Narasi Perjuangan untuk Diterima di FKUI -- Muhammad Syaiful Akbar
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 10 min read
Halo semuanya ! nama saya Muhammad Syaiful Akbar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019. Kali ini saya akan menceritakan sedikit dari kepingan memori dari pejuangan saya untuk diterima menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia adalah perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang memiliki bermacam-macam fakultas favorit, salah satunya adalah fakultas kedokteran FKUI yang diminati oleh puluhan ribu siswa dari seluruh Indonesia, dari Sabang maupun sampai Merauke. Karena banyaknya lulusan SMA yang bercita-cita menyehatkan bangsa dengan menjadi seorang dokter, Universitas Indonesia selalu menempati posisi pertama selama bertahun-tahun sebagai universitas terbaik. Dan juga karena lokasinya yang baik dan bisa diakses dengan mudah oleh kendaraan umum, menyebabkan FKUI banyak peminatnya dari seluruh penjuru Indonesia. Untuk dapat menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia dibutuhkan perjuangan yang sangat serius.
Sebelumnya perkenalkan, Nama saya Muhammad Syaiful Akbar, biasa dipanggil dengan Nama Ipul. Saya anak ke 4 dari 5 bersaudara. Saya lahir pada tanggal 4 maret 2002. Dari kecil saya orang yg selalu baik dan simpatik kepada orang lain, sehingga saya mempunyai teman yang banyak. Saya juga memiliki kebiasaan bermalas-malasan ketika kecil , saya pun juga cukup pemalu kala itu. Namun seiringnya waktu, saya pun juga berkembang, saya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk saya dan menjadi manusia yg lebih baik.
Sejak kecil orang tua saya selalu terbantu oleh paman saya yang memiliki profesi seorang dokter. Ketika salah satu keluarga ada yang sakit, orang tua saya tidak segan langsung menelepon paman saya untuk konsultasi, sehingga keluarga saya selalu sehat. Dan mulai dari sinilah orang tua saya mengenalkan dan membimbing saya ke ranah dunia kedokteran.
Saya bersekolah di Taman Kanak-Kanak Nurul Amal selama 2 tahun, dan melanjutkan pendidikan saya di sekolah dasar Madrasah Pembangunan, sekolah dasar islami yang cukup bagus di daerah setempat. Saya menimba ilmu 6 tahun disana. Di sekolah dasar ini, saya belajar banyak sekali dari guru. Tidak hanya matematika, IPA, dan IPS , namun, saya juga dibekali dengan ilmu keagamaan seperti fiqih dan lain-lain. Ketika saya lulus dari jenjang awal pendidikan saya ini, saya sudah mempunyai bekal ilmu yang bermanfaat dan juga akhlak yang baik yang ditanam oleh guru yang berjasa di sekolah dasar.
Selanjutnya ketika Ujian Nasional SD dilaksanakan, Alhamdulillah saya mendapat hasil yang baik, yaitu dengan NEM 27,33. Sehingga saya dapat diterima di SMPN 19 Jakarta.
Di SMPN 19 Jakarta ini memiliki Program Aksel (akselerasi) yaitu, program percepatan masa belajar dari 3 tahun, dipadatkan menjadi 2 tahun saja. Saya tertarik sekali dengan program Aksel ini, sehingga saya mengikuti tes masuk program Aksel ini. Tes yg saya ikuti yaitu tes IQ atau tes psikotest untuk menyeleksi siswa yang memiliki potensi lebih untuk mengikuti program Aksel ini.
Dan akhirnya waktu diumumkan, saya sangat gugup dan gelisah, akhirnya saya mendengar kata "Muhammad Syaiful Akbar anda lulus Program Akselerasi". Saya sangat senang, dan seketika saya sujud syukur untuk mengungkapkan rasa syukur saya pada Tuhan yg Maha Esa. Dan orang tua saya bangga sekali kepada saya karena telah masuk program Aksel yang bisa membuat saya "hemat" 1 tahun belajar. Selama di SMPN 19 ini dengan program aksel saya selalu diburu dan dikejar materi oleh guru, namun karena kualitas guru yang baik dalam menjelaskan materi, alhasil saya dan teman-teman yang lainnya dapat memahami materi dengan baik. 1 tahun berlalu saya di SMP ini, ketika saya memasuki jenjang kelas 3 SMP, saya mengikuti bimbingan belajar bersama teman-teman sekelas saya. Di program bimbel ini guru juga mampu mengikuti alur materi pelajaran SMP kami yang dipercepat, sehingga bekal ilmu yang saya pelajari semakin lengkap. Dan tibalah waktu Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama 2016. Saya sudah belajar dari sekolah dan ditambah oleh bimbel saya merasa cukup dan mampu untuk lulus SMP dengan hasil yg memuaskan.
Akhirnya saya pun diterima di salah satu SMA terbaik di Jakarta yaitu, SMAN 70 Jakarta.
Saya sangat senang karena dapat diterima di sekolah yang sama dengan kakak saya yang lalu. Sekolah yg membawa kakak saya ke Perguruan Tinggi Negeri. Di SMAN 70 ini, saya belajar lebih banyak lagi, saya memiliki banyak teman dan kenangan yang indah. Saya masuk dalamn jurusan MIPA, yang mempelajari pelajaran fisika, kimia, dan biologi lebih dalam dan tidak mempelajari pelajaran turunan dari IPS, seperti sosiologi maupun yg lain. Di SMA ini saya merasa tertantang untuk mempelajari ilmu-ilmu baru seperti pelajaran kimia yang belum dipelajari lebih dalam ketika SMP. Dan saya sangat menyukai pelajaran biologi dan kimia, bahkan ketika sampai di rumah saya selalu mengulang pelajaran yg dijelaskan oleh guru disekolah agar dapat dipahami dengan lebih baik lagi.
Masa SMA adalah masa terbaik, kutipan dari banyak orang yang telah merasakan masa SMA dan sudah bekerja. Tidak dapat dipungkiri saya setuju dengan hal itu, masa SMA adalah masa dimana kita bisa mengeksplorasi lebih dalam potensi dan bakat kita. Kita memiliki waktu dan teman-teman yang selalu ada ketika kita butuh. Di SMA ini saya juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler beladiri yang bernama Ju-jitsu. Seni bela diri ini berasal dari Jepang dan Brazil. Kegunaan bela diri ini saya pelajari untuk melindungi diri maupun orang terdekat saya dari ancaman, karena di masa SMA ini saya mulai pergi bersama teman-teman saya menjelajahi tempat tujuan baru yg belum pernah saya datangi, dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan seperti pencuri, pemalak maupun yg lain. Di ekstrakurikuler ini saya belajar mengenai apa artinya kekeluargaan dan apa arti dari sebuah kata solidaritas. Susah dan senang sudah kita rasakan bersama.
Saya juga memiliki senior alumni yang diterima di FKUI. Saya sering menanyakan hal-hal yang berkaitan tentang kedokteran kepada dia, dan setiap penjelasan yang dia berikan menginspirasi dan memotivasi saya untuk menjadi seorang dokter yang dapat berguna bagi sesama. Dan di SMA ini saya sudah membulatkan tekad untuk berjuang agar diterima sebagai mahasiswa kedokteran 2019.
Saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tujuan saya karena saya memiliki keyakinan bahwa Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia ini benar-benar yang terbaik. Pandangan saya mengenai FKUI ini bukan hanya sekadar omongan belaka saja, namun sudah terbukti bahwa Universitas Indonesia memiliki lulusan yang berkualitas dan sukses. Banyak lulusan Universitas Indonesia yang ikut andil dalam memajukan Indonesia, seperti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Indonesia, Megawati Soekarno Putri sebagai mantan Presiden Republik Indonesia periode 2001-2004 dan lain-lain. Universitas Indonesia juga salah satu universitas tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1849.
Motivasi saya untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk mengabdi menjadi dokter, karena saya ingin berguna bagi bangsa dan negara. Saya juga ingin memperbaiki kesehatan di Indonesia ini dan menjadikan negara yang lebih sehat dan lebih baik. Selain itu saya ingin membanggakan orang tua dengan diterima di Universitas terbaik di Indonesia dan menjadi seorang dokter yang mampu menjaga kedua orang tua saya dan selalu siap sedia untuk menyembuhkan mereka di kala mereka membutuhkan saya kelak nanti.
Berbakti pada orang tua dengan belajar sungguh-sungguh untuk menghargai kerja keras mereka untuk menafkahi saya dan membesarkan saya sejak kecil, menjadi salah satu motivasi terkuat saya. Dari sisi lain, dunia kedokteran memiliki prospek kerja yang tinggi, karena waktu demi waktu dokter akan selalu dibutuhkan untuk menyembuhkan pasien. Walaupun mungkin kelak nanti akan ada kemajuan teknnologi yang memungkinkan Artificial Intelligent (AI) dapat memasuki dunia kedokteran. Namun, AI tidak akan menggantikan sebuah dokter. Karena dokter telah belajar, dipersiapkan, dan ditempa sedemikian mungkin agar dapat merawat dan mengobati pasien dengan baik dan cekatan. Yang membedakan kita dengan AI adalah manusia memiliki pikiran yang dianugerahi Tuhan untuk berpikir cepat,tanggap,dan kritis serta sebuah hati atau perasaan yang dapat membuat kita merasa simpati kepada pasien sehingga kita dapat memahami apa keluhan pasien dan memberikan pengobatan terbaik agar pasien kita merasa nyaman dan bisa sembuh dengan cepat.
Untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Ketika saya masuk SMA orang tua saya sudah membekali saya dengan nasihat "Belajarlah sebaik mungkin dan raihlah cita-citamu setinggi langit”. Nasihat tersebut selalu saya ingat dan saya terapkan di kehidupan saya. Saya berusaha agar nilai di setiap semester di masa SMA ini agar selalu bagus dan memiliki grafik naik, agar menambah peluang saya untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya juga selalu berusaha untuk aktif di kegiatan sekolah untuk melatih soft skill saya. Di sini saya belajar memanajemen waktu, agar waktu yang saya punya digunakan sebaik-baiknya dan tidak terbuang sia-sia, karena waktu adalah hal yang penting di kehidupan kita. Jika waktu telah berlalu kita tidak akan bisa mengulangnya. Mengerjakan tugas tepat waktu, belajar bersama, mendengarkan penjelasan guru dengan fokus, tidak bosan-bosannya semua itu saya lakukan demi berjuang untuk diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya juga mengikuti pembelajaran di bimbingan belajar. Di sana saya dapat mengulang materi yang saya kurang pahami dan mengulas materi-materi sebelumnya agar tidak lupa. Di bimbingan belajar ini saya mendapat tugas juga yang tidak kalah dengan PR tugas dari sekolah, namun saya tetap tabah dan berjuang, karena saya percaya setiap usaha pasti membuahkan hasil, apalagi usaha yang sebaik mungkin pasti hasil yg diperoleh juga yang terbaik. Saya juga tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang instant. Dan saya juga percaya bahwa Tuhan Allah SWT pasti akan memberikan kemudahan dari segala kesukaran.
Ketika saya memasuki tahun ajaran ke-3 di SMA diselenggarakan Event Asian Games 2018. Sekolah saya yang berlokasi di Jalan Bulungan yang termasuk salah satu arah alternatif menuju daerah Senayan, diberikan kesempatan oleh Panitia Asian Games 2018 untuk mengirimkan volunteer dari siswa yang ingin ikut berpartsipasi dalam Acara Asian Games 2018 ini. Saya sangat tertarik ketika mendengar kabar tersebut, bahkan saya bisa mendapat sertifikat prestasi jika ikut berpartisipasi menjadi volunteer. Dengan nilai kumulatif yang sudah saya perjuangkan dari awal SMA ternyata belum cukup untuk merebut posisi teratas ranking 1 paralel. Orang tua saya pun langsung memberitahu saya tentang jalur talentscouting UI. Saya sangat senang karena masih ada peluang untuk saya untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, namun persyaratannya mewajibkan untuk menyerahkan berkas raport, sertifikat pendidikan atau prestasi, dan Toefl dengan minimal 550. Untuk Toefl saya tidak perlu khawatir karena dari awal masuk SMA kelas 3 saya sudah mempersiapkannya dan sudah cukup dengan syarat pengajuan Talentscouting. Untuk memberikan usaha terbaik pada pengajuan berkas Talentscouting saya membutuhkan sertifikat prestasi untuk mendukung saya.
Akhirnya saya putuskan untuk berpartisipasi menjadi volunteer Asian Games 2018 dengan izin orang tua saya. Saya bahkan sempat berpikir apakah ini memang benar sebuah takdir dari Tuhan, karena ketika saya membutuhkan 1 lagi persyaratan untuk mengajukan Talentscouting, event itu malah hadir di tahun ini. Menurut saya tidak ada yang kebetulan di dunia ini,karena di setiap suatu peristiwa pasti ada sebuah hikmah dibaliknya seperti Event Asian Games 2018 yang tiba di saat yang tepat. Namun juga ada konsekuensi dari volunteer Asian Games 2018 ini, kelak nanti latihan sebagai volunteer mungkin akan menganggu masa pembelajaran di sekolah, namun saya sudah mempersiapkan diri untuk berusaha memanajemen waktu agar waktu belajar di sekolah saya tidak terganggu. Akhirnya saya menjalani latihan volunteer Asian Games dan belajar di sekolah berdampingan. Akhirnya sampailah pada puncak acara dan saya dapat berpartisipasi dengan baik di Pembukaan Asian Games maupun di Penutupan Asian Games 2018. Sayapun mendapatkan persyaratan terakhir yang dibutuhkan untuk mengajukan berkas Program Talentscouting Universitas Indonesia. Saya lega dan senang karena semua persyaratan saya sudah tepenuhi dan saya sudah melakukan yang terbaik untuk berjuang menjadi Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia.
Tidak lama kemudian pengumuman seleksi berkas diumumkan. Saya senang karena saya terpilih menjadi salah satu diantara 2 calon mahasiswa yang terpilih dari 5 siswa yang mengikuti program talentscouting. Namun terlepas dari rasa senang saya tetap memberikan semangat pada ketiga teman lainnya untuk tetap berusaha untuk menjadi mahsiswa kedokteran di perguran tinggi negeri. Akhirya saya dan teman saya melanjutkan seleksi tahap akhir yaitu tes MMPI dan interview. Saya sudah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk interview bahkan saya mempersiapkan skenario terburuk atau tersulit dari sebuah interview. Namun, usaha tidak membohongi hasil. Ketika hari interview tiba, Alhamdulillah, apa yang semua saya persiapkan membantu saya untuk menjawab interview dari juri. Esok harinya kami mengikuti tes selanjutnya yaitu Tes Kepribadian MMPI. Kami pun hanya tinggal menunggu pengumuman untuk talentscouting ini.
Akhirnya hari pengumuman SNMPTN tiba, teman saya yang mendaftar di Talentscouting itu diterima Undangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, namun saya yang juga mendaftarkan di SNMPTN untuk FKUI ditolak. Kesal, sedih, semua bercampur aduk. Walaupun ini memang dapat diduga, karena saya memang belum berhasil mendapat posisi pertama ataupun kedua dari ranking paralel sekolah. Saya pun berdoa terus menerus pada malam hari itu, berdoa kepada Tuhan agar diberikan yang terbaik untuk masa depan. Saya berdoa dan terus mencurahkan keluh kesah saya di dalam doa pada malam itu. Esok adalah hari pengumuman talentscouting. Sayapun gugup dan takut sekali saat pengumuman. Karena hanya ada saya dari sekolah SMA 70 yang medaftar untuk FKUI melalui jalur Talentscouting pada saat itu, karena teman saya sudah diterima terlebih dahulu di pwngumuman SNMPTN.
Dan ketika saya membuka web pengumuman talentscouting Universitas Indonesia, Saya sangat gembira dan bahagia, karena saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019. Air mata saya keluar seketika, sayapun langsung berucap puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doa saya dan memberikan yang terbaik untuk saya. Sayapun sujud syukur sebagai tanda syukur saya kepada Tuhan yang Mahabaik dan Maha Mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya. Akhirnya saya dapan memasang senyuman bahagia kepada kedua orang tua saya. Mereka sangat senang sekali dan bangga kepada saya. Alhamdulillah adalah kata yang paling sering saya ucapkan pada hari itu.
Harapan saya untuk hari-hari esok saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya bisa selalu ingat perjuangan jatuh bangun yang saya tempuh untuk diterima di FKUI 2019 ini dan selalu ingat perjuangan orang tua saya untuk memberikan pendidikan terbaik untuk saya, sehingga saya selalu semangat belajar dan memiliki mental yang kuat untuk melanjutkan perjalanan untuk menjadi dokter yang bermanfaat bagi sesama.
Semoga kelak nanti saya bisa menjadi dokter yang berkualitas dan memiliki integritas yang tinggi sehingga melindungi dan menjaga kesehatan keluarga saya, serta sigap dalam mengobati keluarga jika dibutuhkan. Dan saya juga berharap dapat berkontribusi dan berjuang bersama teman-teman sejawat dan seangkatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019. Semoga kelak nanti kita dapat menjadi angkatan dan teman sejawat yang memiliki ikatan bagaikan keluarga sendiri, selalu ada ketika membutuhkan, selalu membantu ketika ada yang dalam kesusahan dan menjadi teman sehidup seperjuangan untuk menyejahterakan kesehatan bangsa dan membuat Indonesia lebih sehat dan lebih baik lagi.
Rencana untuk 1 tahun kedepan saya berharap saya sudah menemukan cara belajar yang efektif di dunia kuliah ini dan dapat mengenal lebih baik dan merasakan kekeluargaan yang kuat dari teman seangkatan dan teman sejawat kelak nanti. Untuk rencana 3 tahun kedepan saya berencana untuk sudah menyicil skripsi dari semester 3 dan di tahun ketiga ini saya sudah bisa mengerjakan skripsi bab terakhir dan telah mempersiapkan untuk segala ujian-ujian nanti dan belajar dengan baik bersama teman maupun sendiri sehingga IP saya di tahun ketiga nanti bisa masuk dalam kategori cumlaude, AAMIIN….. rencana 10 tahun kedepan nanti saya berencana untuk sudah lulus dari menjemput gelar Mater of Research di Newcastle,Inggris. Dan saya sudah mengambil spesialis kedokteran anak di Universitas Indonesia dan saya sudah diterima di beberapa rumah sakit untuk praktek, seperti Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Rumah Sakit Universitas Indonesia, Rumah sakit Pondok Indah, dan lain-lain. Untukj rencana 30 tahun kedepan saya berharap dan berencana saya sudah berkeluarga bahagia memiliki 3 orang anak dan seorang istri serta rumah yang sangat mencukupi untuk keluarga dan kendaraan pribadi yang bagus, tentu saja perjuangan dan dedikasi saya tidak terheti disini. Saya akan terus berusaha untuk menyehatkan orang lain, menyehatkan bangsa, dan menyehatkan dunia. Saya berencana untuk menjadi perwakilan dari Indonesia untuk WHO (World Health Organization) untuk menyejahterakan umat manusia di Bumi ini dari segala penyakit dan ancaman dari dunia kesehatan. Dan mengharumkan Indonesia Indonesia di dunia. Dan menyelamatkan seluruh umat manusia di alam semesta ini dari berbagai penyakit di dunia kedokteran.
Pesan saya nuntuk teman-teman yang saat ini berjuang untuk menjadi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tetap semangat dan selalu berjuang dan berusaha ! karena kesuksesan datang pada orang tyang terus berjuang dan tidak pernah putus asa. Jika merasa kurang motivasi bayangkanlah dirimu menggunakan jaket kuning dan menggunakan jas lab kedokteran kelak nanti. Betapa hebatnya kalian dan kerennya kalian jika memakai itu. Dan bayangkan wajah kedua orang tua kalian yang bangga dan bahagia anaknya dapat menjadi dokter yang sukses dan bermanfaat bagi sesama manusia.
Kata mutiara yang ingin saya sampaikan adalah TERUSLAH BERJUANG!! Berjuang untuk masa depan, berjuang demi orang tua, berjuang demi cita cita dan tujuanmu. Dan bermimpilah setinggi-tingginya. Karena bermimpi tinggi bisa mengantarkan kalian kepada kesuksesan yang jauh lebih baik dan tujuan yang lebih baik lagi. Tidak lupa juga berdoa dan bersyukur, ingat semua nikmat dan rezeki yang kita rasakan ini semua hanya berkat nikmat yang ALLAH berikan kepada kita dan bersyukurlah agar hidupmu lebih baik.
留言