Kedua , tanyakan kepada diri Anda , apa passion Anda ? Passion merupakan irisan antara domain what you love dengan domain what you are good at . Ketika Anda mendapati bahwa passion Anda sejalan / tidak sejalan dengan prodi pendidikan dokter , maka keputusan ada di tangan Anda . Ketiga , tanyakan pada diri Anda , apakah Anda siap untuk bertekun dalam perjuangan yang panjang ? Persistence merupakan hal yang sangat Anda perlukan jika Anda ingin melanjutkan studi di FK UI . Baik ketekunan untuk berjuang dalam seleksi penerimaan mahasiswa FK , maupun ketekunan untuk berjuang pada tahap pendidikan yang selanjutnya. Ketiga hal itulah ( 3P atau Purpose, Passion, dan Persistence ) yang ingin saya tanyakan. Terakhir , ada kata mutiara yang saya ambil dari lagu Tomohisa Sako yang berjudul “Floria”. Buds bloom into flowers as they chase the light . In much the same way, you go with the path you've chosen even if you end up taking a long way around . Selamat berjuang !

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

コメント


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page