Narasi Perjuangan-Adinda Utami Salsabiila
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Halo perkenalkan nama saya Adinda Utami Salsabiila, biasa dipanggil dengan sebutan Dinda. Dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 2019. Saya lahir dikota yang terkenal dengan sebutan kota mangga yaitu kota Indramayu pada tanggal 22 Juni 2001. Asal sekolah saya di SMA Negeri 1 Sindang kabupaten Indramayu. Saya bertempat tinggal di Blok Gabus udik RT/RW 001/002 Desa Gabuskulon Kecamatan Gabuswetan Kabupaten Indramayu Jawa barat 45263. Tinggal Bersama Orang tua dan Keluarga saya. Saya adalah anak satu – satunya dari kedua orang tua saya bernama dr. H. Mohammad Toha (almarhum) dan dr. Hj. Dewi Ratnawati. Ayah saya sebagai seorang dokter pertama kali kerja di puskesmas gabuswetan, alamat Jalan. Pu Saradan No. 63 kecematan gabuswetan kabupaten indramayu jawa barat, sebagai kepala puskesmas gabuswetan, lalu Ayah saya pindah kerja ke rumah sakit RSUD Ma Sentot alamat di Jalan. Raya Patrol Nomor KM. 46 kecamatan patrol kabupaten indramayu jawa barat, sebagai kepala rumah sakit, dan Ayah saya berpindah tugas lagi di daerah kota indramayu yaitu di Dinas Kesehatan alamat di Jalan. MT Haryono No 09 penganjang, sindang kabupaten indramayu jawa barat, sebagai kepala bagian Yankes. Dan Bunda saya sebagai seorang dokter pertama kali kerja di puskesmas temiyang alamat kedungkilayu, temiyangsari kecamatan kroya kabupaten indramayu, jawa barat, sebagai kepala puskesmas. Dan Bunda pindah bekerja dipuskesmas didaerah deket rumah kami tinggal yang bernama puskesmas gabuswetan berada di Jalan. Pu saradan No 63 kecamatan gabuswetan kabupaten indramayu, sebagai kepala puskesmas. Saya sekolah di TK Al – Jannah kecamatan gabuswetan kabupaten indramayu jawa barat, saya biasanya berangkat diantar jembut oleh Nenek saya dengan menggunakan beca. Di TK Al – Jannah guru – guru saya menanyakan kepada murid – murid ingin bercita – cita ingin menjadi apa? Dengan wajah polosnya saya menjawab “saya mau menjadi dokter seperti Ayah dan Bunda” saya masih ingat waktu dulu saya dan teman – teman bermain dokter – dokteran dan saya menjadi salah satu dokternya. Suatu hari, disekolah al – Jannah mengadakan acara untuk murid – muridnya memakai baju cita – cita yang di inginkan. Disitu teman – teman saya memakai baju tantara, polisi, guru, pilot dan dokter. Saya adalah salah satunya yang memakai baju dokter. Setelah saya lulus di TK al – Jannah saya melanjutkan sekolah dasar di SD negeri gabuskulon 5 alamat Jalan. Pu Saradan Gabuskulon Gabuswetan Indramayu Jawa Barat. Berhubung jarak rumah saya dengan sekolah sdn gabuskulon 5, lumayan dekat. Saya sering diantar jemput dengan menggunakan kendaraan beroda dua ( motor ), ketika saya berangkat ke sekolah saya diantar oleh Ayah dan ketika pulang saya di jemput oleh Bunda saya. Karena Ayah dan Bunda berprofesi sebagi seorang dokter saya sering ketempat kerja dengan kedua orang tua saya ketika sehabis pulang sekolah ataupun sedang liburan. Disitu saya sering melihat Ayah dan Bunda yang sedang memeriksa seorang pasien dan sedang berkonsultasi serta memberi resep obat, saya melihat Ayah dan Bunda saya yang ramah terhadap pasiennya disitulah saya semakin tertarik ingin menjadi dokter yang ramah seperti kedua orang tua saya ketika menangani pasiennya. Beranjak kelas 3 SD di sdn gabuskulon 5 saya mengikuti kegiatan Dokcil (dokter kecil) disitulah saya diajarkan oleh orang – orang yang bekerja dipuskesmas, saya diajarkan tentang dunia kesehatan yang mendasar. Setelah lulus sekolah dasar sdn gabuskulon 5, saya melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP N 1 gabuswetan alamat Jalan. Raya gabuswetan – karangsinom No. 12 sekarmulya, gabuswetan kabupaten indramayu jawa barat. Disitu saya sudah mulai mengikuti bimbingan belajar karena belajar di smp lebih banyak daripada SD dan saya juga sudah memiliki target untuk melanjutkan ke sma favorit supaya bisa masuk ke universitas negeri favorit, saya mengikuti les seminggu 2 kali terkadang saya juga ikut bimbingan tambahan dari sekolah smpn 1 gabuswetan dengan guru. Saya mengikuti ekstrakulikuler PMR (palang merah remaja) dan Pramuka (praja muda karana), saya senang sekali mengikuti kegiatan – kegiatan di sekolah, salah satunya saya sangat menyukai ekstrakulikuler yaitu PMR (palang merah remaja) dimana saya diajarkan menolong sesama seperti waktu diajarkan Dokcil (dokter kecil )waktu SD. Setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP) saya melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi di sekolah menengah atas (SMA). Saya sangat senang sekali karena saya diterima di sekolah favorit sesuai dengan impian dan keinginan saya yaitu SMA Negeri 1 Sindang alamat Jalan. Mt Haryono penganjang, sidang kabupaten indramayu jawa barat. Berhubung jarak antara rumah saya di gabuskulon dengan jarak sekolah di sindang lumayan menembuh jarak sekitar 1 jam, saya memutuskan ingin mengekost agar tidak terlalu jauh dari sekolah, saya mengekost di kopsuka Jalan. Mt Haryono penganjang sindang Indramayu Jawa Barat. Jarak antara sekolah dan kost lumayan dekat, sejak itulah saya mulai belajar mandiri. Di SMA saya mengikuti ekstrakuler MT (majelis taqlim) dan PMR (palang merah remaja) selama 1 tahun karena saya tidak bisa mengikuti ekstrakulikuler dikarenakan banyak tugas dari sekolah dan saya ingin masuk ke universitas negeri yang favorit, maka dari itu saya mengikuti bimbel (bimbingan belajar). Setelah lulus sekolah SMA untuk melanjutkan ke universitas saya mencoba mendaftar UTBK ( ujian tulis berbasis komputer ) di kota Bandung, dan ketika mau mengikuti test UTBK ( ujian test berbasis computer ) yang ke 2 di kota semarang, tiba -tiba Ayah saya drop ( sakit keras ) di situ saya merasa sangant sedih di karenakan Ayah saya harus di rawat inap di kota Bandung, Saya selalu ingat dengan kejadian itu di saat saya di kabarkan oleh Bunda bahwa Ayah saya sudah tiada masih teringat jelas kejadian itu sampai saat ini tepatnya di hari Senin tanggal 13 Mei 2019, di hari itu saya menunggu kedatangan Ayah saya untuk di mandikan di rumah, di saat itu saya merasa sangat sedih sekali dan terpukul. Saya mengantarkan ke pemakaman untuk terakhir kalinya di daerah ciamis. Saya bingung untuk melanjutkan kuliah dimana, karena biasanya Ayah yang selalu memotivasi dan memberi arah untuk masuk universitas. Di hari ulang tahun ku tempatnya pada tanggal 22 juni 2019 disitu test kedokteran di UIN dan di situ hari tersedihku karena pada tanggal 22 juni adalah hari peringatan kematian ayah 40 hari, saya mengerjakan soal -soal tidak focus karena masih teringat Ayah yang selalu menemani saya setiap saya pergi kemana saja. Biasanya di hari ulang tahun saya, saya diberi kejutan oleh Ayah, dan tahun ini benar – benar terpukul atas meninggalnya Ayah. Bunda selalu memotivasi saya biar jangan terpuruk, saya semangat untuk melanjutkan kuliah. Karena saya ingin membuat bunda bangga dan agar Ayah seneng melihat saya sukses. Dan ingin melihat keluarga terdekat saya bangga melihat saya. Pada tanggal 21 juli 2019 saya mengikuti test SIMAK UI di SMA 1 Jakarta, saya datang jam 07.00 wib, mengisi identitas dan saya mengerjakan soal – soal dengan baik, selesai pada waktunya. Saya sempat ragu, karena takut tidak keterima di fakultas kedokteran universitas Indonesia karena fakultas kedokteran universitas Indonesia faforit dan banyak peminatnya. Pada tanggal 31 juli saya dinyatakan lulus SIMAK UI Fakultas kedokteran universitas Indonesia, selang beberapa hari pada tanggal 2 agustus saya keterima di UIN fakultas kedokteran UIN. Saya bingung harus memilih kampus mana? dua – dua sama – sama negeri, saya meminta pendapat Bunda,” kata bunda Fakultas kedokteran Universitas Indonesia bukannya itu kampus cita – cita dulu waktu kamu SMA”. Dan saya memutuskan untuk memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pandangan saya tentang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah sangatlah keren, hebat, serta bagus, bangga banget bisa masuk unersitas Indonesia dikarenakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan kampus Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia dan Kedokteran Universitas Indonesia ini merupakan kampus Fakultas indaman bagi semua orang.
Kali saya akan menulis cerita perjuangan saya untuk masuk Universitas Indonesia, keinginan saya melanjutkan kuliah dengan memilih untuk ke Fakultas Kedokteran ini merupakan cita-cita saya sejak kecil, karena pekerjaan seorang dokter itu pekerjaan sosial atau pekerjaan yang berhubungan dengan kemanusiaan, maka kita jangan mengharapkan penghasilan yang tinggi. Kita harus ikhlas menolong orang yang membutuhkan pertolongan tanpa membeda-bedakan status ekonomi dan syarat tanpa mengharapkan imbalan yang tinggi, karena saya ingin menolong orang - orang yang memerlukan bantuan kesehatan, dan dalam hidup yang saya jalani ini saya bermanfaat untuk orang lain dengan menjadi seorang dokter semoga saya bisa mewujudkan keinginan saya tersebut. Ayah dan Bunda juga berprofesi sebagai seorang dokter, mereka bedua selalu membantu orang lain yang memerlukan pertolongan, Ayah dan Bunda selalu mendukung jika saya berprofesi menjadi seorang dokter juga, mereka hanya berpesan untuk menjadi seorang dokter yang baik, yang selalu jujur dan ikhlas untuk menolong orang lain dan harus mencintai profesi pekerjaan kita karena kalau kita tidak mencintai profesi pekerjaan yang kita geluti maka kita akan sulit dan susah dalam bekerja. Jika ada pasien gawat darurat yang mengancam jiwa dan tidak ada keluarga terdekat tetapi diantar orang lain, kita sebagai dokter wajib menolong pasien tersebut. Tindakan medis tetap dilakukan walaupun tanpa persetujuan dari pihak keluarga, karena ini diatur oleh undang-undang kedokteran nomor 23 tahun 1992 untuk memberikan pertolongan medis. Kedua orang tua saya sering bercerita bahwa untuk menjadi seorang dokter itu sangat berat, dibutuhkan perjuangan. Belajar yang sungguh – sungguh dan tekad yang kuat dari diri kita, karena menyangkut keselamatan dan nyawa dari pasien. Ayah dan Bunda lah yang selalu mendidik dan memberi semangat kepada saya untuk bisa menjadi dokter yang baikdan bertanggung jawab, yang tidak mudah kenal lelah, mau menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan kesehatan tanpa melihat status pasien dan siap menolong dalam kondisi apapun.
Usaha yang saya lakukan supaya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah dengan berusaha yang sungguh-sungguh, banyak-banyak latihan soal SIMAK UI, mengikuti bimbingan belajar setiap minggunya, dan hal yang terpenting adalah meminta doa kepada kedua Orang tua terlebih dahulu supaya diberikan kelancaran, dengan usaha yang telah saya jalani ini alhamdulillah di terima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK UI.
Mendekati pengumuman hasil penerimaan masiswa baru lewat jalur SIMAK UI ini rasanya adalah was-was karena saya takut tidak diterima dikampus dan Fakultas impian saya sejak saya kecil ini, dan setelah setelah pengumuman dibuka saya tidak berani melihatnya jadi yang melihat terlebih dahulu adalah Bunda dan sepupu saya, waktu itu sepupu saya teriak-teriak bilang “selamat ya dek akhirnya kamu diterima dikampus idaman kamu dari kecil, semoga kamu bisa membahagiakan almarhum Ayah kamu ya, dan semoga kamu bisa jadi dokter seperti Ayah dan Bunda yah”, disitu saya nangis karena saya inget dengan almarhum Ayah. Bahkan saya berandai-andai kalau saja Ayah masih hidup pasti beliau senang sekali melihat cita-cita yang selalu putrinya ceritakan, kini menjadi kenyataan. Tetapi saya tidak mau terlarut dalam kesedihan karena saya ingin membahagiakan orang-orang yang saya sayangi.
Harapan saya untuk kedepannya adalah saya ingin membuat keluarga bangga atas pencapaian yang telah saya lakukan yang pastinya saya ingin lulus tepat pada waktunya. Saya ingin memberikan yang terbaik bagi nusa, bangsa, negara dan almamater. Saya ingin mengabdi kepada masyarakat terlebih dahulu didaerah saya agar menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk meneruskan praktek kedua orang tua. Harapan saya untuk teman Angkatan FKUI 2019 semoga kita kompak dan lulus Bersama agar bisa menggunakan toga kebanggaan kampus tercinta unversitas indonesia.
Rencana saya selama 1 tahun kedepan saya ingin bisa mengikuti pembelajaran selama 1 tahun pertama saya dikuliah, serta mendapatkan nilai IPK yang bagus. Rencana 3 tahun kedepan saya ingin mempertahankan nilai yang bagus dan lulus tepat pada waktunya, untuk menjadi dokter terbaik, dan membanggakan orang tua pada saat wisuda nanti, dan untuk menjalankan koas dengan tepat waktu selama 2 tahun, lalu melanjutkan intership selama 1 tahun di rumah sakit yang bener – bener bisa berkomitment dalam menjalankan tugas - tugasnya. Rencana saya selama 10 tahun kedepan saya sudah lulus kedokteran hasil yang membangga kan orang tua dan keluarga, saya ingin membuka praktek pertama dan melayani kesehatan dengan seoptimal mungkin untuk masyarakat diwilayah saya tinggali, saya ingin membantu masyarakat tidak mampu untuk berobat ketempat saya praktek. Rencana selama 20 tahun kedepan insya allah ingin membuka rumah sakit didaerah yang saya tinggali dan insya allah juga saya ingin melanjutkan Pendidikan spesialis, agar bisa membanggakan orang tua.
Pesan saya kepada yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kalian harus banyak berusaha, berdoa , banyak tentang informasi-informasi kepada alumni SMA kamu jika di SMA kamu tidak ada alumni yang masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kalian harus banyak-banyak browsing di internet, menanyakan ke guru BP di sekolah SMA agar diberi bimbingan cara masuk dengan jalur rapot untuk masuk fakultas kedokteran universitas indonesia, jangan mau menyerah dan teruslah berusaha.
Teruslah berusaha semaksimal mungkin, jangan mudah menyerah berbuat baikalah kepada semua orang karena dengan berbuat baik kita didoakan kepada semua orang.
Comentarios