top of page
Search

NARASI PERJUANGAN - MAULANA FIKRI SAEFUDDIN

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 15, 2019
  • 8 min read

Narasi Perjuangan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan nama saya Maulana Fikri Saefuddin biasa dipanggil Fikri, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan tahun 2019. Alhamdulillah puji Tuhan saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SBMPTN. Saya berasal dari SMAN 2 Cirebon yang merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Cirebon. Namun, hanya segelintir orang yang mengakui prestasi yang dimiliki oleh sekolah-sekolah di Cirebon khususnya di Kota Cirebon dikarenakan terdapat banyak sekali SMA – SMA favorit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pandangan awal saya mengenai Universitas Indonesia bahwa tempat ini adalah salah satu perguruan tinggi paling favorit di Indonesia karena menduduki posisi puncak sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia menurut QS World University Rankings tahun 2018 dan menempati ranking 292 dunia yang diikuti Institut Teknologi Bandung (ITB) di posisi 359 dunia dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di posisi 391 dunia sehingga sangat sulit untuk ditaklukan apalagi saya ingin masuk ke fakultas kedokterannya yang merupakan fakultas paling favorit di Universitas Indonesia.

Awal saya masuk SMA kelas X saya hanya berpikir untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro sesuai keinginan orang tua saya karena orang tua saya mengetahui bagaimana sulitnya menembus fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri. Alhasil saya hanya bermain-main di kelas X sehingga saya tidak menempati ranking 1 di kelas dan entah di posisi berapa ranking saya di ranking paralel sekolah.

Ketika kenaikan kelas ke kelas XI saya mulai diarahkan oleh seorang guru bimbel saya untuk membahagiakan orang tua saya dengan diterima di perguruan tinggi negeri. Entah mengapa guru ini sangat memperhatikan murid-muridnya sebagaimana kami adalah anak-anak beliau sendiri sehingga apabila kami bermalas-malasan atau mulai kehilangan semangat untuk menggapai impian, beliau selalu memberikan motivasi serta nasihat-nasihat yang bagus bagi kami semua selaku murid daripada beliau. Mulai dari di situlah saya mulai tergerak semangat belajar untuk melampaui harapan orang tua dengan harapan ingin diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya mulai mempelajari soal-soal SBMPTN, Utul UGM, Simak UI, UM Undip, dan UM Unpad secara mandiri serta terkadang meninggalkan tugas sekolah demi belajar SBMPTN dikarenakan ranking paralel saya kurang begitu memuaskan ditambah lagi FK UI tidak membuka jalur SNMPTN untuk sekolah saya. Meskipun demikian, belajar SBMPTN juga turut berperan andil dalam memahami pelajaran di kelas dikarenakan materi yang diajarkan sama meskipun dengan tipe yang berbeda.

Ketika kelas XI pula saya mulai meninggalkan segala ekstra kulikuler di sekolah demi memperdalam soal-soal tersebut. Meskipun saya hanya mampu mengerjakan segelintir soal per harinya tapi saya rasa itu cukup untuk membangun kebiasaan yang baik untuk saya. Bagi saya kontinuitas merupakan salah satu hal yang perlu ditanamkan ke dalam tiap masing-masing pribadi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Alhasil ketika Try Out UGM dan Try Out UI diselenggarakan di daerah saya, meskipun saya masih duduk di kelas XI saya berhasil menempati posisi yang cukup memuaskan.

Ketika kelas XII saya pun semakin bersemangat untuk mengerjakan soal-soal SBMPTN apalagi setelah adanya pengumuman bahwa UN bukan lagi sebagai syarat kelulusan daripada siswa-siswa SMA pada saat itu. Dengan memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang dapat dibanggakan oleh orang tua, teman-teman, guru-guru, dan masyarakat, saya berkomitmen untuk berusaha segiat mungkin agar saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hari demi hari saya lalui dengan penuh semangat dan harapan agar saya diterima di Universitas Indonesia. Saya bahkan pernah hampir tidak tidur untuk belajar SBMPTN ketika hari libur demi mengerahkan sekuat tenaga yang dapat saya keluarkan. Setiap hari saya memasang target minimal saya mampu mengerjakan 60 soal SBMPTN per harinya kalau hari tersebut merupakan hari yang cukup sibuk dan Alhamdulillah saya mengerjakan soal SBMTN sebanyak 120 soal per harinya bahkan kalau hari libur saya mampu mengerjakan sebanyak 240 soal SBMPTN per hari. Saya lakukan semua ini dengan ikhlas karena saya sadar tidak ada harapan untuk saya diterima di FK UI melalui jalur SNMPTN serta saya tidak ingin membebani orang tua dengan biaya mahal untuk sekolah kedokteran melalui jalur Ujian Mandiri. Selain itu saya juga sadar bahwa pendidikan di Cirebon belum sebagus daerah-daerah metropolitan seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, dan Surabaya. Oleh karena itu saya harus berjuang sebaik mungkin agar dapat diterima di FK UI ini apalagi kuota untuk FK UI sendiri yang malalui jalur SBMPTN hanya sebesar 72 dengan peminat ribuan orang. Jumlah kuota ini lebih sedikit daripada jalur SBMPTN Stei ITB maupun FTI ITB yang berjumlah 200an kursi sebagai jurusan yang banyak diminati lainnya.

Alhasil hanya itu jalan satu-satunya bagi saya untuk menembus fakultas yang menurut orang paling sulit ditembus di Indonesia. Kemudian di suatu hari, saya berubah pikiran untuk memilih jurusan Teknik Kimia saja karena relatif lebih mudah dibandingkan dengan fakultas kedokteran. Namun, setelah guru bimbel saya itu mengetahuinya saya langsung dimarahi bahkan orang tua saya pun dihubungi beliau karena sudah mau menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin. Dari saat itulah saya kemabali berkomitmen untuk tetap ingin menjadi mahasiswa FK UI 2019.

Akhirnya tibalah saya pada semester terakhir di masa sekolah menengah atas. Pada waktu itu, saya merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyelasaikan semua persoalan dengan baik. Namun dengan kuasa Tuhan saya mampu menyelasaikan berbagai persoalan dengan cukup memuaskan. Akhirnya tiba saatnya bagi kami untuk menghadapi ujian sekolah. Namun, ada suatu keanehan ketika tiba saatnya ujian sekolah tiba. Guru tersebut melarang saya untuk belajar tentang ujian sekolah ini. Bahkan kami dilarang membuka buku sekolah untuk mempelajari ujian sekolah yang merupakan salah satu tahan terpenting yang menentukan kelulusan kami. Namun, Alhamdulillah saya mendapatkan ide untuk mensiasatinya dengan mengerjakan soal SBMPTN namun yang sesuai dengan materi ujian sekolah. Namun ada kabar buruk ketika diisukan soal-soal ujian sekolah ini bocor ke murid-murid sehingga munculah dorongan untuk mengetahui bocoran tersebut. Namun saya harus tetap berusaha untuk malawan keinginan buruk tersebut karena saya memegang teguh kalimat “Setiap yang berawal dari kebaikan akan berbuah kebaikan”.

Alhamdulillah sungguh tidak disangka walaupun saya hanya belajar sedikit tentang materi ujian sekolah saya mampu lulus dengan rata-rata nilai ujian sekolah sebesar 91. Puji syukur untuk Tuhan yang mampu mewujudkan hal-hal yang tidak sampai ke dalam nalar manusia. Begitupila kejadiannya ketika UN akan segera tiba. Dengan doktrin “UN bukan syarat kelulusan” saya tidak belajar materi UN ketika UN itu tiba, Saya menghabiskan waktu dengan berlatih soal-soal SBMPTN selepas selesai kegiatan UN di sekolah kami. Senang sekali rasanya UN kali ini hanya berlangsung hingga siang sehingga saya punya waktu lebih untuk berlatih soal-soal SBMPTN. Saya pun sangat bersyukur karena saya mampu memperoleh UN yang cukup memuaskan dengan rata-rata nilai 90,875.

Namun ada suatu persitiwa besar yang membuat saya pernah merasa minder dan mengalami demotivasi. Peristiwa itu adalah ketika pengumuman SNMPTN tiba. Beberapa teman saya sudah diterima di universitas sedangkan saya dan teman-teman lainnya masih berjuang dalam menghadapi SBMPTN. Apalagi ketika mengetahui jaarak pengumuman SNMPTN dan SBMPTN berbeda hampir empat bulan lamanya. Pada saat itu pula keinginan saya untuk masuk FK UI mulai goyah karena melihat nikmatnya teman-teman yang sudah masuk ke universitas-universitas mereka. Oleh karena itu saya berubah pikiran kembali untuk memilih jurusan yang lebih mudah dibandingkan FK UI. Namun sekali lagi, saya dinasihati kembali oleh sang guru tersebut dan menyemangati saya untuk tetap kuat dalam menghadapi ujian kehidupan ini. Dan sekali lagi saya kembali berkomitmen untuk tetap ingin menjadi mahasiswa FK UI 2019.

Akhirnya setelah sekian lama berjuang datanglah saatnya bagi saya untuk melaksanakan Ujian Tulis Berbasik Komputer atau yang lebih dikenal dengan sebutan UTBK. Waktu itu saya memilih ujian di UI Salemba Jakarta agar saya mempunyai motivasi lebih untuk menjadi mahasiswa UI. Namun pada kenyataannya saya menjadi gugup ketika baru sampai di Jakarta. Hal ini dikarenakan dengan berdirinya gedung-gedung besar di Jakarta serta fasilitas-fasiltas infrastrukur yang begitu lengkap membuat saya menjadi takut untuk kuliah di tempat tersebut. Tetapi setelah saya merenung di tempat penginapan saya bermalam, saya tidak boleh takut akan masalah ini dan akhirnya saya jutsru termotivasi untuk berani kuliah di Jakarta.

Akhirnya hari ujian pun tiba. Dengan segala persiapan yang telah disiapkan dengan sebaik-baiknya akhirnya inilah saatnya ujian. Pengawasan ujian di Kampus UI Salemba sangatlah ketat. Hal ini tercermin ketika para peserta yang hendak mengikuti ujian dilarang membawa alat tulis sendiri serta kacamata, pakaian, dan tubuh kami pun turut diperiksa sebelum memasuki ruang ujian demi memastikan ujian terselenggara dengan kondusif dan adil untuk semua. Hal inilah yang membuat saya hendak buang air besar ketika beberepa menit lagi ujian akan segera dimulai dikarenakan saking gugupnya saya meskipun saya tidak berbuat suatu kecurangan apapun. Setelah sekian lama ujian berlangsung, akhirnya saya dapat bernafas lega karena ujian ini pun akhirnya selesai. Dengan perasaan senang, puas, khawatir semuanya menjadi satu karena ini merupakan salah satu momen yang dapat mempengaruhi masa depan serta karir saya di masa mendatang.

Meskipun demikian saya tetap harus berjuang demi mempersiapkan diri dalam menghadapi UTBK gelombang dua yang tidak berselang jauh jarak waktu ujiannya. Untuk masalah UTBK gelombang dua sedikit mengalami gangguan di mana server untuk memlih lokasi ujian pada saat itu hanya terbuka sedikit perguruan tinggi yang menjadi pusat UTBK. Akhirnya saya dan teman-teman memilih pusat UTBK di Unsika namun dengan tempat ujian di SMKN 2 Karawang.

Namun hanya beberapa hari berselang, server UTBK sudah kembali normal namun sangat disayangkan kami telah memilih Uniska yang seharusnya kami ingin memilih lokasi ujian di Undip Semarang. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat saya dan teman-teman saya untuk menghadapi UTBK gelombang dua ini demi meraih impian berkuliah di universitas impian kami masing-masing. Dengan kuasa Tuhan, akhirnya proses UTBK gelombang kedua ini berjalan dengan lancar. Setelah itu kami dapat sedikit bersantai karena Idul Fitri akan segera tiba sembari kami memulihkan tenaga untuk mempersiapkan materi SIMAK UI dan UM UGM seminggu setelah lebaran dan dikarenakan ujian mandiri tersebut tidak membutuhkan uang gedung maka saya pun mendaftar ujian-ujian mandiri tersebut sebagai alat pengaman sembari menunggu pengumuman SBMPTN yang akan dimumkan pada tanggal 9 Juli 2019. Selain itu, saya pun juga mendaftar STAN sebagai alat pengaman pula.

Berminggu-minggu sebelum pengumuman SBMPTN, saya sedang mempersiapkan kembali materi-materi Simak UI, Utul UGM, dan PKN STAN. Kemudian, tibalah saatnya untuk pengumuman SBMPTN. Saat itu saya sedang berada di Malang tepatnya di terminal bus untuk kembali ke Cirebon setelah mengikuti tes STAN. Namun, saya belum mendapatkan rezeki di tes STAN ini dikarenakan tidak lolos di tahap tes kepribadian. Memang muncul rasa takut dan khawatir apabila saya juga belum mendapat rezeki di SBMPTN saat itu. Namun, Alhamdulillah saat membuka pengumuman SBMPTN, saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada saat itu saya dan keluarga merasa senang sekali mengetahui kabar gembira ini. Saya pribadi merasa sangat bersyuur karena mampu meringankan beban orang tua agar tidak membayar mahal untuk ujian mandiri. Kemudian saya menghubungi guru yang memiliki jasa sangat besar atas kabar ini. Dia merasa sangat senang dan mengucapkan selamat serta harapan agar selalu berusahan menjadi lebih baik ke depannya. Saya pun membagikan kabar ini kepada teman-teman serta sahabat saya yang telah mendukung saya selama perjuangan saya selama ini yang sering memberikan dukungan moral agar tetap berjuang dengan sekuat tenaga.

Rencana saya untuk jangka pendek, saya ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri dengan mendapatkan beasiswa agar mampu memperoleh ilmu-ilmu baru yang tidak ditemukan di Indonesia. Sedangkan rencana panjang saya adalah ingin menjadi seseorang yang akan terus dikenang jasa-jasa saya dan selalu memberikan manfaat meskipun saya telah meninggal dunia. Saya juga memegang teguh motto “Kita mungkin tidak bisa melindungi anak cucu kita selamanya, tetapi kita bisa mengajaran mereka agar dapat melindungi diri mereka sendiri dan mengajarkannya kepada anak cucunya kelak”. Saya juga berharap semoga seluruh usaha saya selama ini serta usaha saya ke depannya mampu membuahkan hasil yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta generasi berikutnya.

Pesan saya kepada teman-teman, adik-adik, serta semua orang yang hidup di dunia ini adalah tetaplah berbuat kebaikan meskipun itu terasa pahit pada saat ini, tetapi kalian harus yakin bahwa Tuhan tidak pernah tidur layaknya makhluk-Nya dan ingatlah tujuan utama kita terlahir di dunia ini. Yakinlah akan kekuasan Tuhan atas segala sesuatu meskipun itu di luar nalar yang sangat sempit yang dimiliki oleh manusia itu sendiri karena saya pernah mengalami hal itu dan saya yakin kalian semua juga pasti pernah mengalaminya. Khusus adik-adik yang ingin masuk FK UI, tetap bersemangat, jangan tinggalkan ibadah, dan kenang terus mengapa kita telah menempuh jalan sejauh ini. Jangan pernah putus asa untuk meraih suatu tujuan yang baik karena Tuhan pasti akan memberikan jalan keluar untuk kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page