NARASI PERJUANGAN -- Ichsan Meidito Morama
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Perkenalkan nama saya Ichsan Meidito Morama asal sekolah dari SMA Al Azhar 1 yang terletak di Jakarta Selatan. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 3 Mei 2000, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya mengenai perjuangan saya sampai bisa menjadi bagian dari keluarga mahasiswa Universitas Indonesia. Pertama saya akan memulainya dengan pandangan saya mengenai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurut saya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan Fakultas yang paling sulit ditembus oleh para siswa-siswa karena passing gradenya yang sangat tinggi dan persaingannya yang begitu ketat. Kemudian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga terkenal di masyarakat. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sendiri juga merupakan Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia yang banyak menghasilkan lulusan-lulusan hebat serta memiliki networking yang luas. Motivasi saya untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sendiri sebenarnya karena saya penasaran saja apakah saya mampu untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang memang terkenal sangat sulit untuk ditembus dan juga karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran tertua dan terhebat di Indonesia berdasarkan informasi yang saya dapat. Selain itu saya juga memiliki motivasi untuk kuliah disana agar dekat dari orang tua, jadi saya tidak perlu merantau serta dekat dengan ibukota negara yaitu Jakarta.
Sekarang saya akan menceritakan usaha saya untuk bisa menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada waktu itu, saat SMA pasti semua siswa dan siswi tahu ada jalur untuk masuk PTN yang bernama SNMPTN. Pada tahun 2018, saat saya berada di kelas 12, saya mendapat kuota SNMPTN, kebetulan saya waktu itu masuk rangking 5 besar di sekolah saya. Saat saya berkonsultasi dengan guru bimbingan konseling saya pun diarahkan untuk masuk ke fakultas teknik karena itu lebih cocok dengan kepribadian saya dan tidak menyarankan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena lulusan-lulusan sebelum saya tidak ada yang pernah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN dalam kurun waktu yang cukup lama serta kalau masih ingin ke fakultas kedokteran guru bimbingan konseling saya menyarankan saya untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran karena tahun lalu kakak kelas saya ada yang berhasil diterima disana melalui jalur SNMPTN dan nilai saya waktu itu lebih besar dari kakak kelas saya yang tahun lalu diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sehingga tingkat kelolosan saya untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran melalui jalur SNMPTN semakin besar. Akhirnya saat itu saya menjatuhkan pilihan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran karena tempatnya yang tidak begitu jauh dari orang tua saya, disana juga ada kakak saya yang berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran serta atas masukan dari guru bimbingan konseling saya. Ternyata saat pengumuman SNMPTN pun tiba, saya membuka hasil pengumuman dan hasil pengumuman tersebut menyatakan bahwa saya tidak lulus. Saat itu perasaan saya sedih sekaligus bersyukur karena sebenarnya waktu itu saya masih ragu untuk menjadi dokter karena saya baru tahu dari teman-teman saya dan juga dari internet bahwa menjadi dokter itu susah dan membutuhkan waktu yang lama. Alasan yang kedua juga karena saya mendapat informasi dari teman saya mengenai kebijakan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran yang mewajibkan lulusannya untuk melakukan pengabdian sebagai dokter di wilayah Jawa Barat selama 10 tahun.
Kemudian setelah Ujian Nasional selesai sekaligus menjadi pertanda berakhirnya segala kegiatan saya di SMA, saya mulai fokus untuk belajar mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian SBMPTN, ujian yang sangat saya nanti-nantikan. Waktu itu saya belajar setiap hari di Prosus Inten dan juga belajar dengan guru privat saya untuk mempersiapkan ujian tersebut. Pada waktu itu pilihan pertama saya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pilihan kedua adalah STEI ITB, dan pilihan ketiga adalah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Saat pengumuman SBMPTN tiba, saya akhirnya berhasil juga lolos ke PTN yaitu STEI ITB, tapi karena saya masih mengejar kedokteran saya tetap berusaha mencoba berbagai macam tes mulai dari UTUL UGM, Mandiri Undip, dan Mandiri Universitas Airlangga. Saya juga mengikuti tes SIMAK UI walaupun tahun 2018 tidak bisa mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari sekian banyak tes yang saya lalui ternyata saya berhasil lolos di salah satu fakultas kedokteran nomor dua di Indonesia yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Karena saat itu saya masih ragu memilih antara STEI ITB dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, orang tua saya memutuskan untuk membayar biaya di kedua kampus tersebut dan saya juga ikut daftar ulang di dua kampus tersebut. Pertama-tama saya mengikuti kegiatan AMERTA di Universitas Airlangga yang merupakan kegiatan ospek universitas disana. Saya hanya mengikuti ospek universitas sehari saja karena jadwal ospek berikutnya bentrok dengan daftar ulang di ITB. Setelah mendaftar ulang di kedua kampus tersebut. Saya diberi pilihan untuk memilih salah satu dari kedua kampus tersebut, dan jatuhlah pilihan saya kepada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Setelah itu pada hari pertama saya mengikuti ospek fakultas saya kaget dengan situasi disana, saya kira ospek di kedokteran tidak berat, ternyata hal itu salah. Saya diberi tugas begitu banyak dengan cara yang menurut saya tidak masuk akal dimana para panitia menyampaikan tugas dengan begitu cepat sampai-sampai satu angkatan kebingungan atas tugas tersebut dan saya juga merasa kurang senang dengan perlakuan panitia yang menegur kita dengan dibentak-bentak dan dengan tatapan yang tidak menyenangkan, bahkan sampai bingungnya teman- teman angkatan saya, jam tiga pagi pun line angkatan masih aktif karena membahas tugas yang diberikan para panitia dan pada akhirnya kita memutuskan untuk tidak mengerjakan apa-apa. Pada hari kedua ospek fakultas saya merasa tidak kuat dengan tekanan tersebut karena selain ospek yang berat, saya sama sekali belum siap untuk hidup jauh dari orang tua karena saya merupakan orang yang manja dan tidak mandiri. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk pindah dari Universitas Airlangga ke STEI ITB.
Saat di STEI ITB pun saya memutuskan untuk tidak mengikuti kegiatan ospek universitas yang bernama OSKM karena menurut saya hal itu tidak penting. Dua bulan berlalu saya mulai merasa tidak betah berada disana, saya hanya mengikuti kelas fisika saja dan meninggalkan kelas-kelas lain, kemudian saya juga sering pulang ke Jakarta padahal ada kelas di hari itu. Semua hal itu terjadi karena saya merasa minder dengan kemampuan saya, saya merasa tidak percaya diri untuk bisa belajar pelajaran-pelajaran disana, ditambah lagi kerugian saya tidak mengikuti OSKM yang menyebabkan saya tidak punya banyak teman, saya merasa seperti orang asing di kampus sendiri. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk meninggalkan STEI ITB. Hal tersebut sampai sekarang pun masih membuat saya menyesal karena seharusnya saya memberanikan diri untuk mengikuti kegiatan kuliah di Institut Teknologi Bandung untuk menambah pengalaman walaupun pada akhirnya saya tetap akan mencoba tes lagi di tahun depan demi mendapat PTN yang sesuai dengan keinginan saya.
Setelah saya meninggalkan kedua kampus tersebut, saya diberi amanah oleh orang tua saya untuk bisa hidup mandiri dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat melatih kemandirian. Orang tua saya juga memaksa saya untuk bertemu dengan dosen di Universitas Airlangga untuk meminta tolong agar saya dapat kembali ke Universitas Airlangga di tahun ajaran 2019 tepatnya saat semester 3 karena di fakultas kedokteran sendiri sistemnya adalah blok, dimana apabila kita tidak lulus blok tersebut kita harus mengulang blok tersebut. Kebetulan blok saya waktu itu mencakup semester 1 dan 2 sehingga saya tidak bisa kembali saat semester 2 karena semester 1-nya nilai saya tidak ada sehingga saya harus mengulang semester 1 saya di semester 3 bersama maba tahun 2019.
Setelah itu, pada tahun 2019, saya mulai mempersiapkan diri saya untuk mengikuti tes-tes untuk masuk PTN lagi sesuai apa yang saya lakukan pada tahun lalu. Tes pertama adalah SBMPTN yang mempunyai sistem yang berbeda dengan SBMPTN tahun 2018, hal itu sendiri menjadi sebuah kesulitan sendiri bagi saya, tetapi saya tetap berjuang. Saat itu saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di pilihan kedua karena nilai yang saya miliki untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terlalu rendah dan hasilnya adalah saya tidak lolos di dua kampus tersebut. Tes kedua dan ketiga adalah SIMAK KKI dan Mandiri Universitas Padjajaran. Saat itu saya berhasil lolos tahap pertama kedua tes tersebut. Kemudian untuk tahap kedua dari dua tes tersebut ternyata memiliki jadwal yang saling berbenturan sehingga saya harus memilih, saya sendiri akhirnya memilih untuk mengikuti tes tahap kedua SIMAK KKI. Untuk tes-tes PTN yang lain pun juga saya ikuti seperti Mandiri Undip, SIMAK UI, dan Mandiri ITB. Untuk Mandiri Undip dan Mandiri ITB saya gagal untuk lolos. Kemudian saat pengumuman SIMAK UI, saya berhasil lolos di Fakultas Kesehatan Masyarakat prodi gizi. Selanjutnya saya diperintahkan orang tua saya untuk kembali ke Universitas Airlangga untuk mengikuti kegiatan ospek disana agar saya punya banyak teman dan berani untuk kuliah disana, hal itu dilakukan orang tua saya untuk antisipasi apabila saya tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya masih dapat berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Setelah itu, saat pengumuman terakhir untuk masuk PTN diumumkan, yaitu pengumuman SIMAK KKI, perasaan saya sangat tegang tapi juga tenang karena saya tahu kalau tidak lolos saya masih bisa kembali berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Kemudian saya buka hasil pengumuman dan alhamdulillah saya berhasil lolos di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional, perasaan saya saat itu begitu senang sampai saya loncat-loncat, tetapi saya juga tidak lupa untuk sujud syukur sebagai simbol rasa syukur saya kepada Allah SWT yang telah memberikan saya rezeki yaitu dapat berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Harapan saya sendiri dengan diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya dapat mengembangkan minat, bakat, potensi yang saya memiliki, memperluas link dengan banyak orang, mengharumkan nama kampus, menggapai cita-cita menjadi dokter, agar dapat membantu keluarga saya dalam bidang kesehatan karena kebetulan di keluarga inti saya belum ada yang menjadi dokter, dan juga bermanfaat bagi masyarakat luas tentunya karena sesuai dengan salah satu prinsip hidup saya yaitu jadilah orang yang bermanfaat. Kemudian harapan saya bagi teman angkatan saya adalah untuk selalu support satu sama lain dan jangan pernah ada perselisihan antar masing-masing anggota FK UI 2019. Saya juga memiliki berbagai macam rencana kedepan untuk kehidupan saya. Untuk tahun pertama saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya berencana untuk tetap bertahan dalam artian tidak akan pindah kampus lagi, menjaga IP saya agar tetap bagus yaitu kalau bisa 3,5 agar bisa cumlaude, ikut organisasi mahasiswa baik organisasi mahasiswa di tingkat fakultas maupun organisasi mahasiswa di tingkat universitas. Untuk tahun ketiga, saya berencana untuk tetap mempertahankan IP saya, aktif di organisasi mahasiswa, ikut perlombaan akademis atau non-akademis. Untuk 10 tahun kedepan, rencana saya adalah saya bisa menjadi dokter dengan gelar spesialis yaitu orthopedis atau internis. Kemudian untuk 20 tahun kedepan saya berencana untuk aktif di bidang kesehatan baik di rumah sakit maupun dalam kegiatan research mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan bidang yang saya tekuni, menjadi seorang konsultan kesehatan, dan juga dapat memberikan pengaruh atau perubahan yang baik bagi bidang kesehatan di negeri tercinta ini Indonesia.
Pesan saya bagi para siswa-siswi yang ingin menjadi bagian dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah tetap semangat, jangan putus asa, mulailah belajar dengan giat, disiplin untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi SBMPTN maupun SIMAK UI, gunakan waktu yang diberikan dengan maksimal untuk belajar jangan menunda-nunda belajar karena untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangatlah sulit sehingga membutuhkan pengorbanan yang sangat besar. Dan untuk siswa siswi yang tahun ini yang gagal untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jangan pernah menyerah tetap berusaha kalau memang benar cita-cita anda menjadi dokter dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan cita-cita anda, inshallah pasti anda akan berhasil tapi tentunya dengan usaha yang lebih besar lagi karena tidak mungkin keinginan akan tercapai tanpa disertai usaha dan doa. Kemudian untuk siswa siswi yang berhasil masuk kedokteran atau fakultas lain baik di Universitas Indonesia maupun di Universitas lain, kalian punya hak untuk mencoba tes lagi kalau memang tidak cocok, tapi kalian harus ingat satu hal bahwa apapun yang Allah SWT berikan kepada kita itu apabila tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan jangan pernah tidak bersyukur, syukurilah rezeki yang Allah SWT berikan dengan menjalankannya dengan penuh keikhlasan karena kita sebenarnya tidak tahu apakah keinginan kita itu baik untuk kita karena yang tahu apa yang baik untuk kita adalah tuhan kita, maka syukurilah apapun rezeki yang Allah SWT berikan meskipun hal tersebut tidak sesuai keinginan kita. Sebagai penutup saya akan memberikan kepada kalian yang membaca tulisan ini beberapa kata mutiara yang menjadi motivasi dalam hidup saya yaitu, jadilah orang yang bermanfaat dan satu lagi adalah Life is a journey to be experience not a problem to be solve, jadi apabila kita merasa hidup ini begitu berat jangan pernah menganggap bahwa kehidupan ini merupakan suatu masalah, tetapi jadikan hal tersebut menjadi sebuah pengalaman yang membuat diri anda menjadi pribadi yang semakin dewasa dan menjadi orang yang lebih baik lagi.
Comentários