Narasi Perjuangan -- Aulia Nisrina Yunasty
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Hai semua! Namaku Aulia Nisrina Yunasty biasa dipanggil Irin. Aku lahir di Makassar pada tanggal 18 September tahun 2001. Aku anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Wahyu Daryono dan Yuni Astuti. Keluargaku datang dari keluarga yang biasa - biasa saja. Papaku lulusan teknik sipil dari universitas di Solo dan mamaku lulusan kedokteran dari universitas yang sama. Saat kecil aku sama seperti anak - anak lainnya yang sering kali berganti cita-citanya mulai dari guru komputer biar bisa sering main komputer, guru bahasa inggris, translater, dan masih banyak lagi, tergantung cita-cita teman biasanya tetapi semenjak aku duduk di sekolah menengah pertama ( SMP ) hatiku mulai mantap aku ingin jadi dokter!
Saat mulai memasuki Sekolah Menengah Atas ( SMA ) orangtuaku menyarankanku untuk melanjutkan ke boarding school, setelah satu semester berlalu aku memutuskan untuk pindah karena merasa tidak cocok dengan lingkungannya, walaupun temannya asyik sekali. Aku dua kali tes di SMA – SMA Negeri terdekat namun karena kurangnya persiapan, dan di sekolah boarding pelajaran akademik tidak terlalu ditekankan jadi aku melakukan tes di SMA Islam yang lokasinya dekat dengan rumah yaitu SMAIT Nurul Fikri, pada semester awal ku di SMAIT Nurul Fikri aku sempat kaget karena berbeda dengan sekolah sekolahku yang sebelumnya. Di sana jika tidak mengerjakan tugas ya tidak dapat nilai. karena satu dan lain hal nilai ku pada semester itu terjun bebas tapi entah karena apa aku tetap masuk ke kelas IPA.
Setelah penjurusan nilai – nilaiku mulai membaik, mungkin juga karena sudah terbiasa dengan persaingannya. Di SMAIT Nurul Fikri aku bukan termasuk anak yang memiliki indeks nilai yang tinggi atau yang dibanggakan oleh guru guru, aku masih masuk ke sepuluh besar, tapi tidak sampai ke lima besar. Itu juga disebabkan karena aku lebih memilih untuk fokus di kegiatan luar sekolah seperti mengikuti kursus kursus dan ikut klub olahraga, aku bergabung dengan klub olahraga kempo yang jadwalnya setiap hari selasa dan jumat di GOR Popki Cibubur, aku beberapa kali ikut kejuaraan kempo sampai ke tingkat nasional, selama tahun 2018 aku sudah meraih dua medali emas tingkat nasional, beberapa perak dan perunggu yang aku tidak ingat pasti jumlahnya. Aku meraih medali emas dalam kategori randori putri remaja kelas 49 kilogram dan lima puluh kilogram di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Menurutku selain membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bisa melindung diri di ibukota kita ini yang masih rawan dengan hal-hal yang membahayakan masih banyak lagi manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti klub-klub olahraga antara lainnya adalah kita bisa menambah prestasi kita, mengharumkan nama sekolah, kita juga bisa kenal lebih banyak teman dengan latar belakang yang beragam, karena kebanyakan temanku yang mendalami dunia olahraga mengatakan bahwa mereka mengikuti klub klub karena menyadari bahwa dirinya kurang memiliki potensi di bidang akademik, dan orang-orang yang seperti itu cenderung memiliki rasa kesolidaritasan yang tinggi dan jiwa bersaing yang kuat, itu dunia yang baru menurutku karena dari sana aku belajar bahwa pelajaran itu tidak selalu hanya tentang matematika, biologi, kimia tetapi banyak pelajaran hidup lainnya yang menurutku penting untuk dipelajari dan tidak diajarkan di sekolah. Di sana aku juga belajar untuk tidak cengeng, lebih mandiri dan lebih percaya diri. di mana kekalahan itu pasti terjadi pada diri kita tetapi itu tidak seharusnya menjadi hal yang bisa membatasi kita dalam terus mengusahakan yang terbaik dari yang bisa kita usahakan. Tetapi sayangnya pada saat aku memasuki kelas dua belas aku harus berhenti dulu sementara dari kempo karena harus kembali mengejar mimpiku yaitu menjadi dokter.
Memasuki kelas dua belas aku memutuskan untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dan di dalam sekolah karena ada bimbingan belajar wajib yang harus diikuti oleh setiap murid kelas dua belas SMAIT Nurul Fikri yang tidak perlu disebutkan lagi namanya. Aku memilih untuk melanjutkan studiku ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan Fakultas Kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia. Beberapa fakultas kedokteran dari universitas lain juga menggunakan modul-modul terbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam pembelajaran mereka. Mungkin itu salah satu alasan Universitas Indonesia ( UI ) menyebutkan bawa UI adalah pusat ilmu budaya bangsa. Selain itu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga sudah terbukti menghasilkan lulusan lulusan terbaik dengan softskillyang juga sangat baik. Lagipula temanku juga sering mengatakan kepadaku untuk bermimpi setinggi langit jadi saat jatuh kita jatuh di antara bintang-bintang.
Aku selalu bercita-cita menjadi orang yang besar, bukan besar dalam artian gendut atau gemuk tetapi besar dalam artian berpengaruh, dan banyak orang – orang besar di negeri kita ini yang merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dan untuk menjadi orang besar menurutku harus dimulai dari wadah yang dapat menghasilkan orang-orang besar dan itu adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Walaupun aku dan semua orang tau bahwa untuk bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidak pernah menjadi hal yang mudah, dan aku juga bukan termasuk anak yang pintar, aku sempat menjadi perwakilan dari sekolahku untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional ( OSN ) bidang kimia tapi tidak lolos di tingkat kota. Namun, aku ingin menjadi inspirasi bahwa tidak pernah ada batasan untuk mencapai sesuatu, kamu tidak harus jadi juara satu di angkatanmu, atau pemilik nilai tertinggi di kotamu untuk menggapai cita-citamu walau mungkin nampak tidak mungkin untuk digapai kamu hanya perlu memberikan usaha terbaikmu dan bersungguh-sungguh karena jujur aku seringkali mendapati diriku menangis pada saat belajar karena merasa tidak akan mungkin aku yang biasa-biasa saja bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tapi aku tetap percaya if there’s a will, there’s a way, jadi aku tinggal kasih aja yang terbaik yang aku bisa kasih dan ikhlas sama semua sisanya.
Di kelas dua belas aku juga memutuskan untuk membuat kelompok belajar bersama teman-temanku, beberapa orang memiliki masalah dalam kelompok belajar karena seringkali yang terjadi malah mengobrol sampai sore dan tidak menghasilkan apa-apa tetapi menurutku tentang bagaimana proses belajarnya bergantung pada dengan siapa kamu membuat kelompok belajar, jika masing masing anggota kelompok memiliki kesadaran dan tekad yang kuat pasti kegiatan belajarnya berjalan dengan maksimal bahkan bisa jadi menyenangkan dan lebih efektif. Aku dan teman-temanku juga mengikuti beberapa tryout tryout baik yang diadakan di lingkungan sekitar tempat tinggal kami ataupun yang beruba tryout online sehingga kami dapat mengetahui sudah sampai mana posisi kami di lingkungan luar sekolah. Tetapi aku dan teman-teman juga tidak selalu belajar kadang jika ada yang sedang sedih atau sudah terlalu jenuh kadang kami menghabiskan waktu untuk menonton film atau jalan-jalan bersama. Kami yang pada awalnya berkumpul hanya untuk belajar bersama berubah menjadi mengejar mimpi bersama dan aku mendapatkan teman sekaligus keluarga terbaik yang pernah aku dapatkan, karena saat kalian memiliki tujuan yang sama mau seberat dan sejauh apapun tujuan kalian jika dijalani bersama pasti tidak ada yang tidak mungkin. Aku dan teman-teman belajar bersama setiap jumat setelah pulang sekolah dan setiap hari minggu sampai sekitar kurang dari satu bulan menuju UTBK 1 ( Ujian Tulis Berbasis Komputer ) dan bertemu beberapa minggu sekali jika dibutuhkan.
Beberapa teman di kelompok belajarku juga lolos di SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi ), tentu kami bahagia mendengar kabarnya tetapi sedih juga karena beberapa tidak lolos. Enam dari delapan orang di kelompok belajarku mendapat kuota untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tetapi hanya dua orang yang lolos. Jadi masih ada enam orang dari kami yang belum mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri pada saat itu dan harus berjuang lagi untuk mengikuti UTBK ( Ujian Tulis Berbasis Komputer ) dan SBMPTN ( Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi ), dan mulai dari saat itu perjuangan yang sebenarnya baru dimulai. Aku dan teman-temanku selama ini mengerjakan latihan soal berdasarkan soal-soal SBMPTN beberapa tahun terakhir dan tiba-tiba saja programnya diubah menjadi UTBK dan soalnya tidak sedikitpun ada kemiripan kecuali mungkin materi materi yang akan diujikan.
Aku mengikuti program super intensif di bimbingan belajar di luar sekolah, dan mengikutinya dengan sungguh-sungguh, selalu mengulang setiap soal yang dibahas di kelas di rumah dan tetap mengerjakan soal soal yang tidak sempat dibahas saat sedang berada di dalam kelas hingga datangnya UTBK ( Ujian Tulis Berbasis Komputer ) yang pertama, aku memilih tanggal UTBK yang pertama di tanggal empat mei yang merupakan hari terakhir untuk melakukan Ujian Tulis Berbasis Komputer pertama ( UTBK 1 ) dengan harapan bisa memaksimalkan kedua hasil ujian ku. Namun hasil UTBK-ku yang pertama sangat tidak memuaskan sekitar 620-an aku tidak bisa ingat dengan pasti. Tentu saja ada kecewa pada diri sendiri dan untuk nilai sebesar itu aku yakin tidak bisa diterima di Fakultas Kedokteran manapun, akhirnya aku tidak mengikuti rasionalisasi di web dan fokus mempersiapkan diriku untuk kesempatan keduaku. Aku mengerjakan soal di setiap waktu luang yang ada, seperti pergantian pelajaran maupun istirahat-istirahat. Aku dating lebih pagi dan pulang lebih sore, tetapi sampai di rumah aku hanya belajar maksimal pukul dua belas malam dan selalu bangun lagi sekitar jam empat pagi dan melanjutkan belajar. Sumber dari latihan-latihan soalku aku dapat dari bimbingan belajar dan internet karena soal soal yang mirip dengan soal UTBK sudah banyak tersebar di internet.
Pada minggu-minggu terakhir sebelum UTBK 2 atau UTBK yang terakhir aku mengalami mental breakdown karena hasil tryout ku yang progress nya tidak melonjak seperti yang lain padahal waktu sudah tinggal sebentar lagi, aku langsung menangis dan mencurahkan perasaanku pada orang-orang terdekat dan mendapatkan support dari teman-temanku sehingga aku berhasil bangkit lagi dan akhirnya dapat meraih nilai TO terakhirku sesuai dengan targetku. satu minggu terakhir sebelum UTBK ke-2 aku berusaha menggunakan waktuku semaksimal mungkin tetapi tetap menjaga kesehatan ku. Aku meminta restu orangtuaku dan selalu berdoa kepada Allah yang mahakuasa karena sekeras apapun aku berusaha tidak akan ada yang bisa aku capai jika tidak disertai dengan ridho dari Allah dan orangtuaku. Setelah UTBK yang kedua aku merasa telah berdoa sebaik mungkin dan berusaha sebaik mungkin jadi aku tinggal menyerahkan sisanya kepada Allah dan menunggu hari pengumuman.
Pada hari pengumuman aku merasakan mual sejak pagi sehingga kuatir bahwa aku jangan-jangan hamil, ternyata temanku yang laki-laki juga begitu jadi ternyata bukan. Aku menunggu mama pulang agar bisa melihat hasil bersama, namun sebelum mama pulang aku mendapatkan notifikasi dari guru dari bimbelku mengucapkan selamat bahwa aku diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada saat itu aku langsung berlari ke kamar mandi dan muntah. Lalu mama pulang dan kita mengecek hasilnya sendiri bersama, mama sangat bahagia hingga menangis saat mengetahui bahwa aku diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku pun turut bahagia karena aku telah berhasil membuat mama bangga selagi ia masih ada di dunia ini. Dan hari hari setelahnya masih terasa seperti mimpi, dua hari berturut-turut sebelum pengumuman aku bermimpi bahwa aku diterima di FKUI dan tidak bisa memastikan apa yang kali ini sungguhan atau juga hanya mimpi. Namun ternyata apa kata orang benar, dreams do come true.
Aku harap aku bisa memberi kontribusi besar bagi angkatanku keluarga FKUI 2019 dan seluruh angkatan FKUI. Memiliki segudang prestasi dan mengharumkan nama FKUI dan Universitas Indonesia sendiri. Tetap berbakti kepada orangtua dan tidak berhenti membahagiakan orangtua dan juga tetap merangkul teman temanku dan memberikan bantuan setiap dibutuhkan dan sanggup untuk membantu. Dalam satu tahun ke depan aku ingin aktif berada di organisasi dan memiliki relasi yang luas paling tidak di lingkungan FKUI dan Universitas. Memperluas relasi lagi hingga Fakultas Kedokteran dari Universitas lain di dalam negeri dan jika memungkinkan sampai ke luar negeri dalam tiga tahun kedepan. Aku juga ingin mempunyai bisnis sampingan yang bisa aku jalankan selama kuliah yang diharapkan sudah bisa bersaing di pasar dalam tujuh sampai sepuluh tahun ke depan. Melanjutkan studiku ke spesialis dan bisa menjadi pakar dari bidang yang aku tekuni sehingga bisa memberikan kontribusi besar bagi negeri ini paling tidak dua puluh tahun ke depan.
Bagi teman-teman semua yang ingin melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia saran dariku adalah yakin dengan pilihan kalian dan jangan pernah membatasi diri kalian sendiri dengan batasan-batasan yang kalian buat sendiri. Bermimpilah setinggi-tingginya karena tidak ada mimpi yang terlalu tinggi dan tidak ada usaha yang sia-sia. Tentang apakah kalian mampu untuk menggapai cita-cita kalian bukan diri kalian sekarang yang bisa menentukan. Tetapi hasil kalian nanti karena sulit tidak pernah berarti tidak mungkin. Hal yang berharga tidak akan datang dengan mudah, jadi kamu harus berlari, jatuh, bangun, berlari lagi, dan jatuh lagi. buktikan kepada semua orang bahwa kamu pantas untuk mendapatkan semua yang kamu impikan, bahwa kamu tidak mudah menyerah. Minta doa kepada setiap orang bahkan ojek yang mengantarmu atau bapak bapak di pinggir jalan, kasir restoran, guru di sekolah, teman, bahkan hewan yang kamu pelihara di rumah karena kita tidak pernah tau doa siapa yang akan dikabulkan.
Terimakasih!
Comments