top of page
Search

Narasi Perjuangan - Lia Savitri Eka Nur

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 14, 2019
  • 8 min read

Halo!! Perkenalkan Saya Lia Savitri Eka Nur dari SMAI Nurul Fikri Boarding School, Serang. Dari kecil saya ingin sekali menjadi dokter. Menurut saya, Dokter adalah pekerjaan paling mulia karena akan berhubungan dengan kesehatan manusia, kesehatan mempengaruhi semua aktivitas. Jika kesehatan seseorang terganggu maka akan menghambat aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari. Sejak kecil orang tua saya telah menanamkan bibit cita-cita yang searah dengan apa yang mereka harapkan begitupun dengan apa yang saya minati, yaitu menjadi dokter yang memiliki sifat profesionalitas. Maka dari itu, saya ingin menjadi dokter yang memiliki sifat profesionalitas yang juga berguna bagi masyarakat yang membutuhkan.

Saya mengetahui FKUI sejak saya SD, FKUI adalah Fakultas Kedokteran tertua se-Indonesia. Menurut saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) banyak diminati oleh anak-anak yang bersungguh-sungguh untuk menjadi dokter, karena tentu saja menjadi mahasiswa FKUI tidak mudah, perlu keringat dan air mata. FKUI juga sebagai fakultas terbaik di UI bahkan di Indonesia yang terpercaya karena alumnus FKUI terbukti banyak menjadi tokoh-tokoh pejuang bangsa, alumnus FKUI juga memiliki sifat profesionalitas yang tinggi dan sangat memotivasi.


Saat ini saya sudah menjadi bagian dari FKUI itu sendiri dan sedang melewati tahap masa-masa perjuangan untuk menjadi dokter yang berintegritas tinggi, dengan berbagai motivasi yang saya dapatkan dari diri saya maupun orang-orang di sekitar saya. Motivasi saya memilih Program studi pendidikan dokter sejak kecil adalah karena ingin membantu orang-orang sakit agar bisa sembuh dan kembali sehat untuk kembali menikmati hidup bersama keluarganya dengan perasaan senang dan tidak ada kekhawatiran, atas hasil kinerja saya yang profesional. Orang tua saya juga sebagai motivasi saya, Karena ibu saya S1 sudah keperawatan dan ayah saya kapten kapal, berhubung saya anak perempuan maka saya akan mengikuti jejak ibu saya yang menghabiskan banyak waktunya dibidang ilmu kesehatan, maka saya harus memilih untuk menjadi mahasiswa kedokteran agar lebih baik dari ibu saya, sesuai dengan motto hidup saya, yaitu selalu berusaha menjadi lebih baik. Kenapa tidak farmasi sebagai fakultas yang lebih baik dari keperawatan? Kenapa harus Fakultas Kedokteran? Karena dalam pandangan ibu saya yang diajarkan kepada saya, semakin dekat tim medis dengan pasien maka kedudukan di dalam medis akan semakin tinggi, maka dari itu saya memilih FK sebagai program studi saya agar saya dapat menjadi lebih baik dari kedua orangtua saya. Dari sekian banyak PTN yang ternama saya memilih UI untuk menjalani pendidikan selanjutnya yang menjadi wadah saya menggali dan mengemban ilmu yang behubungan dengan kesehatan. Sehubungan dengan cita-cita saya menjadi dokter, jika saya ingin merealisasikan cita-cita saya, saya juga harus berjuang mendapat pendidikan di PTN yang menjamin saya dapat merealisasikan cita-cita tersebut, dengan memilih PTN terbaik. Seperti UI, yang memiliki alumnus yang profesional juga memotivasi. Maka dari itu, saya memutuskan untuk berusaha dan berdoa agar dapat menjadi bagian dari FKUI tahun 2019.


Sosok ibu benar-benar sosok yang menurut saya sangat berharga dan memotivasi, Sosok yang menginspirasi saya menjadi seorang dokter sejak kecil dan menyemangati saya serta mendukung saya tanpa paksaan apapun, karena ibu selalu membuat mindset saya bahwa saya harus lebih baik dari kedua orangtua saya. Lalu beberapa tahun kemudian saya mengetahui ibu saya terkena penyakit yang tidak biasa yaitu tumor. Saya sedih, gelisah, bingung, dan kaget, kenapa ibu bisa terkena penyakit itu? Bahkan saat ibu saya sakit, ibu tidak pernah menunjukkan bahwa dirinya sakit, ibu tidak mau dikasihani oleh orang lain. Saat hari dimana ibu harus operasi, saya dan dua adik saya tidak tahu apapun, karena yang kami tahu ibu izin dua hari untuk seminar di Bogor, padahal operasi. Sampai akhirnya nenek saya bercerita barulah saya dan dua adik saya tahu.

Saat itu hati saya berkecamuk, saya hanya dapat berdoa belum bisa bertindak, saya tidak ingin orang lain merasakan kesedihan dan kegelisahan yang luar biasa seperti apa yang saya rasakan. Saya ingin membantu menyembuhkan orang-orang yang sakit, agar bisa melihat senyum dari pipi pasien dan keluarganya, juga supaya sebagai reminder untuk saya dan orang sekeliling saya, agar selalu menjaga kesehatan, karena kesehatan itu penting.


Sejak saat itu saya lebih termotivasi untuk menjadi mahasiswa FK di universitas terbaik Indonesia yaitu Universitas Indonesia oleh sosok yang sangat berharga untuk saya, usaha yang saya lakukan untuk menjadi mahasiswa FKUI 2019 adalah saya belajar keras dan berdoa agar saya dapat masuk ke FKUI, saya tidak pernah mengumbar kepada siapapun keinginan berat saya menjadi mahasiswa FKUI atau bisa dibilang keinginan yang paling ingin dicapai, yang orang lain tau saya hanya ingin menjadi dokter di universitas manapun di Indonesia, baik itu PTN maupun PTS. Saat saya lulus SMA tahun 2018, takdir berkata lain saya harus gapyear dan belajar lebih untuk sesuatu yang gemilang.


Diawal saya harus mengakui bahwa saya gapyear saya sangat tertekan melihat kebanyakan teman saya mendapat PTN sesuai apa yang mereka inginkan sedangkan saya tidak mendapat PTN sesuai yang saya inginkan. Akan tetapi, dibalik tekanan itu saya memiliki rasa bangga tersendiri atas apa yang saya dapat selama setahun menunda kuliah alias gapyear, bukan hanya belajar di tempat bimbel, akan tetapi di waktu gapyear, saya bisa memberikan yang paling baik dari apapun di dunia ini yaitu menghafal 30 juz walau sekedar menghafal lalu setoran dan belum mutqin, saya bersyukur tidak menyianyiakan waktu kebahagiaan ini untuk saya, kedua orangtua saya, keluarga besar saya, dan kerabat serta guru-guru saya. Perjalanan menghafal yang saya lalui rumit hingga hampir menyerah karena tidak terbiasa dengan menghafal ayat Al-Qur’an dan saya tidak pernah berfikir dapat mengafal 30 juz dalam waktu 3 bulan. Pada saat saya SMP maupun SMA saya suka bolos tahfidz dan jika datang tahfidz saya hanya mengobrol atau buka buku yang tidak ada hubungannya dengan tahfidz, tetapi saya bisa membuktikan bahwa saya bisa menyelesaikan itu semua. Saat saya menangis dan hampir menyerah di awal menghafal Al-Qur’an hingga menyelesaikan 30 juz. Bisa menjadi pelajaran bahwa saya dapat masuk dan survive di FKUI.


Saat di tempat bimbel saya selalu berusaha memperhatikan guru yang sedang menjelaskan karena menurut saya satu patah kata yang keluar dari mulut guru saya sangat berharga untuk pengetahuan saya, saya juga tidak pernah izin kecuali ada halangan penting. Saya bimbel di pagi hari dan saya belajar kembali di rumah pada sore hari hingga larut malam, saya mengulang materi dan mengerjakan soal yang telah disediakan. Menurut saya, perjuangan saya untuk menjadi bagian dari FKUI sudah mencakup keringat juga airmata, yang saya rasakan saat itu adalah perasaan tidak pernah puas atas hasil yang telah didapat dan selalu berusaha menjadi lebih baik lagi.


Hingga akhirnya untuk mendapatkan apa yang saya impikan selama ini, saya harus mengikuti SIMAK UI 2019, saat saya mengikuti ujian SIMAK UI 2019 saya mengerjakan dengan penuh optimis dan semangat. Tetapi saat sebelum membuka pengumuman hasil SIMAK UI 2019 saya merasa pasrah, tawakkal, saya pesimis karena saya merasa mana mungkin saya bisa masuk FKUI yang terkenal paling bagus se-Indonesia dengan saingan beribu-ribu orang. Setelah membuka pengumuman SIMAK UI 2019, yang saya rasakan saat itu adalah rasa kaget, bangga, terharu, dan bersyukur, karena perjuangan saya selama setahun gapyear tidak sia-sia dan menghasilkan suatu kejutan nyata yang menyenangkan dan membanggakan untuk saya, orangtua saya, serta orang-orang di sekitar saya. Saat itu saya hanya menangis karena terharu ternyata Allah memang selalu memiliki rencana indah dan lebih baik dari apa yang sudah saya pikirkan.


Setelah menjadi bagian dari FKUI karena telah diterima melalui jalur SIMAK program reguler saya memiliki harapan untuk kedepannya selama menjadi mahasiswa FKUI angkatan 2019. Harapan saya dengan mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negri UI dan menjadi mahasiswa FKUI 2019 adalah saya dapat mengurangi beban kedua orangtua saya dari segi biaya, karena biaya di FKUI program reguler, relatif lebih murah jika dibandingkan dengan Perguruan Tinggi Lainnya. Sumber biaya pendidikan saya dari penghasilan kedua orangtua saya, terutama dari gaji atas kerja yang orangtua saya emban, ibu saya sebagai pengendali infeksi di suatu Rumah Sakit Jantung dan ayah saya sebagai Kapten Kapal. Biaya pendidikan saya dari TK hingga saat ini masih tergantung kepada orangtua saya. Saat saya bercita-cita menjadi dokter saya berpikir kembali, karena biaya yang dikeluarkan untuk menjadi dokter tidak sedikit. Saya berdiskusi dengan kedua orang tua saya untuk masuk FK, mereka mendukung dan akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kesuksesan saya dan dua adik saya. Sebagai anak saya merasa bangga memiliki kedua orangtua seperti ayah dan ibu, saya berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan FKUI program reguler agar nominal yang dikeluarkan tidak sebesar jika saya masuk Perguruan Tinggi lainnya. Saya juga berharap dapat menjadi kebanggan dan contoh untuk saudara-saudara serta adik-adik saya yang ingin menjadi dokter. Selain itu, saya berharap dengan mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya dan teman-teman saya FKUI 2019 dapat merealisasikan cita-cita kami menjadi dokter yang memiliki profesionalitas yang tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan. Untuk mencapai semua harapan itu kami harus berusaha mendapatkan nilai yang terbaik dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, yang bisa menjamin kami dapat merealisasikan cita-cita mulia kami semua.


Rencana saya untuk 1 tahun kedepan selama menjadi mahasiswa FKUI 2019 adalah saya harus mendapat IPK minimal 3 dan tidak ada mata kuliah yang harus diulang, saya harus bisa membantu dan mengajak teman-teman untuk menjadikan angkatan FKUI 2019 ini sebagai integritas sesungguhnya seperti jargon angkatan FKUI 2019 yang telah disepakati yaitu memiliki sifat kejujuran, memiliki komitmen terhadap diri sendiri, teman angkatan FKUI 2019, serta teman-teman sejawat, dan memiliki sifat amanah atau terpercaya dalam mengemban suatu tanggung jawab. Selanjutnya rencana atau plan saya untuk 3 tahun kedepan selama menjadi mahasiswa FKUI angkatan 2019 adalah menjadi mahasiswa aktif yang dapat mengembangkan setiap kegiatan yang dilakukan menjadi lebih baik dari sebelumnya, sudah menyicil susunan skripsi untuk skripsi ditahun selanjutnya, dan memiliki IPK stabil dari semester-semester sebelumnya. Selanjutnya, rencana atau plan saya selama 10 tahun yang akan datang dengan kelebihan dan kekurangan yang saya miliki, saya yakin 10 tahun mendatang dan seterusnya, insya Allah saya bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain yang membutuhkan tanpa memandang SARA, akan tetapi saya akan memandang dari segi kemanusiaan. Dengan profesi saya sebagai dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia. Sebagai seorang dokter ,saya akan turun tangan atas kekerasan yang dilakukan oleh pihak manapun untuk membantu dari segi medis dan membela kebenaran untuk pihak yang ditindas. Pada 10 tahun mendatang juga saya akan menjadi seorang kakak, ibu, dan public figure yang bisa mencotohkan kebaikan kepada adik saya, anak-anak saya dan orang lain, menjadi kebanggaan kedua orangtua di dunia maupun di akhirat, Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik saya akan ikut serta berpartisipasi dalam menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini menjadi lebih baik, apa sajakah upaya yang saya lakukan dalam berpartisipasi dalam perubahan Indonesia menjadi lebih baik? Untuk Indonesia menjadi lebih baik dalam pandangan saya yang tertarik dalam bidang kesehatan, maka Indonesia harus sehat jasmani dan rohani, karena dengan sehat apapun bisa dikerjakan untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik. Sekarang, bagaimana cara untuk menyehatkan jasmani dan rohani Indonesia? Menghargai dan berbagi.

Contoh, masalah yang mempengaruhi segala aspek kehidupan adalah ketersediaan air bersih yang belum merata, aspek yang dipengaruhi mulai dari kesehatan hingga kesejahteraan masyarakat. Upaya saya adalah dengan menghubungi pihak tertentu untuk mengoptimalkan beberapa perusahaan air di pedesaan maupun diperkotaan, meminimalisir penggunaan air untuk menghargai titik titik tempat yang kekurangan air bersih, dan berbagi air bersih kepada orang di sekitar kita yang membutuhkan.

Contoh lain, merokok di sembarang tempat. Seperti yang diketahui perokok pasif lebih banyak menderita penyakit dibandingkan dengan perokok aktif. Rokok adalah suatu benda negatif yang membuat candu kepada penggunanya. Upaya saya untuk kesehatan jasmani dan rohani adalah dengan mengingatkan perokok aktif seharusnya menghargai orang lain yang tidak merokok, berbagi udara sehat dengan tidak merokok di sembarang tempat dan memberi usul ke pemerintah untuk mengkarantina perokok aktif agar dapat lepas dari zat kimia yang membuat candu bagi perokok aktif tersebut.. Bahkan untuk 20 tahun mendatang saya akan memotivasi dan menjadikan anak cucu saya menjadi orang yang lebih baik dari saya dan bermanfaat bagi keluarga, nusa, dan bangsa.


Pesan kepada adik-adik, saudara-saudara, dan teman teman yang ingin menjadi keluarga besar Universitas Indonesia, menjadi keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jangan sia-siakan waktu yang ada untuk kalian mengemban ilmu yang belum kalian miliki atau pernah kalian miliki tetapi kalian tidak mengingat ilmu tersebut, hargai guru selagi gurumu masih ingin mengajarkanmu dengan tulus dan ikhlas agar kalian dapat masuk ke fakultas dan universitas yang kalian impi-impikan yang selalu menjadi kebanggan siapapun, sesunggunya ilmu tidak akan hilang jika kalian terus asah dan kalian terus pahami dan amalkan dalam kehidupan kalian sehari-hari, sekali lagi hargailah waktu yang ada agar kalian dapat bersama-sama menjadi keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Lakukanlah yang terbaik untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik, karena Allah sang pencipta langit dan bumi.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comentários


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page