NARASI PERJUANGAN -- GHAYDA NAFISA ASSAKURA
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Kepada siapapun yang membaca ini, saya doakan semoga kamu sedang dalam kondisi yang sehat dan bahagia. Perkenalkan, nama saya Ghayda Nafisa Assakura. Saya biasa dipanggil Assa atau Assakura. Saya lahir di Tokyo, Jepang, pada tanggal 4 April 2001, saat itu ayah saya sedang kuliah di sana, ibu saya ikut. Saat saya berumur 4 tahun, adik saya yang bernama Bravi lahir. Masa kecil saya dihabiskan dengan bermain bersama teman-teman sekitar rumah saat matahari sedang terik, membuat kulit saya gelap sampai sekarang. Dahulu saya sering minder dan sedih apabila diledek tentang hal ini, tetapi lama kelamaan saya bisa santai saja dengan segala ejekan dan mencintai diri saya sendiri.
Menurut saya pribadi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia, sehingga apabila saya harus masuk kedokteran, saya harus masuk ke FKUI. Lulusan-lulusan FKUI terbukti unggul, cerdas, dan mampu bersaing.
Hal yang menjadi salah satu motivasi terkuat bagi saya, Universitas Indonesia cukup dekat dari rumah. Saya bisa menjalani kuliah dengan pulang pergi apabila diterima di UI.
Saat duduk di bangku sekolah dasar, di SDN Tebet Timur 15, saya merupakan anak yang sangat serius, kaku, dan ambis. Saya menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku, tidak pernah berpikir untuk bersosialisasi dan bersenang-senang. Kala itu, saya tidak menganggap bahwa perasaan dan emosi seseorang adalah hal yang penting. Hal ini semakin menjadi setelah saya sering menemani ibu saya yang kebetulan merupakan seorang dokter saat praktek. Seringkali pasien tidak setuju, membantah, dan bahkan marah pada instruksi dari ibu saya, padahal saya yakin ibu saya adalah orang yang ahli di bidangnya dan yang beliau katakan pasti benar. Hal ini membuat saya tidak mau menjadi dokter. Akan tetapi, karena melihat saya tidak pernah kesulitan dalam bidang akademis, keluarga saya sangat berharap agar saya kelak dapat menjadi dokter. Saya merupakan cucu pertama dalam keluarga besar ibu saya, sehingga diharapkan saya dapat menjadi contoh bagi adik-adik saya.
Saya melanjutkan pendidikan ke SMPN 115 Jakarta. Sebenarnya tidak banyak yang terjadi pada masa ini, akan tetapi diri saya mulai berubah. Saat SMP, teman-teman dan berbagai kegiatan organisasi berhasil menuntun saya menjadi Assa yang lebih baik dari sebelumnya. Saya menjadi lebih terbuka, santai, dan banyak bercanda. Saat itu saya juga lebih bisa menghargai perasaan orang lain. Saya sempat bercita-cita menjadi dokter, karena saat SMP saya mulai tertarik pada biologi.
Setelah lulus dari SMP, saya melanjutkan pendidikan ke SMAN 8 Jakarta. Kehidupan di SMA merupakan masa-masa paling berkesan dalam hidup saya, sampai saat ini. Saya bertemu banyak sekali teman-teman baru yang sifatnya beragam. Saya juga menemukan sahabat-sahabat yang cocok dan bisa saya percaya dalam segala hal. Beragam kegiatan yang saya ikuti juga menurut saya berhasil membentuk saya menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah masuk SMA, pemikiran saya sangat berbeda dengan saat kecil, saya menganggap bahwa emosi, perasaan, dan kesehatan mental setiap insan merupakan hal yang paling penting dan harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Saya menjalani proses belajar di sekolah dengan lebih santai dan senang, sehingga hasilnya baik. Pada semester 1, saya berhasil mendapatkan nilai rapor yang menurut saya baik. Saat semester 2, saya mengikuti rangkaian seleksi OSN biologi yang menyita waktu, sehingga nilai-nilai saya banyak yang turun. Saat itu saya hanya sampai pada tahap provinsi. Saya saat itu dapat menerima hasil dengan ikhlas dan bersiap untuk mengikuti seleksi tahun selanjutnya.
Di semester 3, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti kegiatan dan bermain bersama teman-teman. Saat itu saya belum terlalu sadar akan pentingnya menjaga nilai demi SNMPTN. Jujur, saya tidak menyesali hal ini, karena pada semester ini saya mulai sadar bahwa memberi "hadiah" pada diri saya sendiri atas segala pencapaian saya merupakan hal yang baik dan benar untuk dilakukan.
Di semester 4, saya kembali mengikuti rangkaian seleksi Olimpiade Sains Nasional. Di tahap pertama yaitu tahap kota, saya berhasil mendapat hasil yang sangat baik. Hal yang sama terjadi pada tahap provinsi, saya berhasil lolos dan menjadi kontingen biologi DKI Jakarta dalam OSN 2019 di Padang, Sumatera Barat. Segala proses belajar dan pelatihan yang harus saya hadapi, yang rasanya sangat berat, terasa terbayar setelah nama saya dipanggil sebagai peraih medali perak. Momen ini adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup saya, setidaknya sampai saat ini. Nilai rapor saya pun juga membaik, sejak titik ini, saya mulai optimis dapat berhasil dalam SNMPTN.
Semester 5 saya jalani dengan lebih santai lagi dari sebelumnya. Saya saat itu memutuskan untuk tidak mengikuti bimbingan belajar dan belajar sendiri. Nilai saya membaik dari semester sebelumnya. Di semester ini pun saya juga banyak bermain dan menghabiskan waktu untuk menyenangkan diri saya. Saya turut serta dalam kegiatan-kegiatan di sekolah yang sebelumnya tidak dapat saya hadiri. Dengan ini, saya dapat menambah jumlah teman, mengenal orang-orang di sekolah saya sebelum saya lulus. Saya juga mengikuti Pelatnas 1 International Biology Olympiad, tetapi tidak lanjut ke tahap berikutnya. Pelatnas ini dilaksanakan di Bandung. Saya mendapat banyak teman-teman baru, yang sifatnya unik-unik tetapi menyenangkan dan baik. Saat saya kembali ke sekolah, saya sudah harus menentukan kemana saya ingin melanjutkan pendidikan. Saya saat itu sebenarnya tidak terlalu berminat untuk melanjutkan pendidikan pada fakultas kedokteran, akan tetapi seluruh keluarga saya berharap saya mendaftarkan diri. Saya merasa lebih berminat pada bidang-bidang lain, yang tidak memerlukan banyak menghafal, yang fokus pada eksperimen dan memerlukan banyak perhitungan. Akan tetapi, keluarga saya benar-benar meminta untuk mendaftarkan diri ke FKUI, dan setelah saya renungkan, saya akan kalah saing dengan teman-teman lain yang telah terlebih dahulu berkecimpung dalam bidang yang saya minati, mengingat saya sebelumnya tidak mempelajari bidang-bidang tersebut. Saya pada akhirnya ikhlas dan membulatkan tekad untuk masuk ke FKUI. Yang paling jelas dalam pikiran saya, saya ingin membahagiakan keluarga saya selagi diberi kesempatan.
Saya merupakan orang yang optimis dan yakin, sehingga kurang mempersiapkan apabila gagal. Saya saat itu yakin bahwa saya bisa berhasil dalam SNMPTN. Saya rajin memperhitungkan segala peluang dan resiko berdasarkan peringkat saya bersama guru BK. Akibat dari rasa yakin ini, saya tidak menyiapkan apa-apa untuk tes masuk perguruan tinggi. Saya memutuskan untuk tidak mengikuti bimbingan belajar dan les apapun. Orang-orang di sekitar saya sempat khawatir, tetapi Alhamdulillah, ekspektasi saya sesuai dengan kenyataan, saya lolos pada SNMPTN, berhasil masuk ke FKUI.
Meskipun saya percaya diri dapat masuk, tetap saja saya berdebar saat akan membuka laman pengumuman SNMPTN. Saat hari pengumuman, teman-teman saya sudah duluan membuka hasilnya saat pagi. Saya mencoba berkali-kali untuk membukanya, akan tetapi tidak bisa. Saya cukup panik saat itu. Pada akhirnya, saya bisa membuka pengumuman pada saat jam pelajaran. Saya langsung izin untuk ke toilet dan menghubungi ibu saya untuk mengabarkan hasilnya. Saat itu saya sangat senang dan lega.
Saya sebenarnya merasa perjuangan saya yang telah saya ceritakan kurang dapat menginspirasi. Banyak teman-teman saya yang jauh lebih inspiratif dan hebat. Akan tetapi, semoga yang saya tulis dapat sedikit memberikan semangat bagi siapapun yang membacanya.
Harapan saya bagi diri saya kedepannya, saya ingin menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Saya ingin saya bisa lebih fokus untuk membuat diri saya bahagia, sehat, dan tidak merasa tidak berguna. Saya juga ingin bisa menjadi lebih berguna untuk orang lain dan semua komponen dunia yang saya sayangi. Saya ingin bisa semakin rajin dalam belajar dan mendapatkan nilai yang baik selama belajar di FKUI. Saya ingin menjadi dokter bedah yang hebat dan sangat dibutuhkan saat saya dewasa nanti.
Harapan saya bagi keluarga dan masyarakat sekitar, saya berharap supaya mereka semua dapat selalu sehat dan bahagia. Semoga semua orang bisa menjadi lebih ramah, baik, dan pengertian terhadap sesama, sehingga dapat tercipta keadaan yang lebih baik.
Harapan saya untuk teman FKUI 2019, saya berharap kedepannya kami akan selalu kompak dan solid, serta berlaku sesuai dengan jargon kami, integritas. Saya berdoa supaya tidak akan ada masalah yang berarti dalam angkatan kami nantinya. Semoga kami semua sehat dan bahagia selalu, bisa mendapat hasil yang baik dalam setiap kegiatan dan ujian, dapat menorehkan beragam prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Semoga kami dapat masuk FKUI bersama dalam keadaan yang sebaik-baiknya, dan dapat lulus dari FKUI dalam keadaan yang minimal sama dengan saat masuk.
Dalam 1 tahun ke depan, saya berencana menjaga komitmen untuk menempatkan kesehatan dan kebahagiaan diri saya dalam urutan pertama. Saya juga akan sangat memprioritaskan belajar dan berusaha supaya dapat mencetak nilai yang baik, semoga hal ini dapat tercapai dalam setiap ujian. Selain itu, saya berencana untuk aktif dalam berbagai organisasi, baik organisasi di lingkungan FKUI maupun organisasi di lingkungan UI secara keseluruhan. Saya akan mendaftarkan diri untuk masuk dalam organisasi yang sesuai dengan minat bakat saya.
Dalam 3 tahun ke depan, rencana saya adalah semakin memaksimalkan rencana saya pada poin 1 tahun. Saya ingin menjadi petinggi sebuah organisasi, ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial, serta menjadi bagian dari beragam organisasi di luar UI. Saya juga ingin semakin giat dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan uang, menabung untuk masa depan. Saya juga akan mengusahakan supaya dapat menjalin hubungan baik dengan semua orang-orang baik di Universitas Indonesia.
Dalam 10 tahun ke depan, saya ingin dapat segera melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Saya ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, dengan uang saya sendiri. Saya akan mencari beasiswa nantinya, dan mulai menabung dari sekarang. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih nilai yang sangat baik, sehingga mimpi saya yang telah saya sebutkan sebelumnya dapat terwujud. Saya sebenarnya masih bingung tentang apa yang ingin saya lakukan sebagai profesi di kemudian hari, tetapi salah satu impian saya yang cukup besar adalah menjadi dokter bedah, untuk spesialisasi bedahnya sendiri saya belum yakin ingin memilih yang mana, yang saya tekankan pada diri saya adalah saya harus mengambil bidang yang masih jarang ada ahlinya di Indonesia dan cukup sulit, butuh niat dan dedikasi yang tinggi.
Saya sendiri belum terlalu memikirkan tentang jodoh, menikah, dan berkeluarga. Tetapi saya ingin dapat menemukan pasangan yang tepat pada saat yang tepat nantinya.
Dalam 20 tahun ke depan, saya akan mengusahakan diri supaya dapat telah menjadi dokter bedah yang terbaik di bidangnya. Saya akan mempelajari ilmu yang saya pilih sampai jenjang tertinggi. Saya ingin dapat menangani berbagai kasus dengan sebaik-baiknya, menyelamatkan orang-orang dengan ilmu yang telah saya pelajari. Saya ingin menjadi seorang tokoh yang besar dan terkenal di negara ini, tentunya karena prestasi. Meskipun saya berniat untuk belajar di luar negeri, saya bertekad untuk kembali ke Indonesia.
Meskipun jumlah dokter di Indonesia sudah semakin banyak, pada kenyataannya dokter bedah pada bidang tertentu jumlahnya masih sangat sedikit. Tidak jarang saya mendengar ada pasien yang harus menunggu lama untuk dapat dioperasi, karena dokter yang dapat menangani pasien tersebut jadwalnya sangat padat. Saya juga ingin dapat menjadi sumber untuk dokter-dokter muda menimba ilmu. Impian saya yang paling liar, saya berharap saya dapat mengusahakan untuk menemukan dan menciptakan sesuatu yang sangat berguna dalam dunia kedokteran. Saya berharap dapat ikut serta dalam berbagai penelitian, atau bahkan memprakarsai berbagai penelitian, dan menemukan metode penyembuhan terbaik untuk penyakit-penyakit yang belum ada obatnya saat ini dan nanti. Saya juga akan mengusahakan agar saya dapat menulis buku-buku tentang biologi umum dan kedokteran.
Saya dapat memproyeksikan diri saya di masa depan sebagai orang yang ingin selalu belajar, mengejar segala prestasi dan pencapaian, dan menjadi yang terbaik di bidangnya. Bisa dibilang mungkin saya akan menjadi seseorang yang gila kerja. Akan tetapi, harapan saya, saya tetap dapat bahagia, santai, dan dalam kondisi ternyaman, tidak terpengaruh oleh apapun hal yang akan saya lakukan di masa depan.
Pesan saya untuk semua orang yang mau masuk FKUI, tetaplah belajar dengan segiat-giatnya, akan tetapi jangan lupa untuk istirahat, berikan penghargaan untuk dirimu sendiri, dan jaga kesehatan. Sedikit berbagi pengalaman, sejak kecil, proses belajar selalu saya lakukan secara bertahap. Pertama, saya akan membaca materi yang saya ingin pelajari berulang-ulang kali, dari sumber yang berbeda-beda tetapi valid, sampai saya benar-benar yakin bahwa saya menguasai bidang tersebut. Tahap ini memakan waktu yang panjang, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa henti untuk belajar. Setelah itu, tahap kedua adalah mengerjakan soal. Saya akan mengerjakan soal dalam bidang tersebut sampai tidak ada soal lagi yang tersisa. Saya berpegangan bahwa mengerjakan sesuatu tanpa paham betul dasarnya akan menyesatkan. Akan tetapi pasti semua orang punya metode masing-masing untuk belajar. Carilah metode yang terbaik bagimu.
Saya rasa, semua tulisan di atas sudah cukup untuk menceritakan perjuangan saya sampai bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya harap, semua tulisan ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya, walaupun mungkin hanya sedikit. Sekali lagi, saya doakan kalian akan selalu sehat dan bahagia.
Akhir kata, sesuai nama saya,
Asa laksana bahan bakar jiwa,
berhenti memilikinya berarti mati.
Comments