NARASI PERJUANGAN -- HANSEL ANDITA KRISTIANDI
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Hi! Perkenalkan nama saya Hansel Andita Kristiandi biasa dipanggil Hansel. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2001. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara dari Martin Kristiandi sebagai ayah saya dan Anita Gracia Chandra sebagai ibu saya. Saya mempunyai satu adik laki-laki yang bernama Hosea Andita Kristiandi yang sekarang duduk di kelas sepuluh SMA jurusan IPA. Sejak kecil, saya tinggal di daerah Jakarta sehingga terkadang nama Universitas Indonesia terdengar oleh saya karena memang perguruan tinggi negeri terdekat di Jakarta, yaitu Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta.
Sebelumnya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran tertua di Indonesia. Menurut saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran terbaik dan terhormat di Indonesia. Pandangan ini berdasarkan banyaknya lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang telah menjadi tokoh-tokoh penting di Indonesia. Selain itu, menurut saya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah pusat ilmu kesehatan di Indonesia dikarenakan terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau biasa disingkat RSCM yang merupakan rumah sakit umum daerah yang cukup dikenal oleh masyarakat dan warga di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Seiring dengan hal itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga dapat dikatakan sebagai fakultas kedokteran terbaik di Indonesia dengan berbagai fasilitas dan sistem yang dapat digunakan untuk menunjang mahasiswa mahasiswi Universitas Indonesia. Contohnya, Perpustakaan Universitas Indonesia atau Crystal of Knowledge sebagai julukannya, lalu ada juga atau disebut Scele. Begitu juga dengan sistem akademik Universitas Indonesia atau SIAK NG yang dapat diakses melalui website academic.ui.ac.id untuk pemilihan SKS, melihat kalender akademik, dan melihat nilai nilai hasil ujian atau kuis.
Saya merupakan lulusan tahun 2019 dari SMA Ipeka Tomang, sebuah sekolah swasta yang terletak di Greenville blok D, Jakarta Barat. Sejak taman kanak kanak, saya telah bersekolah di Ipeka Tomang. Saya masuk TK Ipeka Tomang pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007. Pada saat duduk di taman kanak kanak lah saya mulai mengenali profesi profesi yang ada di dunia ini, contohnya dokter, arsitek, polisi, pilot, insinyur, koki dan lainnya. Sejak saat itu pula lah, saya ingin menjadikan dokter sebagai cita cita saya. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh ayah dan ibu saya yang merupakan lulusan pendidikan dokter meski dari salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jakarta dan Jawa Tengah, Indonesia. Mungkin cita cita menjadi seorang dokter di masa depan yang saya tetapkan ketika taman kanak kanak ini adalah cita cita yang belum matang dipersiapkan tapi meskipun begitu cita cita itu terus saya pegang teguh hingga saya tumbuh dewasa dan mencapai tingkat jenjang pendidikan universitas.
Saya mulai masuk di tingkat pendidikan sekolah dasar pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2013. Saat duduk di bangku pendidikan sekolah dasar, cita cita saya untuk menjadi seorang dokter semakin termantapkan. Hal ini selurus dengan kemampuan akademik saya yang terus berkembang seiring dengan kegiatan belajar mengajar selama mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar dari kelas satu hingga selesai kelas enam. Di sekolah dasar pula lah, saya mulai belajar bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang dipelajari dan dipergunakan untuk diri sendiri tapi juga untuk dikembangkan dan diterapkan kepada orang lain dan masyarakat, terutama yang berada di sekitar kita. Hal ini lah yang semakin memotivasi keinginan saya menjadi seorang dokter di masa depan, yaitu demi membantu orang orang di sekitar saya yang membutuhkan bantuan di bidang kesehatan baik itu ringan maupun khusus. Karena itu, saya benar-benar sangat serius dalam menimba ilmu karena saya yakin bahwa ilmu dasar yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar sangat lah berguna bagi saya di jenjang pendidikan ke depannya karena ilmu yang diberikan pada jenjang sekolah dasar mendasari ilmu ilmu lainnya yang akan diberikan di jenjang pendidikan berikutnya, seperti sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan tentunya ketika menempuh pendidikan tingkat sarjana di universitas nantinya.
Setelah lulus dari tingkat pendidikan sekolah dasar, saya masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama. Untuk sekolah menengah pertama, saya kembali berlanjut di sekolah Ipeka Tomang. Sejak kelas tujuh atau kelas satu sekolah menengah pertama, saya sangat serius mengikuti kegiatan belajar mengajar karena saya tau bahwa pendidikan adalah hal terpenting yang diperlukan demi perjuangan saya menggapain cita cita sebagai seorang dokter. Pada tingkat pendidikan sekolah menengah pertama ini, saya mulai mengenal jenis jenis perguruan tinggi yang terdapat di Indonesia, yaitu perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan universitas atau perguruan tinggi negeri lainnya. Saya juga mulai mengenal bahwa pendidikan sarjana tidak hanya dapat ditempuh melalui perguruan tinggi negeri tetapi juga perguruan tinggi swasta seperti Universitas Katolik Atma Jaya yang terdapat di Yogyakarta maupun Jakarta, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Pelita Harapan dan universitas universitas lainnya. Setelah mengetahui jenis jenis perguruan tinggi ini beserta perbedaan dan kelebihan serta kekurangan tiap jenisnya, saya memperjelas cita cita saya menjadi menjadi seorang dokter lulusan perguruan tinggi negeri khususnya Universitas Indonesia. Mengapa saya tertarik untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia? Hal ini sesuai dengan pandangan saya tentang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dapat bersaing di kancah nasional dan berhasil membuktikan diri bahwa lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan lulusan lulusan terbaik bangsa. Selain itu, menurut saya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah diakui sebagai yang terbaik dari pandangan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini diperkuat dengan adanya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau biasa disingkat RSCM yang berada di dekat gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Salemba.
Setelah selesai menempuh pendidikan sekolah menengah pertama, saya memulai jenjang pendidikan di tingkat sekolah menengah atas pada tahun 2016. Saat ini lah saya tahu bahwa hasil belajar saya di masa sekolah menengah atas dapat sangat mempengaruhi kesempatan saya dalam menggapai cita cita dan perjuangan akan semakin berat. Ketika duduk di kelas sepuluh sekolah menengah atas saya berjuang dengan keras dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar demi memperoleh nilai setinggi mungkin. Hal ini disebabkan pada awalnya saya ingin berjuang mendapatkan status mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disebut SNMPTN. Ilmu demi ilmu saya emban saat duduk di kelas sepuluh hingga saya naik ke kelas sebelas sekolah menengah atas. Ketika naik ke kelas sebelas, saya memilih untuk masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam atau disingkat IPA. Tentunya hal ini demi menunjang perjuangan saya menggapai cita cita saya menjadi seorang dokter yang berjuang demi kesehatan orang lain.
Namun, ketika duduk di kelas sebelas, nasib berkata lain. Nilai demi nilai yang saya peroleh saat duduk di kelas sebelas sekolah menengah atas justru menurun jika dibandingkan dengan nilai yang saya peroleh ketika duduk di bangku kelas sepuluh. Hal ini mungkin disebabkan cukup banyak nya kegiatan di luar akademis yang saya ikuti seperti menjadi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat OSIS dan kepanitiaan kepanitiaan lainnya yang dapat saya ikuti selama berada di jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Hal ini juga mungkin dikarenakan kurang cepatnya adaptasi saya terhadap berubahnya tingkat kesulitan pelajaran antara kelas sepuluh dan kelas sebelas dan dengan guru guru baru yang memiliki gaya mengajar yang pastinya berbeda. Tapi, saya tidak berhenti berjuang demi terus memperbaiki nilai nilai saya di kelas sebelas. Hingga akhirnya saya selesai menjalani setahun di bangku kelas sebelas dan naik ke bangku kelas dua belas.
Di kursi kelas dua belas perjuangan saya demi kursi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berlanjut. Saya terus belajar hari demi hari demi memperoleh nilai semaksimal mungkin. Tak lupa juga mempersiapkan diri dalam menghadapi Ujian Nasional yang pada tahun 2019 telah diterapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau biasa disingkat UNBK serta Ujian Tertulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau bisa disingkat UTBK SBMPTN. Pada semester pertama kelas dua belas, saya belum mengikuti bimbel untuk persiapan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri dikarenakan saya telat mendafatar sehingga kelas semester satu telah penuh. Tapi saya tidak langsung menyerah. Saya menghubungi kakak kelas saya yang telah lulus dan telah mengikuti bimbel pada tahun sebelumnya, lalu saya meminjam buku buku yang dipakainya beserta dengan soal soal Try Out yang didapatnya sebagai per siapan menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Setelah melewati beberapa bulan menempuh pendidikan di kursi kelas dua belas, akhirnya saya mendaftar untuk kelas semester dua bimbel di BTA 8. Perjuangan persiapan saya untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri semakin matang. Hingga tiba waktunya dimulai pendaftaran untuk jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Namun, kehendak diri saya berkata lain. Ada hal yang mengganjal ketika melihat nilai serta grafik nilai yang telah saya peroleh dari semester pertama duduk di bangku sekolah menengah atas hingga semester kelima di kelas dua belas. Grafik nilai saya tidaklah stagnan ataupun meningkat, justru menurun. Hal ini sontak menyebabkan saya tidak percaya diri untuk mendaftar di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Di sisi lain, sebelum masuk semester kedua kelas dua belas, saya telah mencari dan mendapat informasi mengenai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional. Kareba itu, saya telah mempersiapkan terlebih dahulu untuk mendaftar jalur Talent Scouting, yaitu jalur untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional dengan mengumpulkan rapot dari semester pertama hingga semester kelima sekolah menengah atas. Saya juga telah mengikuti tes IELTS atau International English Language Testing System yang adalah kepanjangannya yang merupakan salah satu syarat yang perlu dikumpulkan untuk jalur Talent Scouting.
Namun, jalur Talent Scouting pun tak bisa saya lewati dengan nilai yang telah saya peroleh selama sekolah menengah atas sehingga saya terus berjuang mempersiapkan diri demi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tiba saatnya Ujian Tertulis Berbasis Komputer gelombang pertama. Dikarenakan saya telat membuka website LTMPT selaku lembaga penyelenggara UTBK, saya pun mendapatkan jadwal di minggu pertama UTBK. Saya pun gugup karena merasa persiapan diri saya masih kurang tetapi mau tidak mau dan siap tidak siap saya akhirnya mengikuti UTBK gelombang pertama. Karena tidak mau mengulangi kesalahan memilih jadwal seperti di gelombang pertama, saya pun memilih hari terakhir untuk UTBK gelombang dua. Tapi ternyata pemilihan tanggal justru bertolak belakang dengan nilai UTBK yang saya peroleh. Ternyata nilai UTBK gelombang pertama saya jauh lebih baik dibandingkan dengan nilai UTBK gelombang kedua saya. Sehingga nilai UTBK gelombang pertama saya lah yang saya gunakan untuk mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Hingga tibalah hari pengumuman Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Saya sangat gugup apakah saya akan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama SBMPTN saya.
Ternyata saya sangat bersyukur karena di pengumuman LTMPT tertulis bahwa saya telah diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya sangatlah senang hingga saya membelikan minuman untuk teman teman yang saat itu sedang pergi bersama saya.
Saya berharap dengan diterimanya saya sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya bisa dengan sungguh sungguh mendalami ilmu pendidikan dokter dan bisa mendapat gelar profesi dokter serta bisa melanjutkan pendidikan spesialis serta mendapatkan gelarnya. Saya juga berharap agar teman temang angkatan FK UI 2019 dapat bersama sama berjuang menghadapi pendidikan dokter di Universitas Indonesia dan dapat lulus bersama mendapatkan gelar profesi dokter dan terus saling merangkul satu sama lain. Saya berharap agar keluarga saya dapat berbangga dan terus mendukung saya dalam mendalami ilmu pendidikan dokter hingga mendapat profesi gelar dokter dan melanjutkan pendidikan spesialis hingga lulus. Saya berharap setiap masyarakat Indonesia dapat terus bersama mendukung dan ikut berjuang demi sistem dan kondisi kesehatan Indonesia agar semakin baik dan dapat dianut setiap Warga Negara Indonesia.
Dalam satu tahun ke depan, saya berencana untuk giat belajar dalam kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta memperluas relasi saya baik secara horizontal maupun vertikal sehingga ke depannya saya dapat terus menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan lebih baik lagi. Dalam tiga tahun ke depan, saya berharap saya telah mempersiapkan tugas akhir dengan baik maupun fisik dan mental diri saya sehinggal daoat lulus sarjana pendidikan dokter dengan IPK yang memuaskan, begitu juga memantapkan diri saya untuk memilih spesialis apa yang akan saya ambil dalam pendidikan spesialis nantinya. Dalam sepuluh tahun ke depan, saya berharap saya sedang atau telah selesai menempuh pendidikan spesialis saya dan saya telah menguasai ilmu yang telah saya pelajari dan dapat saya terapkan sebagai pengabdian kepada masyarakat Indonesia. Dalam dua puluh tahun ke depan, saya berharap saya telah menjadi orang yang berguna bagi orang orang Indonesia terutama yang berada di sekitar saya karena hal ini adalah motivasi saya menjadikan dokter sebagai cita cita saya sejak kecil.
Saya berpesan kepada adik adik sekalian yang bermimpi menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk terus berjuang tanpa menyerah dan tak lupa berserah pada Tuhan Yang Maha Esa. Dan janganlah merasa tak percaya diri karena perjuanganmu tidak akan mengkhianati hasil.
"Waktu kita merasa ingin menyerah di tengah, jangan lupa bahwa perjuangan telah kita mulai dengan baik dan sedang menunggu untuk diselesaikan dengan baik pula."
- Hansel Andita, 2019
Comments