top of page
Search

Narasi Perjuangan -- Jerrie Syauqi Hartinta

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Narasi Perjuangan

Oleh Jerrie Syauqi Hartinta


Halo semuanya nama saya Jerrie Syauqi Hartinta saya lahir di Bekasi tanggal 16 Januari 2002. Saya berasal dari SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. Alhamdulillah saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019 lewat jalur SNMPTN atau lebih dikenal dengan istilah jalur undangan. Mungkin banyak yang bertanya kenapa harus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menjadi tujuan dan keinginan saya dalam melanjutkan pendidikan, alasannya karena menurut saya Universitas Indonesia merupakan universitas yang sangat kompeten dan berprestasi serta cakap dalam mengasah dan mendidik mahasiswanya. Selain itu Universitas Indonesia juga banyak menjadi tempat menampung harapan dari masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lainnya.

Menurut saya dalam menggapai harapan, impian, dan cita-cita yang sangat didambakan maka kita harus memiliki motivasi yang kuat. Motivasi yang dapat melekat hingga ke darah daging kita sehingga tidak mudah goyah atas apa-apa yang dapat menghambat dan menurunkan semangat kita. Motivasi diri saya pribadi dalam menjalankan impian saya dan mengokohkannya ialah untuk menjadi seorang yang dapat bermanfaat. Maksudnya adalah saya ingin menjadi orang yang dapat berpengaruh dan memberikan manfaat serta bantuan kepada orang yang membutuhkan. Lebih spesifiknya tujuan dan motivasi saya menjadi dokter adalah untuk mengubah rasa khawatir dan takut pasien ketika datang ke rumah sakit menjadi senyuman yang indah ketika pulang dari rumah sakit.

Perjalanan saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bukanlah perjalanan yang tanpa lika-liku. Perlunya pengorbanan baik waktu dan tenaga yang dicurahkan dalam setiap usaha yang dilakukan untuk meraih impian dan cita-cita. Sebenarnya keinginan saya untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sudah ada semenjak kelas 3 SMP. Oleh karena itu saya mendengarkan usulan tentang sekolah tingkat lanjut yang mendapatkan banyak sekali undangan untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia salah satu sekolah yang diusulkan adalah MAN Insan Cendikia Serpong. Alasan saya memilih MAN Insan Cendikia karena semenjak SMP saya sudah memiliki keinginan untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur undangan. Walaupun saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk masuk ke MAN Insan Cendikia Serpong yang diusulkan oleh orang disekeliling saya namun takdir berkata lain, saya tidak berhasil masuk ke MAN Insan Cendikia Serpong.

Pada saat itu senyuman dan harapan yang tadi saya impikan sesaat berubah menjadi rasa khawatir, bingung dan cemas akan hal yang mendatang. Bisa dikatakan saat itu merupakan keadaan yang bercampur aduk antara perasaan dan pikiran karena planning tentang proses saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidak sesuai apa yang saya harapkan. Disana jugalah saya mendapatkan moral support dari kedua orang tua saya untuk tidak menyerah dan menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Sebelum saya test dan menerima hasil pengumuman seleksi murid MAN Insan cedikia, saya sudah terlebih dahulu daftar dan diterima di SMA Islam Al-Azhar 1 yang saya pilih sebagai pilihan ke-2, sehingga saya sudah memiliki Plan B untuk berjaga-jaga. Mungkin para pembaca bingung kenapa saya harus menjelaskan secara cukup rinci tentang pengalaman SMP. Karena pengalaman saya inilah yang merubah cara pikir dan padangan saya tentang kehidupan yang fana’ ini

Alasan lain kenapa saya merasa bingung ketika tidak diterima di MAN Insan cendikia yaitu berarti saya melanjutkan SMA saya di SMA Islam Al-Azhar 1 Jakarta. SMA Islam Al-Azhar 1 merupakan salah satu sekolah islam terbaik di Indonesia tetapi bukan hal itu yang membuat saya bingung melainkan jarak yang jauh antara rumah dan sekolah. Meskipun begitu saya tidak memiliki pilihan lain selain membiasakan diri dan menjalaninya. Agar terhindar dari macet dan sampai tepat waktu saya bangun jam setengah 4 dan jam 4nya sudah beres mandi dan langsung berangkat sekolah. Shalat shubuhpun saya lakukan di Masjid Agung Al-Azhar.

Ketika pulang sekolah saya biasanya sampai di rumah sekitar pukul jam 6-9 malam tergantung keadaan lalu lintas yang ada. Pada awalnya memang tak bisa dipungkiri bahwa perjalanan yang dilakukan terasa berat mulai dari bangun jam setengah 4 hingga kembali sampai rumah lagi jam 9 malam, itupun belum termasuk waktu yang dihabiskan apabila ada ujian atau PR yang diberikan oleh guru. Namun seiring waktu saya menjadi mulai terbiasa dan merasa senang dan nyaman dalam menjalankannya. Terlebih lagi saya mendapatkan orang tua dan teman-teman yang support dengan kegiatan yang saya lakukan sehari-hari. Adaptasi dalam kegiatan dan kesaharian saya di jakarta untuk hal pendidikan dilakukan secara bertahap-tahap tetapi memberikan kesan yang bemakna di dalamnya.

Hal yang sangat saya pelajari dalam kehidupan saya di SMA adalah bagaimana cara memanage waktu. Perjalanan pergi dan pulang yang telah memakan banyak waktu menuntut saya untuk bisa memaksimalkan waktu dengan lebih efisien. Kompetisi persaingan di sekolah juga merupakan hal yang sering dijumpai terlebih lagi banyak dari teman-teman saya yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk itu dari semester ke semester berikutnya saya belajar dengan lebih baik dan untuk mempersipakan diri, karena meskipun saya sekarang berada di SMA Islam Al-Azhar 1 tujuan awal saya untuk di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN tidaklah berubah. Saya mengusahakan nilai rapot terus mengalami kemajuan. Tidak terasa saya sudah berada di semester 5 dan sebentar lagi seleksi perguruan tinggi dimulai, tujuan awal saya masih tidak berubah untuk masuk tahun 2019 dengan jalur SNMPTN. Nilai rapot di semester 5 saya usahakan dengan baik karena menjadi kesempatan terakhir dalam mengerahkan usaha untuk menggapai impian dan cita-cita di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada awal semester 5 pelajaran yang seperti biasa pada dasarnya namun ketika itu saya disuruh mengikuti bimbel oleh orang tua. Disini saya tambah bingung karena tidak bimbel saja sudah tidak mudah mengatur waktu, gimana kalo bimbel yang baru selesainya jam 8 malam apalagi jarak rumah dan sekolah yang tetap jauh bisa-bisa saya sampai di rumah jam 10 malam. Selain hal itu saya juga bingung karena pada dasarnya bimbel lebih menfokuskan murid untuk menghadapi test SBMPTN (sekarang dikenal denganUTBK) dan ujian mandiri semantara keinginan saya lewat SNMPTN yang merupakan jalur raport. Alasan orang tua saya untuk menyuruh saya mengikuti bimbel karena selama 6 tahun terakhir tidak ada dari SMA saya yang diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui undangan. Tidak hanya orang tua saya yang meragukan impian dan cita-cita saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melewati SNMPTN tetapi juga guru-guru disekolah saya yang kurang yakin akan keberhasilan saya untuk lolos seleksi.

Banyak dari guru-guru saya yang menyarankan untuk mengambil pilihan jurusan dan universitas yang lain karena mereka menganggap bahwa sia-sia untuk mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terkenal akan persaingan yang sangat ketat. Bukan hanya guru disekolah bahkan di bimbelpun banyak yang tidak yakin akan diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat undangan. Teman-Temanpun juga tak sedikit dari yang pesimis dan tak sedikit pula yang menganggap saya memaksakan keinginan saya. Tetapi saya tidak mempedulikan omongan-omongan yang membuat saya down. Saya terus maju dan pantang menyerah, apapun yang dikatakan orang lain jika saya terlebih dahulu menyerah tanpa melakukan usaha yang semaksimal mungkin maka semua yang telah saya lakukan akan menjadi tidak ada gunanya. Oleh karena itu saya terus berjuang meskipun terdapat kesulitan antara membagi waktu pelajaran sekolah dengan materi bimbel, apalagi kalau ada jadwal bimbel yang berbeda dengan mata pelajaran yang diujiankan esok hari. Pembagian waktu yang tidak mudah dan kesibukan yang semakin lama semakin memuncak merupakan tahap yang patut dihadapi dengan sebaikbaiknya.

Semester 5pun selesai dan akhirnya mulai pembagian rapot. Tak disangka rapot di semester 5 merupakan rapot dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan rapot-rapot semester lainnya perasaan legapun muncul saat itu. Ketika memasuki semester 6 rata-rata rapot dari semester 1-5 bisa dibilang cukup tinggi namun masih banyak pula yang meremehkan dan tak mempercayai jika saya daftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena sebelumnya ada kakak kelas yang memiliki nilai rata-rata rapot yang lebih tinggi tetapi tidak diterima melalui SNMPTN. Disitulah saya lebih rajin dan serius berdoa kapada sang maha kuasa. Namun kali ini saya belajar dari pengalaman sebelumnya di SMP. Kali ini saya benar-benar menyerahkan segalanya kepada yang maha kuasa karena ikhtiar telah saya lakukan semaksimal mungkin. Sekarang adalah waktunya mendekatkan diri kepada sang maha kuasa.

Dalam pikiran saya banyak sekali usulan-usulan untuk tidak mengambil Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena dianggap menyia-nyiakan kesempatan SNMPTN namun ada seorang guru fisika saya yang sangat percaya dan yakin akan impian dan cita-cita saya. Guru fisika tersebut mendorong saya untuk tetap teguh pendirian dan menyuruh untuk tetap mengikuti apa yang selama ini diimpikan. Ketika saat itu saya kembali untuk meyakinkan orang tua saya atas pilihan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan orang tua saya pun akhirnya setuju atas pilihan saya dengan bantuan dari guru fisika tersebut. Pilihan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pun saya cantumkan dalam pengisian data dan waktunya menunggu hasil pengumuman. Sehari sebelum hasil penguman tak bisa dipungkiri hati saya menjadi gelisah. Berkedok seolah tenangpun tak bisa membohongi hati yang sedah khawatir menunggu hasil SNMPTN yang diumumkan siangnya.

Esokan paginya saya mendapat kabar bahwa hasil penerimaan sudah dapat diakses, padahal saat itu sedang hari terakhir USBN. Perasaan yang semakin gelisah membayangi hari terakhir USBN. Banyak dari teman-teman yang bertanya bagaimana hasil SNMPTN saya, saya bilang saja masih belum buka pengumumannya. Ini membuat saya berpikir walau ada beberapa yang meremehkan saya tetapi ada juga yang mendukung saya untuk mencapai impian dan citacita. Guru-gurupun bertanya kepada saya tentang hasil penerimaan. Ketika itu guru agama saya meminta untuk menyerahkan pada saat itu juga uang yang dikumpul oleh rohis untuk diberikan dalam proses pembangunan masjid. Selama serah terima, hati saya yang khawatir menjadi sangat tenang. Di dalam hati saya timbul rasa nyaman dan tentram selepas melakukan serah terima.

Setelah selesai, saya ke masjid untuk melakukan shalat jumat, setelah shalat jumat saya mendengar banyak dari teman saya yang sudah diterima di PTN yang mereka cantumkan lewat jalur SNMPTN. Sayapun kembali pulang sedangkan hasil seleksi penerimaan belum saya buka.

Ketika dalam perjalanan pulang teman saya ngeline yang berisikan “Jer tolong angkat telepon” saya bingung kenapa harus di telfon, kenapa tidak lewat line saja. Setelah berpikir sejenak saya akhirnya mengangkat telfon dan dia memberi tahu saya bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia . Ternyata info tersebut terdapat di salah satu media elektronik yang berisikan daftar mahasiswa-mahasiswa yang lulus penerimaan SNMPTN. Hal tersebut serasa seperti mimpi dan untuk memastikannya saya langsung membuka web resmi dan…. Alhamdulillah saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019 lewat jalur SNMPTN. Air mata secara spontan membasahi pipi saya begitu pula kedua orang tua saya, rasa syukur yang tak cukup diungkapkan dengan kata-kata. Iktiar dan doa, perjuangan dan kesabaran,semua yang telah dilakukan terasa sangat manis. Tangisan haru tak luput dari pemandangan dan suasana yang dirasakan.

Belum sempat saya menghubungi teman-teman dan guru-guru. Mereka terlebih dahulu tahu karena teman saya yang menelfon langsung mengedarkan beritanya dan banyak sekali bermuncukan notif yang mengatakan selamat atas diterimanya saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karena semua teman dan guru saya tahu betapa kerasnya perjuangan, kegigihan, serta keteguhan semangat saya hingga dapat diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Harapan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini untuk menjadi lebih baik, lebih disiplin, dan dapat mengembangkan kemampuan dan kelebihan. Selain itu harapan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga untuk menjadi seseorang yang dapat diandalkan dan dapat membantu bagi orang yang membutuhkan bantuan. Karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan tempat yang sangat cocok untuk mengasah kemampuan dan kemauan mahasiswanya. Di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga terdapat sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswanya

Untuk tahun-tahun kedepannya saya berharap untuk dapat menjalankan amanah dengan baik. Menjaga etika dan sikap, menambah wawasan, menjadi mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berprestasi tidak hanya dalam akademik tetapi juga nonakademik , serta menjadi orang yang dapat diandalkan. Selain itu saya juga berusaha sebaik mungkin agar dapat bekerja dengan sebaik-sebaiknya.

Pesan saya adalah yang pertama apabila kita ingin sesuatu yang besar, yang berat, dan tak mudah digapai secara akal sehat maka lakukanlah hal yang baik dan produktif yang membedakan kalian dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Pesan yang kedua adalah apabila memutuskan untuk melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maka harus siap baik secara mental maupun pikiran. Teguhkanlah pendirian, kokohkanlah keyakinan, dan kobarkanlah semangat pantang menyerah. Terakhir pesan yang ketiga adalah untuk tetap rendah hati karena sepintar apapun seorang manusia apabila tidak bisa menjaga sikapnya dengan baik maka kepintaran itu hanyalah sekedar tumpukan kertas yang tak bermanfaat

Menurut saya pribadi terdapat kunci yang bisa membuka berbagai pintu dari berbagai aspek di dunia ini. Kunci itu adalah usaha dan doa’. Karena menurut saya usaha dan doa yang diiringi dengan sabar akan membuahkan hasil.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page