NARASI PERJUANGAN-ASTRI AMALIA
- FKUI 2019
- Aug 18, 2019
- 16 min read
Assalamualaikum wr.wb. Halo semua! Perkenalkan, nama saya Astri Amalia. Saya lahir di Kota Cilegon, 12 Maret 2001. Saya lulusan dari SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School di Pandeglang, Banten. Meskipun saya bersekolah di Pandeglang, tetapi saya tinggal di Cilegon.Alhamdulillah teman-teman, tahun ini saya bisa diterima jalur SNMPTN di universitas nomor satu di Indonesia, yang pasti Universitas Indonesia. Dan alhamdulillahnya lagi di fakultas yang paling diminati oleh mayoritas siswa di seluruh Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurut saya, Universitas Indonesia itu universitas yang paling tua yang berarti paling bagus dan berpengalaman. Kenapa? Namanya saja memuat kata Indonesia. Jadi pasti menjadi universitas yang paling dikenal di Indonesia. Universitas Indonesia itu universitas yang ketat persaingannya. Beribu-ribu bahkan mungkin ratusan ribu siswa berjuang untuk bisa diterima di Universitas Indonesia. Dan yang diterima? Hanya 8-9 ribu per-angkatan. Maka dari itu saya merasa sangat tertarik untuk bisa berkuliah di Universitas Indonesia. Di Universitas Indonesia saya memilih jurusan pendidikan dokter karena selain cita-cita saya yang ingin menjadi dokter, saya juga didukung secara penuh oleh orang tua untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, almarhum kakek saya berharap anak-anaknya bisa menjadi seorang dokter. Namun tidak ada seorang pun anak dari kakek saya yang menjadi seorang dokter. Tetapi alhamdulillah sekarang bisa terwujud karena cucu-cucunya banyak yang sudah menjadi dokter dan sedang berkuliah di jurusan kedokteran, termasuk saya.
Saya ingin sharing sedikit tentang lika-liku perjuangan masuk FK UI. Mudah-mudahan bermanfaat ya teman-teman!
Sejak duduk dibangku SMP, saya mulai tertarik untuk menjadi dokter. Semua bermulai dari penasaran. Ada apa dalam tubuh manusia? Bagaimana bentuk aslinya? Mungkin juga karena suka nonton drama korea tentang kedokteran. Rasanya ingin sekali bisa menyembuhkan orang dengan pisau bedah. Saat lulus SMP, saya sangat ingin bersekolah di SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School. Alasannya karena ingin mandiri (padahal saya masih suka sedih berpisah dengan orang tua dan keluarga), ada pelajaran asrama, menambah hafalan, dan bisa dibilang sudah dipercaya oleh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Alhamdulillah bisa diterima di SMA tersebut setelah bersaing dengan 1500-an siswa, hanya 124 yang diterima. Awalnya saya tidak bisa bertahan di sekolah boarding karena sekolah boarding mengharuskan saya untuk tidak membawa handphone, tidak membuka laptop di asrama, terdapat banyak aturan baik sekolah maupun asrama, kegiatan di sekolah boarding yang sangat padat, tetapi kembali lagi ke tujuan awal. Jadi saya berusaha untuk bertahan sampai lulus. Dari awal kelas 1, saya sudah bertekad untuk masuk PTN lewat jalur SNMPTN, jadi saya berusaha meraih nilai rapot terbaik semampu saya. Perjuangan saya untuk bisa menjadi mahasiswa FK bisa dibilang tidak mudah karenaaktivitas di SMA saya yang sangat padat sehingga sangat sulit mencari waktu untuk belajar. Lumayan sulit untuk membagi waktu antara belajar dan ikut kegiatan lain.Disamping aktivitas yang padat, di SMA saya juga terdapat lebih banyak ujian dibandingkan sekolah SMA lain. Di sekolah saya terdapat ujian asrama dan ujian tahfidz hafalan quran sebanyak minimal 3 juz yakni juz 30, 1, dan 2 yang lumayan menguras tenaga. Jika ada yang belum menyetor hapalan qurannya sampai selesai, tidak diperbolehkan mengambil ijazah oleh pihak sekolah dan pihak asrama. Meskipun berat, tapi semua itu insyaallah dan alhamdulillah berbuah manis.
Sebelum ke intinya, saya ingin bercerita secara garis besar seberapa padat kegiatan saya di SMA. Saya dan teman lainnya harus bangun pagi dan wajib pergi ke masjid untuk salat subuh dan jika tidak salat di masjid akan diberi sanksi atau hukuman oleh panitia OSIS bagian masjid. Kita harus sudah berada di masjid sebelum adzan berkumandang. Setelah itu terdapat kegiatan murajaah atau waktu untuk menghapal quran sekitar 20-25 menit. Setelah dari masjid, masing-masing anak bersiap untuk sekolah seperti mandi, merapihkan kamar, pergi ke dapur atau mat’am untuk mengambil makan pagi sendiri. Lalu kita berangkat ke sekolah. Keuntungan sekolah di boarding school yaitu jarak antara sekolah dan asrama dekat jadi tidak memerlukan waktu banyak untuk tiba di kelas. Kegiatan di sekolah dimulai jam 7 pagi sampai jam 4. Setelah itu salat ashar di masjid dan bersiap-siap untuk kegiatan selanjutnya, yaitu latihan persiapan pentas seni tahunan. Untuk kelas 1, semua siswa wajib menjadi pengisi acara di pentas tahunan tersebut yang mengharuskan kita latihan sebulan penuh. Hampir tiap sore bahkan hampir tiap malam harus ikut latihan hingga jam 9, jam 10 atau jam 11. Pasti ada saatnya dimana pada keesokan harinya terdapat 2 atau bahkan 3 ulangan sekaligus. Bagaimana belajarnya? Satu kata dari saya, dicicil. Jangan gunakan sistem kebut semalam. Manfaatkan waktu kalian sebaik-baiknya. Jika terdapat pekerjaan rumah atau pr, usahakan kerjakan disela-sela waktu kosong atau saat di kelas jika guru belum datang. Kegiatan di kelas 1 berbeda dengan kegiatan di kelas 2. Kegiatan di kelas 2 lebih sibuk berorganisasi yang mengharuskan semua siswa kelas 2 menjadi anggota OSIS. Di sekolah saya banyak acara yang diselenggarakan oleh anggota OSIS, seperti acara pensi yang dinamakan SDC (Semalam di CMBBS), kemah, qurban, khotmil quran, perpisahan, dll. Hampir setiap malam sehabis salat isya, terdapat gathering hingga jam 10-11 malam. Kalau kelas 1 dan kelas 2 saya sibuk dengan kegiatan, namun di kelas 3 lebih sedikit aktivitas karena harus fokus mengejar PTN, mempersiapkan Ujian Nasional dan ujian lainnya. Tetapi di kelas 3 masih harus menjadi panitia acara ajang perlombaan yang lumayan besar untuk tingkat SMP dan tingkat SMA, yang dinamakan SCALLOP. Pada perlombaan tersebut terdapat berbagai bidang lomba, seperti bidang olahraga, olimpiade, seni, dll. Tetapi perlombaan itu diadakan pada awal bulan September. Setelah itu tidak ada acara lain yang melibatkan atau mengharuskan anak kelas 3 untuk menjadi panitia. Kita mulai fokus untuk persiapan SBMPTN, jikalau tidak diterima lewat jalur SNMPTN. Saya mulai fokus bimbel dan mengerjakan berbagai macam latihan-latihan soal SBMPTN.
Di kelas 3 guru BK sekolah saya mulai menanyakan perguruan tinggi harapan saya dan teman-teman saya. Saya sangat bingung. Sebenarnya dari SMP sampai kelas 1 SMA saya berharap bisa masuk FK Unpad karena kakak saya juga alumni SMAN CMBBS yang diterima di FK Unpad lewat jalur SNMPTN. Selain itu, saya juga sangat menyukai suasana di Bandung. Tetapi kelas 2 harapan saya berubah. Saya menjadi tertarik untuk masuk FK UI karena merupakan FK terbaik di Indonesia tetapi sepertinya sangat susah untuk bisa menjadi mahasiswa FK UI. Jadi kelas 3 harapan saya berubah lagi. Saya sempat memikirkan FK UGM. Sebenarnya di kelas 3 saya masih berharap di FK UI. Tapi setelah dipikir-pikir sepertinya mustahil sekali karna sudah 6-7 tahun tidak ada satu orang pun siswa CMBBS yang diterima di Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Jadi saya sudah sangat pesimis. Lalu saya berdiskusi bersama orang tua. Setelah didiskusikan kata orang tua “Yaudah, FK UGM aja de, kayanya lebih mudah”. Setelah dipikir-pikir, benar juga perkataan orang tua karena berhubung ada alumni tahun kemarin yang diterima lewat SNMPTN walaupun jurusan teknik mesin. Jadi saya berusaha meyakinkan diri untuk “Yaudah tri, FK UGM”.
Dan mungkin sebulan sebelum jalur SNMPTN dibuka, sekolah saya mendapatkan surat peringatan dari UGM. Saya sangat sedih kala itu. Impian-impian saya yang sudah saya rangkai jika kuliah di UGM rasanya hilang sudah, seperti explore jogja, beli makanan-makanan jogja, dll. Memang momen setelah mama saya menyuruh kuliah di UGM dan sebelum diberi surat peringatan, mama saya sempat berkata, “De, kamu ngambil UI aja biar dekat”. Memang perasaan orang tua itu terbaik. Jadi saya bertanya lagi kepada orang tua, “Jadi tetep milih UGM gak ma, pa?”. Dan tanggapan orang tua saya “Yaudah, bismillah UI de”. Jadi saya mulai meyakinkan diri saya lagi untuk memilih UI. Pada akhirnya saya hanya milih 1 di kolom pilihan SNMPTN, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengikuti perkataan orang tua. Saya masih menaruh harapan di FK UI. Saya selalu berdoa, memperbanyak ibadah, tawakal, dan yang paling penting husnuzan kepada Allah SWT karena Allah SWT adalah satu-satunya yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.
Hari Pengumuman SNMPTN
Bertepatan dengan hari terakhir USBN, pelajaran Bahasa Arab. Pada pagi hari saya mendapatkan kabar kalau sepupu saya diterima di FKG UI (webnya kebetulan sudah bisa dibuka dan bisa diakses). Saya semakin gugup. “Kalo aku ga keterima, pasti bakal dibanding-bandingin”. Saya menjadi tidak fokus mengerjakan USBN. Apalagi pelajaran bahasa arab, semakin tidak fokus. Pulang USBN saya masih cemas karena website pengumuman belum bisa dibuka. Jadi mencoba menghilangkan kecemasan itu dengan menonton film lalu saya ketiduran. Tiba-tiba salah satu teman membangunkan saya dan dia memberi tahu sesuatu, “Tri… kamu diterima tri…”. Saya seketika langsung tidak percaya dan menuduh dia berbohong. Akhirnya saya membuktikannya dan ternyata saat saya membuka pengumumannya terdapat tulisan. “SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2019 PADA UNIVERSITAS INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER”. Memang Allah itu sangat baik. Rasanya pasti sangat tidak menyangka karena baru angkatan saya yang alhamdulillah bisa dipercaya lagi oleh Universitas Indonesia setelah sekitar 6-7 tahun lamanya. Saya pun langsung menelepon orang tua saya. Saya menelepon papa terlebih dahulu. "Pa... aku lolos FK UI pa....", sambil menangis. Papa saya pun langsung mengucapkan Alhamdulillah dan rasa syukur serta mengucapkan selamat kepada saya. Setelah itu saya menelepon mama saya, "Mama aku diterima ma..". Mama saya pun tak henti mengucap syukur kepada Allah, dan tak lupa memberi selamat kepada saya sambil menangis. Betapa tidak menyangka orang tua saya kalau saya bisa tembus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Bahkan sebelum pengumuman, kata mama saya, papa saya sangat pesimis sampai berkata, "Udah ma, ga usah berharap". Mama saya pun tetap berkeyakinan bahwa saya bisa tembus SNMPTN. Tanpa disangka, perasaan mama saya benar. Betapa senangnya orang tua saya begitu mengetahui bahwa saya lolos. Sungguh nikmat yang sungguh indah. Padahal saya sudah menyiapkan tempat bimbel seperti camp atau karantina dimana saya akan intensif belajar selama kurang lebih 5 minggu di Jakarta yang tentunya menghabiskan uang yang tidak sedikit. Saya sangat bersyukur diterima lewat jalur SNMPTN bisa mendapatkan liburan lebih lama daripada teman-teman yang diterima lewat jalur SBMPTN dan SIMAK UI.
Harapan saya saat berkuliah di Universitas Indonesia,saya berharap bisa bermanfaat bagi orang banyak, bisa menambah relasi dengan orang banyak, menjadi dokter yang handal, bisa menyembuhkan banyak orang, bisa menjadi inspirasi dan suri teladan bagi orang banyak, bisa terus bahagia, bisa membanggakan orang tua, keluarga, teman-teman, tidak pernah melupakan Allah, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya juga berharap agar keluarga saya bangga dengan keberadaan saya, selalu men-supportkapan pun dan dimana pun saya berada, dan semoga keluarga saya selalu bahagia. Selain itu, saya berharap agar masyarakat tetap rukun, damai, utuh, dan selalu menjaga kesehatan mereka agar tingkat harapan hidup di indonesia meningkat. Untuk teman seangkatan FK UI 2019, mudah-mudahan kita bisa selalu solid, kompak, dan juga bisa menyelesaikan masalah dengan baik meskipun ada banyak rintangan yang rumit sehingga kita bisa tetap utuh.
Setelah diterima menjadi mahasiswa Universitas Indonesia, untuk 1 tahun ke depan saya ingin tergabung dalam organisasi bantuan medis untuk menambah relasi, menambah teman dan juga untuk memperbanyak pengalaman dalam membantu orang tanpa meninggalkan tugas utama kita, yaitu belajar. Dan juga saya ingin meraih banyak prestasi salah satunya mendapatkan IPK yang tinggi agar orang tua bangga kepada saya. 3 tahun kedepan, saya berharap bisa terus menambah relasi, tetap berorganisasi dan tetap mempertahankan serta berusaha meningkatkan prestasi saya.Saya juga ingin terus mengasah kemampuan bahasa inggris saya sehingga saya bisa mahir berbahasa inggris dan bisa melakukan study exchange.
Untuk 10 tahun kedepan, saya berharap sudah menikah sehingga sudah memiliki keluarga kecil dan mempunyai anak serta tentu sudah menjadi dokter spesialis rumah sakit besar di Indonesia. Untuk 20 tahun kedepan, saya berharap sudah menjadi dokter sukses, handal dan profesional yang mempunyai rumah sakit sendiri. Selain itu, saya juga ingin menjadi seorang dosen mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia agar ilmu saya bisa bermanfaat. Dan tentunya sudah bisa membahagiakan orang tua seperti menuruti semua permintaan orang tua, dll dan ingin membahagiakan orang-orang di sekitar saya. Saya ingin mempunyai banyak bisnis salah satunya bisnis tour and travel dan bisa ikut berkeliling ke seluruh negara.
Pesan yang ingin saya sampaikan untuk pejuang perguruan tinggi di luar sana, tanamkan niat kalian terlebih dahulu. Apasih yang ingin kalian capai? Karena kalau kalian sudah niat, pasti kalian akan mengerjakan itu dengan sepenuh hati dan tulus. Kalau kalian sudah berniat, kalian harus berusaha dengan maksimal karena tidak ada yang mustahil di dunia ini selama kalian berusaha dengan sungguh-sungguh. Tetapi, jangan hanya niat dan berusaha. Jangan lupa untuk berdoa dan memperbanyak ibadah. Selain itu restu orang tua dan guru juga penting. Jangan lupa minta doa ke orang tua dan guru kalian karena ridho Allah itu ridho orang tua juga. Jangan terlalu fokus pada akademik dan melupakan kehidupan sosial. Kalian juga harus bersosialisasi dengan orang lain karena itu sangat penting bagi kehidupan kalian. Temanlah yang mensupport kita disaat lelah, menghibur kita di kala sedih, yang menguatkan kita di kala kita kangen orang tua (karena saya anak boarding school yang jauh dari orang tua dan alat komunikasi yang dibatasi).Dan juga jangan terpaku hanya pada SNMPTN. Masih banyak jalur untuk masuk perguruan tinggi yaitu SBMPTN, dan SIMAK. Jadi jangan patah semangat jika kalian tidak diterima lewat jalur SNMPTN. Tetap berusaha dan tetap semangat, teman-teman.
Kata-kata mutiara: Jangan cuma usaha, kamu perlu doa.Assalamualaikum wr.wb. Halo semua! Perkenalkan, nama saya Astri Amalia. Saya lahir di Kota Cilegon, 12 Maret 2001. Saya lulusan dari SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School di Pandeglang, Banten. Meskipun saya bersekolah di Pandeglang, tetapi saya tinggal di Cilegon.Alhamdulillah teman-teman, tahun ini saya bisa diterima jalur SNMPTN di universitas nomor satu di Indonesia, yang pasti Universitas Indonesia. Dan alhamdulillahnya lagi di fakultas yang paling diminati oleh mayoritas siswa di seluruh Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurut saya, Universitas Indonesia itu universitas yang paling tua yang berarti paling bagus dan berpengalaman. Kenapa? Namanya saja memuat kata Indonesia. Jadi pasti menjadi universitas yang paling dikenal di Indonesia. Universitas Indonesia itu universitas yang ketat persaingannya. Beribu-ribu bahkan mungkin ratusan ribu siswa berjuang untuk bisa diterima di Universitas Indonesia. Dan yang diterima? Hanya 8-9 ribu per-angkatan. Maka dari itu saya merasa sangat tertarik untuk bisa berkuliah di Universitas Indonesia. Di Universitas Indonesia saya memilih jurusan pendidikan dokter karena selain cita-cita saya yang ingin menjadi dokter, saya juga didukung secara penuh oleh orang tua untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, almarhum kakek saya berharap anak-anaknya bisa menjadi seorang dokter. Namun tidak ada seorang pun anak dari kakek saya yang menjadi seorang dokter. Tetapi alhamdulillah sekarang bisa terwujud karena cucu-cucunya banyak yang sudah menjadi dokter dan sedang berkuliah di jurusan kedokteran, termasuk saya.
Saya ingin sharing sedikit tentang lika-liku perjuangan masuk FK UI. Mudah-mudahan bermanfaat ya teman-teman!
Sejak duduk dibangku SMP, saya mulai tertarik untuk menjadi dokter. Semua bermulai dari penasaran. Ada apa dalam tubuh manusia? Bagaimana bentuk aslinya? Mungkin juga karena suka nonton drama korea tentang kedokteran. Rasanya ingin sekali bisa menyembuhkan orang dengan pisau bedah. Saat lulus SMP, saya sangat ingin bersekolah di SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School. Alasannya karena ingin mandiri (padahal saya masih suka sedih berpisah dengan orang tua dan keluarga), ada pelajaran asrama, menambah hafalan, dan bisa dibilang sudah dipercaya oleh Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Alhamdulillah bisa diterima di SMA tersebut setelah bersaing dengan 1500-an siswa, hanya 124 yang diterima. Awalnya saya tidak bisa bertahan di sekolah boarding karena sekolah boarding mengharuskan saya untuk tidak membawa handphone, tidak membuka laptop di asrama, terdapat banyak aturan baik sekolah maupun asrama, kegiatan di sekolah boarding yang sangat padat, tetapi kembali lagi ke tujuan awal. Jadi saya berusaha untuk bertahan sampai lulus. Dari awal kelas 1, saya sudah bertekad untuk masuk PTN lewat jalur SNMPTN, jadi saya berusaha meraih nilai rapot terbaik semampu saya. Perjuangan saya untuk bisa menjadi mahasiswa FK bisa dibilang tidak mudah karenaaktivitas di SMA saya yang sangat padat sehingga sangat sulit mencari waktu untuk belajar. Lumayan sulit untuk membagi waktu antara belajar dan ikut kegiatan lain.Disamping aktivitas yang padat, di SMA saya juga terdapat lebih banyak ujian dibandingkan sekolah SMA lain. Di sekolah saya terdapat ujian asrama dan ujian tahfidz hafalan quran sebanyak minimal 3 juz yakni juz 30, 1, dan 2 yang lumayan menguras tenaga. Jika ada yang belum menyetor hapalan qurannya sampai selesai, tidak diperbolehkan mengambil ijazah oleh pihak sekolah dan pihak asrama. Meskipun berat, tapi semua itu insyaallah dan alhamdulillah berbuah manis.
Sebelum ke intinya, saya ingin bercerita secara garis besar seberapa padat kegiatan saya di SMA. Saya dan teman lainnya harus bangun pagi dan wajib pergi ke masjid untuk salat subuh dan jika tidak salat di masjid akan diberi sanksi atau hukuman oleh panitia OSIS bagian masjid. Kita harus sudah berada di masjid sebelum adzan berkumandang. Setelah itu terdapat kegiatan murajaah atau waktu untuk menghapal quran sekitar 20-25 menit. Setelah dari masjid, masing-masing anak bersiap untuk sekolah seperti mandi, merapihkan kamar, pergi ke dapur atau mat’am untuk mengambil makan pagi sendiri. Lalu kita berangkat ke sekolah. Keuntungan sekolah di boarding school yaitu jarak antara sekolah dan asrama dekat jadi tidak memerlukan waktu banyak untuk tiba di kelas. Kegiatan di sekolah dimulai jam 7 pagi sampai jam 4. Setelah itu salat ashar di masjid dan bersiap-siap untuk kegiatan selanjutnya, yaitu latihan persiapan pentas seni tahunan. Untuk kelas 1, semua siswa wajib menjadi pengisi acara di pentas tahunan tersebut yang mengharuskan kita latihan sebulan penuh. Hampir tiap sore bahkan hampir tiap malam harus ikut latihan hingga jam 9, jam 10 atau jam 11. Pasti ada saatnya dimana pada keesokan harinya terdapat 2 atau bahkan 3 ulangan sekaligus. Bagaimana belajarnya? Satu kata dari saya, dicicil. Jangan gunakan sistem kebut semalam. Manfaatkan waktu kalian sebaik-baiknya. Jika terdapat pekerjaan rumah atau pr, usahakan kerjakan disela-sela waktu kosong atau saat di kelas jika guru belum datang. Kegiatan di kelas 1 berbeda dengan kegiatan di kelas 2. Kegiatan di kelas 2 lebih sibuk berorganisasi yang mengharuskan semua siswa kelas 2 menjadi anggota OSIS. Di sekolah saya banyak acara yang diselenggarakan oleh anggota OSIS, seperti acara pensi yang dinamakan SDC (Semalam di CMBBS), kemah, qurban, khotmil quran, perpisahan, dll. Hampir setiap malam sehabis salat isya, terdapat gathering hingga jam 10-11 malam. Kalau kelas 1 dan kelas 2 saya sibuk dengan kegiatan, namun di kelas 3 lebih sedikit aktivitas karena harus fokus mengejar PTN, mempersiapkan Ujian Nasional dan ujian lainnya. Tetapi di kelas 3 masih harus menjadi panitia acara ajang perlombaan yang lumayan besar untuk tingkat SMP dan tingkat SMA, yang dinamakan SCALLOP. Pada perlombaan tersebut terdapat berbagai bidang lomba, seperti bidang olahraga, olimpiade, seni, dll. Tetapi perlombaan itu diadakan pada awal bulan September. Setelah itu tidak ada acara lain yang melibatkan atau mengharuskan anak kelas 3 untuk menjadi panitia. Kita mulai fokus untuk persiapan SBMPTN, jikalau tidak diterima lewat jalur SNMPTN. Saya mulai fokus bimbel dan mengerjakan berbagai macam latihan-latihan soal SBMPTN.
Di kelas 3 guru BK sekolah saya mulai menanyakan perguruan tinggi harapan saya dan teman-teman saya. Saya sangat bingung. Sebenarnya dari SMP sampai kelas 1 SMA saya berharap bisa masuk FK Unpad karena kakak saya juga alumni SMAN CMBBS yang diterima di FK Unpad lewat jalur SNMPTN. Selain itu, saya juga sangat menyukai suasana di Bandung. Tetapi kelas 2 harapan saya berubah. Saya menjadi tertarik untuk masuk FK UI karena merupakan FK terbaik di Indonesia tetapi sepertinya sangat susah untuk bisa menjadi mahasiswa FK UI. Jadi kelas 3 harapan saya berubah lagi. Saya sempat memikirkan FK UGM. Sebenarnya di kelas 3 saya masih berharap di FK UI. Tapi setelah dipikir-pikir sepertinya mustahil sekali karna sudah 6-7 tahun tidak ada satu orang pun siswa CMBBS yang diterima di Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Jadi saya sudah sangat pesimis. Lalu saya berdiskusi bersama orang tua. Setelah didiskusikan kata orang tua “Yaudah, FK UGM aja de, kayanya lebih mudah”. Setelah dipikir-pikir, benar juga perkataan orang tua karena berhubung ada alumni tahun kemarin yang diterima lewat SNMPTN walaupun jurusan teknik mesin. Jadi saya berusaha meyakinkan diri untuk “Yaudah tri, FK UGM”.
Dan mungkin sebulan sebelum jalur SNMPTN dibuka, sekolah saya mendapatkan surat peringatan dari UGM. Saya sangat sedih kala itu. Impian-impian saya yang sudah saya rangkai jika kuliah di UGM rasanya hilang sudah, seperti explore jogja, beli makanan-makanan jogja, dll. Memang momen setelah mama saya menyuruh kuliah di UGM dan sebelum diberi surat peringatan, mama saya sempat berkata, “De, kamu ngambil UI aja biar dekat”. Memang perasaan orang tua itu terbaik. Jadi saya bertanya lagi kepada orang tua, “Jadi tetep milih UGM gak ma, pa?”. Dan tanggapan orang tua saya “Yaudah, bismillah UI de”. Jadi saya mulai meyakinkan diri saya lagi untuk memilih UI. Pada akhirnya saya hanya milih 1 di kolom pilihan SNMPTN, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengikuti perkataan orang tua. Saya masih menaruh harapan di FK UI. Saya selalu berdoa, memperbanyak ibadah, tawakal, dan yang paling penting husnuzan kepada Allah SWT karena Allah SWT adalah satu-satunya yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.
Hari Pengumuman SNMPTN
Bertepatan dengan hari terakhir USBN, pelajaran Bahasa Arab. Pada pagi hari saya mendapatkan kabar kalau sepupu saya diterima di FKG UI (webnya kebetulan sudah bisa dibuka dan bisa diakses). Saya semakin gugup. “Kalo aku ga keterima, pasti bakal dibanding-bandingin”. Saya menjadi tidak fokus mengerjakan USBN. Apalagi pelajaran bahasa arab, semakin tidak fokus. Pulang USBN saya masih cemas karena website pengumuman belum bisa dibuka. Jadi mencoba menghilangkan kecemasan itu dengan menonton film lalu saya ketiduran. Tiba-tiba salah satu teman membangunkan saya dan dia memberi tahu sesuatu, “Tri… kamu diterima tri…”. Saya seketika langsung tidak percaya dan menuduh dia berbohong. Akhirnya saya membuktikannya dan ternyata saat saya membuka pengumumannya terdapat tulisan. “SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2019 PADA UNIVERSITAS INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER”. Memang Allah itu sangat baik. Rasanya pasti sangat tidak menyangka karena baru angkatan saya yang alhamdulillah bisa dipercaya lagi oleh Universitas Indonesia setelah sekitar 6-7 tahun lamanya. Saya pun langsung menelepon orang tua saya. Saya menelepon papa terlebih dahulu. "Pa... aku lolos FK UI pa....", sambil menangis. Papa saya pun langsung mengucapkan Alhamdulillah dan rasa syukur serta mengucapkan selamat kepada saya. Setelah itu saya menelepon mama saya, "Mama aku diterima ma..". Mama saya pun tak henti mengucap syukur kepada Allah, dan tak lupa memberi selamat kepada saya sambil menangis. Betapa tidak menyangka orang tua saya kalau saya bisa tembus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Bahkan sebelum pengumuman, kata mama saya, papa saya sangat pesimis sampai berkata, "Udah ma, ga usah berharap". Mama saya pun tetap berkeyakinan bahwa saya bisa tembus SNMPTN. Tanpa disangka, perasaan mama saya benar. Betapa senangnya orang tua saya begitu mengetahui bahwa saya lolos. Sungguh nikmat yang sungguh indah. Padahal saya sudah menyiapkan tempat bimbel seperti camp atau karantina dimana saya akan intensif belajar selama kurang lebih 5 minggu di Jakarta yang tentunya menghabiskan uang yang tidak sedikit. Saya sangat bersyukur diterima lewat jalur SNMPTN bisa mendapatkan liburan lebih lama daripada teman-teman yang diterima lewat jalur SBMPTN dan SIMAK UI.
Harapan saya saat berkuliah di Universitas Indonesia,saya berharap bisa bermanfaat bagi orang banyak, bisa menambah relasi dengan orang banyak, menjadi dokter yang handal, bisa menyembuhkan banyak orang, bisa menjadi inspirasi dan suri teladan bagi orang banyak, bisa terus bahagia, bisa membanggakan orang tua, keluarga, teman-teman, tidak pernah melupakan Allah, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya juga berharap agar keluarga saya bangga dengan keberadaan saya, selalu men-supportkapan pun dan dimana pun saya berada, dan semoga keluarga saya selalu bahagia. Selain itu, saya berharap agar masyarakat tetap rukun, damai, utuh, dan selalu menjaga kesehatan mereka agar tingkat harapan hidup di indonesia meningkat. Untuk teman seangkatan FK UI 2019, mudah-mudahan kita bisa selalu solid, kompak, dan juga bisa menyelesaikan masalah dengan baik meskipun ada banyak rintangan yang rumit sehingga kita bisa tetap utuh.
Setelah diterima menjadi mahasiswa Universitas Indonesia, untuk 1 tahun ke depan saya ingin tergabung dalam organisasi bantuan medis untuk menambah relasi, menambah teman dan juga untuk memperbanyak pengalaman dalam membantu orang tanpa meninggalkan tugas utama kita, yaitu belajar. Dan juga saya ingin meraih banyak prestasi salah satunya mendapatkan IPK yang tinggi agar orang tua bangga kepada saya. 3 tahun kedepan, saya berharap bisa terus menambah relasi, tetap berorganisasi dan tetap mempertahankan serta berusaha meningkatkan prestasi saya.Saya juga ingin terus mengasah kemampuan bahasa inggris saya sehingga saya bisa mahir berbahasa inggris dan bisa melakukan study exchange.
Untuk 10 tahun kedepan, saya berharap sudah menikah sehingga sudah memiliki keluarga kecil dan mempunyai anak serta tentu sudah menjadi dokter spesialis rumah sakit besar di Indonesia. Untuk 20 tahun kedepan, saya berharap sudah menjadi dokter sukses, handal dan profesional yang mempunyai rumah sakit sendiri. Selain itu, saya juga ingin menjadi seorang dosen mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia agar ilmu saya bisa bermanfaat. Dan tentunya sudah bisa membahagiakan orang tua seperti menuruti semua permintaan orang tua, dll dan ingin membahagiakan orang-orang di sekitar saya. Saya ingin mempunyai banyak bisnis salah satunya bisnis tour and travel dan bisa ikut berkeliling ke seluruh negara.
Pesan yang ingin saya sampaikan untuk pejuang perguruan tinggi di luar sana, tanamkan niat kalian terlebih dahulu. Apasih yang ingin kalian capai? Karena kalau kalian sudah niat, pasti kalian akan mengerjakan itu dengan sepenuh hati dan tulus. Kalau kalian sudah berniat, kalian harus berusaha dengan maksimal karena tidak ada yang mustahil di dunia ini selama kalian berusaha dengan sungguh-sungguh. Tetapi, jangan hanya niat dan berusaha. Jangan lupa untuk berdoa dan memperbanyak ibadah. Selain itu restu orang tua dan guru juga penting. Jangan lupa minta doa ke orang tua dan guru kalian karena ridho Allah itu ridho orang tua juga. Jangan terlalu fokus pada akademik dan melupakan kehidupan sosial. Kalian juga harus bersosialisasi dengan orang lain karena itu sangat penting bagi kehidupan kalian. Temanlah yang mensupport kita disaat lelah, menghibur kita di kala sedih, yang menguatkan kita di kala kita kangen orang tua (karena saya anak boarding school yang jauh dari orang tua dan alat komunikasi yang dibatasi).Dan juga jangan terpaku hanya pada SNMPTN. Masih banyak jalur untuk masuk perguruan tinggi yaitu SBMPTN, dan SIMAK. Jadi jangan patah semangat jika kalian tidak diterima lewat jalur SNMPTN. Tetap berusaha dan tetap semangat, teman-teman.
Kata-kata mutiara: Jangan cuma usaha, kamu perlu doa.
Comments