Narasi Perjuangan Fahrayhansyah Muhammad Faqih
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Narasi Perjuangan
Oleh Fahrayhansyah Muhammad Faqih
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan nama saya fahrayhansyah muhammad faqih. orang-orang biasa memanggil saya dengan nama fahry. alhamdulillah saya adalah mahasiswa baru fakultas kedokteran universitas indonesia 2019 melalui jalur SIMAK KKI. Sebelum diterima di FKUI, saya bersekolah di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan. Kali ini,saya mungkin akan berbagi cerita tentang perjalanan saya menuju Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sudah sejak sekolah dasar,bahkan mungkin taman kanak-kanak, saya mengetahui nama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau yang biasa dikenal dengan FKUI. Sebutan nama tersebut seakan tidak lepas dari keseharian saya. saya bukan berasal dari keluarga yang berlatar belakang dokter,tetapi beberapa dari keluarga saya adalah dokter. Sebagai contoh, kakek saya merupakan lulusan FKUI sarjana kedokteran tahun 1963,Juga ibu saya yang lulus menjadi sarjana kedokteran dari FKUI sarjana kedokteran pada tahun 1999. mungkin dari hal itu,bisa dilihat bahwa Fakultas kedokteran Universitas Indonesia tidak terlalu asing di telinga saya.
Dulu,sewaktu kecil, tidak terpikir oleh saya untuk berkuliah di jurusan kedokteran,apalagi berkuliah di universitas indonesia. walaupun beberapa kali ikut dalam beberapa acara yang diikuti oleh ibu saya,ketertarikan dan niat saya terhadap bidang ini belum terlalu kuat. Saya ingat dahulu saat masih duduk di bangku sekolah dasar,saya sangat tertarik pada segala sesuatu yang berhubungan dengan robot. Meskipun ibu saya beberapa kali memberi materi-materi atau pembekalan yang berhubungan dengan kedokteran,saya merasa belum tertarik dalam bidang itu.
Saat masih Sekolah dasar, saya selalu dijemput oleh supir saya. setelah menjemput saya,supir saya bersama saya harus menjemput ibu yang bekerja di RSCM. Hal itu yang selalu saya lakukan selama 6 tahun saya bersekola di sekolah dasar. Beberapa kali saya merasa bosan hingga saya ingin untuk berputar-putar menelusuri rumah sakit tersebut. saya tidak menyangka bahwa saya akan diterima di Fakultas kedokteran universitas indonesia dan akan berada di rumah sakit cipto mangunkusumo untuk menjalani ko-as nantinya.
Niat dan ketertarikan saya pada bidang kedokteran mulai muncul saat saya duduk di kelas 8 atau SMP kelas 2,tepatnya setelah saya menyaksikan ibu saya mempresentasikan disertasinya saat wisuda FKUI untuk memperoleh gelar S3. Saya merasa ilmu ini bisa menjawab rasa penasaran saya terhadap bagaimana tubuh manusia bisa melakukan semua hal dan juga bisa bermanfaat langsung terhadap keberlangsungan hidup atau kesehatan masyarakat,yang pada saar itu saya berfikir untuk terutama masyarakat di sekitar saya.
Tetapi saat sma kelas 1, saya masih memegang harapan bahwa saya ingin masuk ke jurusan teknik industri. Mungkin keinginan tersebut tidak bulat sepenuhnya,tetapi jika saya pribadi ditanya ingin masuk ke jurusan apa?, saya masih menjawab bahwa saya ingin masuk ke jurusan teknik industri walaupun kedokteran juga masih terngiang dalam pikiran saya.
Semakin sering saya ikut ibu saya untuk melihat operasi yang dilakukaan oleh ibu saya,rasa ingin tahu tersebut semakin kuat. Saat saya mulai menginjak kelas 11 atau kelas 2 SMA,saya mulai ikut mengantar dan mendengarkan beberapa seminar yang ibu saya ikuti,walaupun saya masih belum tahu menahu tentang hal tersebut. Di tahun itu pula, saya mulai tahu tentang open house FKUI. Saya langsung mengajak teman saya yang kebetulan juga menginginkan dengan sangat antusias untuk masuk ke jurusan kedokteran Universitas Indonesia. Saat acara open house, saya mengikutinya dengan antusias. Kami diajak untuk mengelilingi kampus RIK yang berada di depok. Saya sedikit kecewa karena saya tidak bisa ikut untuk melaukan simulasi ujian teng teng pada saat itu dikarenakan acara keluarga.
Pada tahun berikutnya, saya kembali mengikuti open house 2018. Pada saat itu saya ingat sekali bahwa tanggal itu bertabrakan dengan ujian taekwondo untuk naik ke sabuk hitam. akhirnya saya rela untuk mengorbankan tidak mengikuti ujian demi mengikuti open house FKUI 2018. Tahun ini berbeda dengan tahun lalu karena saya mengajak teman saya yang lain sehingga saya pergi bersama dengan 2 orang lainnya. pada tahun ini pembicara nya berbeda, tetapi tidak kalah memotivasi dari tahun sebelumnya. saya masih senang untuk mengikuti acara ini. saya juga senang karena bisa ikut untuk merasakan simulasi ujian teng-teng. tapi bukan senang saja yang saya rasakan. saya juga merasa tegang karena ujian-ujian untuk masuk perguruan tinggi semakin dekat dan saya merasa saya belum siap untuk menghadapinya. Sejak saat itu , saya meyakinkan diri saya untuk terus berkomitmen belajar dengan teratur untuk bisa masuk ke FKUI karena menurut saya, Fakultas kedokteran universitas indonesia merupakan salah satu fakultas atau jurusan yang paling sulit untuk diterima di Indonesia.
Saya langsung mendaftar salah satu bimbel yang berada di tebet yaitu bta 45. Sekitar 8 bulan saya menambah ilmu saya disana untuk beberapa ujian yang saya akan hadapi. Saya terus mengikuti jadwalnya hingga saya merasa harus menambah jam belajar saya disana sehingga saya mengikuti kelas tambahan di luar jam les saya se-sering mungkin semampu saya. Saya mengikuti semua program yang disediakan oleh bta untuk menunjang pengetahuan saya terhadap soal-soal ujian masuk. Selain itu, saya juga mengikuti beberapa try out online yang diberikan oleh beberapa penyelenggara. Walaupun harus mengorbankan waktu bermain,pergi ke luar dengan teman,dan hal lainnya, saya terus yakin usaha saya akan membuahkan hasil suatu saat nanti.
Saat-saat SNMPTN atau jalur undangan pun tiba. kabar buruk menghampiri saya ternyata saya tidak mendapat kuota untuk bisa mendapatkan SNMPTN tersebut dari sekolah saya. saya merasa kesal,kecewa,dan jujur agak iri dengan orang lain. Saat pengumuman jalur tersebut saya merasa agak ditinggalkan sementara beberapa dari teman saya sudah mendapatkan PTN idaman mereka. Namun saya perlahan bangkit karena saya berfikir tidak bisa begini terus karena tidak akan ada manfaat yang akan saya dapatkan. Berkat bantuan teman-teman dan orang tua yang terus mensupport saya, alhamdulillah saya bisa melaluinya
setelah fase-fase SNMPTN, muncul lah fase SBMPTN/UTBK. singkat cerita, UTBK saya yang tertinggi mendapatkan skor rata-rata 650. skor tersebut dikategorikan di atas rata-rata tetapi tidak bisa dianggap tinggi. saat ingin mendaftar SBMPTN saya ragu untuk mendaftar FKUI karena saya mencoba di beberapa situs rasionalisasi nilai saya masih tidak cukup untuk bisa mendaftar kesana karena resiko untuk ditolak terlalu besar sehingga saya mengurungkan niat saya untuk mendaftar FKUI di SBMPTN. saya percaya bahwa jika memang tuhan mentakdirkan saya ada disana, pasti tuhan memberikan jalan.
Saya mencoba untuk mengikuti ujian di beberapa universitas tinggi negeri untuk menjadikannya cadangan. saya juga mengikuti SIMAK UI. Saat membuka pengumuman SIMAK UI, saya hampir kegirangan. Tertera tulisan selamat di halaman web tersebut. tapi sayangnya, menunjukan prodi teknik. Saya merasa sedikit kecewa karena prioritas saya yaitu untuk mendapat Pendidikan Doker di program reguler. Karena itu,berarti saya harus menunggu untuk hasil dari SIMAK KKI pada 5 agustus. Alhasil, saya harus berangkat ke jogja dahulu karena saya diterima di fakultas kedokteran universitas gadjah mada. Karena jika memilih untuk tidak segera membayar di fakultas knedokteran UGM, bisa bisa saya tidak kuliah untuk tahun itu sehingga saat itu saya harus mengikuti kegiatan ospek di universitas gadjah mada terlebih dahulu.
Sampai pada tanggal 5 agustus 2019,yaitu hari ke-3,pengumuman pun tiba. Saya sangat ingat saya masih melakukan kegiatan untuk ospek univeritas gadjah mada bersama kelompok saya. Saya sudah menceritakan hal ini pada fasilitator kelompok saya pada hari sebelumnya dan alhamdulillah ia mengerti dan mau mendengar cerita saya. Saya langsung membuka pengumuman saat itu juga jam 2 siang. Saya kaget,senang, dan semua emosi bercampur aduk. Saya bingung tidak bisa berkata-kata pada saat itu karena saya diterima di fakultas kedokteran yang saya idam-idamkan. Setelah acara pada hari itu selesai, saya langsung mengucapkan beberapa kata perpisahan kepada teman-teman sekelompok bahwa saya akan meninggalkan kampus UGM ini. Di satu sisi saya sedih karena harus meninggalkan teman-teman baru saya, tetapi udi sisi lain saya juga senang bisa diterima di kampus idaman saya yaitu Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. saya merasa sangat bangga karena dari SMA kolese gonzaga, jarang sekali ada yg bisa masuk ke FKUI,bahkan tahun lalu pun tidak ada. Terakhir lulusan SMA saya yang masuk ke FKUI yaitu pada tahun 2017 dan itupun hanya satu orang.
Tetapi pada saat itu saya merasa dilema yang sangat kuat. Saya berfikir karena orang tua saya sudah membayar di Fakuktas Kedokteran International Undergraduate Program di Universitas Gadjah Mada yang saya tahu pula nominal uang yang dibayarkan sangat besar. Saya sangat bingung untuk menentukan hal tersebut. Tetapi ibu saya mengatakan bahwa fakultas kedokteran di UI memang memiliki kualitas terbaik di indonesia dan jenjang exchange pun tidak sebentar yaitu setahun. ibu dan ayah saya mengatakan tidak masalah dengan finansial tetapi di dalam pikiran saya, saya jug sadar bahwa mencari uang sebanyak itu tidaklah mudah. Setelah banyak pertimbangan,akhirnya saya memilih untuk mengenyam pendidikan di FKUI.
Saya tahu saya merasa lelah secara fisik dan mental tapi mungkin itulah hidup. menurut saya karena setiap proses dalam hidup ini dihitung oleh tuhan dan tuhan tahu kapan dan apa yang akan diberikan kepada semua hambanya.
Hari-hari setelah saya diterima, saya terus memandang penghargaan-penghargaan dan karya yang telah kakek saya buat untuk dunia kedokteran Indonesia maupun di kancah Internasional di bidang hematologi dan onkologi.
ibu saya juga selalu memberikan nasehat-nasehat dan petuah selama bersekolah di FKUI dahulu. ibu saya juga sangat memotivasi saya dengan karya-karya nya di bidang spesialis THT. Hal tersebut saya harap bisa sangat memotivasi saya untuk nantinya menjalani hari-hari di FKUI dan seterusnya sebagai dokter professional yang berintegritas.
Setelah bisa masuk di FKUI, saya berniat untuk aktif sebagai mahasiswa,baik itu dalam bidang akademis,non akademis,ataupun kemahasiswaan. Saya juga berniat untuk bisa lebih menghargai waktu dan menyeimbangkan prioritas dengan hal hal yang bersifat sekunder. Untuk setahun kedepan dan seterusnya,saya berharap orang tua saya dapat terus mendukung saya dalam menjalani pendidikan di FKUI. Harapan saya untuk diri sendiri yaitu bisa aktif berorganisasi dan mengembangkan hobby serta mendapat IP maksimal selama semester 1 dan 2 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sangat besara harapan saya agar keluarga FKUI 2019 bisa terus kokoh dan solid juga saling membantu satu sama lain agar bisa mengucapkan sumpah dokter Bersama. Saya sadar bahwa saya tidak tahu 2% pun tentang ilmu ini sehingga saya harus terus haus akan ilmu kedokteran. Jika ada waktu, saya ingin bisa bekerja untuk bisa menghasilkan pemasukan meskipun tidak seberapa untuk membantu orang tua saya. Untuk 3 tahun kedepan saya berharap saya paham betul pada apa yang saya telah pelajari dan bisa berangsur-angsur menerapkannya saat exchange,koas, dan internship sehingga saya bisa lebih berpengalaman. Dalam 6 tahun kedepan saya berharap saya mendapatkan pelajaran yang sangat bermakna dari program exchange dan menjadi koas,dan juga melanjutkan internship di mana pun itu dengan niat dan tekad yang kuat demi memperbaiki masalah kesehatan di Indonesia . Saya juga berharap untuk bisa lulus cum laude supaya bisa membanggakan orang tua. Dalam 10 tahun kedepan saya berharap saya sedang menjalani pendidikan spesialis menjadi spesialis orthopedi. 15 tahun lagi, saya berharap menjadi dokter spesialis orthopedi yang handal dan berpengalaman sehingga bisa berkontribusi besar terhadap kesehatan di Indonesia. 20 tahun kedepan, saya berharap menjadi dokter yang sangat ahli dalam bidang spesialis yang saya geluti sehingga bisa menjadi penggerak di bidang spesialis tersebut. Saya berharap saya bisa membantu semua rakyat indonesia terhadap apapun masalah kesehatan yang nanti akan dihadapi.
Pesan saya mungkin untuk orang-orang yang ingin pula masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yaitu bulatkanlah tekad mu, belajar lah dengan giat, pantang menyerah, dan percayalah bahwa dimana ada kemauan,pasti ada jalan. Pelajarilah soal-soal utbk,sbmptn,dan simak tahun tahun sebelumnya karena kurang lebih soal-soal yang diujikan memiliki konsep yang sama. Rajinlah berlatih sebesar apapun rasa kebosanan dan kelelahan kalian karena disaat kebosanan dan kelelahan tersebut lah ribuan orang lainnya sedang berjuang sekuat tenaga untuk merebut kursi di fakultas tujuanmu. Ikutilah tryout-tryout,offline maupun online karena menurut saya hal tersebut sangat membantu dan paling mirip dengan soal asli yang diujikan nanti. Janganlah menghafal cara dan tipe soal, tetapi juga harus mengerti apa yang ditanyakan dan proses menjawabnya. mungkin sedikit tips untuk UTBK walaupun saya tidak mendaftaran FKUI di SBMPTN, pilihlah tanggal terakhir pada setiap gelombang agar kalian bisa lebih maksimal dalam belajar dahulu karena kalian bisa menerka-nerka soal ujian dari teman kalian yang UTBK nya lebih dahulu.
Saya rasa memilih jurusan kedokteran tidak hanya tentang memiliki otak yang encer, tetapi juga memiliki mental yang kuat dan hati yang lembut. Semoga kita semua yang akan melanjutkan untuk mengenyam pendidikan dokter dapat sukses dan melewati semua dengan seluruh kemauan yang kita punya.
Tetap berjuang! percayalah,usaha tidak akan mengkhianati hasil. Trust the process. Nikmatilah setiap proses tersebut jangan jadikan hal tersebut beban bagi kalian.
Semoga jerit payah kalian saat berjuang untuk belajar bisa berbuah manis di kemudian hari.
Jangan pernah menyepelakan dukungan keluarga dan teman karena menurut saya merekalah yang membuat saya sampai di titik ini.
Tidak ada hal yang tidak mungkin.
Rahmat tuhan bersama kalian semua.
Semoga sedikit pengalaman saya dapat bermanfaatkan bagi siapapun pembacanya.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatu
Comments