top of page
Search

Narasi Perjuangan - Indah Nirmala Putri

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 20, 2019
  • 10 min read

NARASI PERJUANGAN

Oleh Indah Nirmala Putri

Pada hari itu, suara tangisan seorang bayi terdengar di sebuah Rumah Bersalin. Bayi itu terlahir dari sepasang suami – istri yang bahagia. Bayi itu adalah saya yang diberi nama Indah Nirmala Putri. Saya lahir pada tanggal 26 Desember 2001. Ibu saya bernama Pudji Lestari dan Ayah saya bernama Suharman. Saya dilahirkan melalui persalinan normal. Saya lahir pada hari Rabu, kira – kira saat sore hari, kurang lebih jam 4 sore. Saya lahir dengan panjang 50 cm dan berat 3200 gram. Saya dilahirkan di Rumah Bersalin Bidan Riyanti yang berada di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, lebih tepatnya di pinggiran Jakarta yang bersebelahan dengan Kota Depok, Jawa Barat. Dan itu artinya, sekarang saya telah berusia 17 tahun. Saat kecil, saya sering sekali sakit, baik itu flu, demam tinggi, maupun diare. Namun, Alhamdulillah saat sudah besar seperti sekarang, saya tidak lagi sering sakit seperti dulu.

Sebelum saya sekolah di Taman Kanak – Kanak, Alhamdulillah orang tua saya telah berhasil membeli rumah sendiri di kawasan Jagakarsa, dekat Setu Babakan, Jakarta Selatan. Dan Ayah saya pun saat itu sedang menguliahkan Ibu saya di jurusan Kebidanan. Karena dari dulu, Ibu saya memang ingin menjadi seorang Bidan yang sukses. Meskipun awalnya Ibu saya sudah menjadi perawat. Semua itu karena ridha Allah dan kerja keras yang dilakukan oleh Ayah saya. Dan Alhamdulillah sekarang Ibu saya telah berhasil menjadi seorang Bidan dan sudah buka praktek sendiri.

Saya sekolah TK pada saat saya berumur 4 tahun. Ketika itu, saya langsung sekolah di TK B. Tepatnya di TK Ashabul Kahfi. Taman Kanak – Kanak merupakan masa – masa lucu bagi saya. Saya bisa bermain sambil belajar, bermain perosotan, ayunan, jungkat – jungkit, dan lain - lain. Saat itu, banyak sekali yang bertanya apa cita – cita saya kalau sudah besar. Namun, saya masih bingung untuk menjawabnya. Saya mulai bertanya kepada orang tua saya apa itu cita –cita. Dan mereka menjawab bahwa cita – cita itu adalah keinginan yang ingin dicapai saat kita sudah dewasa. Saya pun mulai berpikir jika sudah besar saya ingin menjadi apa, walaupun waktu itu saya hanya berpikir tingkat anak tk biasa.

Mengingat saya sering sekali sakit sewaktu kecil, yang mana saya selalu diobati oleh dokter dan juga Ibu saya sendiri, yang waktu itu adalah seorang perawat. Saya akhirnya kagum oleh orang – orang yang bisa membantu menyembuhkan penyakit seseorang. Saya menjadi penasaran bagaimana caranya agar bisa mengurangi rasa sakit seseorang, bagaimana agar penyakit seseorang itu bisa sembuh. Saya pun akhirnya memiliki keinginan untuk menjadi dokter. Agar saya bisa membantu banyak orang dan membuat mereka bahagia sebagaimana saat saya sembuh dari penyakit saya sewaktu kecil. Dan sejak saat itulah, saya memutuskan bahwa cita – cita saya adalah menjadi dokter. Sehingga sejak saat itu juga, setiap ada orang yang bertanya apa cita – cita saya, saya sudah tahu jawabannya bahwa saya ingin menjadi dokter.

Seiring bertambahnya usia saya, impian itu tidak pernah padam, melainkan semakin besar keinginan saya untuk menjadi dokter. Saya semakin mempunyai alasan yang kuat mengapa saya ingin menjadi dokter. Alasannya karena saya ingin melanjutkan klinik yang Ibu saya sudah dirikan. Tak hanya itu, saya juga sangat ingin membantu orang – orang yang sedang kesulitan melawan penyakitnya, membantu mengurangi resiko seseorang bisa terkena penyakit, dan sebisa mungkin menurunkan angka penyakit dan kematian di Indonesia ini. Sehingga saya bisa menaikkan tingkat pemerataan kesehatan yang ada di Indonesia, negeri yang saya cintai

Orang tua saya pun menghimbau saya, jika saya memang ingin menjadi dokter, saya harus belajar dengan rajin. Karena untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran, seleksinya sangat ketat. Dan jika saya tidak bisa mendapat universitas negeri, orang tua saya tidak akan sanggup membiayai kuliah saya. Dikarenakan biaya kuliah Fakultas Kedokteran yang terkenal sangat mahal. Sedangkan keluarga saya hanyalah keluarga yang sederhana yang tidak mungkin mengeluarkan uang ratusan juta untuk kuliah.

Kemudian, saya mengetahui bahwa Universitas Indonesia adalah salah satu kampus terbaik yang ada di Indonesia. Dan ternyata Universitas Indonesia memiliki Fakultas Kedokteran yang tidak hanya tertua, namun juga terbaik di Indonesia. Di mana lulusan – lulusannya telah menjadi orang – orang yang sukses dan juga berjasa bagi Indonesia. Saya pun jadi memiliki satu impian lagi, yaitu bisa menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dan tentu saja impian itu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Tetapi, saya tidak mau impian saya menjadi dokter kandas begitu saja. Saya rela memperjuangkan impian itu dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, saya pun mulai rajin belajar, berusaha sekeras mungkin agar bisa mendapat prestasi yang terbaik di setiap jenjang pendidikan. Saya berusaha agar bisa masuk ke sekolah – sekolah favorit, agar bisa memudahkan saya dalam mencapai impian menjadi dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Perjuangan saya dimulai sejak saya masih kecil. Saat lulus dari TK, tepatnya saat saya berusia 5 tahun 5 bulan, saya sebenarnya ingin melanjutkan sekolah ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri 8 Srengseng Sawah (MIN 8). Namun, umur saya yang kurang dari batas minimalnya, sehingga saya tidak jadi masuk MIN 8. Akhirnya untuk sementara, saya sekolah di MIN 6 Gandaria selama 1 tahun. Dan pada saat kenaikan kelas dari kelas 1 ke kelas 2, saya pun pindah ke MIN 8. Penyebab saya pindah ke MIN 8 karena letaknya yang dekat dari rumah saya dan saat itu, MIN 8 adalah sekolah yang terkenal lebih berprestasi dibandingkan dengan MIN 6. Saat menginjak bangku sekolah dasar, Alhamdulillah saya berhasil mendapat peringkat 1 di kelas, dari kelas 1 sampai kelas 6 dan mendapat nilai UN tertinggi di sekolah.

Setelah itu, saya pun melanjutkan sekolah saya ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (MTsN 4 Jakarta) yang mana dari 2 bulan sebelum UN, sekolah itu telah membuka pendaftaran. Dan sebenarnya dari awal saya sudah ingin sekali masuk ke MTsN 4 Jakarta itu, karena itu adalah sekolah yang saya dambakan. Saya diterima di sekolah itu melalui jalur PMDK, yang hanya menggunakan sesi wawancara. Merupakan suatu berkah bagi saya karena saya dimudahkan oleh Allah swt. untuk mencapai apa yang saya inginkan.

Kegiatan belajar – mengajar berjalan seperti biasa, dan perkataan yang paling saya ingat sampai saat ini adalah perkataan Ibu Yuni, guru Matematika saya. Beliau berpesan bahwa waktu tiga tahun itu bukanlah waktu yang lama. Tiga tahun itu akan berlalu dengan cepat, jadi kita harus memanfaatkan waktu sebaik – baiknya agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Saya pun mengikuti perkataan guru saya itu. Saya berusaha untuk selalu fokus pada pelajaran dan saya juga berusaha agar saya bisa mempertahankan prestasi saya sebagai juara kelas. Dan Alhamdulillah saya berhasil mempertahankan prestasi saya di MTsN 4 Jakarta.

Lalu, tibalah masa Ujian Nasional tingkat SMP. Menurut saya Ujian Nasional kali itu sangat penting karena nilai Ujian Nasional itu nantinya akan digunakan untuk mendaftar ke SMA. Sedangkan saya sudah mempunyai tujuan untuk melanjutkan sekolah ke salah satu Sekolah Menengah Atas Favorit di Jakarta, yaitu SMAN 28 Jakarta. Sehingga nilai Ujian Nasional saya harus bagus. Saya pun belajar dengan giat. Saya mengikuti pendalaman materi dengan baik, belajar bersama teman – teman saya, bertanya kepada guru saya apabila saya masih belum mengerti. Dan saat Ujian Nasional berlangsung, saya merasa susah mengerjakannya, terutama saat pelajaran matematika. Saya pun khawatir, saya cemas kalau saya tidak bisa mendapat nilai Ujian Nasional yang bagus. Namun, saya pasrahkan semuanya kepada Allah. Saya berdoa kepada Allah agar diberikan keajaiban dan hasil yang terbaik bagi saya.

Pengumuman UN dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2016, saya beserta Ibu saya mengambil hasil Ujian Nasional ke sekolah. Dan ternyata Alhamdulillah saya mendapat nilai Ujian Nasional 38,15 dan mendapat peringkat ke -5 di sekolah. Walaupun belum bisa mendapat nilai Ujian Nasional yang sempurna, namun saya sangat bersyukur karena saya yakin apapun yang diberikan oleh Allah, itulah yang terbaik untuk saya.

Setelah pengumuman UN, saya fokus untuk mencari info – info tentang PPDB SMA di DKI Jakarta. Sejak kecil, saya sudah mengidam – idamkan bisa masuk ke SMAN 28 Jakarta karena sekolah itu merupakan SMA terbaik ke -2 se –DKI Jakarta. Dan tentu akan memudahkan langkah saya untuk bisa menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada tanggal yang ditentukan, saya pun mendaftar secara online dan memilih SMAN 28 Jakarta di pilihan pertama, saya juga memilih jurusan IPA saat itu. Setelah ditunggu beberapa hari, Alhamdulillah saya berhasil diterima di SMAN 28 Jakarta. Dan Alhamdulillah takdir Allah swt. telah membawa saya selangkah lebih dekat kepada impian saya.

SMAN 28 memang dikenal mempunyai murid – murid yang sangat pintar. Begitu pula dengan kelas saya. Awalnya, saya pun merasa kurang percaya diri melihat teman – teman saya yang pintar. Saya takut tidak bisa mempertahankan prestasi saya dan mengecewakan orang tua saya. Karena tujuan awal saya bersekolah di SMAN 28 Jakarta adalah agar bisa mendapat SNMPTN ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya tahu itu adalah hal yang tidak mudah, bahkan terdengar seperti mimpi. Namun, akhirnya saya berusaha meyakinkan diri bahwa ‘Hasil tidak akan mengkhianati Usaha’. Selama saya berusaha dengan sungguh – sungguh, saya pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Sehingga, saya harus lebih giat belajar lagi.

Saya belajar dengan tekun dan serius, untuk hasilnya saya pasrahkan kepada Allah swt. Saya adalah orang yang perfeksionis, seringkali saya tidak merasa puas atas apa yang sudah saya pelajari. Sehingga terkadang saya sering belajar hingga tengah malam, apalagi saat sedang musim ujian. Orang tua saya berkali – kali mengingatkan saya agar tidak tidur larut malam saat ujian. Namun, saya tidak bisa meninggalkan pelajaran jika saya belum merasa cukup belajar. Sebenarnya metode belajar yang saya pakai ini, tidak bagus untuk dicontoh. Karena seharusnya belajar itu dicicil dari hari – hari sebelumnya. Tetapi, karena saya sudah terbiasa, kebiasaan itu susah saya hilangkan. Menurut saya, cara belajar yang efektif adalah membaca dahulu materi secara keseluruhan sambil dipahami. Kemudian, mengulang kembali pada materi yang dianggap lebih sulit. Lalu, yang paling penting adalah memperbanyak latihan soal. Karena menurut saya, dengan memperbanyak latihan soal, kita akan lebih tahu sejauh mana kita mengerti akan materi tersebut. Dan kita juga bisa lebih tahu jenis – jenis soal yang sering muncul.

Saya juga mengikuti bimbel selama SMA, yaitu di Nurul Fikri. Walapun kebanyakan teman saya belajar di bimbel yang lebih mahal seperti Inten, namun saya merasa bahwa semua bimbel sama saja. Asalkan kita bisa mengikutinya dengan baik dan serius. Saya pun mencoba untuk memanfaatkan dengan baik bimbel yang saya ikuti, dengan mengikuti setiap konsultasi mata pelajaran yang saya butuhkan atau yang masih saya belum mengerti. Seringkali waktu saya, saya habiskan di tempat bimbel bersama teman saya untuk belajar bersama. Saya rela melakukan itu semua demi meraih impian saya, yaitu berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ulangan demi ulangan pun saya lewati, ujian demi ujian pun saya hadapi. Dan alhamdulilah saya berhasil mempertahankan prestasi saya, yaitu saya mendapat peringkat satu lagi di kelas.

Saat di SMA ini, saya mengikuti ekskur Unit Kesenian, yaitu Vocal Group. Saya mengikuti ekskur ini karena saya sangat menyukai musik dan bernyanyi. Saya pun pernah mengikuti beberapa perlombaan bersama tim Vocal Group. Lomba yang kami ikuti diantaranya, lomba di SMAN 42 Jakarta dan adapula lomba di SMAN 38 Jakarta. Alhamdulillah kami berhasil membawa pulang juara 1 saat lomba di SMAN 42 Jakarta dan berhasil mendapat juara 3 saat lomba di SMAN 38 Jakarta. Saya juga mengikuti beberapa acara sekolah seperti KERIS yaitu teater drama musical yang setiap tahun digelar. Saya pun turut berperan di dalamnya, yaitu saya berada di divisi Humas dan Perizinan. Dan ada pula THALASSIC yaitu acara tahunan SMAN 28 yang terdapat perlombaan antar SMA di bidang olahraga, perlombaan di bidang seni, dan ditutup dengan pentas seni. Saya juga turut berperan sebagai divisi Humas dan Perizinan. Saya mengikuti acara – acara tersebut karena saya bisa belajar mengurus dan mengorganisir suatu acara besar. Dan itu pun menjadi pengalaman yang berharga bagi saya.

Tak hanya itu, saya juga mengikuti organisasi Rohani Islam (ROHIS). Saya memutuskan untuk mengikuti ROHIS karena saya ingin menambah keimanan, ketakwaan, dan pengetahuan tentang Islam. ROHIS juga mempunyai banyak program kerja. Diantaranya Maulid Nabi, Tafakur Alam, KHARISMA, 28 Mengajar, Peduli Ramadhan, dan lain – lain. Di ROHIS ini saya bisa saling berbagi dengan sesama, bisa tahu lebih dalam tentang Islam dan cara penerapannya, dan juga belajar untuk mengorganisir sesuatu yang mana penting untuk menjadi bekal di masa depan.

Tibalah di masa kelas 12, yaitu masa yang penuh dengan ujian – ujian dan juga yang menjadi penentuan. Walaupun sebenarnya untuk SNMPTN sendiri, nilai yang dibutuhkan adalah dari semester 1 sampai semester 5. Masa ujian dimulai dari Ujian Praktek dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Saya melewati berbagai ujian tersebut dengan serius. Dan memasrahkan hasilnya kepada Allah swt. Setelah ujian – ujian tersebut selesai, tibalah saatnya untuk masa pendaftaran SNMPTN.

Dan saat tiba pendaftaran SNMPTN saya pun mendapat kuota untuk mendaftar. Awalnya, saya sedikit pesimis melihat posisi saya berada di ranking 6 paralel dan di ranking 3 dari murid yang ingin mendaftar Fakultas Kedokteran UI. Mengingat jumlah murid SMAN 28 Jakarta yang diterima di Fakultas Kedokteran UI tahun sebelumnya ada tiga orang. Menurut pihak sekolah, kemungkinan saya bisa lolos di Fakultas Kedokteran UI tidak besar, karena kuota setiap tahun bisa saja dikurangi. Saya pun disarankan untuk mendaftar di kampus lain. Saya mencoba bertanya ke berbagai pihak, dari guru BK, guru les, bahkan ke motivator. Namun, mereka semua menyarankan saya untuk mendaftar ke kampus lain. Sejujurnya saya sangat bimbang dan sedih saat itu, karena sudah sejak lama Universitas Indonesia menjadi kampus yang saya impikan. Namun, akhirnya saya memutuskan bahwa saya akan tetap pada pilihan saya, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karena sekecil apapun kesempatan itu, saya tetap ingin memperjuangkannya. Saya pun sudah bersiap mental akan resiko kegagalan yang saya terima. Tetapi, menurut saya orang yang akan berhasil adalah orang yang berani menanggung resiko atas apa yang dilakukan. Setelah itu, saya terus berdoa kepada Allah, memasrahkan semuanya karena hanya Allah yang mengetahui yang terbaik bagi saya, memohon agar Allah berkenan memberi takdir yang terbaik untuk saya. Tak lupa juga saya senantiasa meminta restu dan doa dari orang tua saya karena saya yakin ridha Allah swt. ada pada ridha orang tua.

Hingga di hari pengumuman SNMPTN, saya sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk. Namun, saya tetap yakin kepada Allah swt. apapun hasilnya, itu yang terbaik bagi saya. Dan Alhamdulillah, saat saya melihat hasilnya, saya melihat warna hijau terpampang di layar handphone saya. Saya berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur SNMPTN. Hal itu terasa seperti mimpi bagi saya. Impian saya sejak kecil akhirnya bisa saya raih. Saya sangat bersyukur bisa diberi takdir yang begitu indah oleh Allah swt.

Tidaklah mudah untuk mencapai impian saya ini, walaupun ini baru permulaan dari mencapai mimpi saya sepenuhnya. Banyak rintangan ataupun hambatan yang saya hadapi. Tangis air mata, derai tawa yang mengiringi langkah saya untuk bisa sampai di tahap ini. Begitu pula, nanti ke depannya tentu akan lebih banyak lagi rintangan ataupun hambatan yang akan saya hadapi. Tetapi, saya tidak akan menyerah begitu saja, saya akan terus berjuang untuk mewujudkan impian saya sepenuhnya.

Dan dengan diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya selangkah lebih dekat lagi dengan mimpi saya menjadi dokter. Dengan harapan saya untuk bisa meningkatkan taraf kesehatan di Indonesia, memeratakan kesehatan di seluruh penjuru Indonesia, dari sabang sampai merauke, dan tentunya membahagiakan orang – orang yang bisa sembuh dari penyakitnya. Serta saya harap saya bisa menjadi dokter yang dapat mengabdi sepenuhnya untuk negara kita tercinta, Indonesia.

Bagi siapa pun kalian yang mempunyai impian atau ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurut saya kunci yang dibutuhkan adalah sikap pantang menyerah, besungguh – sungguh, memiliki tekad yang bulat, dan jangan takut dalam mengambil resiko. Namun, mengambil resiko ini juga harus tergantung situasinya, jika hati kecil kita mengatakan yakin, maka ikuti kata hati kita tersebut. Dan tentunya yang paling penting pasrahkan semua hasilnya kepada Allah, perbanyak doa, dan dekatkan diri kepada Allah. Kembalikan lagi semuanya kepada takdir Allah. Karena sekeras apapun manusia berusaha, hanya Allah lah yang bisa menentukan hasilnya. Dan yakinlah bahwa segala yang telah ditentukan Allah adalah yang terbaik untuk umat –Nya. Dengan begitu, Insya Allah kita akan mendapat hasil yang terbaik untuk kita dan kita bisa ikhlas menerimanya.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page