Narasi Perjuangan -- Fakhru Adlan Ayub
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 9 min read
Perkenalkan nama saya Fakhru Adlan Ayub atau memiliki nama panggilan fakhru. Saya adalah putra dari bapak Musdar Ayub dan Ibu Rina Ariani. Saya adalah anak ke-3 dari 3 Bersaudara. Saya mempunyai dua orang saudara kandung. Kakak saya yang pertama adalah kakak perempuan bernama Fakhrana Ariani Ayub. Ia merupakan lulusan Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi dan sekarang sudah bekerja sebagai dokter spesialis prostodonsia. Abang saya yang kedua adalah abang laki-laki bernama Fakhri Akbar Ayub. Ia merupakan lulusan Universitas Indonesia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin. Sekarang abang saya sedang melanjutkan kuliah S3 di Kyushu University Jepang.
Saya lahir pada hari Kamis, tanggal 27 September 2001 di Rumah Sakit Puri Cinere yang pada saat itu masih. Saya sekarang berumur 17 tahun 11 bulan. Saya memiliki perbedaan umur yang cukup jauh dengan kakak perempuan saya yaitu 11 tahun dan dengan abang laki-laki saya 9 tahun. Meskipun memiliki perbedaan umur yang cukup jauh tapi hubungan saya dengan kakak dan abang saya tetap terjalin dengan baik.
Pendidikan saya dimulai ketika saya mengikuti sebuah preschool bernama tumble tots. Setelah itu saya mengikuti playgroup di Kuncup Harapan. Setelah playgroup saya melanjutkan pendidikan saya ke TK Aisyiyah Butsanul Athfal 4. Setelah 2 tahun, saya melanjutkan ke SD Negeri Anyelir 1 Depok. Setelah menempuh pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) selama 6 tahun. Saya melanjutkan pendidikan saya di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Depok. Setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun. Saya lalu melanjutkan pendidikan saya di tingkat sekolah menengah atas di SMA Taruna Nusantara Magelang. Pada saat kelas 9, saya mengikuti sebuah perlombaan yang diselenggarakan SMA Taruna Nusantara yaitu lomba MSI (Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris). Lomba MSI merupakan lomba tingkat nasional untuk siswa jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Dalam lomba tersebut saya masuk ke babak final yaitu babak cerdas cermat dan mendapatkan juara harapan 1. Dalam perlombaan tersebut jika mendapat peringkat lima besar atau juara 1 sampai dengan juara harapan 2 akan mendapatkan beasiswa full selama tiga tahun di SMA Taruna Nusantara Magelang. Oleh karena itu, saya melanjutkan pendidikan saya di SMA Taruna Nusantara Magelang.
Pada saat kelas 12, fokus dari siswa sudah beralih kepada studi lanjut. Saya memilih untuk melanjutkan ke universitas tidak ke akademi. Saya mengikuti salah satu jalur penerimaan Universitas Indonesia yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disingkat SNMPTN. Saya dapat mendaftar melalui jalur SNMPTN, dan pada jalur tersebut saya dapat memilih dua pilihan yaitu pilihan pertama dan pilihan kedua yang dapat dipilih dengan bebas dan diurutkan berdasarkan prioritas. Saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama dan Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia sebagai pilihan kedua. Alhamdulillah pada kesempatan tersebut saya dapat diterima pada pilihan pertama yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pandangan saya terhadap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran terbaik di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Oleh karena itu, saya merasa bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah sebuah fakultas impian dimana banyak orang yang bermimpi untuk dapat menempuh pendidikan disana.
Saya sudah bercita-cita menjadi dokter sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Saya ingin menjadi dokter karena saya ingin menolong orang lain dan membantu sesama. Saya ingin menjadi dokter yang dapat menolong tidak hanya menolong secara fisik dengan menyembuhkan penyakit yang diderita, saya juga ingin menolong secara psikologis dengan memberikan dorongan mental sehingga pasien tidak hanya tersembuhkan dari penyakit yang menyerang kondisi tubuh pasien, tetapi juga kondisi mental yang membaik sehingga pasien memiliki semangat yang tinggi. Selain itu, pasien juga bisa segera pulih untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Saya memiliki keluarga yang berprofesi sebagai dokter. Ketika saya jatuh sakit saat masih kecil, saya pasti dibawa untuk diperiksa ke keluarga saya. Ketika saya sembuh setelah diperiksa dan diberikan obat, saya merasa hal tersebut adalah sesuatu yang mengaggumkan. Dari hal tersebutlah terbesitlah keinginan dalam diri saya untuk menjadi dokter. Dan alhamdulillah keinginan saya didukung oleh kedua orang tua saya juga kakak dan abang saya. Saya langsung memantapkan hati untuk melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, karena saya merasa dan yakin bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran terbaik. Pada saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar, seluruh kegiatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia masih dilaksanakan di Salemba Universitas Indonesia. Saya sering dibawa melihat kampus Universitas Indonesia di salemba dan hal tersebut menjadikan motivasi saya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Selain itu, pada saat kakak dan abang saya diterima di Universitas Indonesia saya menjadikan hal tersebut sebagai sebuah contoh dan teladan bagi saya untuk meneruskan jejak mereka untuk masuk dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Indonesia pada fakultas yang saya cita-citakan yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Perjalanan saya sampai diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidaklah mudah dan tanpa rintangan. Ketika masa awal saya sebagai kelas 9 di SMP Negeri 2 Depok, saya mulai berpikir bagaimana cara saya agar bisa masuk dan diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, saya berpikir untuk masuk SMA (Sekolah Menengah Atas) favorit di Jakarta atau Depok. Pada saat itu pilihan saya adalah SMA Negeri 28 Jakarta dan SMA Negeri 1 Depok. Karena pada saat itu penerimaan masuk SMA atau PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) masih menggunakan nilai nem atau nilai hasil ujian nasional sebagai syarat, saya berusaha semaksimal mungkin agar saya nilai nem saya tinggi sehingga saya bisa masuk dan diterima di SMA Negeri 28 Jakarta atau SMA Negeri 1 Depok. Hingga pada bulan Oktober 2015, saya diajak sahabat saya untuk mengikuti lomba di SMA Taruna Nusantara yaitu lomba MSI (Matematika, Sains, dan Bahasa Inggris). Saya mengikuti lomba tersebut dan alhamdullilah saya mendapatkan peringkat 4. Pada lomba tersebut, peserta yang mendapatkan peringkat 1 sampai dengan peringkat 5 mendapatkan hadiah beruapa beasiswa full selama tiga tahun di SMA Taruna Nusantara. Pada saat yang sama alhamdulillah saya diterima di SMANU M.H. Thamrin. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak mengikuti PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dan akan memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara atau SMANU M.H. Thamrin. Setelah melalui diskusi panjang dengan orang tua, saya memutuskan untuk memilih SMA Taruna Nusantara sebagai tempat saya melanjutkan pendidikan. Sebelum saya pergi ke SMA Taruna Nusantara, saya sudah diberikan gambaran bagaimana cara agar saya bisa melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah saya lulus SMA nanti oleh orangtua saya. Saya dijelaskan terdapat 3 jalur yaitu jalur SNMPTN atau jalur undangan melalui seleksi nilai rapor sekolah SMA selama tiga tahun, SBMPTN atau jalur ujian tulis, dan SIMAK UI atau jalur ujian tulis mandiri. Saya diberikan semangat dan motivasi oleh orangtua saya untuk mendapatkan nilai rapor yang tinggi, mempertahankannya, dan terus meningkatkan nilai rapor selama saya bersekolah di SMA Taruna Nusantara agar saya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan melalui seleksi nilai rapor sekolah. Setelah itu saya pergi ke SMA Taruna Nusantara dan memasuki masa PDK (Pendidikan Dasar Kedisiplinan dan Kepemimpinan) selama dua setengah bulan. Masa tersebut merupakan salah satu masa terberat selama menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, karena pada masa tersebut merupakan masa peralihan dari kehidupan yang tidak mandiri menjadi kehidupan mandiri serta pelatihan kedisiplinan dan kepimpinan juga mental. Pada masa tersebut saya tidak dapat menggunakan alat komunikasi sama sekali dan tidak bisa berhubungan dengan keluarga di rumah. Pada masa tersebut juga dipenuhi oleh berbagai macam pelatihan untuk menempa fisik dan mental. Meskipun dengan berbagai macam kegiatan yang sangat menguras fisik dan mental, saya harus tetap berusaha mendapatkan nilai rapor yang tinggi agar saya bisa menggapai salah satu impian saya yaitu menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada masa kelas sepuluh merupakan masa-masa yang cukup berat dimana saya masih harus beradaptasi dengan lingkungan baru serta kehidupan yang sangat berbeda dibanding ketika saya masih berada di SMP. Ditambah menjadi angkatan termuda di sekolah. Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan saya untuk dapat mendapat nilai yang baik dan mempertahankannya agar bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan melalui seleksi nilai rapor. Selain masa adaptasi lingkungan dan kehidupan yang berat ditambah dengan dibatasinya penggunaan gadget yaitu handphone hanya dapat digunakan pada hari sabtu dan minggu tidak boleh digunakannya smartphone membuat tantangan baru dalam perjalanan saya mempertahankan nilai saya. Pada saat saya kelas sepuluh saya mendapatkan kesempatan untuk mewakili sekolah saya dalam perlombaan OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang Fisika serta POPDA Renang. Oleh karena itu, saya harus dapat membagi waktu antara saya mempertahankan dan meningkatkan nilai rapor saya di sekolah, mendapatkan medali di OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang fisika untuk sekolah saya SMA Taruna Nusantara, dan memenangkan kejuaraan POPDA Renang tingkat kabupaten. Masa adaptasi yang memiliki banyak tekanan serta pembagian waktu yang cukup sulit karena harus menyeimbangkan dan memenuhi tujuan saya adalah tantangan terbesar dalam usaha saya untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada masa kelas sebelas merupakan masa-masa paling seru selama kehidupan saya di SMA Taruna Nusantara, dimana saya sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan di SMA Taruna Nusantara juga sudah mulai akrab dan mengenal satu sama lain. Karena sudah mulai bebas karena tidak lagi menjadi yang termuda. Hal -hal tersebut menyebabkan munculnya hasrat untuk bermain lebih besar dibanding hasrat untuk belajar. Saat saya kelas sebelas saya juga mendapatkan kesempatan utnuk mewakili seklolah saya dalam perlombaan OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang Fisika serta POPDA Renang. Tantangan saya pada kelas sepuluh kembali datang yaitu harus bisa membagi waktu diantara tiga kondisi dimana saya harus membawa medali dari perlombaan OSN (Olimpiade Sains Nasional) bidang fisika, mendapatkan juara pada kejuaraan POPDA Renang, dan mempertahankan juga meningkatkan nilai rapor saya di sekolah. Hal tersebut menjadi sulit karena perlombaan yang saya ikuti membuat saya harus sering izin meninggalkan kelas bahkan sampai tidak masuk sekolah selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mempersiapkan diri menghadapi perlombaan yang akan saya hadapi. Hal tersebut membuat saya harus mengerjakan banyak tugas dan ulangan susulan untuk mengejar ketertinggalan dan nilai yang kosong akibat saya sering meninggalkan kelas dalam rangka mempersiapkan lomba dalam kondisi dimana saya harus mempertahankan dan meningkatkan nilai rapor saya agar bisa melanjutkan pendidikan saya di Universitas Indonesia. Saya menjadi kehilangan waktu bermain saya bersama teman-teman saya akibat saya sering izin untuk tidak sekolah. Saya juga mengikuti organisasi MPK (Majelis Perwakilan Kelas) juga beberapa kepanitiaan yang membuat saya harus membagi fokus saya kepada hal tersebut juga. Hal-hal tersebutlah yang menjadi tantangan bagi saya selama kelas sebelas dalam usaha saya untuk diterima dan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada masa kelas dua belas saya harus mempertahankan nilai dan meningkatkan nilai saya selama satu semester lagi yaitu semester lima. Pada kelas dua belas pikiran saya sudah benar teralihkan kepada tujuan masa depan yaitu melanjutkan kuliah. Saya berhenti mengikuti perlombaan serta organisasi dan fokus untuk mendapatkan nilai terbaik sehingga saya bisa diterima dan menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah melewati semester lima, sekolah saya sudah memfokuskan siswanya untuk pendaftaran jalur SNMPTN. Tetapi beredar kabar bahwa sekolah saya sudah di-blacklist selama kira-kira 5 tahun oleh Universitas Indonesia sehingga tidak ada yang diterima di Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN. Hal tersebut tentulah menjadi sebuah tekanan yang berat bagi saya dimana saya masuk SMA Taruna Nusantara dengan harapan agar lebih mudah mendapatkan kesempatan untuk diterima di Universitas Indonesia. Saya sempat sudah berpikir untuk merelakan SNMPTN dan berusaha mempersiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN. Ternyata pada tahun saya untuk pertama kali diperkenalkannya sistem baru untuk SBMPTN yang bernama UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) yang menambah tekanan saya dalam usaha saya agar dapat diterima dan menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah berkonsultasi dengan orang tua, kakak dan abang saya, saya tetap memutuskan memberanikan diri untuk mengambil Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama saya di SNMPTN. Saya terus berdo’a dengan penuh rasa cemas dan takut namun tetap diiringi keyakinan bahwa saya bisa diterima. Alhamdulillah pada hari pengumuman SNMPTN saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal itu bagaikan hadiah dari usaha saya selama ini baik usaha dengan cara belajar untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai dan usaha saya berdo’a kepada Allah SWT.
Kesan saya jika saya diterima sebelum melihat pengumuman adalah hal tersebut merupakan hal yang sangat sulit dimana sekolah saya sudah lima tahun tidak diterima SNMPTN UI. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi beban mental dan tekanan yang sangat besar bagi saya, tetapi saya tetap berusaha untuk yakin dan percaya bahwa saya bisa diterima. Kesan saya jika saya diterima setelah melihat pengumuman adalah saya merasakan rasa bersyukur yang sangat luar biasa kepada Allah SWT dan rasa sukacita karena saya dapat diterima di fakultas yang selama ini saya impikan dan di universitas yang saya idamkan.
Harapan saya adalah saya ingin dokter spesialis yang hebat yang dapat menolong orang yang kesusahan sehingga mereka dapat sembuh dan bahagia. Saya berharap bisa menjadi menolong dan menjaga kesehatan keluarga saya agar mereka tidak jatuh sakit dan kesusahan. Saya juga berharap bisa memberikan kontribusi yang besar kepada masyarakat dalam bidang kesehatan agar masyarakat bisa terhindar dari wabah penyakit dan memiliki gaya hidup yang sehat. Terakhir, saya berharap kepada rekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 2019 agar kita menjadi keluarga dengan hubungan yang erat dan saling membantu demi memajukan dan menjaga bangsa dan negara.
Rencana saya satu tahun ke depan adalah saya bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan dan kehidupan Fakultas Kedokteran Universitas Indoneisa. Rencana saya tiga tahun ke depan adalah saya dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai IPK yang tinggi serta aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan, membangun relasi kepada rekan, kakak tingkat, serta dosen, juga berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan seperti perlombaan dan kegiatan social. Rencana saya 10 tahun ke depan adalah saya sudah atau sedang mengambil pendidikan profesi dokter spesialis serta sudah menikah. Rencana saya 20 tahun ke depan adalah saya sudah menjadi dokter yang sukses yang bisa menolong orang lain dan memberikan kontribusi yang luar biasa kepada masyarakat, bangsa, negara, dan dunia.
Pesan saya kepada siapapun yang ingin memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah jika kalian ingin masuk tunjukkanlah bahwa kalian adalah orang yang layak melalui tidak hanya prestasi tetapi juga dari sikap dan perilaku kalian. Janganlah menjadi orang yang mudah menyerah dan berputus asa di tengah jalan, dan teruslah semangat dalam meraih tujuan dan cita-cita kalian yaitu menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kata Mutiara saya adalah
“Setiap usaha kalian akan mendapatkan hasil yang setimpal dan tuhan tau apa yang terbaik untuk kalian”
Comments