top of page
Search

NARASI PERJUANGAN--AZHAR RIDHA LUKMAN

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 18, 2019
  • 8 min read

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Azhar Ridha Lukman. Saya berasal dari SMAN 21 Jakarta. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 13 Desember 2000 dan sekarang saya bertempat tinggal di Jakarta Timur, lebih tepatnya di Kecamatan Pulo Gadung.

Sejak pertama masuk SMA, saya sudah menargetkan diri saya agar dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurut saya, Universitas Indonesia, khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, adalah universitas yang sangat prestisius dan memiliki pamor yang sangat tinggi. Saya berasal dari keluarga yang juga alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan saya merasa sangat kagum melihat mereka dan teman-temannya. Mereka semua bekerja dengan sangat profesional, tertata, dan beretos kerja yang tinggi.


Dalam beberapa kesempatan saya dapat mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, baik kampus yang di Salemba maupun gedung Rumpun Ilmu Kesehatan yang ada di Kompleks Universitas Indonesia Depok, saya melihat FKUI memiliki fasilitas yang bagus dan lengkap, dosen-dosen profesional, dan sistem pendidikan yang mutakhir. Di samping itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah tersebut dapat kita tarik ke belakang sampai ke masa penjajahan kolonial Belanda, jauh sebelum Indonesia merdeka.


Oleh karena hal-hal di atas, saya sangatlah ingin diterima dan belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Orang tua saya pun juga mengharapkan hal yang sama. Untuk mencapai keinginan tersebut, tentunya bukanlah hal yang mudah. Saya harus mengorbankan banyak hal. Waktu dan keringat saya semuanya dikuras demi dapat belajar di FKUI.

Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tentu bukanlah hal yang mudah. Terdapat ribuan siswa-siswi SMA yang memperebutkan sekitar dua ratus bangku yang tersedia. Saya tentunya harus belajar dengan ekstra giat dan ekstra keras agar dapat diterima di sini. Sejak awal kelas 12 SMA, saya mulai mengikuti kegiatan bimbingan belajar demi meningkatkan peluang saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Di samping itu, hari-hari saya di rumah ketika sedang jam kosong saya isi dengan mengulang kembali pelajaran tahun-tahun sebelumnya dan memperbanyak latihan-latihan soal baik dari buku soal yang diberikan oleh bimbel saya maupun dari soal-soal ujian terdahulu yang saya dapatkan melalui jaringan internet.


Kerja keras ini tentunya saya lakukan terus menerus. Awalnya memang terasa berat, namun hal ini tetap harus saya lakukan demi diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat pertama kali mengikuti bimbingan belajar, bimbingan belajar saya hanya memiliki dua kali pertemuan per minggu. Akan tetapi, angka itu kemudian bertambah menjadi semakin sering hingga akhirnya saya setiap hari mengikuti bimbingan belajar yang diisi dengan pembahasan soal-soal ujian.


Waktu libur saya pun juga dimakan oleh jadwal belajar. Setelah UN, kegiatan akademik bagi kelas 12 telah usai, namun saya tetap harus mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer dan ujian Simak UI. Tentu agak sedih ketika melihat beberapa teman saya yang dapat bersantai-santai pasca Ujian Nasional sedangkan saya harus tetap berhadapan dengan soal-soal dan buku latihan. Rasa hati untuk mulai bersantai-santai dan melepaskan penat sangatlah kuat. Godaan ini sangat berat hingga beberapa kali saya merasa malas dan ingin berhenti saja. Akan tetapi tidak, saya tetap harus berjuang demi mendapatkan kursi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Saya mendaftar masuk program studi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia melalui dua jalur yang berbeda, yaitu Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN dan Seleksi Masuk UI (Simak UI). Kedua seleksi tersebut sangatlah ketat dan kompetitif. Banyak peserta ujian dari seluruh Indonesia berharap besar untuk dapat masuk ke Pendidikan Dokter Universitas Indonesia melalui kedua jalur ini.


Awalnya saya berharap sangat besar dari SBMPTN. Saya melihat bahwa nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer saya tinggi sehingga saya cukup percaya diri dengan nilai yang saya miliki tersebut. Oleh karena itu, saya menempatkan program studi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya dan program studi Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai pilihan kedua saya. Saya menunggu pengumuman hasil selama kurang lebih satu bulan setelah mendaftarkan diri. Di waktu ini saya tetap mempersiapkan diri untuk ujian Seleksi Masuk UI.


Saya menunggu pengumuman SBMPTN dengan penuh rasa khawatir. Saya takut jika saya tidak diterima di satu pun pilihan saya karena setahu saya diterima melalui jalur mandiri jauh lebih sulit dibanding melalui SBMPTN. Saya berpikir jika saya tidak diterima melalui SBMPTN, maka kandas sudahlah harapan saya untuk diterima di perguruan tinggi negeri.

Pada hari pengumuman SBMPTN, perut saya rasanya tidak enak. Nafsu makan pun menurun. Ini semua disebabkan oleh memuncaknya rasa khawatir dan takut saya. Ketika pengumuman hasil seleksi sudah dibuka, saya tidak langsung membukanya. Saya menunggu kepulangan orang tua saya agar saya dapat membuka pengumuman bersama mereka. Akhirnya ketika ibu saya sudah pulang, saya pun membuka pengumuman SBMPTN bersama beliau. Ternyata saya diterima, namun bukan di UI. Saya diterima di program Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tentu saya merasa senang, namun saya tetap ingin diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Saya mengikuti ujian Simak UI meskipun saya sebelumnya sudah diterima melalui SBMPTN. Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, saya dapat mengerjakan ujian Simak UI dengan lancar dan mantap. Simak UI yang menurut berbagai kabar merupakan ujian yang sangat sulit dapat saya kerjakan dengan yakin dan percaya diri. Saya merasa yakin dengan segala jawaban pilihan saya. Namun, cukupkah diri saya ini diterima di UI hanya bermodal keyakinan dan kemantapan dalam mengerjakan ujian Simak UI ini.

Lagi-lagi saya merasakan kekhawatiran yang sama seperti yang saya rasakan sewaktu saya menunggu pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk PTN. Perut rasanya tidak enak sehingga nafsu makan saya menurun. Namun, berbeda dari pengumuman SBMPTN, kali ini saya tidak ditemani secara langsung oleh orang tua saya karena mereka sedang melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi. Ketika pengumuman sudah bisa dilihat, saya mempersiapkan diri untuk membukanya. Puji Allah Yang Maha Esa, saya diterima menjadi calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, program studi Pendidikan Dokter. Saya langsung menelepon orang tua saya untuk memberi kabar diterimanya saya di UI. Mereka berdua pun juga ikut merasakan senang dan haru. Saya pun segera menyiapkan berbagai berkas untuk registrasi ulang.


Saya berharap sangat besar terhadap diri saya sendiri. Diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi anugerah bagi diri saya. Saya berharap dengan diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik. Saya juga berharap diterimanya saya di sini bisa menjadi langkah awal menuju masa depan saya yang lebih cemerlang dan gemilang.

Keluarga saya tentu juga merasa senang dan bangga atas diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya berharap saya dapat membanggakan mereka. Saya juga berharap saya kelak dapat menjadi tulang punggung keluarga saya, melepaskan orang tua saya dari beban menghidupi keluarga. Dengan mampunya saya nanti untuk menjadi tulang punggung keluarga, setidaknya saya dapat sedikit membalas budi orang tua saya atas segala dukungan, doa, dan dorongan mereka.


Harapan saya secara umum untuk masyarakat adalah hal yang paling mendasar dari menjadi seorang dokter: mengabdi. Saya berharap saat saya lulus menjadi dokter nanti, saya dapat membantu masyarakat luas, mengerahkan seluruh waktu dan keringat saya untuk Indonesia, dan mengembangkan ilmu kedokteran demi memajukan pendidikan dokter di negeri tercinta ini.


Saya melihat bahwa, meskipun rasio dokter dibandingkan dengan masyarakat sudah dapat dibilang cukup baik, persebaran dokter-dokter tersebut masih jauh dari merata. Oleh karena itu, harapan lain saya masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah agar saya kelak dapat lulus menjadi dokter yang profesional dan dapat melayani masyarakat di daerah 3T, daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, serta mempromosikan kepada dokter-dokter lain sejawat saya untuk ikut ambil bagian dalam mengabdi di daerah-daerah yang krisis tenaga kesehatan tersebut.


Untuk rencana dalam jangka waktu pendek, saya memiliki beberapa target. Target ini tidak hanya mencakup bidang akademik namun juga bidang nonakademik. Besar harapan saya target-target ini dapat dicapai tepat waktu dan akan membawa berbagai maslahat baik kepada diri saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya.


Rencana saya untuk satu tahun kedepan adalah untuk segera beradaptasi dengan lingkungan Universitas Indonesia, khususnya lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, baik dalam konteks akademik dan pendidikan, sosial dan pertemanan, maupun konteks organisasi kemahasiswaan. Secara akademik saya menargetkan agar diri saya terbiasa dengan sistem belajar di UI dengan berbagai rintangan dan tantangan pembelajaran yang ada serta mengejar nilai IP yang baik agar saya dapat lulus kriteria tahunan UI.


Dalam konteks sosial dan pertemanan saya berharap saya dapat mendapat banyak teman dan kenalan, baik dari fakultas yang sama maupun dari fakultas lain. Hal ini berguna untuk memperluas jaringan pertemanan saya di lingkungan Universitas Indonesia dan agar saya dapat mendapatkan bantuan apabila saya memerlukan bantuan di fakultas-fakultas lain. Target jaringan pertemanan saya ini bukan hanya mahasiswa-mahasiswi yang seangkatan dengan saya melainkan juga kakak-kakak di atas saya dan juga nantinya adik-adik mahasiswa saya.


Rencana terakhir saya untuk satu tahun ke depan menyangkut tentang organisasi kemahasiswaan. Saya berencana untuk mengikuti setidaknya satu kegiatan di luar jadwal KBM, baik itu kegiatan dalam fakultas maupun di universitas secara umum. Hal ini juga sejalan dengan rencana saya untuk memperluas jaringan pertemanan di Universitas Indonesia. Dengan ikut berkecimpungnya saya di organisasi kemahasiswaan, saya juga akan mampu mengembangkan berbagai aspek-aspek positif lain seperti tampil atau berbicara di depan publik, berdebat, berpikir kritis, dan lain sebagainya.


Setelah rencana satu tahun saya, saya juga memiliki rencana tiga tahun. Rencana ini lebih terfokus pada pencapaian akademik dan keorganisasian. Rencana ini sejatinya adalah kelanjutan dan penyempurnaan dari rencana satu tahun saya.


Rencana saya untuk di bidang akademik adalah tetap mempertahankan IP di angka yang baik. Di samping itu, saya juga akan mengikuti kompetisi-kompetisi di bidang akademik untuk memperluas pengetahuan saya dan membuka wawasan saya agar saya dapat lebih siap menghadapi berbagai rintangan kehidupan perkuliahan nanti.


Dalam keorganisasian, saya menargetkan diri untuk dapat berkontribusi aktif di organisasi saya dengan cara mengikuti kompetisi-kompetisi yang bersangkutan dengan bidang organisasi saya. Disamping dapat berkontribusi aktif di organisasi, dengan mengikuti kompetisi-kompetisi ini saya juga ikut menyumbangkan hasil prestasi kepada Universitas Indonesia. Hal ini juga nantinya akan sangat berguna bagi saya ketika saya mulai memasuki dunia kerja karena ini membuktikan bahwa saya mempunyai keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan profesional dan telaten.


Untuk rencana jangka panjang, saya memiliki rencana untuk sepuluh tahun ke depan dan untuk dua puluh tahun ke depan. Kedua rencana ini tentunya adalah target saya yang saya harap akan dapat saya capai saat saya sudah menjadi dokter nanti. Target ini berfokus pada pekerjaan saya nanti di masa depan dan kelanjutan pendidikan saya nanti setelah menyelesaikan studi S-1 di Universitas Indonesia.


Dalam sepuluh tahun ke depan, saya menargetkan diri untuk sudah menjadi seorang dokter spesialis. Dengan menjadi dokter spesialis, saya merasa bahwa peluang saya untuk bekerja di rumah-rumah sakit ternama di Indonesia cukup besar. Harapan saya adalah saya dapat bekerja di rumah sakit rujukan nasional RSUP dr. Cipto Mangunkusumo. Namun saya juga berkeinginan untuk tetap terus mengabdi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar sesuai denga harapan awal saya memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal ini saya lakukan demi meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia dan meningkatkan kesadaran sejawat-sejawat saya bahwa masih banyak daerah yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.


Melanjutkan target sepuluh tahun saya, target saya dalam dua puluh tahun yang akan datang akan lebih terfokus pada pendidikan saya dan kontribusi akademis saya dalam dunia kedokteran. Saya menargetkan diri agar dalam dua puluh tahun yang akan datang, saya sudah menyelesaikan pendidikan S-3 saya. Dengan menyelesaikan pendidikan kesarjanaan tertinggi tersebut, selesai sudah pula lah beban akademik saya. Hal yang harus saya lakukan setelahnya adalah mengembangkan dan memutakhirkan sistem edukasi dan teknologi kedokteran di Indonesia, melakukan riset-riset dan memublikasikannya ke jurnal-jurnal internasional, dan terus mengadvokasikan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia. Di samping itu, peluang untuk bekerja di rumah-rumah sakit besar di Indonesia bagi lulusan S-3 sangatlah besar.


Pesan saya untuk adik-adik saya yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah teruslah belajar dengan giat dan tekun. Percayalah bahwa jika kalian berusaha dengan maksimal, maka hasilnya pun juga tidak akan main-main. Di samping itu, ketahuilah bahwa persaingan untuk masuk ke sini sangatlah ketat. Ada ribuan orang yang juga ingin masuk dan menjadi mahasiswa FKUI. Ketahuilah bahwa kalian juga akan harus rela mengorbankan sebagian besar waktu kalian untuk belajar dan latihan-latihan soal untuk mencapai hasil yang maksimal. Kalian tentunya akan merasa kesal, sedih, atau tertinggal melihat teman-teman kalian yang lain dapat bermain dan bersenda gurau dengan riang gembira sedangkan diri kalian tetap harus berhadapan dengan berbagai buku latihan dan modul-modul soal simulasi ujian. Tetapi ketahuilah bahwa semuanya itu tidak lah sia-sia. Apa pun nanti hasilnya, entah kalian diterima entah tidak, ketahuilah bahwa itu semua adalah rencana Tuhan dan Tuhan adalah sebaik-baiknya perencana.


Untuk mengakhiri essay saya ini, saya ingin mengutip langsung dari kitab suci saya, Al-Quran, tepatnya Surat Al-Insyirah, surat ke-94, ayat 5 dan 6. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu terdapat kemudahan. Sungguh setelah kesulitan itu terdapat kemudahan”. Saya merasa bahwa ayat ini memiliki makna yang sangat dalam: mengingatkan kita bahwa sesungguhnya Allah sangat menyayangi hamba-Nya dan Ia tidak akan pernah memberikan hamba-Nya beban yang tidak dapat dipikulnya. Allah akan selalu senantiasa memberi kita balasan yang jauh lebih berharga dibandingkan rintangan-rintangan yang dihadapi oleh hamba-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu bekerja dengan keras dan gigih menghadapi segala cobaan yang ada karena kelak akan diberikan hasil yang sangat manis oleh Allah.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comentários


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page