top of page
Search

NARASI PERJUANGAN--KARTIKA AYU PERMATASARI

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 18, 2019
  • 8 min read

Narasi Perjuangan

Oleh: Kartika Ayu Permatasari

Sejak beberapa tahun lalu saya secara tanpa sadar selalu tertarik pada benda – benda yang memiliki warna kuning. Barulah beberapa bulan yang lalu saya sadar bahwa itu merupakan keinginan terpendam saya untuk mendaftat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan langkah awal untuk perjuangan saya mengabdi di masyarakat. Jika ada orang bertanya mengapa saya ingin mendaftar ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya akan menjawab tidak tahu. Padahal sejujurmya itu adalah keinginan saya. Menurut saya profesi dokter merupakan kombinasi sempurna dari unsur- unsur sosial, sains, dan seni.Sosial karena kedokteran berkecimpung di tengah masyarakat. Sains sebab segala tindakan dalam profesi kedokteran berdasarkan ilmu sains yang pasti dan telah dikembangkan selama berabad masyarakseni karena, seperti layaknya seorang seniman menggunakan kanvasnya, dunia kedokteran merupakan kanvas bagi dokter, sebab tiap orang merupakan kasus – kasus yang memerlukan pendekatan berbeda, dengan respon yang berbeda pula, meskipun ilmu kedokteran termasuk dari ilmu sains pasti yang tentunya berkembang dbagitahun ke tahun. Tiga s itu merupakan 3 s terpenting dalam hidup saya. Sejak lahir saya bersyukur terlahir di keluarga yang berkecukupan, oleh sebab itu saya merasa bahwa ini merupakan bentuk sumbangsih saya kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur saya.

Keluarga saya dapat dikatakan sebagai keluarga yang cukup konvensional. Bagi mereka hanya ada empat profesi yang memang benar benar sebuah profesi berprospek, dokter, teknisi, pengacara, dan guru. Saya bersekolah di SMAN 1 Depok saya mengambil penjurusan ipa, maka pilihan saya hanya dua; antara menjadi teknisi atau dokter. Pilihan saya sejak awal bahkan sejak saya masih kecil memang cenderung kepada profesi dokter. Saya merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saat saya masih kecil dan tinggal di Surabaya saya bermimpi untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kami mampir untuk membeli es krim di kedai es krim langganan kami, pasti melewati gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Akan tetapi, rencana berubah. Kami sekeluarga pindah ke Aceh untuk ikut dinas sesuai dengan surat tugas Bapak. Tetapi, setahun kemudian kami pindah ke jakarta atau lebih tepatnya depok. Berpisahlah saya dan mimpi saya untuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Sejak kelas empat saya baru menyadari akan adanya fenomena sosial yang ada di Depok. Dikatakan adanya jalur sekolah anak Depok. Jalur itu berisi salah satu dari beberapa sekolah dasar negeri, dan dilanjutkan ke SMPN 2 Depok, lalu SMAN 1 Depok dan Universitas Indonesia.

Dimullailah perjalanan saya menuju Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari SD di depok, saya melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Depok. Di SMPN 2 Depok saya pernah mendapat beberapa masalah. Seperti saya selalu mengerjakan tugas di sekolah, ditambah lagi dengan sikap acuh saya untuk mengerjakan tugas dengan proses yang dianjurkan pleh guru. Pada saat itu, saya pikir itu merupakan hal yang redundant untuk menuliskan proses pada tugas matematika yang sangat mudah. Lalu, saya selalu ditegur karena menjadi orang pertama yang keluar dari ruang ujian. Sikap acuh saya, tidak pernah belajar berlanjut semasa di SMPN 2 Depok. Akhirnya, pada jam pelajaran matematika, dimana gurunya juga merupakan wali kelas saya, menangkap saya mengerjakan soal tanpa proses. Lalu, saya dipanggil dan diinterogasi. Akhirnya, guru itu melakukan beberapa tes pada saya untuk mengetahui kemampuan matematika saya. Beruntung sekali saya lolos ari situasi sulit itu, meskipun guru tersebut pernah mengadakan tes di depan teman teman saya.

Lalu, saya melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Depok. Pada awalnya, prakira saya mengatakan bahwa mungkin saja SMA akan sama mudahnya dengan SMP. Pada saat saat itu juga terjadi banyak hal di rumah yang secara tidak langsung mempengaruhi performa akademik saya di sekolah. Nilai saya yang dahulu atau biasanya hanya ada huruf A, saat itu dipenuhi huruf b. Teman sepermainan saya bertanya mengenai masalah perkuliahan dan kemana saya ingin melanjutkan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jawab saya. Lalu, dia meragukan pilihan saya, katanya bagaimbagaimya akan masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jika nilai ujian saya selalu C dan B. Hal tersebut terjadi berulang kali selama SMA, hampir semua orang meragukan saya. Mungkin karena performa saya yang tidak optimal saat di sekolah. Akan tetapi, pada saat yang sama saya juga mempertimbangkan untuk mendaftar di beberapa universitas lainnya, sperti Nanyang, National University, dan Karolinska.

Akhirnya tiba saat tahun terakhir SMA. Kelas dua belas. Rasa bimbang muncul. Haruskah saya mendaftar National University atau Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saja. Atau sayajuga mendaftar Karolinska. Akhrinya, Ibu memutuskan bahwa saya sebaiknya kuliah di dalam negeri saja atau lebih tepatnya dalam kota. Sehingga pilihan saya hanya tinggal satu, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Untuk menghadapi tahun terakhir SMA ini, saya memutuskan untuk mengikuti program bimbimngan belajar karena rasa takut saya jikalau saya tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sangat besar. Program bimbingan belajar yang saya ikuti mengadakan kelas 2 kali seminggu di hari kamis dan selasa. Walaupun secara de facto saya ke tempat bimbingan les tiap hari kecuali hari Rabu. Tiap hari Rabu saya memiliki kelas biola. Sehingga, pada akhirnya tiap hari selama 8 bulan saya mengahbiskan 14 jam di luar rumah. Sekolah dimuali pukul 6 pagi hingga 4 sore, dilanjutkan dengan bimbingan belajar dari 4 sore hingga 8 malam. Belubelagi ditambah dengan rangkaiam ujian sekolah yang diadakan di sekolah.

Semsemitu kujalani dengan penuh semangat. Terdapat berbagai jenis lembaga yang mengadakan uji coba Ujian Tertulis Berbasis Komputer. Hampir semua kuikuti. Biasanya saya tidak pernah berpergian dengan krl. Tapi sejak itu, saya mulai belajar cara bepergian dengan krl.

Paa rentang waktu itu dilaksananakan di bulan Ramadhan. Saat puasa, saya tetap melakukan kegiatan rutin biasanya. Bangun pukul 4, olahraga, belajar, persiapan datang ke bimbingan belajar pada pukul 8 yang dilaksakan hingga pukul dua belas. Lalu dilanjut dengan jam tambahan hingga pukul 4 sore. Lalu saya belajar privat di rumah. Saat teman teman saya lainnya belajar tambahan di tempat bimbingan belajar, saya belajar sendiri di rumah.

Pernah dicoba, dan rasanya belajar bersama seperti itu, di tempat yang ramai bukan hal yang cocok untuk saya. Dan teman teman saya mencemooh. Sombong sekali kamu ini, belajar saja tidak mau bersama. Padahal itu semua tergantung dari pilihan dan kecocokan masing masing individjamapa yang cocok untukmu belum tentu cocok untuk orang lain.

Sistem belajar yang menurut saya cocok adalah dengan audio. Jadi pada dasarnya saya tetap membuat catatan atau ringkasan dari pelajaran dan materi yang saya pelajari. Lalu, saya buat ringkasan tersebut menjadi lebih singkat lagi, kemudian saya baca secara lantang dengan saya rekam di perkam suara. Lalu, saat sedang berkomuter saya mendengarkan ringkasan itu. Cara ini cukup efektif, meskipun diperlukan langkah yang cukup banyak, tapi efeknya sangat terasa. Selain itu, metode lainnya adalah dengan flash card.

Di awal tahun ke dua belas, saya menyiapkan segala materi atau rangkuman untuk selanjutnya saya gunakan sebagai suplement selama satu tahun ajaran penuh. Saya menyiapkan suplemen pelajaran di malam hari untuk dipakai selanjutanya. Biasanya saya lakukan di hari Jumat malam untuk persiapan minggu depannya. Pelajaran yang diujikan ada 8 materi, berarti saya harus membuat 8 set suplement oelajaran

Akhirnya saat yang ditunggu tiba. Hari ujian Ujian Tertulis Berbasis Komputer. Saya memilih sesi pertama dengan pusat Ujian Tertulis Berbasis Komputer di Universitas Indonesia. Sesi pertama Ujian Tertulis Berbasis Komputer bertepatan pada tanggal 13 April 2019. Satu hari setelah hari ulang tahun saya. Jadi untuk ulang tahun saya tahun ini, saya tidak merayakannya dengan apapun, bahkan saya melewati hati ulang tahun saya dengan persiapan Ujian Tertulis Berbasis Komputer. Saat ditanya oleh Ibu ingin hadiah apa, saya hanya berharap untuk bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2019 ini.

Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama saya bertempat di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia pada pukul 7 pagi. Gugup sekali rasanya saat itu, satu satunya hal yang terus terlintas adalah ketakutan saya jika saya tidak dapat melaksanakan Ujian Tertulis Berbasis Komputer dengan baik, maka saya tidak dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Selama ujian, waktu rasanya berlalu dengan cepat sekali. Untuk mengerjakan 20 soal hanya diberi waktu 25 menit. Lalu, dilanjutkan dengan kategori soal lain dengan waktu peralihan 30 detik. Berulang kali terjadi hingga semua kategori soal selesai dikerjakan. Kategori soal yang diujikan berjumlah 8 materi. Soal demi soal demi soal saya kerjakan dengan usaha yang keras. Ingin menangis rasanya saat mengerjakan soal soal tersebut.

Ujian Tertulis Berbasis Komputer itu saya lakukan sebelum program bimbingan super intensif bimbingan belajar saya dimulai. Jadi saat saya masuk ke kelas program super intensif, saya merasa seperti artis, banyak yang menyakan bagaimana ujian berlangsung dan sebagainya. Tentunya saya tidak menjawab apapun, karena saya tidak terlalu ingat mengenai apa yang terjadi saat ujian, mungkin karema rasa gugup dan takut saya yang sangat besar. Sepuluh hari kemudian, pengumuman Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama sudah bisa dibuka. Hasilnya tidak sesuai ekspektasi saya. Tapi tentunya kuharap itu cukup, lagipula juga masih ada Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua yang berkarak sekitar 2 minggu dari pengumuman. Jadi lini waktunya adalah tanggal 13 April 2019 Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama, 23 April 2019 pengumuman Ujian Tertulis Berbasis Komputer, tanggal 6 Mei 2019 Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua dan yang terakhir 16 mei 2019 penguman Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua.

Melihat hasil Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama yang kurang memuaskan, saya belajar lebih giat lagi tentunya. Semua kerja keras yang telah saya lakukan, saya lakukan dengan semangat dua kali loengum

Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua saya bertempat di SMKN 34 Jakarta di daerah Salemba pada pukul 7 pagi. Dekat sekali dengan Kampus Fakultas Kedokteran Universits Indonesia di Salemba pikir saya, mungkin ini sebuah pertanda baik. Perasaan saya saat mengerjakan Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua ini lebih tenang, mungkin karena persiapan yang menurut saya lebih panjang dan matang. Ujian itu dilaksanakan di bulan Ramadhan. Setiap saat pergantian kategori mata ujian, saya berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa menunjukan keajaibannya di bulan penuh berkah ini. Setelah pelaksanaan Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua, badan saya terasa sangat tidak baik. Mungkin ini rasa sakit yang telah lama ada tapi tidak dirasakan karena kesibukan syaa mempersiapkan Ujian Tertulis Berbasis Komputer.

Tak terasa sepuluh hari kemudian telah tiba hari pengumuman Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua. Disaat teman teman saya masih menunggu tanggal pengumuman Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama mereka, saya telah melaksanakan Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua saya. Rasa bergetar di hati saat membuka pengumaman saya rasakan. Hasil Ujian Tertulis Berbasis Komputer kedua juga tidak sesuai dengan ekspektasi saya, bahkan hasil ini lebih rendah dari hasil Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama saya. Kecewa tentu saya rasakan, rasa bingung mungkin lebih tepat. Saya merasa bahwa Ujian Tertulis Berbasis Komputer kesua jauh lebih mudah dibangkan dengan Ujian Tertulis Berbasis Komputer pertama. Tapi tidak apa pikir saya, karena masih ada ujian Seleksi Masuk Universitas Indonesia.

Dengan asa kecewa yang masih terasa berat, saya kembali belajar untuk persiapan ujian Seleksi Masuk Universitas Indonesia. Melihat keadaan saya yang sedang sakit dan masih tetap belajar dalam keadaan puasa, Ibu mungkin merasa miris, oleh karenanya ia selalu meyakinkan saya bahwa saya pasti diterima lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Saat dalam berjalan mudik pun saya tetap belajar. Di hotel saya belajar. Di lounge saya belajar. Lagi lagi ibu meyakinkan saya bahwa saya pasti diterima. Tapi rasa ragu ini tetap ada

Pengisian formulir pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri saya lakukan di tempat tinggal kakak saya yang saay itu berada di semarang sedang melakukan tahapan klinik sekolah kedokteran. Tangan saya bergetar mengetik pilihan pertama saya sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurut prakira tempat bimbingan belajar saya, saya tidak akan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan nilai saya yang kurang baik itu. Tapi apa boleh buat, saat hati telah menentukan, saya tidak bisa beralih. Akhirnya pilihan saya jatuh pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di pilihan pertama dan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Veteran Jakarta di pilihan kedua.

Menunggu pengumuman rasanya sangat menguras diri ini. Menguras hati, tenaga dan pikiran. Tanggal 9 Juli pun tiba. Awalnya saya engggan untuk membuka pengumuman Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ini, tapi apalah gunanya menunggu lebih lama lagi, saya telah menunggu cukup lama. Pengumuman terbuka dengan lancar, tidak seperti prakira saya yang mungkin ada ganguan server atau system yang crowded. Awalnya saya tidak percaya dengan tulisan yang ada, tapi ternyata benar tertulis bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rasanya beban di pundak ini telah terangkat dan diganti dengan rasa syukur dalam dada.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page