Narasi Perjuangan - Muhammad Afif Naufal
- FKUI 2019
- Aug 18, 2019
- 8 min read
“Perjuangan” menurut kbbi adalah suatu usaha yang penuh kesukaran dan bahaya. Ada dua kata yang dapat digaris bawahi disini yaitu kesukaran yang berarti kesulitan atau kerumitan dan bahaya yang berarti ancaman atau ketidakamananan. Kesulitan dan ancaman ini dapat diartikan secara luas. Bahkan usaha yang sepele sekalipun memiliki kesulitan nya tersendiri dalam melakukannya dan ancaman yaitu berupa kegagalan dalam menjalankan usaha tersebut.
Assalamualaikum Wr. Wb., Nama saya adalah Muhammad Afif Naufal, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019. Saya lahir di Pontianak, 4 Juli 2001. Saya lahir di Pontianak, dibesarkan di Singkawang, Kalimantan Barat, dan melanjutkan studi SMA saya di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Saya berasal dari sebuah keluarga sederhana yang terdiri dari kedua orang tua saya dan seorang saudara laki-laki saya. Sebelumnya, izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan saudara saya atas segala support dan motivasi yang telah mereka berikan, baik materil maupun dukungan psikologis. Saya menyelesaikan pendidikan SD saya di SD-IT Nurul Islam Singkawang, SMP di SMPN 3 Singkawang, dan SMA di SMA Presiden (Boarding School) di Cikarang. Izinkan saya memaparkan perjuangan saya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Semenjak dari kecil, saya diajarkan untuk selalu berusaha dalam mencapai sesuatu oleh orang tua saya. Hasilnya sangat terasa bagi saya pada saat saya memasuki bangku SMA. Di SMA saya, saya tinggal di asrama bersama 4 orang teman saya yang lain. Karena menjadi anak asrama, baik dari aspek kebutuhan hidup yang general, maupun kebutuhan saya dalam memperdalam ilmu harus saya usahakan sendiri. Di SMA, saya sering melakukan eksperimen sains yang cukup sederhana untuk menyalurkan hobi saya. Di SMA pula, saya harus bisa mengatur waktu saya dalam memenuhi segala tuntutan yang diberikan kepada saya. Saya menyempatkan waktu untuk melakukan latihan PASKIBRA pada sore hari tepat setelah selesai KBM karena sekolah saya adalah sekolah full-day-school.
Jadi, pada waktu sibuk-sibuknya saya waktu itu (kelas 11), karena saya dulu adalah peserta olimpiade kimia, saya meminjam buku kuliah milik guru saya dan belajar dari jam 9 sampai jam 12. Waktu itu juga, saya ikut parade Ching Ai di Singapura. Jadi, setelah serangkaian acara, saya tetap belajar di sana setelah menyelesaikan rangkaian agendanya. Dari serangkaian pengalaman tersebut, saya sadar bahwa untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi, usaha yang harus kita lakukan harus dalam jumlah yang lebih tinggi pula. Maka dari itu, setelah kekalahan tipis saya di olimpiade provinsi, saya membuat target baru dan goals yang baru. Target saya adalah melanjutkan studi saya di universitas terkemuka di Jawa. Dalam mecapai target saya, goals saya adalah meningkatkan nilai saya secara rata dan meningkatkan jam belajar saya. Tujuan dan goals tersebutlah yang selama ini menjadi motivasi saya menjadi mahasiswa FK UI.
Setelah saya naik kelas, saya mulai lebih intensif untuk belajar semua mata pelajaran. Walaupun ada beberapa tugas kepanitiaan, saya tetap menyempatkan diri untuk belajar terus. Saya juga mengikuti bimbingan belajar di Cikarang. Saya awalnya tidak terlalu intensif mengikuti jadwal bimbingan belajar. Pada waktu pengumuman SNMPTN, karena tidak diterima, semangat saya untuk mengejar nilai SBMPTN semakin membara. Setelah UN dan kelulusan SMA, saya mulai datang ke tempat les setiap hari. Saya belajar terus dan meminta tambahan dengan tutor dan setelah saya pulang, saya belajar lagi. Akhirnya, tibalah saatnya UTBK 1 saya. Setelah mengerjakan UTBK tersebut, saya melakukan evaluasi tentang soal dan mencoba untuk mencari soal tersebut di forum media sosial. Setelah itu, saya pelajari trik mengerjakan soal lagi. Jujur saja kehidupan sosial saya mulai tergangu dari titik ini.
Pada titik ini, saya sempat ragu terhadap pilihan fakultas dan jurusan yang saya pilih. Saya berpikir dengan sangat keras tentang hal itu. Saya mempertimbangkan tujuan hidup saya, mencari tujuan saya bekerja, dan berdoa untuk diberikan tuntunan dalam memilih jurusan. Saya rasa ini adalah tahap terpenting dalam perjalanan saya kesini karena tanpa definisi yang jelas, pekerjaan yang saya lakukan tidak punya arah dan tujuan sehingga tidak ada ambisi yang mengarahkan saya kemari. Pertanyaan itu selalu memantul di kepala saya dan setiap kali saya tidak fokus. Saya bahkan sempat menanyakan jurusan apa yang mereka ambil, alasan, dan apakah tujuan mereka bekerja.
Pemikiran saya membuahkan beberapa butir gagasan, yaitu pekerjaan yang saya lakukan harus bisa menopang hidup saya dan segala kegiatan yang saya rasa dapat menciptakan kebahagiaan bagi diri saya, pekerjaan tersebut haruslah sesuatu yang dapat meninggalkan jejak keberadaan saya di dunia ini, sebuah pekerjaan filantrofi, pekerjaan yang saya lakukan haruslah menopang tujuan hidup saya. Dalam pemikirian dalam tersebut saya menyadari sesuatu. Segala pekerjaan yang saya lakukan bukanlah tentang saya tetapi tentang saya menjadi bagian dari masyarakat. Hasil dari pemikiran saya juga membuahkan sebuah konsep tujuan hidup saya, yaitu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Maka dari hal itu, saya membulakan tekad saya menjadi seorang dokter.
Hasil UTBK 1 pun keluar, dengan nilai 685, saya merasa nilainya masih kurang bagi saya untuk mencapai target saya. Saya menganalisis kekurangan di UTBK saya dan mencoba memperbaikinya. Waktu itu, kekurangan saya adalah TKA (Saintek) namun nilai TPS yang saya dapat lumayan memuaskan. Akhirnya saya memperdalam TKA saya lagi dengan membahas, mengerjakan, berkontribusi, dan turut aktif dalam forum pembahasan soal UTBK di sosial media. Selain itu, saya juga tetap meneruskan les saya di Cikarang. Demi meneruskan les, saya harus menyewa indekos di Cikarang selama 1 bulan. Saya secara rutin menerapkan cara tersebut dan menambahkan lagi waktu belajar saya. Akhirnya saya mengikuti UTBK 2, dalam mengerjakan UTBK 2, saya merasa lancar dalam mengerjakan saintek, namun merasa kesulitan dalam mengerjakan TPS.
Pada saat melihat hasil UTBK 2, saya merasa kecewa karena nilai saya turun menjadi 675 walaupun nilai TKA nya naik secara signifikan. Walaupun kecewa, saya belajar bahwa kita tetap harus belajar bagian yang kita bisa. Saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura sebagai pilihan SBMPTN saya karena saya rasa nilai saya kurang untuk masuk ke Fakultas Kedokteran di Jawa. Tetapi, saya masih belum menyerah. Walaupun orang tua saya sudah puas dengan pilihan SBMPTN karena dekat dengan rumah, saya masih merasa belum puas. Saya memohon kepada orang tua saya agar tetap diizinkan untuk mencoba ujian mandiri di universitas di Jawa. Orang tua saya pun mengizinkan saya untuk tetap mengikuti bimbel di Cikarang tetapi hanya sampai ujian SIMAK UI.
Saya belajar lebih giat lagi. Kira-kira jadwal saya sebagai berikut: Jam 5.00 bangun salat subuh, jam 8.00 pergi ke bimbel, jam 17.00 pulang bimbel, pulang bimbel sampai jam 24.00 belajar dan review soal ujian mandiri dan try out. Hal itu saya lakukan dari tanggal 11 Juni – 21 Juli (waktu SIMAK). Saya hidup sendiri dengan keadaan seperti itu. Saya sebisa mungkin menjaga intensitas belajar saya dan berupaya menjaga pola makan saya agar tetap sehat. Saya mengikuti seleksi mandiri Unair pada tanggal 30 Juni, UGM pada tanggal 10 Juli, dan SIMAK UI tanggal 21 Juli.
Dalam mengejar target saya, saya sampai rela untuk pergi ke Surabaya untuk mengikuti ujian mandiri Unair. Saya mengerjakan ujiannya dengan cukup mudah. Saya menunggu hasilnya dan saya cukup kecewa karena Unair menolak saya. Saya merasa kecewa karena dulu saya memimpikan menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair. Saya semakin bersemangat lagi untuk mengejar UGM. Diantara pengumuman Unair dan Utul UGM, ada pengumuman SBMPTN. Saya dinyatakan diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Untan. Saya bersyukur tetapi masih belum puas dengan hal itu. Akhirnya, saya memutuskan untuk belajar lebih giat lagi agar saya mendapat jatah menjadi mahasiswa FK di Universitas Gadjah Mada atau di UI.
Saya berdoa setiap salat agar diberikan kesempatan untuk belajar di Jawa. Saya meningkatkan intensitas waktu belajar saya lagi. Sekarang, saya sudah tidak lagi mendalami tetapi sudah terorientasi kepada problem solving skill. Saya juga meminta tutor saya untuk meningkatkan intensitas dari materi yang diajarkan. Pada minggu tanggal 10, saya sudah mulai menurnkan intensitas belajar saya ke pace yang santai agar tidak merasa terbebani. Begitu juga dengan minggu SIMAK, saya terfokus kedalam bidang yang saya yakin bisa dan bahasa Indonesia dan Inggris. Saya akhirnya melewati ujian UGM dan SIMAK UI.
Setelah melewati ujian tersebut, saya sudah ikhlas dengan segala keputusan dan opsi yang diberikan kepada saya. Pengumuman UGM tiba dan hasilnya mengecewakan. Bagi saya yang sudah pasrah, saya berdoa kepada Allah agar ditempatkan di tempat yang terbaik bagi saya. Beberapa hari kemudian, saya melihat pengumuman SIMAK dan saya kaget dan bersyukur karena saya mendapatkan jatah untuk belajar di Fakultas Kedokteran UI jurusan pendidikan dokter. Saya bersyukur karena hasil usaha saya terbayar dengan hasil yang paling baik menurut saya dan saya bersyukur karena bagi Allah, tempat terbaik saya adalah Universitas Indonesia.
Untuk kesannya sendiri, sebelum saya masuk FK UI, kesan yang saya rasakan adalah FK UI levelnya tertinggi di Indonesia dan jujur saja waktu itu saya tidak bisa melihat diri saya masuk kedalamnya. Kesan ini makin diperparah dengan fakta bahwa proyeksi nilai passing grade yang dikeluarkan oleh bimbel-bimbel untuk FK UI sangatlah tinggi dan imahasiswanya sangat ambisius dalam belajar. Namun, setelah masuk, saya mulai melihat bahwa mahasiswa FK UI tidak hanya capable dalam menghidupi kehidupan akademisnya sendiri tetapi juga turut aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Saya juga mulai mengembangkan sebuah pemikiran bahwa untuk tetap dapat bersaing di lingkungan yang sangat terpilih ini, saya harus lebih giat lagi belajar dan hal itu sangat baik bagi saya karena saya memiliki ambisi hidup untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dalam bidang kesehatan.
Ambisi hidup saya yang telah saya bulatkan melahirkan harapan saya yang insyaallah akan saya realisasikan dengan pekerjaan sebagai dokter, lebih spesifik lagi saya ingin menjadi ahli kanker di Indonesia. Saya berharap dalam perjalanan karier akademis saya lancar dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia sesuai dengan sumpah dokter. Saya juga berharap dengan segala pencapaian yang telah saya raih dapat membanggakan orang tua saya. Saya juga berharap dengan terjunnya saya di dunia riset kanker, pengetahuan yang saya miliki dapat berkontribusi dalam menurnkan angka kematian dan derajat penderitaan pasien berpenyakit kanker. Saya juga berharap saya dapat berjuang bersama teman-teman angkatan FK UI 2019 dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Saya juga berharap, dengan lingkungan UI yang seperti ini, tidak hanya tujuan hidup saya yang ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi, tetapi mempengaruhi orang lain agar menjadi lebih baik juga dapat saya capai.
Dalam mencapai serangkaian harapan saya, saya menetapkan beberapa objektif dalam beberapa tahun kedepan. Setahun kedepan, saya harap saya sudah mulai mengerti seluk beluk sistem akademis di kampus, mengenal kesempatan-kesempatan yang dapat meningkatkan mutu diri saya dan mempersiapkan diri untuk mengikutinya, dan mengenal serta mencintai ilmu kedokteran lebih lagi dan memperdalamnya untuk mewujudkan harapan saya. Tiga tahun kedepan, harapan saya adalah memiliki rekor akademis yang stabil dan sangat baik, mulai mengenal lingkungan kerja yang sebenarnya, dan sudah menentukan kearah mana tujuan saya selanjutnya setelah lulus dari UI.
Sepuluh tahun kedepan saya harap saya sudah menyelesaikan program spesialis saya. Setelah itu saya ingin bekerja menjadi dokter spesialis dan mencoba membangun koneksi dengan teman-teman sejawat saya agar tercipta suatu sistem yang dapat menopang kebutuhan tenaga medis spesialis secara merata di daerah yang terpencil dan sulit dijangkau. Dua puluh tahun kedepan saya ingin melakukan riset-riset tentang kanker sekaligus mengembangkan terus koneksi tersebut sehingga terbentuk suatu sistem yang perpetual dan efektif.
Bagi kalian yang memimpikan masuk ke kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia, ada beberapa kiat yang saya sarankan kalian lakukan demi mewujudkan mimpi ini. Yang pertama adalah tetap berdoa dan meminta restu dari kedua orang tua kalian karena sejatinya tuhan yang menentukan nasib kita dan orang tua kita menuntun kita ke nasib kita. Yang kedua adalah dengan belajar segiat mungkin terus memperbaiki cara belajar karena seperti yang kalian tau, FK UI memiliki rata-rata skor yang tinggi. Keuletan saja tidak cukup untuk mencapai hasil yang maksimal. Cara belajar kalian juga mempengaruhi keefektifan sesi belajar kalian. Yang ketiga adalah biarkan api semangat dan harapan berkobar didalam hatimu. Hal ini sangat penting karena dengan semangat, motivasi, dan harapan, ada penggerak bagi kita untuk melakukan segala sesuatu untuk mencapai target kita. Yang keempat adalah menjaga kesehatan kalian dalam prosesnya. Kesehatan akan sangat membantu kalia dalam proses belajar.
Mungkin sebagai penutup, saya memiliki sebuah kalimat mutiara. Kalimat ini lumayan menggambarkan apa yang selama ini saya lewati. “Bermimpilah setinggi-tingginya karena mimpi akan berubah menjadi harapan, harapan akan berubah menjadi tekad dan semangat, gabungkan dengan doa dan usaha jadilah kenyataan”. Tapi, ada hal yang cukup penting untuk diperhatikan bagi para pemimpi. Kenyataan lebih menyakitkan dari pada mimpi, jadi bagi setiap manusia yang memiliki angan dan harapan haruslah selalu siap menerima apapun hasilnya dan menjadikan hal tersebut sebagai evaluasi untuk melakukan angan selanjutnya.
Comentários