top of page
Search

NARASI PERJUANGAN -- FADHLAN DIRA WAGARASUKMA

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 17, 2019
  • 8 min read

Semoga semua yang telah meluangkan waktunya untuk membaca cerita perjuangan ini diberikan kesehatan dan dalam kondisi terbaik hari ini. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Fadhlan Dira Wagarasukma. Biasa dipanggil Fadhlan dan sebagian juga memanggilku dengan panggilan Bre. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 28 Desember tahun 2000 di sebuah rumah sakit di Jakarta tepatnya pada hari Kamis dini hari. Saya menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun akademik 2016-2017 dan lulus tepat pada tahun 2018-2019. Alhamdulillah pengalaman SMA yang saya alami sangatlah menyenangkan dan saya sangat bersyukur atas hal tersebut.

Menurutku sudah menjadi sebuah hal yang lazim apabila seorang murid pada jenjang pendidikan menengah keatas untuk memikirkan apa yang akan dirinya lakukan di kemudian hari. Saya juga demikian. Ada yang memiliki tujuan untuk langsung bekerja, ada yang mulai merintis usahanya, serta mungkin seperti layaknya mimpi para peserta didik pada umumnya yaitu melanjutkan pendidikan di univeritas impiannya masing-masing.

Selama perjalanan hidupku, cukup banyak impian yang memang telah terlintas di benakku. Mulai dari menjadi penjelajah ruang angkasa, menjadi pembalap Formula 1, menjadi seorang juru masak profesional, hingga menjadi seorang yang ahli dalam ilmu komputer. Namun seiring perpindahan waktu, impian tersebut mulai berguguran satu demi satu karena saya merasa bahwa ternyata bukan itu yang saya inginkan. Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Impian ini terbentuk pada saat saya masih duduk di kelas 11.

Untuk merealisasikan mimpi itu, tentu saja saya harus mulai mencari universitas apa yang cocok untukku atau setidaknya orang tuaku merelakan saya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Berbagai macam informasi dari berbagai macam sumber mulai saya cari. Tidak lupa juga saya tanyakan kepada kakak kelas yang sedang berkuliah di masing-masing universitas. Beberapa kandidat bermunculan. Mulai dari universitas yang ada di Bandung, hingga fakultas kedokteran yang ada di Malang Jawa Timur .Setelah memikirkan lebih lanjut, saya memutuskan untuk memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dulu sebagai orang awam, saya mempunyai pandangan bahwa FKUI adalah Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia. Teman-teman dan orang-orang di lingkunganku berpendapat bahwa hanya orang-orang genius dan memiliki IQ sangat diatas rata-rata yang bisa melanjutkan pendidikan disini dan bukan sembarang orang atau istilahnya hanya orang orang terpilih yang dapat diterima di FKUI. Mendengar hal-hal ini saya mulai memiliki kepercayaan diri bahwa saya pasti bisa meneruskan pendidikanku disini.

Kenapa aku memilih FKUI? Untuk motivasi pribadi saya, FKUI merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia. Untuk itu aku ingin belajar di tempat dimana ilmu-ilmu kedokteran dimulai, yaitu di FKUI. Alasan yang lainnya adalah saya, seperti kebanyakan anak pada umumnya, ingin membahagiakan orang tua, yaitu menjadi seorang dokter. Memang alasan tersebut sangatlah sederhana namun saya selalu percaya bahwa rida Allah adalah rida orang tua.

Perjuangan

Untuk mewujudkan mimpi terbesarku kala itu, yaitu untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia, saya mulai mencoba untuk menyusun kekuatan. Aku mengikuti salah satu bimbingan belajar di Bandung mulai dari awal kelas 12. Bimbel ini memang menerapkan peraturan yang lebih ketat dari bimbel lainnya seperti mengerjakan try out 3 kali dalam satu kali masa TO ditambah pada salah satu pengerjaannya, kami harus menyertakan cara penyelesaian soal tersebut dan meminta persetujuan guru yang mengajar. Saya merasa sedikit kesulitan dan juga menyusahkan pada awalnya namun pada akhirnya saya mengerti maksud dari penerapan sistem ini. Yaitu untuk melatih para peserta didik dalam belajar secara mandiri.

Try Out demi Try Out saya ikuti. Hasilnya pun tidak jarang jauh dari kata memuaskan. Apalagi dapat dikatakan cukup untuk masuk FKUI. Kekecewaan pun mulai timbul dalam diriku. Sering sekali saya berkata pada diriku sendiri “duh, aku bisa gak ya. Emang saya mampu? Coba lagi next time yak Fad.” Bahkan sampai beberapa Try Out terakhir, nilaiku masih belum bisa untuk dinyatakan memuaskan.

Diselang semua kegiatan bimbingan belajartersebut, tibalah SNMPTN. Kesempatan pertamaku untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang saya inginkan. Walaupun pada kala itu terdapat rumor bahwa SMA Negeri 3 Bandung di blacklist, aku tetap memilih FKUI sebagai pilihan pertama dan Fakultas Kedokteran lain sebagai pilihan kedua karena pada saat itu salah satu guru bimbingan konseling bilang kepadaku bahwa tidak ada masalah untuk memilih FKUI. Dan saya percaya.

Beberapa minggu kemudian, hasil dari seleksi tersebut keluar. Hasilnya merah. Aku tidak diterima di jalur undangan. Kalimat yang pertama kali terbesit pada kala itu adalah “Kenapa saya percaya?”. Ternyata memang benar sekolahku terblacklist. Jujur disitu saya merasa tertipu dan tidak bisa berkata apa-apa. Hanya saja, SNMPTN bukan akhir dari segalanya. Setelah berhasil meyakinkan diriku ini, saya kembali berjuang.

Setelah menyelesaikan semua uji kompetensi yang diberikan oleh sekolah seperti Ujian Sekolah, Ujian Praktek, hingga Ujian Nasional, aku kembali dan terus belajar di bimbingan belajar yang saya ikuti. Soal-Soal terus diberikan dan tentunya dikerjakan. Keseriusan untuk mengejar asa sudah saya timbulkan sejak lama, dan berharap akan berbuah kelak nanti. Semua persiapan telah dilakukan dan doa telah dipanjatkan.

saya melaksanakan ujian pada tanggal 14 April 2019 dan bertepatan di Institut Teknologi Bandung atau lebih dikenal dengan singkatan ITB. saya hadir dua jam sebelum pelaksanaan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Disitu saya hanya duduk termenung sambil bertanya pada diriku sendiri. Apakah saya akan tersenyum? Atau tertunduk saat keluar nanti? Selama dua jam, hanya itulah isi di kepalaku selain saya bolak-balik ke toilet karena takut harus izin keluar nanti pada saat pengerjaan.

Sesi pengerjaan tiba. Untuk yang belum mengetahui, UTBK atau Ujian Tulis Berbasis Komputer memiliki dua mata uji, yaitu TKD dan Saintek. TKD dibagi lagi menjadi kemampuan numerikal dan kemampuan verbal dimana verbal sendiri terdiri dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Saat memulai ujian, tentu aku merasa percaya diri karena sudah banyak latihan yang telah aku kerjakan. Kepercayaan diri itu terus ada hingga Saintek menyerang. Matematika adalah salah satu pelajaran kesukaanku dan memang saya sangat mengandalkan kemampuanku agar bisa meraup nilai sebanyak-banyaknya dalam pelajaran ini. Saat aku membaca soal, jujur aku kaget. saya diam sebentar dan mulai membaca lagi soalnya. Ternyata tipe soal yang diuji sangat berbeda dari tipe-tipe soal yang telah saya pelajari. Kepercayaan diriku langsung jatuh di titik itu juga dan mulai tidak bersemangat dalam mengerjakan ujian sampai akhir.

Setelah keluar, pertanyaan awalku terjawab. saya tertunduk. Merasa tidak percaya diri dengan hasil dan putus harapanku untuk meraih nilai yang memuaskan. Dan tentunya semua perasaanku benar -benar terbukti satu minggu setelah hari ujian pertamaku. Nilaiku tidak memuaskan. Sama sekali tidak memuaskan.

Dua hari aku mengurung diri di kamar. Mencoba mencari dimana kesalahanku selama ini. Maksudku, usaha sudah, berdoa juga sudah, lalu apa lagi? Mungkin ini memang bukan jalanku. Masih ada kesempatan kedua dan nanti saya harus bisa lebih baik. Itulah harapanku.

Karena dilandasi kekecewaan, saya mulai mengumpulkan teman-teman terbaik dari bidangnya masing-masing dan mulai belajar bersama. Kami mulai mengumpulkan semua soal dari bimbel masing-masing dan mencoba untuk mendiskusikannya. Kurang lebih selama 3 minggu kami melakukannya. Kami terus belajar dari pagi hingga malam, baik bertemu di tempat belajar maupun di rumah masing-masing. Berbagai cara kami tempuh agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan bisa meraih mimpi masing-masing.

Setidaknya kami merasa lebih percaya diri saat ujian kedua. Dan memang hasilnya pun sedikit lebih baik untuk diriku. Namun tetap saja itu masih tidak cukup. Dalam situasi ini, memang aku telah hampir menyerah kepada mimpi itu. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Terpaksa mimpi itu harus saya timbun dan harus rela untuk belajar di tempat lain. Disini juga aku merasa di titik terendah yang pernah saya alami. Momen disaat mimpimu harus terkubur secara perlahan. Bahkan disini saya sudah tidak percaya keajaiban dan juga kata-kata orang tentang keajaiban. Namun apa boleh buat.

Dengan kondisi amunisi yang tidak memadai, pada saat SBMPTN saya mendaftarkan diri ke salah satu Fakultas Kedokteran di Malang. Hanya dengan alasan aku masih ingin kuliah di jurusan Pendidikan Dokter. Memang dari berbagai pihak sempat mempertanyakan keputusanku ini namun saya hanya bisa menjawab bahwa saya tetap ingin kuliah di Fakultas Kedokteran tahun ini dimanapun dan apapun universitasnya.

Pengumuman SBMPTN akhirnya tiba. Alhamdulillah saya diterima di universitas yang berlokasi di Malang tersebut dengan jurusan Pendidikan Dokter. Tentunya aku senang namun aku merasa masih ada sedikit beban yang tertinggal. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mimpi yang terpaksa tertimbun namun apa boleh buat. Kalau sudah ini jalannya, memang harus saya jalani.

Dua hari setelah pengumuman terpaksa saya harus pergi ke Malang karena ada tes kesehatan dan tes psikologi disana. Pelaksanaan kedua tes berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala yang berarti. Namun setelah menyelesaikan semua tes, timbul sebuah semangat. Sebuah semangat yang kembali menuntunku untuk belajar kembali. Semangat yang berhasil menggali mimpi untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Entah dari mana semangat itu datang namun semangat itulah yang berhasil membuatku ingat atas mimpiku itu.

Setelah pulang dari Malang, saya langsung membuka buku dan kembali belajar untuk mempersiapkan SIMAK yang akan diadakan pada waktu dekat. Semua soal SIMAK yang tersedia dari 3 tahun yang lalu aku kerjakan. Tanpa terkecuali. Semasa itu, Saya tidak keluar rumah dan hanya berfokus untuk belajar di rumah. Semua ajakan teman untuk bermain Saya tolak dan bahkan ajakan orang tuaku untuk jalan-jalan pun Saya tidak menerimanya dengan alasan ingin fokus belajar untuk menghadapi SIMAK.

SIMAK akhirnya tiba. Saya mendapatkan lokasi di SMAN 3 Depok. Saya datang pagi hari dan tidak lupa untuk memeriksa dimana kursiku ditempatkan. Setelah semua sudah Saya duduk di depan kelas dan terus berdoa sampai bel berbunyi menandakan ujian akan dimulai. Sebelum masuk, tentunya saya meminta doa kepada kedua orang tuaku. SIMAK akhirnya dimulai.

Soal SIMAK memang salah satu dari soal paling sulit yang pernah saya kerjakan. Namun atas semua upaya dan juga izin dari Tuhan, saya merasa cukup setelah mengerjakan semua rangkaian SIMAK. Tetapi saya masi belum yakin apakah saya akan diterima di fakultas impianku, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, atau jurusan lain yang menerimaku? Atau saya harus kembali ke Malang?

Hari berikutnya, saya langsung menunaikan puasa senin kamis. Tidak lupa untuk solat beramaah di masjid setiap waktu dan sedekah. Saya juga mencoba untuk menamatkan membaca kitab suci al Quran dalam masa

menunggu pengumuman.

Hasilnya sangatlah memuaskan. saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pastinya rasa gembira membombardir diriku. Semua usaha dan jerih payah ini membuahkan hasil yang saya inginkan. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah menolongku dan juga yang telah mendoakanku. Saya sangat bersyukur atas pencapaianku ini dan saya berdoa semoga kalian diberikan ganjaran atas semua kebaikan yang telah kalian lakukan.

Harapan dan Rencana

Untuk harapan untuk diriku yaitu ingin bisa sukses dalam dunia perkuliahan dan juga kelak nanti bisa bermanfaat bagi keluarga dan juga masyarakat. Untuk keluargaku, tetaplah sehat dan jaga kondisinya. Semoga kelak semua mimpi dan keinginan Papahdan Mamah tercapai. Untuk FKUI 2019 semoga angkatan kita bisa menjadi angkatan yang benar-benar melambangkan kata “integritas”. Serta tetaplah menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan rangkul semua anggota angkatan kita. Teruslah berjuang FKUI2019.

Dalam beberapa tahun kedepan saya memiliki rencana-rencana yang ingin sekali bisa saya wujudkan. Yang pertama dan untuk sekiranya satu tahun kedepan, aku ingin bisa survive di dunia perkuliahan baik secara akademik maupun non akademik. Saya juga ingin membiasakan diri untuk hidup mandiri dan jauh dari orang tua. Yang kedua untuk tiga sampai lima tahun kedepan saya ingin menjadi pribadi yang lebih dewasa dan layak untuk menjadi tenaga kesehatan. saya juga ingin untuk lulus tepat waktu dan Cum Laude. Ketiga untuk 10 tahun lagi, saya ingin agar saya setidaknya sedang menempuh program pendidikan dokter spesialis. Dan untuk 20 tahun kedepan, aku ingin sudah layak untuk menjadi seorang dokter, telah membantu masyarakat dalam berbagai hal, serta ingin sudah mendirikan rumah sakit impian diri sendiri dan juga orang tua.

Pesan untuk teman-teman yang ingin melanjutkan pendidikan di FKUI

Teruntuk teman-teman yang sedang berjuang, kejar mimpimu setinggi apapun itu. Teruslah belajar, teruslah berlatih, Teruslah emban ilmu dimanapun dan kapanpun. Memang ini semua tidaklah mudah. Apabila semua ini mudah, maka semua orang pasti bisa melakukannya dan tidak akan lagi yang namanya keseruan dalam berkompetisi. Teruslah motivasi diri kalian bahwa kalian layak untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Untuk masalah pembelajaran, kalian boleh tidak menyukai pelajaran tertentu. Sangatlah tidak masalah namun kalian harus ingat bahwa kalian harus bisa mengerjakan soal sebanyak-banyaknya karena pada akhirnya nilai kalianlah yang akan dipertimbangkan oleh panitia penyeleksi. Teruslah bongkar pelajaran-pelajran yang perlu kalian pelajar, cari celahnya dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan dan juga minta doa serta restu dari kedua orang tua kalian karena merekalah yang dapat melancarkan perjuangan kalian.

Terdapat berbagai jalan menuju kesuksesan. Teruslah berusaha dan jangan patah semangat karena hanya dirimu yang bertanggung jawab atas masa depanmu.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page