NARASI PERJUANGAN-- MUHAMMAD NAUFAL EZKA ANNAAFI
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 9 min read
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera! Ada Pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Maka dari itu, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Muhammad Naufal Ezka Annaafi, untuk lebih singkatnya dapat dipanggil Naufal. Saya merupakan lulusan dari SMA Kusuma Bangsa Palembang. Saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun ajaran 2019/2020 jalur SBMPTN. INTEGRITAS! Pada tulisan ini, saya akan bernarasi mengenai perjuangan saya untuk menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUI.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan penyelenggara pendidikan dan pelatihan kedokteran tertua di Indonesia. Hal itu menjadikan FKUI sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan kedokteran yang terbaik di Indonesia sehingga turut menjadi panutan bagi seluruh universitas ataupun instansi pendidikan kedokteran lainnya di Indonesia. Dengan demikian, saya selalu memandang tinggi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari sudut pandang saya, FKUI adalah tempat dimana manusia-manusia yang cerdas, kreatif dan inovatif, menuntut ilmu kesehatan tubuh dan lingkungan dengan tujuan meningkatkan taraf kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, kampus FKUI menurut saya adalah tempat dimana mahasiswa tidak hanya dibentuk menjadi dokter yang handal, tetapi sebagai insan yang memiliki pengetahuan luas dan terbaru, kemampuan pada bidang kedokteran maupun seni dan olahraga, serta kualitas diri yang berintegritas
Tidak hanya pendapat diri saya, semua masyarakat Indonesia, mulai dari siswa, mahasiswa, orang tua, dokter umum, dokter spesialis, pasien dan lainnya, berpandangan tinggi terhadap FKUI. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya siswa, mahasiswa, dokter umum, dan dokter spesialis yang menargetkan untuk menduduki kursi pendidikan dokter umum, spesialis, sub-spesialis, magister, ataupun profesor di FKUI. Orang tua dan keluarga pastinya akan merasakan rasa bangga ketika mengetahui anaknya berhasil menjadi mahasiswa di FKUI. Pasien pun sangat percaya dengan kinerja dokter lulusan FKUI, salah satu indikator kepercayaan pasien yaitu ramainya pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang merupakan tempat praktek dari banyak dokter lulusan FKUI..
Untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pastinya saya memiliki motivasi yang menjadi landasan bagi saya untuk terus berjuang dalam memperebutkan kursi di FKUI. Motivasi utama saya adalah untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan taraf kesehatan dan angka harapan hidup masyarakat seluruh Indonesia yang menurut saya masih kurang. Dengan berkuliah di FKUI, saya dapat melangkah untuk membantu masyarakat Indonesia termasuk di daerah yang kurang terjangkau untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan efektif. Selanjutnya, motivasi saya ingin berkuliah di FKUI karena saya ingin menjadi dokter yang memiliki ilmu, keterampilan, dan perilaku yang terbaik. Saya yakin saya dapat mengembangkan diri saya menjadi lebih baik dengan berkuliah di jurusan Pendidikan Dokter FKUI, baik dalam bidang akademis, keagamaan, kesenian, dan olahraga. Motivasi lainnya saya untuk menjadi mahasiswa FKUI adalah saya ingin menjadi inspirasi bagi orang lain. Saya ingin dapat memberikan inovasi yang dapat menjadi panutan bagi siswa yang masih bersekolah, mahasiswa lainnya, masyarakat Indonesia lainnya, dan juga dunia internasional. Dengan menjadi mahasiswa FKUI, saya dapat menjadi inspirasi minimal bagi semua orang disekitar saya.
Motivasi terakhir saya adalah untuk membanggakan keluarga dan teman-teman. Saya merasa orangtua saya sudah berjuang dan bekerja dengan sangat keras untuk membahagiakan dan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan yang saya miliki. Atas dasar itu, saya selalu mencoba untuk mendapatkan prestasi baik dalam bidang akademik maupun seni dan olahraga. Untuk itu, saya ingin menempuh pendidikan kedokteran di FKUI untuk membanggakan dan membalas semua jasa yang telah diberikan oleh kedua orang tua saya selama ini. Selain kedua orangtua, saya juga ingin membanggakan keluarga besar, teman-teman, serta semua pihak lainnya yang selama ini sudah mendorong, memberikan bantuan, dan mendoakan saya sehingga dapat mencapai tahap dimana saya sekarang berada. Saya yakin, tanpa bantuan mereka semua maka saya tidak akan pernah menjadi diri saya yang sekarang.
Awal mula mimpi saya untuk menjadi dokter adalah ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saya bersekolah di SDIT Al-Furqon di Jakarta Utara selama dua tahun, lalu melanjutkan sisa pendidikan sekolah dasar saya di SDIT Izzuddin Palembang hingga saya lulus. Ketika ditanya mengenai cita-cita selama SD, saya selalu menjawab bahwa profesi yang ingin saya geluti di masa depan adalah dokter. Kedua orangtua saya berprofesi sebagai dokter, mungkin melihat mereka bekerjalah yang menjadikan saya berkeinginan menjadi dokter. Sebagai anak kecil, saya tergolong kedalam anak yang penakut. Jarum suntik dan darah adalah salah satu yang membuat saya bersembunyi ketakutan. Hal itu sangat tidak menunjang mimpi saya menjadi dokter, yang akan banyak berhubungan dengan jarum suntik, darah, bau menyengat, hingga mayat. Mimpi saya menjadikan saya untuk bertekad untuk melawan ketakutan yang saya miliki agar dapat timbul rasa keberanian didalam diri saya.
Berlanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya, Saya menuntut ilmu selama tiga tahun di SMP Kusuma Bangsa Palembang. Selama SMP inilah saya baru mengetahui lebih dalam mengenai profesi dokter beserta semua hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan gelar tersebut. Pada masa ini, saya semakin mantap untuk bersekolah di fakultas kedokteran. Pada jenjang SMP ini pula saya mengetahui mengenai banyak universitas, salah satunya adalah Universitas Indonesia yang selalu terdengar sangat luar biasa ketika teman-teman saya menceritakan banyak hal seputar kampus itu. Saya selalu memandang kagum ketika melihat foto dan membaca cerita dari mahasiswa UI di media sosial. Suatu waktu, saya diajak oleh ayah saya untuk mendatangi Kampus Depok Universitas Indonesia. Gedung yang saya datangi adalah gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, pada saat itu keinginan saya untuk mengenyam pendidikan di UI semakin membuncah. Mengetahui bahwa UI adalah sebuah universitas yang terbaik di seluruh Indonesia, terutama untuk Fakultas Kedokteran, membuat saya tambah yakin dan mantap bahwa saya harus berhasil untuk menduduki salah satu kursi dalam Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya terus belajar di SMP hingga hari kelulusan dengan menyimpan keinginan untuk berkuliah di FKUI.
Masa sekolah menengah atas adalah masa dimana saya mulai meragukan mimpi yang pada beberapa tahun sebelumnya sudah saya simpan di pikiran saya. Saya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di SMA Kusuma Bangsa Palembang. Semasa SMA ini, Saya baru mengetahui dan melihat dengan nyata perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk masuk ke perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri. Pada masa SMA ini, saya juga baru melihat betapa sulit dan lamanya perjalanan seorang mahasiswa kedokteran hanya untuk mendapatkan gelar dokter didepan namanya. Orangtua saya, khususnya ayah saya yang merupakan dokter spesialis, sangatlah sibuk dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter. Beliau selalu pergi dini hari dan pulang sangat larut, sehingga terkadang saya tidak bertatap muka secara langsung dengan ayah saya selama beberapa hari. Saya melihat dan mengetahui betapa lelahnya beliau ketika pulang ke rumah selepas menjalani kewajibannya sebagai dokter. Selanjutnya, saya juga melihat betapa sulitnya menjadi mahasiswa kedokteran melalui perjuangan kakak saya ketika melihat beliau tertekan karena tugas, laporan, praktikum, dan ujian yang tidak dapat dibilang mudah dan sedikit. Selain itu, tingginya ekspektasi keluarga besar, beberapa teman, dan guru di sekolah, bahwa saya akan menjadi dokter hanya karena kedua orangtua dan kakak saya adalah dokter, menimbulkan sedikit rasa penolakan atas semua ekspektasi mereka. Hal terakhir yang membuat saya meragukan mimpi saya adalah lunturnya rasa percaya diri saya setelah melihat sulitnya ujian memasuki fakultas kedokteran di perguruan tinggi negeri, khusunya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Begitu banyak siswa-siswi berprestasi bangsa yang belum mendapatkan kesempatan untuk diterima di FKUI. Pada momen itu, saya merasa kecil dan belum layak untuk mendapatkan posisi sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia.
Setelah mengetahui beberapa fakta tersebut, saya menjadi sering bertanya-tanya kepada diri sendiri, apakah menjadi dokter adalah hal yang ingin saya lakukan di masa yang akan mendatang. Sedikit demi sedikit keinginan saya untuk menjadi dokter pun memudar. Karena beberapa hal itu, saya sempat ingin melanjutkan pendidian ke perguruan tinggi swasta di Malaysia, namun pada akhirnya saya urungkan karena memikirkan betapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan dan biaya hidup disana. Saya terus merasakan sebuah dilema dalam memilih jurusan yang ingin saya dalami melalui universitas. Disatu sisi orangtua dan keluarga lainnya mengharapkan bahwa saya mengenyam pendidikan kedokteran yang memiliki prospek kerja cukup luas, sehingga masa depan saya dapat lebih terjamin. Disisi lainnya, saya ingin mencoba mendalami bidang lain yang menurut saya akan sangat saya sukai. Rasa tidak ingin menjadi dokter pun masih saya pendam hingga pendaftaran SNMPTN. Setelah berdiskusi panjang dengan kedua orangtua, mereka pun mendukung pilihan saya untuk tidak mendaftar di fakultas kedokteran. Pada akhirnya, Saya tidak mendaftar pada fakultas kedokteran manapun di pilihan pertama dan kedua saya. Saya tidak berhasil lolos pada SNMPTN, entah mengapa saya merasakan sedikit kelegaan. Hal itu dikarenakan saya masih merasa terganjal dan kurang yakin dengan pilihan yang sudah saya buat. Saya pun tidak putus berdoa kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk ditunjukkan jalan yang tepat.
Pada akhirnya tekad saya kembali bulat untuk menjadi dokter, dengan tujuan membanggakan orang tua saya dan berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Akhirnya dengan keputusan tersebut, beban yang saya simpan selama ini dengan perlahan terangkat. Saya memutuskan untuk merahasiakan perubahan keputusan saya dari kedua orangtua untuk memberikan kejutan bagi mereka. Setelah memutuskan pilihan jurusan universitas, saya pun terus fokus untuk belajar sebagai persiapan menghadapi UTBK. Selain belajar pribadi di rumah, saya juga mengikuti bimbingan belajar, belajar kelompok, platform belajar online, dan beberapa tryout yang diselenggarakan untuk persiapan UTBK. Di waktu menjelang UTBK, saya mendatangi bimbel setiap hari untuk belajar. Saya juga memperbanyak mengakses platform online tempat pembelajaran dapat ditemukan Sebelum UTBK, saya sangat gugup dan cemas karena tahun ini merupakan tahun pertama diselenggarakannya sistem SBMPTN yang baru. Akan tetapi saya terus fokus untuk belajar demi mendapatkan hasil yang terbaik. Hari UTBK pun tiba, Saya mengerjakan soal sebisa kemampuan saya, lalu menyerahkan hasilnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan sistem SBMPTN yang baru, maka ada dua pengumuman yang harus dibuka, yaitu pengumuman skor UTBK dan hasil SBMPTN. Sebelum melihat skor UTBK, saya hanya dapat berdoa memohon bantuankepada Tuhan agar hasil yang saya dapatkan cukup memuaskan. Setelah saya membuka pengumuman skor, saya mendapati bahwa nilai saya dapat bersaing di SBMPTN untuk FKUI. Dengan terus berdoa, saya pun mendaftarkan Pendidikan Dokter FKUI sebagai pilihan pertama SBMPTN. Karena orangtua saya tidak mengetahui perubahan keputusan yang saya ambil, maka saya tidak bercerita mengenai hasil skor UTBK maupun pilihan jurusan yang saya ambil pada SBMPTN. Saya hanya meminta restu dan doa kepada mereka agar mendapatkan hasil yang terbaik. Sebulan setelahnya merupakan penantian yang terasa sangat menyesakkan. Hari demi hari pun berlalu, hingga akhirnya datanglah pengumuman SBMPTN. Satu hari sebelum pengumuman saya merasa sangat cemas karena kemungkinan untuk tidak diterima di FKUI sangatlah besar. Saya pun hanya pasrah menanti jam dapat diaksesnya pengumuman SBMPTN tersebut. Ketika SBMPTN dapat diakses, saya terlebih dahulu berdoa agar diberikan hasil yang terbaik. Saya pun akhirnya membuka pengumuman itu dan mendapati bahwa saya diterima di FKUI. Saya langsung menangis terharu sembari berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saya langsung menghubungi kedua orang tua saya yang sedang berada di luar kota dan memberikan kabar gembira tersebut. Kedua orang tua saya pun kaget, karena saya tidak memberi tahu pilihan SBMPTN saya. Mereka merasa sangat senang dan bangga, begitu pun dengan saya.
Saya berharap dengan lolosnya saya sebagai mahasiswa FKUI, saya dapat terus berkembang menjadi pribadi yang lebih unggul. Saya ingin dapat menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang cakap, dan kepribadian yang baik. Saya ingin menjadi kebanggaan bagi keluarga saya dengan menorehkan prestasi-prestasi dan juga mendapatkan nilai yang memuaskan. Saya ingin keluarga saya selalu mendukung dan mendoakan saya dalam menuntut ilmu dan nantinya mengimplementasikannya ke kehidupan nyata. Saya juga ingin menjadi inspirasi bagi orang-orang di keluarga saya untuk terus berkembang menjadi versi terbaik dari diri pribadi mereka. Saya ingin menjadi penggebrak inovasi di kalangan masyarakat, salah satunya dengan membantu mengatasi sejumlah masalah yang selama ini belum dapat terpecahkan. Saya juga ingin menjadi pembawa perubahan di lingkungan masyarakat ke arah yang lebih baik. Harapan saya untuk teman-teman FKUI angkatan 2019 adalah kedepannya kami semua semakin kompak dan bahu-membahu dalam menghadapi semua rintangan yang akan datang. Saya berharap bahwa kami akan merasakan susah senang, sedih gembira, hingga akhirnya mencicipi kemanisan dari hasil jerih payah kami dalam keadaan utuh dan bersama-sama.
Selama berkuliah di FKUI dan setelah lulus, saya memiliki beberapa target yang saya harap dapat saya penuhi. Saya ingin pada tahun pertama saya di FKUI untuk dapat melaksanakan semua kegiatan perkuliahan dengan lancar dan mendapatkan indeks prestasi kumulatif yang memuaskan. Saya juga ingin agar saya dapat berpartisipasi aktif pada unit kegiatan mahasiswa ataupun kegiatan bermanfaat lainnya yang saya ikuti. Saya berharap bahwa kedua hal itu terus saya pertahankan kedepannya selam menuntut ilmu di kampus perjuangan ini. 3 tahun dari sekarang, saya memvisikan untuk mengerjakan skripsi dengan baik dan benar, dalam waktu yang relatif singkat agar saya dapat segera mempersiapkan diri untuk mengikuti program pendidikan profesi atau yang sering disebut koas dengan baik. 10 tahun kedepan, ketika saya sudah mendapatkan gelar dokter saya, saya akan melanjutkan pendidikan kedokteran dengan mengambil program spesialis, yaitu spesialis penyakit dalam. Dalam jangka waktu 20 tahun kedepan, saya berharap agar saya sudah memiliki pijakan yang kuat dalam dunia kedokteran dan kesehatan. Saya ingin memperdalam ilmu yang saya miliki dengan melanjutkan pendidikan subspesialis. Setelah pendidikan sub spesialis saya selesai, saya berencana ingin melanjutkan pendidikan magister dan profesor.
Saya berpesan kepada seluruh siswa yang masih duduk di bangku sekolah maupun bangku universitas yang memiliki mimpi untuk menuntut ilmu kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk memegang teguh mimpi dan harapan mereka sampai titik habis perjuangan. Semangat untuk terus menuntut ilmu dan terus belajar dari kesalahan juga harus mereka kobarkan didalam jiwa masing-masing sebagai bahan bakar dalam perjuangan memperebutkan kursi di FKUI. Untuk semua siswa ataupun mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya di FKUI, maka mereka harus selalu ingin untuk belajar tanpa merasa jenuh, demi masa depan yang lebih cerah. Perbanyaklah doa kepada Tuhan Yang Maha Mendengarkan, karena tanpa kehendaknya kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita inginkan. Tingkatkan juga perbuatan baik kepada sesama manusia dengan cara berbagi dengan sesama yang membutuhkan, membantu teman yang sedang kesusahan, serta meminta maaf apabila kita berbuat salah. Yang terakhir adalah meminta restu dari orangtua. Restu orangtua sangatlah penting dalam keseluruhan aspek kehidupan kita. Tanpanya, seluruh kegiatan yang kita lakukan niscaya tidak akan pernah maksimal.
Sekian ringkasan perjuangan, motivasi, harapan, target, dan pesan mengenai perjuangan memasuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya sangat bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di universitas paling baik di Indonesia. Kedepannya, saya akan berjuang dengan semangat agar dapat mencapai semua mimpi yang sudah saya miliki sejak lama. Izinkan saya memberikan sebuah kata mutiara sebagai penutup dari narasi perjuangan ini. “Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya apabila tidak mungkin untuk dilalui. Maka dari itu, berjuanglah dengan sepenuh hati, niscaya kita akan mendapatkan hasil yang kita inginkan”
Comments