NARASI PERJUANGAN -- DITHA ANJANI NABIILAH
- FKUI 2019
- Aug 18, 2019
- 8 min read
Narasi Perjuangan
Perkenalkan nama saya Ditha Anjani Nabiilah. Saya biasa dipanggil Ditha. Saya lahir di Depok, 25 April 2001. Umur saya 18 tahun. Saya bersekolah di SMAN 1 Depok. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Dedy Rinaldi dan Tri Hayati. Saya bertempat tinggal di Jl. K.H Ahmad Dahlan No.16 Beji timur, Depok. Hobi saya adalah membaca novel.
Sejak kecil tinggal di Depok, membuat saya mengagumi Universitas Indonesia yang lokasi kampusnya berada di Depok dan sangat luas. Dulunya, kampus Universitas Indonesia berada di Salemba Jakarta. Pandangan saya terhadap kampus Univesitas Indonesia adalah kampus ini sangat luas, megah, dan berkarisma. Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik di Indonesia. Selain itu, saya mengetahui universitas indonesia bahwa terdapat banyak jurusan dan fakultas yang ada di Universitas Indonesia. Salah satunya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang biasa disebut FK UI. Sepengetahuan saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas dengan passing grade tertinggi di Universitas Indonesia. Itulah yang menyebabkan mengapa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi jurusan tersulit untuk ditembus oleh siswa dari kelompok SAINTEK. Itu menciptakan suatu stigma bahwa hanya orang-orang tertentu yang dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan menciptakan rasa pesimis di dalam hati siswa peminat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal ini membuat mereka takut dan merasa bahwa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah hal yang tidak mungkin. Hal ini juga terjadi pada diri saya. Sejak dulu saya memang ingin menjadi seorang dokter.
Keinginan saya bermula saat saya duduk di bangku SMP. Saat itu, tante terdekat saya yaitu Tante Ina menderita kanker payudara. Ia dirawat di sebuah rumah sakit. Saya dan kedua orang tua saya selalu menjenguk tiap akhir minggu. Di sana, saya sering melihat dokter berjas putih memeriksa dan merawat tante saya. Dokter itu sangat sabar dalam menjalankan tugasnya. Saya menjadi mengagumi beliau. Selama kurang lebih dua tahun, tante saya menjalani kemoterapi tetapi sayang keadaan beliau makin memburuk. Setelah dua tahun berjuang, beliau meninggal dunia. Hal ini membuat saya dan keluarga besar saya sangat sedih. Untuk pertama kalinya, saya merasakan kehilangan orang yang saya sayangi. Hal ini menimbulkan keinginan saya untuk menjadi dokter. Urusan hidup dan mati, sakit dan tidak sakit sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi saya ingin menjadi perantara kesembuhan tersebut. Saya ingin membantu orang yang sakit semaksimal kemampun saya. Motivasi lain saya menjadi dokter adalah sejak kecil jika saya sakit saya selalu dibawa ke dokter pediatri bernama Dr. Sudung Opardede di Rumah Sakit Hermina Depok. Karena sejak kecil sampai besar diobati olehnya ketika sakit, membuat ia menjadi sosok ‘role model’ di hidup saya. Saya terkagum akan kesabaran dan kegigihannya dalam menjalankan pekerjaannya. Beliau adalah dokter yang sangat hebat menurut saya. Ketulusannya juga tidak akan tergantikan. Memasuki masa SMA, saya bercerita kepadanya bahwa saya ingin menjadi dokter dan mau masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia menjawab bahwa itu hal yang bagus dan jangan takut dalam meraihnya. Itulah mengapa saya mau menjadi dokter. Selain itu, mengapa saya mau diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran tertua di Indonesia dan juga fakultas kedokteran terbaik. Selain itu juga karena Universitas Indonesia sangat dekat dengan rumah saya maka saya memantapkan hati bahwa saya ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan saya harus berusaha keras untuk menggapainya. Durasi yang dibutuhkan dalam perjalanan dari rumah saya di Beji timur sampai Universitas Indonesia, jika melewati pintu Politeknik Negeri Jakarta, hanya sekitar 7-10 menit. Bisa dibayangkan betapa dekatnya rumah saya dengan kampus UI Depok ini.
Sejak kelas 10 saya telah memiliki keinginan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, saya giat belajar dari awal masuk SMA. Saya mengikuti bimbingan belajar setelah pulang sekolah. Karena kegigihan tersebut, saya sering mendapat ranking kelas. Saya jarang sekali dan hamper tidak pernah berada di bawah ranking 3 di kelas. Tiga tahun SMA, saya mengalami jatuh dan bangun dalam mencapai cita-cita masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Memasuki kelas 11 SMA, saya mengikuti banyak perlombaan ekstrakurikuler. Saya mengikuti olimpiade kimia yang diadakan oleh suatu universitas, Olimpiade Sains tingkat kota, dan juga banyak lomba Tari Saman. Saya dan tim Saman SMAN 1 Depok berhasil meraih beberapa juara dalam perlombaan Tari Saman tersebut. Karena kesibukan saya kelas 11 SMA, beberapa nilai rapot semester tiga saya turun. Itu sempat membuat saya terpuruk saat itu. Saya terpuruk karena kestabilan nilai rapot sangat dipertimbangkan di SNMPTN. Saya sangat sedih. Namun setelah beberapa hari pengambilan rapot semester tiga saya bangkit. Saya ingat tujuan saya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan berpikir jika saya terpuruk dan tidak bangkit saat itu, saya tidak akan mencapai target saya. Semester 4 saya belajar keras lagi dan nilai rapot saya terus meningkat sampai semester 6. Mendekati SNMPTN, dibuatlah ranking paralel di angkatan saya. Alhamdulillah saya mendapat ranking 15 seangkatan. Namun sayangnya, tiap tahun hanya ada 3 orang yang diterima SNMPTN di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat itu sudah ada 3 orang yang memiliki ranking di atas saya dan berminat mendaftar SNMPTN Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, saya memasukkan nilai saya ke Fakultas Kedokteran UNPAD. Sayang, saya tidak lolos SNMPTN Fakultas Kedokteran UNPAD.
Setelah pengumuman tersebut, saya merasa sangat down. Saya menangis selama dua hari. Saya merasa usaha saya belajar di SMAN 1 Depok tiga tahun ini sia-sia. Kedua orang tua saya dan teman teman saya menghibur dan mendukung saya. Bahkan, sahabat-sahabat saya dating mengunjungi rumah saya untuk menemui saya yang sedang sangat bersedih. Mereka berkata bahwa saya harus tenang karena masih ada kesempatan di SBMPTN dan SIMAK Universitas Indonesia. Setelah itu saya bangkit. Saya merasa semangat saya terbakar. Penolakan tersebut memang sungguh menyakitkan tetapi tidak ada gunanya merenungi apa yang sudah terjadi. Saya bertekad bahwa saya bisa, saya pasti bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jika saya berusaha lebih keras lagi. Setelah itu, saya semakin giat belajar dan rajin mengikuti bimbingan belajar. Hari demi hari berlalu, tibalah saatnya UTBK 1. Saya mengerjakan dengan serius walaupun hati saya berdegup kencang. Seminggu kemudian, keluarlah hasil nilai UTBK tersebut. Hasilnya cukup bagus namun saya belum puas akan hasil tersebut. Saya terus meningkatkan kuantitas dan kualitas belajar saya baik di rumah maupun di bimbingan belajar. Saya merasa sedikit takut karena inilah kesempatan mengubah nilai UTBK saya menjadi lebih baik. Di dalam hati, saya memiliki pikiran-pikiran buruk seperti saya tidak akan lulus SBMPTN. Cepat cepat saya menyingkirkan pikiran-pikiran negatif tersebut. Hari UTBK 2 pun tiba. Saya mengerjakan dengan lebih tenang namun kondisi fisik saya kurang baik saat itu. Mungkin karena terlalu keras belajar, saya menjadi tidak enak badan saat itu. Saya merasa pusing dan kurang bisa fokus ketika mengerjakan soal skolastik. Saat memasuki Tes Kemampuan Akademik, badan saya mulai membaik dan pusing yang saya rasakan berkurang. Saya terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Ia memberikan pertolongannya.
Hari pengumuman nilai UTBK 2 tiba. Saya sangat gugup. Alhamdulillah setelah dibuka nilainya cukup bagus dan memuaskan. Hari SBMPTN pun tiba, saya memasukkan nilai saya ke website SBMPTN. Saya menunggu pengumuman SBMPTN sambil terus berdoa. SBMPTN pada tahun saya cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak yang menyebut bahwa angkatan saya ini dijadikan kelinci percobaan oleh pemerintah. Beberapa minggu kemudian tibalah hari pengumuman SBMPTN. Saya diterima di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Perasaan saya bercampur aduk saat itu. Ada rasa senang namun hati masih terasa ada yang menjanggal karena sejak awal saya ingin masuk ke fakultas kedokteran. Oleh karena itu, saya tetap mengikuti ujian ujian mandiri lain dan SIMAK UI. Sangat banyak tes mandiri yang saya ikuti. Akhirnya saya diterima di fakultas kedokteran universitas lain tetapi bukan Universitas Indonesia. Saya masih belum menyerah, saya mengikuti SIMAK ALL dan SIMAK KKI dengan sungguh-sungguh karena masih ingin diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karena pengumuman SIMAK Universitas Indonesia yang cukup lama, saya telah bersiap siap untuk mengikuti ospek di universitas lain tersebut. Namun, hal yang tidak terduga namun selama ini ditunggu-tunggu datang. Alhamdulillah, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 2019 saya diterima sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Saat membuka pengumuman, saya tercengang.
Setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, banyak teman, keluarga, dan kerabat saya yang mengucapkan selamat kepada saya. Alangkah senangnya saya. Cita cita saya selama ini telah terwujud. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesan yang saya dapat setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah segala sesuatu masih mungkin dicapai jika disertai dengan usaha sungguh-sungguh dan doa. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita berusaha dan Tuhan meridhai. Saya teringat kesan saya dahulu terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebelum saya diterima. Saya merasa sangat pesimis dan merasa hal itu tidak mungkin. Namun saat ini saya telah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Akhirnya saya akan berkuliah di gedung RIK yang unik ini setelah selama ini hanya melihatnya saat mengantar kakak kuliah.
Harapan saya setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah saya dapat semangat menjalani kuliah di fakultas impian ini dan dapat membanggakan orang tua serta teman-teman saya. Saya juga berharap agar saya dapat lulus sarjana kedokteran tepat waktu dan dilancarkan saat koas dan internship nanti. Harapan bagi keluarga saya adalah semoga mereka bangga akan pencapaian saya dan dapat terus mendukung saya ke depannya terutama kedua orang tua saya. Sedangkan harapan bagi masyarakat adalah mereka dapat menerima saya ketika kelak saya menjadi dokter. Tak lupa juga harapan bagi teman-teman saya seangkatan adalah semoga kami semua bisa sukses bersama tanpa ada yang ditinggalkan, dapat menjadi dokter yang sukses yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta kelak dapat menjadi pimpinan bangsa kita ini baik di dunia perkuliahan maupun di masa depan nanti.
Saya juga mempunyai rencana dalam hidup saya kedepannya. 1 tahun yang akan datang, saya ingin dapat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan penuh suka cita dan semangat. 1 tahun dari sekarang saya ingin mengikuti berbagai macam events di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya juga berharap pembelajaran saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berjalan lancar. 3 tahun dari sekarang saya ingin semakin giat belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar bisa lulus tepat waktu. 10 tahun yang akan datang inshaallah saya akan menjabat sebagai dokter spesialis dan mengabdi sebaik mungkin kepada masyarakat. Sedangkan 20 tahun yang akan datang, saya ingin menjadi dokter tetap di sebuah rumah sakit dan membuka praktek sendiri.
Pesan untuk teman-teman yang belum diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah selamat berjuang, jangan menyerah dan jangan putus asa. Jangan membayangkan bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah suatu impian yang tidak mungkin. Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita berusaha keras dan berdoa kepadanya serta Tuhan Yang Maha Esa menghendaki. Untuk memulai sesuatu memang sulit, tetapi dengan niat ikhlas dan tekad kuat kita akan dapat melaluniversitas indonesianya. Menurut pepatah disebutkan ‘hardworks beats talents when talents no longer work hard.’ Ini membuktikan bahwa tidak diperlukan otak jenius untuk dapat diterima Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tetapi dibutuhkan tekad dan usaha yang kuat. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain belajar dengan konsisten setiap hari, mulai dari durasi maupun materinya harus diperhatikan dan direncanakan. Jangan pula menumpuk suatu pekerjaan dan hindarilah menunda-nunda sebisa mungkin. Orang yang berhasil adalah orang yang tahu prioritas dirinya, tahu cara memanajemen waktu, pikiran, serta stresnya.
Dari perjuangan saya selama tiga tahun ke belakang ini, saya belajar banyak hal. Seperti apa kata Oprah Winfrey, ‘kegagalan adalah batu loncatan menuju kesuksesan.’ Saya mengalami kegagalan di SNMPTN saya, tetapi setelah pantang menyerah dan berusaha keras saya dapat meraih kesuksesan tersebut yaitu masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nelson Mandela juga mengatakan bahwa pengetahuan adalah senjata yang paling hebat untuk mengubah dunia. Menurut saya, maksud kalimat yang diucapkan Nelson Mandela tersebut adalah betapa hebatnya pengetahuan dan betapa pentingnya pengetahuan untuk masa depan dunia. Ada juga pepatah lain yang disebutkan oleh Harriet Beecher Stowe. ‘Jangan pernah menyerah, karena ada tempat dan saat dimana ombak paling tinggi sekalipun berbalik arah.’ Saya sangat setuju dengan pepatah ini karena saya mengalami hal ini secara langsung. Jika kita terus berusaha dan tidak menyerah, hal-hal yang nampaknya mustahil dapat berubah menjadi nyata dan dapat dicapai. Christopher Reeve pernah mengatakan ‘Asalkan kamu percaya, semua bisa terjadi.’ Hal ini menyatakan bahwa kepercayaan diri dan pikiran positif sangat berperan penting dalam menggapai apa yang kita inginkan. Jika kita saja sudah tidak percaya diri, bagaimana orang lain mau percaya kepada diri kita bahwa kita bisa.
Comments