top of page
Search

Narasi Perjuangan - Muhammad Arqam Athallah

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Muhammad Arqam Athallah, biasa dipanggil Arqam. Saya lahir pada tanggal 27 Oktober 2001 di Jakarta. Saya tinggal di Jl. Dewi Sartika No. 198B, Cawang 3, Jakarta Timur bersama orangtua dan adik perempuan. Saya bersekolah tingkat SMA di SMA Madania yang terletak di Parung. Dalam esai ini saya akan menceritakan perjuangan saya untuk memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada awal kelas 9, semua murid sedang membicarakan tentang pekerjaan apa yang mereka inginkan. Saya sudah mengetahui bahwa biologi harus menjadi dasar dari pekerjaan yang saya akan pilih, tetapi pada saat itu saya belum tahu pekerjaan apa yang saya inginkan. Mulai hari itu saya memikirkan pekerjaan apa yang cocok dengan minat saya untuk beberapa bulan. Beberapa pekerjaan yang saya pekirkan pada saat itu adalah ahi biologi, arsitek, ahli biologi laut, ahli mikrobiologi, ahli bioteknik, dan banyak lagi. Tapi, pekerjaan yang menurut saya paling cocok dengan minat dan keinginan saya adalah dokter. Menjadi seorang dokter berarti saya bisa mengikuti minatku dalam biologi dan juga bisa membantu orang lain dengan cara yang langsung. Yang membantuku memilih pekerjaan apa yang saya akan kejar adalah orangtuaku. Mereka membantuku dengan riset yang harus dilakukan dalam menentukan pekerjaan yang cocok untukku.

Pada akhir SMP saya tahu saya ingin menjadi seorang dokter agar saya bisa membantu orang lain dan belajar sebuah topik yang saya sangat minati. Saya sangat ingin masuk Fakultas kedokteran yang ada di Universitas Indonesia karena yang saya dengar dari kedua orangtua saya adalah Universitas Indonesia adalah tempat terbaik untuk belajar kedokteran. Lalu, saya melakukan risetku sendiri mengenai Universitas Indonesia agar saya bisa mendalami ilmuku dalam memilih PTN yang tepat untuk jenjang hidupku selanjutnya. Setelah beberapa hari saya menemukan bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran yang terbaik di Indonesia untuk mendapatkan ilmu kedokteran dan belajar keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter yang baik. Para mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mnedapatkan banyak pengalaman yang nantinya bisa digunakan.

Saat mulai bersekolah di tingkat SMA, saya sudah mulai bekerja keras untuk bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setiap sememster saya belajar dengan giat agar nilai-nilaiku tidak menurun dari sebelumnya. Pada kelas 10 nilai-nilaiku masih bisa dibilang rata-rata di sekitar 85 sampai 88, kemudian saya mulai belajar setiap hari agar nilai saya memperbaik pada awal sampai akhir kelas 11. Langsung terlihat peningkatan nilai setelah saya memiliki jadwal belajar yang jelas dan komprehensif. Nilai kelas 11 saya naik drastis dari yang tadinya 85 menjadi sekitar 90. Setelah setahun, saya memasuki kelas 12 dan saya tahu bahwa tidak bisa hanya nergantung lewat jalur undangan saja. Maka saya mulai ikut les tambahan agar saya meningkatkan kemungkinan untuk diterima lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Di tahun ajaran ini saya sangat memfokuskan diri untuk bersiap-siap Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Saya mengerjakan banyak sekali tryout agar saya bisa mengerjakan soalnya dengan lebih baik. Beberapa kali dalam perjalanan ini nilai tryout yang saya dapatkan kembali tidak memuaskan, tapi saya terus belajar dan berlatih agar saya punya kesempatan. Pelajaran yang aku anggap paling susah pada saat tryout adalah pelajaran kimia karena banyaknya variasi dan kompleksitas yang dapat dimasukan ke dalam satu paket. Meskipun susah,saya terus mencoba untuk mempeljari cara menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Pelajaran yang saya anggap paling mudah adalah biologi pada saat itu. Biologi mudah untuk saya karena itu adalah mata pelajaran yang saya paling minati. Di rumah saya juga meningkatkan waktu belajarku menjadi sekitar 4 jam per hari agar saya bisa mempelajari lebih banyak variasi soal yang akan dikeluarkan di Ujian Tulis Berbasis Komputer nantinya. Saya juga mendaftarkan diri untuk masuk lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional dan Talent Scouting di sekolah.untuk meningkatkan lagi kemungkinan saya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah beberapa minggu, saya mendapatkan balik nilai tryout yang paling baru. Nilai tryout tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan target yang kutetapkan beberapa minggu yang lalu. Pada saat itu saya mulai mempertimbangkan mengambil universitas swasta sebagi cadangan. Saat itu adalah dimana saya tahu bahwa saya harus bekerja jauh lebih keras dari sekarang jika ingin diterima. Dengan bantuan orangtua, saya mengubah jadwal belajar menjadi 5 jam per hari dan 3 paket sudah harus dikerjakan dan dibahas dan mengurangi pemakain HP dan internet menjadi setengah jam per hari. Awal-awal dari perubahan jadwal tersebut adalah beberapa hari terberat yang saya lewati. Tetapi, setelah seminggu saya mulai terbiasa dengan beban kerja yang saya lewati walaupun masih terasa lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Walaupun sudah memikirkan tentang masuk swasta, saya tetap jauh lebih ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Setelah beberapa minggu, saya mendapatkan sebuah email yang mengatakan bahwa saya dapat lanjut ke tahap kedua dalam Talent Scouting. Saya sangat senang dan gelisah saat mendapatkan pengumuman itu. Saat saya menceritakan orangtuaku mereka juga sangat senang mendengar berita tersebut. Lalu, saat saya pulang ke rumah saya melakukan riset tentang apa yang dilakukan di tahap kedua Talent Scouting. Saya menemukan bahwa Talent Scouting memiliki dua tes berbeda, yaitu interview dan Tes MMPI. Untuk mempersiapkan diri, saya membuat sebuah naskah pendek yang saya hafalkan agar dapat berbicara dengan lancar saat interview, Dua hari telah lewat dan saya datang ke Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan. Tetapi, pada saat saya datang, banyak sekali orang-orang membawa berkas yang saya diinformasikan perlu dibawa pada tes selanjutnya. Pada saat itu saya merasa sangat panik. Saya menelpon orangtuaku dan mereka juga kaget mendengar harus dibawa pada hari itu. saya memutuskan untuk menjelaskan kepada pengurus di tempat bahwa saya diberi informasi yang salah dan mereka membolehkan aku membawa berkas esok hari saja. Interview kemudian dimulai dan saya mencoba untuk menenagnkan diri. Saya mengingat-ingat naskah yang saya sudah tulis bebrapa hari yang lalu. Interview tersebut terdiri dari 8 pos dan para peserta bertukar-tukar pindah dari satu pos ke pos lain. Dari delapan pos yang ada, dua pos adalah pos istirahat di mana peserta bisa duduk sebentar dan bersiap-siap sebelum pergi ke pos selanjutnya. Pos yang saya ikuti memiliki beberapa kejadian yang menganalisis kepribadian kita dengan memberi peserta sebuah kejadian dan menanyakan peserta apa yang mereka akan lakukan. Menurut saya, interview tersebut berjalan dengan lancar. Saya merasa yakin dengan jawaban-jawaban dan pilihan yang saya berikan. Yang saya anggap kurang adalah pada bagian roleplay, tetapi selain itu tidak ada pos yang saya anggap sangat menulitkan. Saat saya balik ke rumah saya mempersiapkan semua berkas yang harus dibawa dan pergi untuk mendapatkan pas foto baru. Pada hari itu saya balik ke internet untuk mencari contoh tes MMPI agar saya kenal dengan format yang akan digunakan nantinya. Tes MMPI diisi dengan sekitar 500 pertanyaan yang hanya bisa dijawab menggunakan iya atau tidak. Tujuan dari tes tersebut adalah untuk menilai sifat-sifat kepribadian dan psikopatologi dari pengikut tes. Saya meminta bantuan orangtua untuk mencari cara paling efektif mengerjakan tes tersebut agar saya tidak kehabisan waktu. Esok harinya, saya datang ke lokasi tes dengan berkas dan memasuki ruangan tes. Ternyata, banyak dari soal MMPI yang diberi sama dengan yang saya latihan .Setelah beberapa jam, saya keluar dari ruang tes dan pulang sambil berdoa saya mendapatkan jalur Talent Scouting.

Beberapa minggu lewat tanpa pengumuman apapun sampai hari pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Tebakan saya pada saat itu adalah saya tidak akan mendapatakan jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional karena sekolah saya belum pernah ada yang masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat jalur tersebut. Kemudian pengumuman dikeluarkan dan tebakanku benar. Hanya ada satu orang yang dapat masuk lewat jaur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional di SMA saya dan ia mengambil Fakultas Psikologi. Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi pada umuman esok hari dan fokus pada jadwal belajar seperti biasanya. Keesokan hari adalah pengumuman Talent Scouting dan saya merasa sangat gelisah pada saat itu. Saya sangat berharap bahwa saya bisa diterima lewat jalur ini. Tapi saya juga tahu bahwa kemungkinan itu terjadi sangat kecil. Saat saya dalam perjalanan pulang, saya mendapatkan telpon dari ayahku bahwa aku berhasil diterima lewat jalur Talent Scouting. Pertama saya merasa terkejut, kemudian saya merasa sangat bahagia. Saat sampai di rumah saya bersujud syukur atas kesempatan yang saya berhasil dapatkan. Saya tidak pernah sangka bahwa saya dapat diterima lewat jalur ini. Saya diberi selamat oleh keluarga dan teman-teman saya.

Yang aku ingin raih di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk tetap belajar di sini dan lulus agar saya bisa membantu orang lain sebagai seorang dokter. Saya juga ingin meraih prestasi akademik ataupun nonakademik. Saya juga akan bekerja keras untuk mendapatkan IP yang memuaskan.

Untuk tahun pertama, saya berharap bahwa aku dapat belajar dengan lancar dan mendapatkan IP yang memuaskan di sekitar 3.5. Saya juga ingin beradaptasi pada jadwal belajar dan pola belajar yang sangat baru di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar saya bisa belajar lebih efektif ke depannya. Lalu, saya juga ingin mendaftarkan diri untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa seperti renang. Saya juga ingin mengubah cara belajarku dari yang banyak mengerjakan soal ke cara yang lebih fokus dalam pengertian dan pendalaman materi yang diberi. Saya juga ingin belajar dengan teman-teman angkatan agar kita bisa membantu satu sama lain jika ada materi yang kurang dimengerti.

Dalam 3 tahun saya ingin tetap memiliki IP yang di atas 3.5 dan terus bekerja keras dalam bidang akademik maupun nonakademik. Saya juga ingin terbiasa dengan jadwal pelajaran dan sudah bisa mengatur waktu dalam semua bagian dari hidupku. Saya juga ingin mendapatkan ide awal untuk skripsi yang akan dibuat.

Sepuluh tahun dari sekarang, saya ingin sudah memulai jenjang S2 dan dalam perjalanan menjadi dokter spesialis. Sejauh ini saya belum menentukan ingin menjadi dokter spesialis dalam bidang apa, tetapi saya sedang memikirkan tentang bidang anastesi. Saya juga ingin untuk mulai bekerja di sebuah rumah sakit atau klinik dan membantu pasien-pasien.

Dalam 20 tahun, saya ingin sudah lulus dari S2 dan bekerja penuh sebagai dokter spesialis. Saya ingin terus membantu pasien dan belajar apa yang saya bisa untuk memperlancar praktek.

Pesan terpenting yang saya bisa beri untuk siapapun yang mau mencoba masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk bekerja sekeras mungkin dan berdoa. Jika dua hal ini dilakukan dengan benar, apapun bisa dicapai. Kerja keras adalah hal pertama yang harus dilakukan karena jika dari awal tidak bekerja keras, ratusan doa pun tidak akan membantu meraih mimpi. Jika sudah melakukan semua dengan kerja keras, mulailah berdoa. Doa akan membantu di tempat-tempat yang tidak bisa kita pengaruhi seperti kompetisi kita, kesulitan soal, dan hambatan-hambatan yang akan dilewati. Tetapi hal yang paling penting untuk diingat adalah untuk mencapai impian harus ada kerja keras dan doa, tidak bisa hanya satu.

Pesan lain yang saya bisa sampaikan untuk orang orang yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk jangan menyerah. Banyak teman saya yang tidak jadi memasuki kedokteran karena mereka menyerah saat menyadari bahwa mereka tidak bisa mendaftar melewati Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Tetapi, jika kedokteran memang impianmu, cobalah sebisamu lewat semua cara yang halal untuk mendapatkan tempat di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pantang menyerah menandakan bahwa kita memiliki determinasi yang kuat untuk meraih mimpi yang sudah lama dikejar.

Pesan terakhir yang saya bisa beri adalah untuk membiasakan membantu orang lain. Tujuan utama seorang dokter adalah untuk membantu orang, dan membantu orang tidak selalu mudah. Terkadang membantu orang lain memerlukan upaya yang amat sangat besar. Seringnya juga, saat kita membantu orang kita tidak akan mendapatkan imbalan balik, dan itu adalah hal yang biasa. Membantu orang sebagai dokter bukan untuk mendapatkan uang atau akreditas, tetapi untuk meneruskan nasib baik yang kita dapatkan di kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, jika tujuan utama seseorang menjadi dokter adalah untuk mendapatkan banyak uang atau menjadi terkenal, saya sangat merekomendasikan untuk refleksi diri sendiri atau mencari profesi lain yang lebih cocok dengan tujuan utama tersebut.

Kata-kata mutiara yang menerutku akan berguna bagi siapapun adalah sebuah perkataan dari Hippocrates: “Make a habit of two things: to help; or at least to do no harm”. Yang dapat diambil dari perkataan ini adalah sebagai manusia dua hal yang kita bisa lakukan untuk membuat dunia lebih baik adalah untuk membantu orang lain atau untuk tidak membahayakan orang lain. Dengan membantu orang lain kita, walaupun sedikit, dapat menjadikan dunia lebih baik. Jika membantu orang lain tidak memungkinkan pada saat itu, kita harus mencoba untuk tidak membuat dunia lebih buruk dari saat kita temui.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page