top of page
Search

Narasi Perjuangan Anselma Prasti Keishani

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Nama saya Anselma Prasti Keishani, saya berasal dari SMAN 44 Jakarta Timur. Sebuah SMA Negeri di Jakarta Timur yang masih kalah eksistensinya dibandingkan dengan SMA negeri lainnya yang berada di daerahnya. Saya adalah seorang perempuan yang lahir di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 1 April 2002. Pada ulang tahun ke-17, mendapatkan hadiah terindah yang tidak pernah terbayangkan. Saya diterima menjadi salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional.


Universitas Indonesia merupakan universitas yang dibanggakan oleh Negeri Indonesia, dengan Fakultas Kedokteran yang menjadi salah satu pemicu mengapa Universitas Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Kampus UI memiliki banyak prestasi yang diraih baik oleh mahasiswanya maupun alumninya. Oleh karena itu, sudah terjamin eksistensinya dan martabatnya. Selain itu Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus di Indonesia yang memiliki fasilitas terlengkap dan paling maju untuk para mahasiswanya, Dengan akreditasnya yang tinggi di setiap fakultasnya saat ini Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik di Indonesia.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan gagasan awal dari terbentuknya Universitas Indonesia. Sejak saat itulah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dinilai bergengsi. Sejak mimpi untuk menjadi dokter melintas pikiran saya, pasti Universitas Indonesia juga mengikuti kata kedokteran tersebut. Saya terus menerus didorong untuk ikut dalam kompetisi masuk kedalam universitas terbaik di tanah air. Sejak saat itu juga saya tahu, bahwa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya akan mendapatkan semua yang saya harapkan dan apa yang kampus harapkan dari saya.


Membutuhkan motivasi dan dukungan yang sangat kuat untuk membangkitkan semangat untuk tetap sadar dan berjuang masuk fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Di saat-saat perjuangan tentu terkadang merasa putus asa, bimbang dan berpikir untuk mengatur ulang cita-cita. Namun saya selalu ingat akan sebuah kalimat, dari novel anak yang sangat menginspirasi secara mental dan fisik. Kalimat motivasi itu berbunyi, “It matters not what someone is born, but what they grow to be.” Oleh J.K. Rowling penulis terkenal yang telah menerbitkan buku novel anak yang berjudul ‘Harry Potter’. Setelah merenungkan kata-kata motivasi tersebut berulang-ulang kali, saya menyadari bahwa jika kami terus berkembang maka kita akan menjadi seseorang yang lebih dari sebagaimana dia dilahirkan. Perjuangan masuk dan lulus dari fakultas kedokteran merupakan perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Namun ternyata disaat itulah alam bawah kita berubah menjadi negative dan karena itu kita menjadi pesimis. Oleh karena itu, kita harus tetap motivated dan selalu mengingatkan satu sama lain untuk tetap semangat.


Tentu saja hanya dengan motivasi tidak cukup, seperti piring tanpa lauk. Dukungan dari kerabat atau orang tua merupakan hal yang penting agar cita-cita dapat tercapai. Wali atau orang tua atau kerabat merupakan fasilitator paling terpercaya dan bisa diandalkan. Tentu dengan menjadi sesuai ekspektasinya kita dapat membuktikan bahwa kita berhak didengarkan dan dipimpin ke cita-cita. Sudah kewajiban dari fasilitator untuk sepenuhnya membantu sebisa mungkin demi tercapainya cita-cita seorang anak yang gemar bermimpi menjadi dokter. Saat ini tidak hanya orang kaya saja yang bisa menjadi dokter. Pemerintah sebagai wakil fasilitator anak-anak yang kurang mampu sudah banyak memberi beasiswa dan secara finansial telah dimudahkan dengan sangat melalui jalur undanganm, apa bila berprestasi. Dengan begitu siswa dapat dengan mudah terpicu mengikuti kompetisi untuk mendapatkan bangku terbaik di universitas terbaik.


Belajar bukanlah hal yang tidak biasa bagi para siswa SMA kelas 12, mengejar gairah dan berlomba-lomba untuk masuk ke universitas terbaik di Indonesia. Akan tetapi, awal mula perjuangan saya bukan berawal dari tahun terakhir bersekolah. Dalam keluarga pasti memiliki silsilah, katakan saja bahwa keluarga saya adalah keluarga dokter. Melihat orang-orang tua yang telah sukses bekerja menjadi dokter tentu membuat saya lebih terbuka untuk jalur tersebut. Sejak kecil, menjadi dokter merupakan impian saya dan juga banyak anak lainnya. Dengan bantuan doa dan pengorbanan dari keluarga tercinta, saya berhasil memiliki kemampuan akademik dasar. Walaupun masih kecil dan masih belum mengerti banyak hal, setiap kali pertanyaan tentang cita cita anak-anak lain memiliki profesi-profesi umum, seperti polisi, perawat, pilot, dan dokter. Walaupun umum tetapi menjadi dokter adalah satu-satunya jawaban yang terlintas saat berbicara mengenai topik profesi, masa depan dan cita-cita. Pada sekolah menegah, pikiran saya mulai lebih terbuka dan pengalaman saya bertambah, karena saya dapat memiliki pengalaman bersekolah di Australia. Dengan bersekolah di luar negeri membuat saya lebih tertarik dengan dunia internasional dan melihat banyak univeritas membuka jalur internasional membuat saya lebih bersemangat dan bermotivasi.


Sekolah menengah keatas, seharusnya para siswa sudah sadar bahwa di tahap terakhir sekolah inilah yang menjadi penentu awal untuk masa depan kita. Tetapi tetap banyak siswa sekolah menegah keatas yang masih banyak bermain-main dan bersantai di masa-masa remaja yang sebenarnya sangat penting tersebut. Di saat teman-teman saya berkumpul dan bermain, saya harus mengikuti bimbel rutin. Mendaftarkan diri dibimbel bukan satu-satunya cara saya untuk menjadi pintar, kalau tidak bimbel saya juga pasti bisa belajar dirumah dan waktu istirahat saya juga pasti akan lebih fleksibel. Setidaknya itu yang ada di pikiran saya saat saya terjebak di kelas bimbel selama tiga tahun, sedangkan di waktu yang bersamaan teman-teman saya pergi bermain. Pada akhirnya perjuangan dan pengorbanan yang telah saya lakukan ini ternyata tidak sia-sia. Mungkin selama ini saya juga tidak sadar bahwa saya juga sering bermain, oleh karena itu banyak nilai-nilai ujian yang tidak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikiran saya. Namun, saya selalu memprioritaskan hal-hal terpenting terlebih dahulu, sehingga mengurangi risiko gagalnya sebuah mata pelajaran. Saya mengesampingkan pikiran untuk bermain dan fokus belajar demi masa depan.


Diterima melalui jalur Talent Scouting, kami harus sukses melewati sesi interview oleh dosen fakultas kedokteran Universitsas Indonesia sendiri. Dengan waktu persiapan hanya tiga hari, saya dapat mengumpulkan keberanian, motivasi dan kesediaan. Di hubungi oleh kantor Universitas Indonesia melalui nomor rumah, dan berbicara mengenai fakultas kedokteran Universitas Indonesia merupakan hal yang tidak akan pernah dilupakan. Karena pada saat hari itu berita tersebut datang secara mendadak dan berasa sangat menegangkan. Informasi yang diberikan juga singkat namun dapat dimengerti. Karena para calon mahasiswa Kedokteran Indonesia Kelas Khusus Internasional di uji secara mental melalui tes tertulis MMPI atau Minnesota Multiphasic Personality Inventory, saya mendatangi seorang psikolog untuk membantu saya ternyata tidak untuk ujian tertulis saja namun juga untuk Interview.


Dengan mengubah tata cara saya berbusana, dari kemeja yang sangat besar yang dianggap lugu menjadi busana kemeja merah muda disertai sepatu pantofel yang melambangkan professionalisme dan kedewasaan. Saya kemudian juga harus mempelajari ulang etika formal untuk sebuah wawancara. Dengan begitu pada hari wawancara saya merasa lebih percaya diri dan yakin, dengan memotivasi diri sendiri, saya yakin dapat melewati sesi sesi Mini Multiple Interview dengan baik dan puas. MMI untuk Kelas Khusus Internasional Kedokteran Universitas Indonesia merupakan wawancara formal pertama yang pernah saya lakukan. Walaupun kebanyakan dokter yang mewawancarai saya terlihat baik, saya paling ingat satu professor yang hamper membuat saya menangis karena penekanan di bahasa dan intonasi yang beliau gunakan. Namun professor tersebut berubah sikap menjadi sangat ramah dan perhatian setelah saya berhasil menahan tangisan dan menyampaikan poin-poin penting dari jawaban saya.


Bersekolah di sekolah negeri yang masih memiliki peringkat standar tidak dapat menjamin masa depan saya. Tidak seperti sekolah lain yang sudah memiliki banyak alumni terdaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya merupakan satu-satunya alumni yang diterima di Fakultas Kedokteran Indonesia. Sebuah berita dan pernyataan yang mengejutkan bagi saya, keluarga, dan sekolah


Penerimaan mahasiswa baru Universitas Indonesia untuk Talent Scouting bersamaan dengan teman-teman kami yang mendaftar melalui jalur SNMPTN dan PPKB UI. Banyak dari teman-teman saya yang kerja keras belajarnya terbayar pada hari itu, akan tetapi lebih banyak lagi teman-teman saya yang belum menemukan jawaban dan masih menunggu untuk kesempatan berikutnya. Saya turut Bahagia kepada teman saya yang sudah diterima di univertias-universitas pilihannya, namun saya juga merasa sangat iri karena pencapaian mereka. Pada hari itu berita bahagia diceritakan ke banyak orang, dan di waktu yang bersamaan pula masih banyak teman-teman yang putus asa akan pilihan universitasnya. Saat itu juga saya masih ragu untuk membuka website Universitas Indonesia di bagian penerimaan mahasiswa. Melihat banyak lagi teman-teman yang ditolak di Universitas Indonesia, membuat saya menjadi lebih berkecil hati. Terutama saat melihat teman-teman yang lebih unggul dalam bidang akademik diterima di universitas dengan akreditasi dibawah A.


Pada hari itu saya pulang kerumah dengan hati yang berat. Tidak memiliki universitas cadangan, karena hanya Universitas Indonesia satu-satunya universitas yang ingin saya bawa dalam sejarah hidup saya. Pengorbanan tentu tidak hanya dilakukan oleh saya. Keluarga saya ikut turun tangan dan setiap malam kami berdoa agar saya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019. Setelah melakukan puasa, dan berdoa kembali saya memberanikan diri untuk membawa smartphone kehadapan orang tua. Saya merasa 100% ragu akan hasilnya, namun orang tua saya sangatlah tidak sabra untuk mengetahui hasilnya. Sebelum saya membuka pengumuman, saya terus memikirkan apa yang akan saya lakukan jika kali ini tidak diterima. Pengorbanan orang tua yang selama kelas 12 SMA ini khususnya telah menemani dan membimbing saya ke masa depan yang sudah ditentukan. Saya bahkan sempat berpikir untuk menjadi biarawati saja jika tidak diterima di fakultas kedokteran Universitas Indonesia 2019.

Dengan hati yang sangat berat, malam itu saya memberanikan diri membuka hasil seleksi masuk jalur Talent Scouting Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional. Dengan membaca ulang, berkali-kali lampiran yang tertera di halaman pengumuman penerimaan mahasiswa baru kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional 2019, saya dinyatakan dan menyatakan diri saya diterima menjadi calon mahasiswa Universitas Indonesia.


Seperti yang saya tulis, Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik di tanah air. Banyak siswa sekolah menengah keatas yang berlomba-lomba untuk mendapatkan satu bangku untuk belajar bersama dan di Universitas Indonesia. Walaupun tidak bisa dipercaya bahwa saya dinyatakan diterima di Universitas Indonesia, saya mengucapkan syukur atas pemberian yang sangat dibutuhkan ini.

Setelah saya diterima di fakultas kedokteran Universitas Indonesia kelas khusus Internasional pada tahun 2019 ini. Saya menyadari bahwa manusia ini kurang bersyukur atas apa yang telah diberian kepadanya. Kebanyakan individu yang mulai memanggil nama Tuhan di saat-saat tertentu. Hanya saat kita sedang membutuhkannya dan berterima kasih hanya saat diingatkan. Padahal semua rejeki telah diberikan kepada kita setiap hari, tidak bisakah kita juga bersyukur setiap hari.


Saya sangat berharap agar pilihan untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional ini tidak mengecewakan atau berlebihan. Namun saya yakin Universitas Indonesia tidak menjadi universitas terbaik di Indonesia karena tidak apa-apa. Saya cukup yakin dan percaya diri bahwa suatu hari nanti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dapat membawa saya kepada posisi yang lebih menguntungkan dan yang selama ini diimpikan.


Kepada orang tua yang telah membimbing, memberi banyak bantuan dengan motivasi dan doa. Saya banyak berharap untuk kesehatan bagi mereka.Orang tua yang telah mengorbankan banyak tenaga dan waktu demi keamanan dan kenyamanan anaknya. Mereka sangat pantas dan layak mendapatkan yang lebih. Saya juga berterimakasih kepada para orang tua yang telah menunjukkan jalan saya ke masa depan yang seharusnya dulu persiapan-persiapan kehidupan untuk masa depan yang serius tidak pernah dibantah. Kepada orang tua kami yang telah melakukan banyak sekali.


Kepada teman-teman, saya berharap agar pertemanan dan persahabatan tidak dapat dipisahkan. Saya berharap agar kita saling membantu dan saling menolong Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing oleh karena itu, dengan kelebihan dan kekurangan kita Angkatan 2019 dapat saling melengkapi. Saya juga berharap banyak kepada teman-teman agar dapat membimbing saya dan yang lainnya pula dalam kegiatan belajar, ke kesuksesan dan nantinya kelulusan.


Pada tahun pertama kuliah di Fakultas Kedokteran UI, saya ingin sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan di Universitas dan di fakultas. Serta dapat beradaptasi dengan teman, kegiatan sehari-hari. Saya harus dapat mengatur jadwal dengan baik, serta mewajibkan diri untuk sarapan sebelum pergi beraktifitas di kuliah. Saya tidak dapat berharap banyak dari diri saya sendiri yang masih belum berpengalaman di dunia perkuliahan, tetapi saya yakin saya dapat melakukan yang terbaik.


Pada tahun ketiga, saya berharap dari diri saya sendiri sudah muncul ambisi-ambisi untuk menyelesaikan kuliah dan menjadi dokter yang berkualitas serta dapat membantu siapapun yang membutuhkan bantuan medik. Tahun ke-10, harus sedang melakukan spesialis di universitas di luar negeri. Dua putluh tahun dari sekarang, saya berharap agar diri saya sendiri serta teman-teman FKUI’19 dapat mengadakan sebuah reuni sehingga kami semua dapat saling bercerita pengalaman menjadi dokter di masa depan, dengan teknologi intelligence.


Untuk para pejuang FKUI’20, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menerima mahasiswa yang gigih, tekun, jujur, beramanah, dan konsisten. Jadi saya berharap kalian yang ingin masuk ke Fakultas kedokteran dapat memenuhi kriteria intergritas. Jangan lupa untuk berdoa dan selalu berterima kasih, bahkan hal-hal kecil.

‘Don’t stop when you’re tired. Stop when you’re done.’ -SUCCESS.com

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comentarios


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page