Narasi Perjuangan -- Marieta Gladys Purwanto
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Halo semuanyaaa 😄✨
Perkenalkan, nama lengkap saya Marieta Gladys Purwanto. Saya biasa dipanggil dengan nama tengah saya, Gladys. Saya adalah anak semata wayang dalam keluarga saya. Meskipun saya adalah anak tunggal, tetapi saya bukan orang yang manja. Orang tua saya selalu mendidik saya dengan tegas agar bisa menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.
Saya lahir di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Sejak tahun 2001, saya tinggal di Kota Malang dan menempuh pendidikan di sana. Saya telah mengenyam pendidikan di TKK Santa Maria 2, SDK Santa Maria 2, SMPK Kolese Santo Yusup 1, dan SMAK Kolese Santo Yusup yang semuanya berlokasi di Malang. Puji Tuhan, di umur saya yang kedelapan belas ini saya diterima menjadi mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) lewat jalur ujian SBMPTN yang kepanjangannya adalah Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Jujur saja, pertama kali saya mengetahui tentang Universitas Indonesia adalah dari salah satu film serial komedi legendaris Indonesia, Warkop DKI. Saya yang masih kecil pada waktu itu langsung bertanya kepada orang tua saya tentang universitas tersebut dan dari situlah saya mengetahui bahwa Universitas Indonesia adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, saya mulai mempelajari bahwa baik mahasiswa maupun alumni Universitas Indonesia sangat berperan dalam sejarah Indonesia. Banyak yang menjadi orang hebat dan pelopor bangsa. Sebagai contoh, dari STOVIA, singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen atau Sekolah Pendidikan Bumiputera, yang adalah nama awal FK UI ada tokoh-tokoh pergerakan Indonesia, seperti Dr. Sutomo, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Tokoh-tokoh masa kini lulusan FK UI juga ada banyak, salah satunya adalah Menteri Kesehatan Indonesia sekarang yang bernama Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM (K).
Apa, sih, yang membuat saya ingin bersekolah di sini? Banyak. Salah satunya tentunya karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Informasi ini saya dapatkan dari beberapa guru saya dan dari QS World University Rankings di mana UI menempati peringkat 251-300 terbaik sedunia dan peringkat 1 terbaik se-Indonesia. Alasan utama saya termotivasi untuk bersekolah di sini adalah karena saya ingin menimba ilmu sedalam mungkin agar kelak saya bisa menolong banyak orang, menjadi dokter yang hebat dan andal, dan menjadi salah satu pelopor kesehatan di Indonesia.
Sejak masih kecil, saya ingin menjadi dokter. Permainan paling menyenangkan bagi saya adalah bermain dokter-dokteran dengan ayah saya. Mengenakan stetoskop di leher memberi saya suatu perasaan yang sangat menyenangkan. Memang, seiring bertambahnya umur, saya sempat berganti-ganti cita-cita. Namun, akhirnya saya putuskan bahwa kedokteran adalah passion saya. Saya mulai benar-benar bertekad untuk bersekolah di FK UI sejak saya duduk di kelas sepuluh SMA awal. Pada waktu itu, saya mendapatkan dorongan dari dua orang guru kursus saya, yakni guru bimbingan belajar Ganesha Operation dan guru bimbingan belajar dekat sekolah saya.
Usaha pertama saya untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah dengan belajar sebaik mungkin di sekolah agar bisa mendapatkan nilai-nilai yang bagus untuk kemudian dimasukkan ke dalam SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang biasa disebut orang dengan jalur undangan. Singkatnya, usaha pertama saya untuk menjadi mahasiswa FK UI adalah dengan mengusahakan jalur SNMPTN. Sebenarnya, keinginan saya untuk bersekolah di FK UI juga tidak langsung mulus disetujui orang tua karena berbagai alasan, seperti jauh dari rumah, sulit masuknya, dan lain-lain. Saya sempat berganti keinginan juga untuk mencari fakultas kedokteran di universitas-universitas lain dengan peluang masuk yang lebih besar.
Selama 3 tahun terakhir, saya mengemban ilmu di SMAK Kolese Santo Yusup Malang, salah satu sekolah swasta ternama di Jawa Timur. Banyaknya tugas dan ulangan yang diberikan memberi saya banyak ilmu, wawasan, dan pembentukan karakter yang sangat mengubah pribadi saya ke arah yang lebih baik, mulai dari etos kerja yang tinggi, kedisiplinan, kreativitas, kepemimpinan yang didapatkan dari banyaknya tugas kelompok, dan sebagainya.
Selama SMA, saya mengikuti ekstrakurikuler Olimpiade Biologi dan mengikuti berbagai macam lomba Biologi dan Medis. Pengalaman bertanding di luar sekolah mengajarkan saya banyak hal baik, salah satunya pentingnya strategi yang baik dan tepat dalam menghadapi suatu tantangan. Ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dari lomba-lomba tersebut saya rasakan turut memberikan sumbangsih yang berguna saat proses persiapan masuk ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan saat mengerjakan soal-soal ujian masuk PTN.
Saat SMA, saya sempat ingin menjadi pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Namun, orang tua dan beberapa guru saya lebih menganjurkan saya untuk fokus dan menggunakan waktu lebih banyak untuk pelajaran jika tujuan utama saya adalah diterima di perguruan tinggi negeri. Hal ini untuk memperbesar peluang diterima lewat jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan juga sebagai persiapan mengikuti ujian-ujian masuk perguruan tinggi negeri. Selain itu, jadwal sehari-hari saya saat masih SMA sangat padat. Pagi hari saya berangkat ke sekolah. Setelah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olimpiade biologi atau pengayaan biologi. Sore sepulang sekolah, saya mengikuti kursus hingga pukul 6 malam, kemudian dilanjutkan dengan belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah sampai tengah malam. Tidur malam-malam, sekitar jam 1 atau 2 pagi, sudah menjadi makanan saya sehari-hari. Saya mengerahkan usaha saya untuk mendapatkan nilai yang bagus agar bisa memperbesar peluang diterima lewat jalur SNMPTN.
Perjuangan untuk bisa diterima di perguruan tinggi negeri tidaklah mudah. Diterimanya saya di FK UI adalah berkat rahmat Allah, usaha keras saya, dan dukungan besar dari kedua orang tua saya, serta dukungan dari guru-guru dan teman-teman baik saya. Restu Tuhan merupakan hal yang sangat amat penting. Saya dan orang tua saya sudah mulai berdoa untuk diterimanya saya di PTN sejak awal tahun 2018 kemarin. Saya merasakan banyak berkat dan bimbingan dari Tuhan dalam proses yang panjang ini, terkadang rasanya sakit, tetapi mencambuk saya agar lebih dekat mencapai impian saya.
Saya mulai mempersiapkan diri sejak awal kelas 12 SMA. Selama satu tahun, saya mempersiapkan diri dengan menghafalkan rumus, memperkuat konsep, dan mengerjakan latihan soal setiap harinya. Hampir setiap hari saya belajar di tempat les langsung sepulang sekolah hingga sekitar pukul 8 malam. Bantuan dari orang tua sangat saya rasakan, mulai dari diantar ke sekolah dan ke tempat les, bekal makan, kesempatan mengikuti kursus, dan banyak lagi. Saya juga sangat bersyukur memiliki orang tua yang selalu suportif dalam jatuh bangun saya. Mereka juga selalu memberi saya banyak saran dan nasihat yang sangat berguna. Dukungan dari teman-teman satu les saya juga turut mengembangkan semangat saya. Bahkan, salah satu teman saya yang bernama Azka menghadiahkan saya rangkaian kata-kata motivasi yang dia mintakan secara langsung kepada banyak mahasiswa FK UI khusus untuk saya. Hadiah tersebut turut membantu saya untuk kembali bangkit meraih FK UI di saat saya merasa sedih dan kehilangan semangat.
Selama semester satu, terutama pada akhir semester, saya sering belajar hingga tengah malam, tidak pernah berolahraga, dan kurang memperhatikan kesehatan diri sendiri. Akibatnya, saya jatuh sakit. Sepanjang liburan akhir tahun, saya tidak bisa belajar apa-apa karena sakit demam berdarah. Setelah sembuh, saya semakin menjaga kesehatan. Saya tetap sesekali tidur malam untuk belajar, tetapi saya tetap memperhatikan batas ketahanan saya. Saya juga mengonsumsi makanan yang sehat, tidak makan snack-snack yang bikin sakit, dan sesekali berolahraga.
Mulai semester kedua kelas 12 SMA, saya benar-benar meninggalkan pelajaran dan fokus belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi negeri. Saya hanya belajar sekadarnya saja, yang penting lulus. Saya menggunakan hampir seluruh waktu saya untuk mempersiapkan ujian masuk PTN dengan belajar dan berlatih soal saja, serta tak lupa juga berdoa. Berbagai macam jalur masuk perguruan tinggi negeri saya ikuti. Saya mendaftar jalur SNMPTN, tetapi tidak diterima. Saya sempat mengikuti ujian mandiri International Undergraduate Program (IUP) UGM dua kali. Pada kedua ujian tersebut, saya juga gagal. Memang suatu hal yang sangat menyakitkan, tetapi di balik hal tersebut tetap ada hikmahnya. Berkat mengikuti kedua ujian tersebut, saya semakin siap dan mantap untuk mengikuti UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) yang pada akhirnya mengantar saya diterima di FK UI.
Setelah mendapatkan nilai UTBK dan mendaftar jalur SBMPTN, saya menunggu sekitar 1 bulan lamanya. Sebenarnya, saya dan keluarga saya cukup khawatir karena tahun 2019 adalah tahun pertama diterapkannya UTBK sehingga passing grade pun belum ada. Selain itu, nilai UTBK saya dari gelombang kedua malah lebih rendah daripada nilai UTBK saya yang dari gelombang pertama. Padahal, pada tes UTBK yang pertama, saya merasa kurang maksimal mengerjakannya.
Satu bulan itu saya habiskan dengan banyak berdoa dan sedikit berjaga-jaga dengan belajar untuk persiapan ujian mandiri. Satu bulan penantian itu benar-benar menegangkan, melelahkan, dan menakutkan bagi saya sekeluarga. Apalagi setelah ada desas-desus di internet bahwa beberapa perguruan tinggi negeri hanya bersedia menerima pendaftar yang mendaftarkan diri pada pilihan pertama. Hal itu berarti hanya pilihan pertama SBMPTN yang diperhitungkan. Berita di internet ini cukup menambah kecemasan, tetapi saya pasrahkan saja semuanya pada Tuhan Yesus. Saya tidak mau ambil pusing karena meskipun saya pusing pun juga tidak bakal bisa mengubah apapun. Saya hanya bisa berpasrah pada Tuhan.
Pada detik-detik menjelang pengumuman SBMPTN, saya tidak berani melihat hasil pengumuman tersebut. Ayah saya lah yang membuka website dan menunggu pukul 3 sore untuk membuka pengumuman SBMPTN. Saya mengajak ibu saya untuk berdoa berdua di dalam kamar untuk menenangkan dan memasrahkan diri pada Tuhan agar siap menerima hasilnya, apapun itu. Tiba-tiba, ayah saya membuka pintu kamar saya dengan histeris. Ternyata, saya diterima di FK UI. Tangis kami langsung pecah saat itu juga. Rasa senang, terharu, dan tidak percaya bercampur menjadi satu. Saya sangat bersyukur bisa diterima di jurusan dan universitas impian saya ini. Saya juga senang sekali bisa membuat orang tua bangga.
Ke depannya, saya berharap bisa mendapatkan berbagai prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi nonakademik. Saya berharap bisa selalu menjaga nama baik dan membanggakan keluarga saya. Saya berharap bisa selalu berbakti dan membahagiakan kedua orang tua saya. Harapan saya bagi teman-teman angkatan FK UI tahun 2019 adalah bisa menjadi teman yang baik dan menyenangkan, baik dalam hubungan pertemanan maupun dalam studi. Saya berharap pula agar kelak saya bisa menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat. Saya berharap bahwa pada masa depan nanti saya bisa menjadi salah satu pelopor dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam beberapa tahun ke depan, saya akan berkuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia, universitas penyandang nama bangsa, Universitas Indonesia. Ada tertulis dalam Alkitab Lukas 12:48, ”Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” Kesempatan luar biasa yang dianugerahkan Tuhan bagi saya ini tidak berhenti hanya sebagai suatu rasa senang dan bangga, tetapi bersekolah di FK UI juga menjadi tanggung jawab yang besar untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
Selama satu tahun ke depan, saya akan mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Tahun pertama ini akan saya gunakan untuk memperbanyak kenalan dan menjalin relasi baik dengan teman, baik dari dalam maupun dari luar fakultas. Saya juga akan fokus belajar sambil mengikuti beberapa kegiatan. Kegiatan yang akan saya ikuti adalah kegiatan keorganisasian, contohnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), dan kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang kelak akan berguna dan saya butuhkan ke depannya. Tiga tahun ke depan, saya berencana untuk melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri untuk memperkaya pengalaman dan ilmu pengetahuan, memenangkan lomba-lomba, dan lulus tepat waktu sebagai dokter muda dengan predikat sebaik mungkin.
Sepuluh tahun ke depan, saya berencana untuk sudah menyelesaikan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang merupakan pengabdian ke daerah-daerah, sudah menjadi seorang dokter, dan menjalani pendidikan spesialis. Dua puluh tahun ke depan, saya berencana untuk berkontribusi dan melayani bangsa dengan menjadi salah satu menteri Indonesia yang bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat atau dengan menjadi pelopor dan pemimpin program-program yang bisa turut membantu mewujudkan peningkatan kesehatan, terutama bagi masyarakat dari daerah 3T, yakni daerah terdepan, tertinggal, dan terluar.
Saran saya bagi kalian yang ingin menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pertama-tama, kenali passion kamu. Untuk menjadi seorang dokter, kamu harus benar-benar yakin bahwa menjadi dokter memang benar-benar passion kamu. Menjadi seorang dokter harus berjiwa melayani, bukan untuk mencari keuntungan materi.
Bagi kalian yang sudah mantap ingin menjadi dokter, terutama bagi kalian yang ingin masuk FK UI, tetaplah bersemangat. Belajar harus mati-matian, tetapi jangan sampai lupa untuk berdoa. Pahami konsepnya dengan baik dan berlatihlah soal secara rutin dan disiplin. Jagalah kesehatan kalian selalu karena dengan badan yang sehat tentunya pikiran pun akan cemerlang sehingga materi yang dipelajari lebih mudah dan lebih cepat untuk dipahami. Aturlah waktu kalian dengan baik agar waktu untuk belajar, waktu untuk istirahat, waktu untuk berolahraga, dan waktu untuk berdoa semuanya seimbang. Dekatkan diri dengan orang tua karena mereka adalah kawan terbaikmu yang selalu ingin terbaik bagi anaknya. Terakhir, jangan lupa untuk berdoa karena berdoa sangatlah penting agar apa yang kita perbuat dan cita-citakan direstui dan dibimbing Tuhan. Jangan terlalu takut dan khawatir, pasrahkan diri dan usahamu kepada Tuhan yang pasti akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Jadikan 'Ora et Labora' yang dalam bahasa Indonesia adalah 'berdoa dan bekerja' sebagai moto dan lakukan selalu dalam menjalani hidup. Belajarlah dengan rajin dan tekun serta berdoalah dengan giat dan sungguh-sungguh. Jika hidup kita dipenuhi dengan doa, hidup kita menjadi lebih lancar. Tuhan membimbing dan memimpin kita selalu dalam segala hal. Meskipun terkadang terasa pahit, susah, atau bahkan terasa seperti salah pilih jalan, ternyata semua yang telah terjadi adalah yang terbaik. Percayalah, Tuhan akan membawamu ke tempat yang tinggi menurut rancangan-Nya. Dan percayalah selalu kepada Tuhan, rancangan-Nya lebih indah daripada rancangan manusia.

Yorumlar