NARASI PERJUANGAN--MUHAMMAD HIBBAN HELDIAN
- FKUI 2019
- Aug 17, 2019
- 8 min read
Narasi Perjuangan Masuk FKUI
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu. Halo semuanya, perkenalan saya Muhammad Hibban Heldian dari FKUI 19 (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019), biasanya dipanggil Hibban. Saya berasal dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Padang yang berlokasi di Padang, Sumatera Barat.
Pandangan saya terhadap FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) ini adalah fakultas kedokteran yang terbaik di Indonesia karena fakultas ini merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia yang dari dulu sampai sekarang selalu menghasilkan dokter-dokter berprestasi Indonesia baik nasional maupun internasional. Selain itu, FKUI ini juga banyak melakukan riset- riset yang hasilnya nanti sering akan digunakan sebagai rujukan atau kiblat pada bidang kesehatan di Indonesia terutama rujukan bagi dokter- dokter lain di Indonesia.
Motivasi saya masuk FKUI pertama karena program studinya yaitu pendidikan dokter. Saya menginginkan program studi ini karena dari kecil saya sudah bercita- cita menjadi dokter. Pada awalnya saya memang menganggap cita- cita ini hanyalah sebagai pegangan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan orang. Kemudian saat SMP, saya sempat berpikir cita- cita untuk menjadi dokter ini tidaklah benar- benar saya inginkan karena pada saat itu saya tidak punya ketertarikan lebih terhadap dokter dan pelajaran yang saya suka adalah matematika yang tidak ada hubungannya sama dunia kedokteran. Saya baru menemukan ketertarikan terhadap kedokteran lagi setelah saya berada di kelas 2 SMA. Saya jadi mulai tertarik karena saya menemukan alasan kenapa saya harus menjadi seorang dokter, yaitu karena saya tidak menyukai kematian dan dokter adalah orang yang berjasa dalam membantu penyembuhan orang agar tidak mengalami kematian, hal ini lah yang mendasari keinginan saya untuk menjadi dokter. Penurunan motivasi saya tidak berhenti begitu saja, setelah saya memiliki keinginan lagi, saya mulai mencari informasi- informasi tentang kedokteran. Saya mendapati bahwa untuk menjadi seorang dokter tidak hanya sekedar mendapati gelar dokter dari universitas tetapi untuk menjadi seorang dokter, dibutuhkan dedikasi, perjuangan, usaha yang besar dan pengorbanan. Menjadi seorang dokter itu tidak bisa hanya ditunjukkan dari sekedar gelar dokter di depan nama saja, melainkan harus melewati berbagai macam masalah yang di mana kita dituntut untuk selalu bersabar dan tetap penuh teliti dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan tersebut. Perjuangan untuk menjadi dokter sangatlah panjang, untuk menempuh pendidikannya saja kita harus melewati waktu 7 tahun berjuang untuk mendapatkan gelar dokter yang aktif dan bisa melakukan praktik secara mandiri, itu pun baru gelar dokter, belum lagi menempuh pendidikan spesialis yang pada saat ini menjadi standard dokter di Indonesia. Hal- hal ini lah yang membuat saya berat untuk memilih fakultas kedokteran sebagai tempat melanjutkan pendidikan saya. Sampai sempat saya berpikir untuk memilih sekolah tinggi lain untuk kehidupan masa depan, sekolah tinggi yang saya maksud adalah sekolah keteknikan. Hal ini didasari juga dari tingginya kesukaan saya pada matematika, fisika, dan kimia dibanding biologi. Pada saat itu saya benar- benar bimbang untuk menentukan kelanjutan dari pendidikan saya. Singkat cerita sampailah saya di penghujung proses pendidikan saya di SMA pada kelas 3 semester 2, sampai saat ini pun sebenarnya saya belum dapat menentukan pilihan saya untuk melanjutkan pendidikan antara fakultas kedokteran atau sekolah keteknikan. Bahkan sampai saat itu saya malah bertambah bingung untuk memilihnya karena berbagai alasan. Sampai… , pada suatu hari saya menonton kembali sebuah anime kesukaan saya berjudul sword art online yang di mana saya tersentuh dengan sebuah scene yang berjudul Mother Rosario. Pada scene itu, saya seakan- akan diingatkan kembali alasan mulia dibalik menjadi seorang dokter, yaitu seorang dokter diminta untuk menyambung harapan sesoarang untuk hidup bukan hanya sekedar untuk mencari kekayaan ataupun kemewahan dunia saja. Di sana juga saya mempelajari arti pentingnya kehidupan itu yang di mana kehidupan itu adalah rezeki yang sangat besar diberikan oleh Allah kepada kita. Selain itu, saya juga memiliki ketertarikan lain dalam bidang kedokteran, yaitu pengembangan ilmu kedokteran terutama pada teknologi kedokteran dan senyawa kimia membuat obat atau penawar dari penyakit kronis. Dari sana saya mulai berangsur- angsur yakin untuk memilih FK sebagai tempat menempuh pendidikan kedokteran. Hingga akhirnya saya menetapkan hati saya untuk berjuang mengorbankan banyak hal untuk bersekolah di FKUI dan saya juga memiliki harapan untuk ke depannya agar kelak bisa menjadi seorang dokter yang baik dan berdedikasi untuk mengobati pasien atau melakukan suatu riset untuk menemukan metode penyembuhan baru terutama untuk penyakit yang sampai sekarang belum ada metode pengobatannya. Motivasi saya masuk FKUI yang kedua adalah karena fasilitas yang didapatkan, terutama yang paling membuat saya tertarik adalah Rumah Sakit Universitas Indonesia, tapi kalo ditanya kenapa, saya juga kurang tau kenapa hal ini yang membuat saya paling tertarik, mungkin karena saya baru pertama kali mendengar tentang rumah sakit universitas aja makanya saya menganggap hal ini keren. Motivasi ketiga saya memilih FKUI karena sekolah saya, SMA N 1 Padang, selama beberapa tahun terakhir tidak ada yang diterima di FKUI karna alasan blacklist (dengar-dengarnya seperti itu), oleh karena itu saya menjadi tertantang untuk masuk FKUI dan berharap siswa- siswa dari SMA N 1 Padang nantinya banyak yang diterima di FKUI.
Usaha saya untuk masuk ke fakultas kedokteran tentu saja tidak mudah. Dari awal kelas 10 saya sudah berusaha belajar semampu saya( bukan terlalu keras belajar dan banyak main- mainnya juga sih karena baru masuk SMA juga kan dan pada saat itu perlu adaptasi) dan berusaha juga untuk menjaga nilai agar tidak buruk. Saya menjaga nilai saya agar tidak buruk ini karena salah satu jalur masuk perguruan tinggi, yaitu snmptn, mensyaratkan nilai bagus untuk semester 1 sampai 5. Sebenarnya saya tidak terlalu berharap ke snmptn, namun karena nilai saya yang terlihat bagus di awal membuat saya berpikir untuk mencari aman saja dengan menjaga nilai semester 1 sampai 5 tersebut. Pada kelas 11 yang seharusnya saya sudah harus semakin bertambah semangat belajarnya, saya malah terlena dengan asiknya bermain game. Meskipun demikian, saya masih berusaha untuk menyeimbangkannya dengan belajar dan pada semester itu alhamdulillah saya mendapatkan nilai yang relatif naik dibanding semester sebelumnya. Pada kelas 12 saya sudah mulai fokus belajar dan waktu main pada fase ini memang dikurangkan dari sebelumnya karena jadwal belajar dan les yang lebih diperbanyak. Di kelas 12 ini kami di sekolah saya sebelumnya pada awal- awal sekolahnya langsung dikasih pembelajaran kelas 12 dan pengulangan materi untuk kelas 10 dan 11nya. Selain di sekolah, saya juga mengikuti les di tempat guru fisika terbaik saya,buk Efi, kemudian di paradise of math, yaitu les matematika dan kimia, dan les Nurul Fikri yang mengajarkan saya pelajaran matematika, fisika, biologi, kimia, Bahasa Indonesi, Bahasa inggris dan bip. Setiap hari dalam satu minggu( kecuali Selasa) saya belajar di sekolah dan les. Hari senin saya belajar di sekolah dari jam 7 pagi sampai 4 sore kemudian dilanjutkan les Nurul Fikri sampai habis maghrib sekitar setengah tujuh. Untuk hari Selasanya saya hanya mengikuti pembelajaran di sekolah dari jam 7 pagi sampai 4 sore. Kemudian hari Rabu saya belajar dari jam 7 pagi sampai 4 sore di sekolah kemudian dilanjutkan les di Paradise of Math sampai jam 6 sore. Hari Kamis saya belajar sama kayak hari Senin yaitu belajar dari jam 7 pagi sampai 4 sore lalu dilanjutkan dengan les Nurul Fikri dari habis ashar sekitar jam setengah lima sampai habis maghrib sekitar setengah tujuh. Pada hari jum’at, saya belajar dengan durasi yang sedikit lebih lama dari hari lainnya, saya belajar dari jam 7 pagi sampai 3 sore di sekolah kemudian istirahat sebentar dan dilanjutkan belajar di les Paradise of Math dari jam setengah lima sampai setengah delapan. Kemudian di hari Sabtu saya mulai belajar jam 7 pagi sampai 12 siang lalu istirahat di rumah sampai jam 3, setelah itu lanjut les di Nurul Fikri dari setelah ashar sekitar setengah lima sampai setelah maghrib sekitar jam 7. Terakhir hari Minggu, saya les dari jam setengah delapan pagi sampai jam 11 pagi di tempat guru fisika saya buk Efi. Hingga tibalah saat pengumuman siswa-siswa yang berhak mengisi kuota snmptn pada Bulan Februari. Siswa- siswa yang mengisi snmptn ini adalah siswa yang memiliki rataan nilai tertinggi 40% di sekolah dan alhamdulillah saya termasuk ke dalam 40% siswa tersebut. Pada saat pemilihan snmptn saya tidak mengambil Universitas Indonesia karena sama saja dengan menyia- nyiakan kesempatan snmptn jika saya memilih Universitas Indonesia. Pada saat pemilihan itu, sekitar Bulan Maret, saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pilihan utama saya dan pilihan satu- satunya saya pada jalur snmptn ini. Pada awalnya saya memang tidak terlalu berharap untuk keterima di snmptn tersebut, tetapi karena waktu itu juga saya merasa jenuh belajar, saya menjadi sedikit berharap di snmptn. Kemudaian saat pengumuman snmptn pada Bulan April, saya melihat hasil yang mengecewakan karena saya tidak lulus di pilihan satu- satunya saya itu. Saya sempat drop pada awalnya karena waktu itu memang lagi turun motivasi belajarnya. Hingga sampai beberapa hari setelah pengumuman snmptn saya kembali bersemangat lagi untuk belajar dan pada saat itu saya langsung membidik FKUI untuk pilihan di sbmptn, jalur masuk perguruan tinggi dengan ujian tulis, nantinya. Setelah itu, saya giat belajar untuk mengikuti ujian tulis berbasis computer atau yang sering disingkat utbk sebagai nilai untuk bersaing di sbmptn. Gaya belajar saya kebanyakan berubah, dari yang awalnya mempelajari materi, berubah menjadi membahas- bahas soal dan mempelajari materi dari soal- soal yang dibahas. Sampai di hari utbk pertama saya, waktu itu belum pede untuk mengikuti utbk karena masih ada materi yang belum siap, tetapi mau tidak mau saya harus mengikutinya dan memasrahkan hasil dari utbk tersebut kepada Allah. Kemudian pada saat hasil utbk-nya keluar, alhamdulillah saya mendapatkan nilai yang memuaskan dalam pemikiran saya. Setelah beberapa hari, pemikiran aman dengan nilai awal tadi berubah menjadi khawatir karena melihat nilai orang- orang di internet. Saya yang awalnya merasa nyaman menjadi panik dan lebih serius lagi belajar untuk utbk kedua dengan harapan nilainya melebihi utbk pertama. Singkat cerita, hasil yang saya dapatkan pada utbk kedua tidak sebagus harapan saya dan malahan jauh turun dibanding utbk pertama. Hal ini membuat saya ragu untuk memilih FKUI dan keinginan saya mengambil STEI ( sekolah tinggi elektro informatika) jadi semakin besar. Kemudian saya ikut saran pilihan dari Nurul Fikri. Di sana saya dinyatakan lulus untuk FKUI dan STEI itu. Namun, saya masih kurang pede untuk mengambil FKUI. Sampai akhirnya saya berdiskusi dengan papa dan mama saya yang menyarankan saya untuk mengambil fakultas kedokteran saja. Akhirnya saya nekatkan diri untuk mengambil FKUI pilihan satunya dan FK Unand pilihan keduanya pada sbmptn Bulan Juni. Saat masa tunggu pengumuman sbmptn saya memang tidak terlalu berharap akan diterima di FKUI karena faktor nilai tersebut. Kemudian hari demi hari dilewati, tibalah saya di hari pengumuman sbmptn. Pada saat hari pengumuman itu jam 3 sore, saya membuka website sbmptnnya. Lalu saya melihat hasilnya dan pada saat itu saya sempat bingung agak 2 menit karena pengumumannya itu tidak menggunakan warna hijau jika lulus dan merah jika tidak lulus, jadi saya itu jadinya membaca pengumuman tersebut secara teliti dan seksama. Saat saya sadar bahwa saya lulus di FKUI, saya terkejut karena hasil ini memang tidak terduga. Saya pun langsung bersyukur kepada Allah karena hal ini sangatlah membuat saya senang. Lalu saya pergi shalat ashar karena waktunya udah masuk pada saat itu dan langsung lanjut sujud syukur.
Harapan yang ingin diraih bagi diri sendiri adalah ingin menjadi dokter yang berprestasi dalam penemuan- penemuan di bidang kedokteran terutama teknologi kedokteran dan metode pengobatan yang ampuh menyembuhkan penyakit berbahaya, kemudian saya juga ingin menjadi dokter yang berhati baik, mudah membantu, dan pintar dalam mengobati pasien. Harapan yang ingin diraih bagi keluarga adalah membahagiakan keluarga saya terutama papa dan mama saya serta membuat bangga mereka, lalu saya juga ingin mengharumkan nama keluarga saya di kota asal saya yaitu Padang. Harapan yang igin diraih bagi masyarakat adalah saya ingin meningkatakan taraf kesehatan masyarakat, lalu bagi teman- teman FKUI 19 saya ingin berkawan baik dan saling menjaga kesolidan kami selamanya.
Rencana saya untuk 1 tahun ke depan, saya berencana untuk belajar dengan baik dulu sambal mengenal sistem- sistem yang ada di FKUI ini. Rencana untuk 3 tahun ke depan, saya berencana tetap survive di FKUI dan menyelesaikan studi saya sebaik- baiknya. Untuk 10 tahun ke depan, saya berencana untuk berhasil menjadi dokter yang bagus di kota saya berasal yaitu Padang. Lalu untuk 20 tahun ke depan, saya berencana untuk menjadi dokter spesialis terkemuka di Padang.
Pesan untuk yang pengen masuk FKUI adalah rajin- rajin belajarnya, kemudian kuatkan tekad mu untuk masuk ke sini sehingga motivasi belajarnya akan tinggi dan selalu berdo’a kepada Allah karena Allah lah yang akan memutuskan segala keputusan.
Kata- kata mutiara dari saya sebagai penutup dari tulisan saya ini adalah banyak- banyaklah berdo’a karena kita tidak tau do’a mana yang akan dikabulkanNya.
Comments