top of page
Search

Narasi Perjuangan, oleh Nabila Y. Adella Visco

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya Nabila Yulianingrum Adella Visco. Saya biasa dipanggil Nabila atau Visco. Saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019. Saya beralamat di The Icon Cluster Eternity Blok L7 no 26, BSD City, Tangerang, Banten. Saya berasal dari sekolah menengah atas yang tidak se-rayon dengan alamat saya, yaitu terletak di rayon DKI Jakarta, lebih tepatnya di daerah Jakarta Selatan. Saya berasal dari sekolah menengah atas berbasis swasta yang bernama Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran. Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran merupakan sekolah swasta yang cukup terkenal di daerah Jakarta Selatan. Mayoritas siswa-siswi dari sekolah menengah keatas saya memilih Universitas Indonesia sebagai kampus impiannya.


Universitas Indonesia merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia. Universitas Indonesia juga merupakan kampus yang sangat diidam-idamkan oleh segudang remaja Indonesia khususnya murid-murid sekolah menengah atas. Jutaan kaum murid sekolah menengah atas yang beragam mulai dari yang berbasis negeri, swasta, maupun internasional dan bahkan dari pesantren dan madrasah ‘aliyah pun ingin sekali memasuki dan menjadi bagian dari keluarga besar kampus impian mereka, Universitas Indonesia.

Universitas Indonesia terletak di kota Depok, Jawa Barat. Meskipun terletak di pulau Jawa bagian Barat, para pelajar khususnya anak sekolah menengah atas yang ingin masuk ke Universitas Indonesia itu tidak hanya berasal dari ibu kota DKI Jakarta dan daerah Jawa Barat saja, namun para pelajar tersebut berasal dari seluruh penjuru negeri, mulai sampai Sabang sampai dengan Merauke dan bahkan juga berasal dari daerah metropolitan sampai daerah terpelosok serta terpencil.


Universitas Indonesia memiliki 13 fakultas dengan salah satunya merupakan fakultas tertua di Indonesia dan bahkan lebih tua dari kampus Universitas Indonesia itu sendiri. Fakultas tersebut tak lain adalah fakultas kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berdiri pada tanggal 2 Januari 1849. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan salah satu fakultas kedokteran yang bisa dibilang terbaik di Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terletak di Jalan Salemba Raya no 6, Jakarta pusat dan di gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK), Depok.


Merupakan impian saya sejak masuk sekolah menengah atas untuk menlanjutkan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pandangan saya atau biasa orang bilang “first impression” saya terhadap FKUI adalah “WAH!”. Saat itu, saya duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 10, sedang mengikuti acara Open House Fakultas Kedokteran Universitas Imdonesia (OH FKUI) tahun 2016 dan merupakan kali pertama bagi saya memasuki ke Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia. Salah satu sesi dari Open House Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah sesi seminar yang diselanggarakan di dalam auditorium Rumpun Ilmu Kesehatan. Sesi seminar ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pagi dan siang. Saya mendapatkan jadwal seminar di sesi pagi, yang artinya saya memulai open house ini dengan memasuki auditoriun Rumpun Ilmu Kesehatan. Auditorium Rumpun Ilmu Kesehatan dibangun sangat luas dan megah yang membuat saya sangat terkesima dengan hanya memasuki ruangan pertama saja di acara tersebut.

Seminar Open House Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengundang berbagai tokoh-tokoh hebat yang merupakan bagian dari keluarga besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Beliau-beliau berbagi cerita atau sharing pengalaman belajar serta pengalaman kerja dan yang paling penting mereka memiliki pengalaman hidup mereka ketika berjuang di kampus universitas indonesia dan prestasi yang diraih, serta mereka yang telah menjadi orang besar dan berpengaruh di dunia kerja sebagai dokter sukses. Hal tersebut sangat menarik perhatian dan ketertarikan saya. Saya sangat kagum kepada acara open house tersebut beserta rangkaian acara yang diselenggarakan sehingga muncullah keinginan saya untuk menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Saat masuk SMA, cita-cita saya belum bulat. Saat saya masih duduk di sekolah dasar, saya bercita-cita menjadi insinyur sipil. Lalu, cita-cita itu berubah saat saya masuk sekolah menengah pertama, di mana saya bercita-cita menjadi aktuaris. Kedua cita-cita tersebut memiliki salah satu alasan yang sama yaitu karena saya sangat menyukai pelajaran Matematika. Saat duduk ditingkat sekolah menengah atas, saya memutuskan untuk membuat target pada diri sendiri yaitu untuk membulatkan cita-cita saya seiring berjalannya waktu selama saya menempuh studi di tingkat sekolah menengah atas.


Di awal pertama saat memulai menempuh studi di sekolah menengah atas, saya mulai tertarik untuk menjadi dokter dengan salah satu alasan, yaitu termotivasi setelah mengikuti Open House Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, sekolah saya Sekolah Menengah Atas Labschool Kebayoran mengadakan sebuah acara di mana tokoh-tokoh berpengaruh dari berbagai profesi diundang untuk memberikan dan berbagi pengalamannya kepada murid-murid yang bertujuan untuk memotivasi dan memberikan wawasan tentang bagaimana dunia kerja, dunia perkuliahan, dan membantu kita menentukan pilihan kita selanjutnya ingin melanjutkan kuliah ke fakultas apa yang terbaik buat kita.


Saya mengikuti kelas yang narasumber-narasumbernya berprofesi sebagai dokter atau sedang berkuliah di fakultas kedokteran. Di kelas “profesi dokter”, terdapat salah satu narasumber wanita. Ia merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Indonesia dan merupakan alumni sekolah saya, Sekolah Menengah Atas Labshool Kebayoran. Saat bicara dan memperkenalkan dirinya, ia memiliki suara yang lembut dan tutur kata yang sangat halus. Kakak ini sangat menarik perhatian saya dan saya pun benar-benar terkesima dengan cerita perjuangannya saat masih duduk di tingkat sekolah menengah atas. Ia merupakan siswi berprestasi yang mendapatkan undangan atau lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia pun menjadi motivasi besar saya selama belajar di sekolah, yang selalu mengingatkan saya bahwa semua orang pasti bisa menggapai cita-cita asalkan ada kemauan dan usaha.


Selain kakak kelas saya, nenek saya juga merupakan salah satu dari sekian motivator saya. Nenek saya selalu ingin saya sebagai cucunya menjadi dokter pertama di keluarga besar kami. Belau selalu berkata, “Andung bangga banget kalau Nabila bisa jadi dokter.” Hal ini awalnya membuat saya berpikir, apakah saya benar-benar ingin menjadi dokter atau hanya untuk menyenangkan nenek saya ataupun hanya untuk merasa puas karena dapat menjadi dokter pertama di dalah keluarga besar. Saya masih dalam proses pembulatan cita-cita, sehingga perasaan-perasaan tersebut saya anggap sangat penting untuk benar-benar memilih fakultas apa yang benar-benar saya cita-citakan.


Tak lupa, guru dan motivator utama bagi saya dalam menentukan cita-cita, tak lain adalah orang tua. Mama dan papa saya selalu mengingatkan saya bahwa tidak ada gunanya saya selalu berusaha keras jika tidak beribadah. Beribadah yang dimaksud adalah tidak meninggalkan sholat lima waktu, selalu berdoa meminta petunjuk kepada Allah untuk menunjukkan cita-cita yang terbaik bagi saya, dan dilengkapi dengan sholat sunnah, yaitu sholat tahajud dan instikhoroh agar diberikan petunjuk melalui mimpi atau melalui petunjuk manapun. Di penghujung semester pada saat saya duduk di kelas 11, saya mendapatkan petunjuk bahwa insya Allah memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan cita-cita dan langkah yang terbaik untuk saya melanjutkan pendidikan perkuliahan demi masa depan yang lebih baik.


Duduk di bangku sekolah menengah atas terasa amat sangat berbeda dibandingkan saat sekolah menengah pertama. Saat di sekolah menengah pertama dulu, target saya adalah masuk ke sekolah menengah pertama yang terbaik untuk mempermudah jalur masuk ke perguruan tinggi negeri. Namun, saat di sekolah menengah atas, target saya adalah lulus dengan mambanggakan dan manjaga nama baik sekolah dengan nilai UN yang tinggi, hasil ujian sekolah yang maksimal, masuk ke perguruan tinggi terbaik, dan menjadi anak teladan yang proaktif dan bertanggung jawab. Dengan kata lain, sekolah menengah keatas merupakan pijakan yang jauh lebih menuntut kita sebagai seorang siswa untuk menjadi individu yang lebih tekun, disiplin, proaktif, ikhlas, tulus, sungguh-sungguh, dan bertanggung jawab.


Saya merupakan orang yang selalu membuat target dalam menjalankan keseharian. Target tersebut cukup berada di dalam pikiran saya, sehingga kemanapun saya pergi, saya selalu berpikir dan mengulang kembali target-target yang harus saya penuhi di dalam pikiran saya. Hal tersebut membuat saya menjadi pribadi yang lebih terstruktur dan bertanggung jawab. Target harian utama saya di sekolah adalah bahwa saya harus mengerti setiap pelajaran yang diajari oleh oleh guru sekolah dan mencatat semua yang ditulis dan dikatakan oleh guru setiap mata pelajaran. Saya akan lebih senang dan puas akan diri saya jika saya dapat melampaui target tersebut, seperti membantu teman yang awalnya tidak mengerti pelajaran lalu setelah saya ajarkan ia menjadi lebih mengerti. Tak hanya itu, kelebihan dari mengajarkan sesama dan tidak pelit ilmu adalah dengan mengajarkan teman, saya sendiri menjadi lebih paham pelajaran yang diajarkan.


Selain memiliki target harian disekolah, saya juga memiliki target harian di rumah. Target itu adalah dengan mengulang pelajaran-pelajaran yang telah saya pelajari di rumah. Biasanya hal itu saya lakukan agar lebih mengerti dan mengingat pelajaran sehingga bisa menjadi salah satu cara untuk mencicil pelajaran dari jauh hari. Hal itu saya lakukan setiap hari, kecuali kalau memang banyak sekali tugas ataupun ulangan pada esok harinya, saya harus memprioritaskan tugas dan ulangan terlebih dahulu.


Waktu belajar saya terbagi menjadi dua, yaitu pertama, ketika pulang sekolah, jika saya merasa masih fitdan kuat belajar, saya akan makan, berbincang bersama orang tua, bersih diri, dan sholat, lalu kembali mengulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolah hingga jam 11-12 malam. Kedua, jika setelah sampai rumah saya merasa sangat lelah dan capek sehingga sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan belajar, saya akan makan, bersih diri, dan sholat lalu tidur sekitar jam 7 malam. Lalu, saya akan bangun kembali jam 2 pagi untuk mengulang pelajaran ataupun mengerjakam tugas dan belajar ujian hingga jam 5 pagi lalu siap2 untuk berangkat ke sekolah.


Selain target utama harian, saya juga memiliki target untuk kurang lebih 2,5 tahun ke depan, yaitu untuk memperoleh nilai rapor yang stabil, lebih baik lagi jika meningkat, daik awal semester 1 hingga semester 5 untuk syarat awal memperoleh kuota siswa yang dapat mengajukan undangan. Ini artinya target terbesar saya selama menempuh studi di sekolah menengah atas adalah mendapatkan jalur undangan atau lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) untuk masuk universitas impian, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Rata-rata nilai rapor saya selama semester 1-5 madalah peringkat 3 besar. Alhamdulillah kedua orang teman saya yang menempati peringkat 1 dan 2 tidak ada yang seminat dengan saya. Sehingga saya merupakan orang di urutan pertama yang ingin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SNMPTN. Meskipun begitu, saya tidak pernah percaya diri bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebab berita yang mengatakan bahwa kuota undangan yang diberikan dari tiap universitas negeri akan dikurangi merupakan fakta.


“Usaha disertai dengan ibadah” merupakan hal yang selalu saya ingat. Oleh karena itu, setelah berusaha disertai dengan beribadah yang maksimal, kewajiban terakhir saya sambil menunggu hari H pengumuman adalah tawakal. Tanggal 22 Maret 2019, merupakan hari yang paling bersejarah dalam hidup saya di mana perasaan saya hari itu adalah campur aduk antara takut, resah, gugup, dan berserah diri. Pengumuan dapat dilihat sejak pagi hari, dan pada saat itu saya sedang di sekolah. Terdengar teriakan bahagia, ucapan rasa syukur, dan tangis kecewa dari teman-teman yang telah membuka pengumumannya di sekolah. Namun, saya tidak mau membuka pengumuman tersebut sampai saya tiba di rumah dan berkumpul dengan orang tua. Pada jam 4, saya, orangtua, dan adik saya berkumpul di kamar untuk membuka bersama-sama pengumuman hasil seleksi SNMPTN. Warna hijau yang terpampang di layar laptop diiringi dengan kata “Alhamdulillah” yang tak henti-henti kami sekeluarga ucapkan, merupakan momen yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Hari itu bisa dibilang hari terbahagia dalam hidup saya.


Harapan saya selama berkuliah di FKUI adalah mulai dari yang hal terkecil, yaitu adaptasi. Saya berharap saya mampu menemukam irama belajar yanh tepat dan efektif, melakukan rutinitas seharian di kos dengan mandiri, dan bersosialisasi dengan membuat koneksi sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya dengan komunitas yang positif. Hal ini bertujuan untuk mendukung saya agar mampu berprestasi, tidak hanya berprestasi di bidang akademik seperti mendapatkan ipk minimal cum laude, namun juga aktif di bidang kemahasiswaan.


Rencana saya 10 tahun kedepan, yaitu setelah menyelesaikan sekolah spesialis, saya ingin menantang diri saya untuk mandapatkan beasiswa S2 ke Eropa untuk mempelajari researchatau managemen rumah sakit. Rencana 20 tahun kedepan saya adalah saya bertekad untuk membangun pusat pelayanan kesehatan masyarakat, klinik, dan rumah sakit bagi masyarakat Indonesia dan gratis bagi orang yang kurang mampu. Selama 20 tahun ini saya akan menabung dari lebihnya semua uang jajan saya per bulan, gaji saya nanti, dan apapun rezeki yang diperoleh nantinya yang akan akan dialokasikan untuk biaya-biaya tak terduga selama beasiswa S2 di Eropa dan pembangunan pusat pelayanan kesehatan. Saya akan membangun koneksi sebesar-besarnya serta menggali informasi untuk mendapat bantuan seperti donasi demi meningkatkan pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.


Bagi adik-adik kelas saya yang memiliki cita-cita untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, wujudkanlah cita-citamu. Usahalah maksimal, ibadah maksimal, berbuat baiklah pada semua orang, dan jangan patah semangat. Jangan takut kehilangan rezeki, karena rezeki kalian masing-masih telah ditentukan oleh Allah sejak kalian masih di dalam kandungan. Yang terpenting adalah kalian harus selalu berniat baik, memiliki target, usaha dan ibadah dengan sugguh-sungguh, dan tawakal. Dengan begitu, Insya Allah kita akan diberikan yang terbaik dan sukses di dunia maupun di akhirat. Aamin.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comentarios


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page