top of page
Search

Narasi Perjuangan -- Nabilla Luthfia Salwani

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Saat saya dilahirkan di Banjarmasin, sebuah kota yang berada di Kalimantan Selatan, orang tua saya memberikan saya nama Nabilla Luthfia Salwani. Nama yang diberikan oleh orang tua saya sangat bermakna bagi saya karena harapan orang tua saya untuk saya tertuang di dalam nama saya. Oleh karena itu, saya merasa untuk paling tidak harus bisa memenuhi harapan orang tua saya di dalam nama saya.


Tumbuh besar masih di Kalimantan Selatan, saya bersekolah di salah satu sma negeri di Banjarbaru, SMAN 1 Banjarbaru. Sejak kelas 10, saya selalu diwanti-wanti guru dan teman-teman untuk mulai memikirkan dimana saya mau melanjutkan kuliah tetapi saya saat itu belum mengetahui pasti apa yang saya ingin pelajari lebih lanjut untuk kuliah. Diri saya yang terlalu santai pun akhirnya melewati hari-hari awal SMA tanpa tahu akan melanjutkan kemana nantinya. Pengetahuan tentang dunia kuliah yang saya miliki saat itu sangat terbatas, saya belum tahu apa perbedaan antara SNMPTN dan SBMPTN, saya tidak tahu apa saja jalur yang ada untuk masuk ke perguruan tinggi, dan salah satu universitas yang saya ketahui mulanya adalah Universitas Indonesia dikarenakan universitas ini sering sekali dibicarakan oleh teman-teman di sekolah saya.


Universitas Indonesia adalah universitas yang bagus, awalnya hanya itu yang ada di pikiran saya saat mendengar nama Universitas Indonesia disebutkan. Ternyata saya salah besar, Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia dan menempati urutan pertama untuk universitas terbaik di Indonesia berdasarkan QS World Ranking, saya mengetahuinya dari sebuah post yang disukai teman saya di aplikasi Line. Dimana untuk masuk Universitas Indonesia, seseorang harus bersaing ketat dengan ribuan peserta lain. Dari yang saya lihat di media sosial, Universitas Indonesia juga mengadakan banyak sekali acara, baik itu acara seminar yang dapat meningkatkan kemampuan mahsiswa dan juga acara-acara seru dengan skala besar.Saya akhirnya penasaran dan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Universitas Indonesia dikarenakan saya percaya bahwa Universitas Indonesia adalah tempat yang tepat untuk seseorang mengembangkan dirinya.


Hal pertama yang membuat saya tertarik untuk mencoba masuk Universitas Indonesia adalah perpustakaan pusatnya. Saya yang dari kecil sangat suka membaca buku, buku apapun itu, merasa sangat terpesona dengan perpustakaan yang dimiliki Universitas Indonesia ini. Mulai dari desain arsitekturnya sampai dengan jumlah koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan ini.


Akhirnya, saya pun tahu universitas mana yang akan saya perjuangkan untuk masuk akan tetapi saya belum tahu apa jurusan yang akan saya ambil. Setelah mengetahui universitas tujuan saya, saya pun mulai mencari tahu tentang jurusan apa saja yang dimiliki Universitas Indonesia. Beberapa jurusan pun menarik minat saya untuk belajar lebih lanjut, salah satunya adalah Pendidikan Dokter. Dimana Pendidikan Dokter di Universitas Indonesia ini merupakan pelopor pendidikan dokter di Indonesia dan bahkan sudah ada sejak masa sebelum kemerdekaan. Fakta yang saya temukan itu membuat saya lebih tertarik lagi untuk belajar pendidikan dokter di Universitas Indonesia. Fakta yang membuat saya merasa bahwa Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia “berbeda” dengan fakultas kedokteran di universitas lain.


Saat saya memberitahukan orang tua saya yang bertanya tentang jurusan apa yang saya minati, saya pun menyebutkan daftar yang sudah saya buat kepada orang tua saya. Pendidikan Dokter, Arsitektur, Teknik Perkapalan, Teknik Kimia dan beberapa jurusan lain. Mendengar saya menyebutkan kata pendidikan dokter, wajah ibu saya menjadi sangat cerah. Ibu saya bercerita bahwa kedokteran adalah cita-cita ibu saya pada saat beliau kecil yang tidak tercapai dikarenakan masalah finansial yang dialami keluarga ibu saya dulu. Pada saat saya mendengar cerita tersebut, diri saya tahu bahwa saya harus berusaha untuk bisa masuk ke Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia dan melanjutkan mimpi ibu saya yang kandas dulu.


Saya tahu saya harus berjuang keras untuk bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menarik minat banyak orang-orang brilian di Indonesia. Sejak awal kelas 12, saya sudah mulai untuk belajar SBMPTN di sela-sela waktu sekolah dan waktu istirahat saya yang juga digunakan untuk belajar materi kelas 12 yang akan diujikan pada Ujian Nasional. Saya juga mengikuti sebuah lembaga bimbingan belajar setiap malam pada hari kerja untuk menyiapkan diri saya mengahadapi seleksi masuk perguruan tinggi. Beberapa kali dalam sebulan, saya dan teman-teman sekelas saya juga mengadakan kegiatan belajar bersama dimana kami akan saling membahas soal dan mengajari satu sama lain materi yang kurang dipahami oleh kami.


Waktu untuk mendaftar perguruan tinggi jalur SNMPTN pun tiba, saya beruntung mendapat kesempatan untuk mengikuti jalur ini. Tanpa ragu saya mendaftarkan diri saya ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya sebenarnya tahu hanya dengan bekal nilai rapor dan piagam tingkat kota saja tidak akan membuat saya lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dimana orang-orang pasti memiliki prestasi yang lebih daripada saya. Tetapi di dalam pikiran saya, daripada saya tidak mencoba untuk mendaftar dan pada akhirnya akan menyesal, saya lebih memilih untuk mencoba supaya diri saya tidak menyesal di kemudian hari.


Dan benar saja, saya pun tidak lulus pada tahap seleksi ini. Ya, memang ada sedikit perasaan sedih dan kecewa di dalam hati saya. Apalagi melihat teman-teman saya yang lain lulus di universitas pilihan mereka. Saya memang hanya sedikit sedih saat mengetahui saya tidak lulus pada seleksi ini tetapi saya sangat sedih saat memberitahukan hal ini kepada orang tua saya. Saya merasa bersalah karena tidak bisa mengabulkan keinginan mereka dan membanggakan mereka. Meskipun begitu, saya berusaha untuk tidak larut dalam kesedihan dan bangkit lagi untuk belajar seleksi masuk perguruan tinggi berikutnya yaitu SBMPTN.


Susah rasanya untuk belajar sedangkan teman-teman yang lain sudah menikmati liburannya dan mulai sibuk untuk mendaftar ulang di kampus mereka. Terkadang saya merasa lelah untuk belajar lebih lanjut, pada hari-hari seperti itu saya memutuskan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara mengistirahatkan pikiran saya supaya dapat digunakan keesokan harinya. Hari-hari yang dipenuhi dengan buku, materi, dan latihan soal pun berakhir dengan datangnya hari dimana saya harus menjalani UTBK. Saya mencoba untuk menggunakan semua yang telah pelajari untuk menjawab tes tersebut dan hanya bisa berpasrah sambil berdoa setelah tes tersebut selesai.


Nilai yang saya dapatkan untuk tes UTBK saya hanya 660. Pupuslah sudah, pikir saya, mimpi untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan nilai yang hanya sejumlah itu, saya hanya berani untuk mengambil pilihan studi kuliah di Universitas Brawijaya. Akan tetapi, saya lagi-lagi mendapat keberuntungan karena mulai tahun ini SIMAK UI, ujian mandiri yang diselenggarakan Universitas Indonesia, membuka jalur regular dimana siswa yang diterima tidak perlu membayar uang pangkal. Saya pun mendaftar SIMAK UI dan memilih lokasi tes Jakarta Selatan karena tidak ada lokasi tes SIMAK di Kalimantan.


Saat tes, saya diantar oleh ibu saya. Di dalam pikiran saya saat itu hanyalah betapa besar jasa yang telah diberikan kepada kedua orang tua saya untuk saya melanjutkan pendidikan dan saya tidak boleh mengecewakan mereka. Saya coba untuk mengerjakan soal secara maksimal dan menulis esai yang meyakinkan. Setelah saya mengeluarkan segala kemampuan saya untuk mengerjakan tes SIMAK UI tersebut, saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan YME untuk dapat diberikan yang terbaik menurut-Nya.


Saya sebenarnya pasrah dengan hasil SIMAK yang akan keluar nanti sehingga saya tidak terlalu gugup saat hari pengumuman dan pada akhirnya saya tertidur di jam pengumuman. Orang pertama yang membuka pengumuman hasil SIMAK justru adalah ayah saya. Saat saya terbangun, saya yang terbiasa langsung membuka handphone bingung kenapa grup keluarga besar dipenuhi kata selamat. Ternyata kata selamat itu ditujukan untuk saya dan orang tua saya. Pada saat itu, saya merasa bahagia karena pada akhirnya saya dapat mengabulkan satu keinginan orang tua saya dan membanggakan mereka.


Harapan yang saya ingin raih untuk diri saya sendiri adalah saya ingin menjadi mahasiswa yang berguna untuk masyarakat, saya ingin turut aktif dalam berorganisasi yang mana saya tidak lakukan pada masa SMA dan saya sesali sampai sekarang, dan saya juga ingin menambah prestasi saya yang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan teman-teman sejawat FKUI 2019 yang lain.


Harapan saya untuk keluarga yang ingin saya raih adalah saya sangat ingin dapat terus membanggakan keluarga saya dan juga membuat mereka bahagia dengan apa yang saya lakukan dan apa yang saya capai.


Saya juga berharap saya dapat meningkatkan tingkat kesehatan di masyarakat sekitar dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan beberapa topik kesehatan yang kadang diabaikan oleh masyarakat di Indonesia. Saya akan sangat bahagia apabila saya dapat melakukan kebaikan kepada masyarakat di sekitar saya dan memberikan dampak baik kepada mereka sehingga mereka bisa menjadi lebih sejahtera,


Dan harapan terakhir saya untuk teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019 adalah untuk kita menjadi angkatan yang saling peduli antar satu sama lain, dimana apabila ada satu yang kesusahan maka kita akan membantu mereka melewati kesusahan tersebut, untuk kita supaya dapat menjaga amanah besar yang telah diberikan kepada kita dan belajar dengan sungguh-sungguh supaya bisa menjadi dokter dan pemimpin masa depan yang berintegritas dan berdampak baik pada lingkungan sekitar kita.

Saya percaya bahwa hidup ini akan lebih teratur apabila kita sudah memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai di masa depan. Oleh karena itu saya pun, setelah mengetahui bahwa saya akan melanjutkan studi saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dimana peluang untuk mengembangkan diri sangat terbuka lebar, menyusun rencana tentang apa yang akan saya lakukan dalam beberapa tahun ke depan.


Rencana saya untuk masa depan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pertama-tama untuk 1 tahun ke depan adalah saya dapat menjalani kehidupan kampus dengan baik dan mendapatkan IP bagus dan menjaganya untuk tetap stabil naik juga mendaftar organisasi yang saya ingin daftar serta turut aktif dalam organisasi tersebut. Saya juga berencana untuk dapat berkontribusi di FKUI 2019.


Selanjutnya, untuk rencana saya 3 tahun ke depan adalah pertama, saya ingin tetap menjaga agar IP saya tetap stabil dengan cara giat belajar, aktif di dalam forum kelas juga luar kelas, dan mengerjakan tugas juga ujian yang diberikan secara maksimal. Saya juga berencana untuk meningkatkan kualitas yang ada pada diri saya dalam berbagai aspek seperti berolahraga rutin paling tidak lari pagi 2 kali seminggu, membaca buku secara rutin untuk menambah ilmu pengetahuan yang saya miliki, lalu mengikuti seminar-seminar juga workshop yang saya minati dan berguna untuk diri saya. Dan yang penting juga, saya berencana untuk mengikuti Student Exchange yang mana menurut saya akan sangat bermanfaat untuk diri saya karena dengan Student Exchange saya dapat menambah pengalaman yang tidak dapat saya rasakan di Indonesia, menambah ilmu tentang budaya luar negeri, turut mempopulerkan budaya Indonesia di luar negeri, serta menambah relasi yang saya punya.


10 tahun adalah waktu yang lama, akan tetapi saya sudah memiliki beberapa rencana untuk 10 tahun ke depan. 10 tahun lagi, apabila saya dapat menyelesaikan studi tepat waktu dan dapat mendapatkan gelar dokter, saya akan menjadi dokter. Dalam rancangan masa deoan saya, saya berencana untuk menjadi dokter yang berintegritas dan dapat membantu orang lain yang berada di dalam masalah. Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk bisa menjadi eorang dokter yang bukan hanya hebat dan ahli pada bidangnya tetapi juga dapat mengabdi pada masyarakat dan membantu masyarakat dengan ilmu yang sudah saya dapatkan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Lalu yang terakhir adalah rencana saya untuk 20 tahun ke depan. Saya berencana untuk sudah dapat mengambil spesialis 20 tahun lagi. Ada beberapa spesialis yang saya minati untuk pelajari lebih lanjut, seperti Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah atau Spesialis Bedah. Saya belum dapat menentukan apa yang akan saya pelajari lebih lanjut nantinya akan tetapi saya percaya pada diri saya di masa depan untuk memutuskan yang mana yang lebih baik terkait masalah ini. Dalam 20 tahun ke depan juga, saya berencana untuk memberikan sedikit balasan atas jasa-jasa mereka untuk saya yang sudah tidak terhitung lagi banyaknya dengan memberangkatkan mereka pergi ke tanah Mekkah untuk menjalankan ibadah umroh dan membelikan mereka rumah yang dapat mereka tinggali dengan nyaman di masa pensiun mereka.


Saya tahu bahwa rencana yang saya miliki termasuk rencana yang lumayan besar dan pasti akan sulit untuk dapat tercapai, tetapi saya akan berjuang dengan keras untuk dapat merealisasikan rencana-rencana yang telah saya rancang untuk masa depan saya.

Saya sangat bangga dapat bergabung dengan keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dipenuhi dengan orang-orang hebat dan cemerlang. Pastinya, banyak sekali di tahun depan yang juga ingin bergabung di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan melanjutkan studinya disini. Pesan saya kepada mereka yang ingin melanjutkan kuliahnya di sini adalah perjuangan kalian untuk dapat ke sini pasti akan susah dan akan melewati banyak rintangan tapi janganlah kalian menyerah untuk menggapai mimpi tersebut.Teruslah berusaha untuk membuktikan bahwa kalian bisa menggapai mimpi kalian dengan belajar giat dan tekun. Jangan lupa untuk ikut aktif dalam organisasi juga kompetisi yang mana hal tersebut akan sangat membantu kalian untuk dapat meningkatkan kualitas diri kalian dan jangan sampai menyesal seperti saya yang tidak terlalu aktif mengikuti kedua hal tersebut. Lalu yang terpenting, kalian harus selalu ingat untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mintalah doa dari orang tuamu, mintalah doa dari teman-temanmu, dan juga mintalah doa dari guru-gurumu karena saya percaya bahwa doa memegang peranan yang tidak kalah penting dalam perjuangan untuk menggapai mimpi.


Hal terakhir yang ingin saya tuliskan disini adalah kata mutiara yang saya tuliskan pada secarik kertas dan saya tempel di dinding kamar saya agar saya dapat selalu melihatnya. Kata mutiara itu berbunyi, “It always seems impossible until it’s done.” Saya rasa kata mutiara ini sangat cocok untuk menggambarkan perjuangan saya dan mungkin juga banyak orang untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang awalnya hanya sebatas angan-angan yang terlihat tidak akan terjadi tetapi pada akhirnya dapat terjadi karena perjuangan serta doa.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

1 Comment


Sukma Handayani
Sukma Handayani
Aug 19, 2019

Alhamdulillah, terimakasih anak mama, teruskan perjuanganmu, jangan lupa selain usaha yang optimal, doa yang tak putus kepada Allah SWT. Selamat berjuang Nabilla Luthfia Salwani, perjalanan kaka masih panjang nak, jalani dengan riang dan bahagia Insya Allah akan citacita anak mama akan tercapai. Aamiin.

Like

© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page