NARASI PERJUANGAN -- RANUDYA KUSUMA PUTRI
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Nama saya Ranudya Kusuma Putri. Saya dilahirkan pada 27 Februari 2002 di sebuah rumah sakit bernama Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta Selatan.
Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang mengutamakan pendidikan. Karena itu, telah tertanam sejak kecil di pikiran saya bahwa pendidikan itu penting, sehingga belajar dan memiliki keinginan untuk berprestasi adalah sesuatu yang harus saya raih. Dari semua pelajaran, saya merasa paling tertarik pada pelajaran matematika, bahasa inggris, dan semua hal yang berhubungan dengan makhluk hidup, di samping hobi saya yaitu membaca buku.
Saat saya memasuki Sekolah Dasar, kakek saya yang merupakan salah satu figur yang saya idolakan jatuh sakit karena jantungnya yang bermasalah. Begitu juga dengan tante saya yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit yang sama. Sejak itu, saya memutuskan bahwa saya ingin menjadi seorang dokter, yang kelak dapat membantu dan menyembuhkan kakek saya serta orang-orang yang memiliki permasalahan yang sama dengan kakek dan tante saya.
Dalam tiga tahun terakhir ini saya belajar di SMA Negeri 26 Jakarta. Dalam tiga tahun terakhir ini pula tekad dan rasa ketertarikan saya untuk menjadi seorang dokter semakin bulat, begitu juga dengan rasa ketertarikan saya kepada semua hal yang berbau sains. Selain belajar, saya juga menyenangi berorganisasi dan ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. Hampir di dalam setiap kegiatan sekolah yang besar dan bergengsi, saya masuk ke dalam tim inti kepanitiaan, seperti dalam pentas seni annual sekolah, prom night, buku tahunan, dan lain lain. Untuk kegiatan mata pelajaran yang saya sukai, seperti bahasa inggris, saya juga mengikuti lomba seperti English Debate, dimana saya berhasil memenangi juara tiga.
Saat masa-masa SMA ini, saya juga selalu berusaha untuk mengelilingi diri saya oleh teman-teman yang suportif, yang saya tahu akan selalu mendorong saya untuk menjadi lebih baik lagi, untuk bekerja lebih keras lagi, tetapi juga yang akan selalu membantu saya bila terdapat masalah yang menghadang jalan saya.
Saya selalu ingin meneruskan kuliah ke Universitas Indonesia, karena disanalah mayoritas keluarga saya meneruskan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Meskipun keluarga saya kebanyakan berkuliah di Fakultas Hukum, mereka selalu mendukung saya yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .Karena itu, saya percaya Universitas Indonesia merupakan tempat terbaik yang bisa saya pilih.
Saat pengumuman undangan SNMPTN, saya merasa gugup dan takut sejak paginya. Namun karena pada hari itu saya sedang melaksanakan Try Out Ujian Nasional, saya berusaha menghilangkan perasaan tidak enak itu. Ketika membuka websitenya, ternyata saya tidak mendapatkan undangan untuk menginput data, saya sedikit kecewa terhadap diri saya. Namun saya dapat bangkit lagi karena saya ingat masih banyak jalur yang bisa saya lewati untuk memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah itu, saya mencoba mengikuti program Talent Scouting, yang kerap disingkat menjadi TS, karena menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam program internasional merupakan impian saya. Saya percaya bahwa pengalaman pengalaman yang akan saya dapat dari kuliah di luar dapat menguntungkan saya kedepannya. Suatu hari, saya mendapat panggilan bahwa saya harus mengikuti dua tahap lagi untuk melanjutkan program seleksi TS ini, yaitu Multiple Mini Interviews (MMI) dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Beberapa hari setelah saya mengikuti kedua kegiatan itu, waktu pengumuman tiba. Saat membukanya dan membaca bahwa saya lagi lagi belum lolos, saya mulai merasa takut, karena saya tahu UTBK bukanlah hal yang mudah untuk dilalui.
Semenjak itu, saya mulai belajar dengan lebih giat lagi daripada sebelumnya, dimulai dengan Ujian Nasional atau UN. Saya memutuskan untuk memilih mata pelajaran Kimia karena saya tahu saya perlu lebih banyak berlatih soal agar dapat mengerjakan UTBK dengan lancar. Saya ingat bahwa sebelum UN Kimia terdapat tiga hari libur dan saya pun berusaha memanfaatkan tiga hari tersebut semaksimal mungkin. Saya berlatih dari banyak buku dan sumber sehingga saat hari ujian tiba, saya tidak lagi merasa kewalahan.
Karena saya sadar soal UTBK bukanlah soal yang setara kesulitannya dengan soal UN, saya mulai belajar terus-menerus. Dari pagi hingga sore setiap harinya saya mengerjakan soal-soal tahun-tahun lalu. Pada hari UTBK saya merasa soal soalnya tentu sulit, namun dua hari itu berjalan dengan cukup mulus. Dalam pemilihan SBMPTN, saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran. Sayangnya, saya kembali ditolak oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, namun saya diterima di Universitas Padjajaran. Setelah pengumuman ini, saya sadar bahwa kesempatan yang saya punya untuk diterima menjadi seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hanya tinggal dua, yaitu seleksi mandiri yang berupa SIMAK UI dan SIMAK UI KKI. Pada hari hari menuju SIMAK, saya kembali belajar dengan giat, meskipun saya mulai merasa lelah. Namun, beberapa hari setelah ujian, saya mendapat email bahwa saya lolos ujian tertulis SIMAK KKI, namun saya harus mengikuti MMI dan MMPI kembali, yang bertanggal sehari setelah SIMAK UI.
Pada tanggal 5 Agustus 2019, saya menunggu-nunggu datangnya jam 14.00 karena meski tidak yakin, saya masih memiliki harapan bahwa saya akan diterima. Saat membaca kata kata selamat yang tertera di halaman website Universitas Indonesia, saya terkejut. Saya ingat saat itu saya merasa amat bahagia, hingga saya meneteskan air mata. Saya segera memberi kabar kepada orangtua dan teman teman terdekat saya, yaitu orang orang yang berandil amat besar dalam perjuangan saya hingga saat ini, karena merekalah yang turut mendukung, memberi semangat, dan turut mendoakan keberhasilan saya terus menerus selama beberapa bulan terakhir ini.
Saya merasa bahagia dan bangga telah berhasil menjadi bagian dari anggota keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia karena saya mengetahui bahwa ini merupakan fakultas kedokteran tertua dan terbagus di Indonesia. Fakultas ini juga berhasil menghasilkan banyak alumni yang kompeten, ternama, dan berhasil di bidangnya masing-masing. Karena itu, ketika saya diterima, saya merasa telah diberikan amanah dan tanggung jawab yang besar untuk terus menjaga nama baik Universitas Indonesia, khususnya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya memiliki banyak harapan yang saya tujukan kepada diri saya sendiri. Saya berharap saya dapat menjaga nama baik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjaga nama baik diri saya sendiri, dan saya berharap saya dapat memberi kontribusi banyak terhadap keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar saya di kemudian hari. Saya berharap kelak akan dapat menolong banyak orang dengan ilmu yang saya dapatkan setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia enam tahun lagi. Saya juga memiliki harapan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2019. Saya berharap satu angkatan ini dapat berbaur dan menjadi keluarga yang sesungguhnya, tanpa dipisahkan oleh diskriminasi atas SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Saya berharap angkatan ini akan menjunjung tinggi integritas dan solidaritas. Selain itu, saya berharap juga angkatan 2019 ini akan lulus bersama-sama dan menjadi dokter-dokter yang akan berguna bagi nusa dan bangsa karena kesehatan masyarakat Indonesia yang tidak kunjung membaik, meski dengan adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang kerap disingkat BPJS Kesehatan. Selain itu, saya juga berharap angkatan ini akan menghasilkan dokter yang berintegritas, yang tidak menjadi dokter hanya karena uang ataupun hanya karena ingin cepat kaya, karena dokter seperti itu tidak dibutuhkan oleh negara kita saat ini.
Target saya adalah dalam tiga tahun dari saat ini, yaitu tahun 2022, saya telah lulus dan mendapatkan sarjana kedokteran (S. Ked). Untuk mencapai target ini, saya berharap dapat memulai mencari topik skripsi dan memulai menuliskannya semenjak semester tiga. Saya yakin rencana saya dapat berjalan dengan mulus asal saya terus berkomitmen dan bekerja keras di dalam pembelajaran, penelitian, dan skripsi. Setelah lulus dan mendapatkan gelar, saya ingin melanjutkan sekolah di luar untuk mendapatkan double degree, dan saya memiliki target pada awal tahun 2023 saya sudah berada di sekolah di Australia ataupun Inggris yang saya inginkan.
Pada tahun kesepuluh, saya berencana untuk menyelesaikan semua program sarjana, termasuk double degree dan koas sehingga pada saat ini saya telah lulus. Saya berencana untuk mengambil spesialis di bidang jantung. Alasan saya memilih bidang itu adalah karena pada masa masa sekarang ini semakin banyak orang yang memiliki jantung yang bermasalah. Saya juga bertujuan untuk dapat menolong keluarga saya, terutama kakek saya, dalam penyakit jantungnya. Selain itu, saya berpikir bahwa spesialis jantung masih sangat dibutuhkan karena di banyak rumah sakit, orang-orang perlu mengantri dari sore hingga pagi hanya untuk konsultasi atau tindakan dengan seorang dokter jantung. Tentu saja saya akan menyelesaikan studi saya di Universitas Indonesia.
Rencana saya untuk tahun kedua puluh dari sekarang adalah saya telah menjadi dokter yang sukses dan tepercaya. Saya berharap saya dapat membantu sebanyak-banyaknya masyarakat yang membutuhkan jasa seorang dokter. Saya juga berharap saya masih meneruskan belajar dan mencari ilmu karena profesi dokter adalah profesi yang ilmunya terus bertambah dan berubah seiring waktu sehingga saya harus bisa beradaptasi dan terus mengikuti perubahan-perubahan yang akan datang nantinya.
Tentu saja, meski saya telah membuat rencana ini dari sekarang, itu tidak berarti semua rencana saya akan berjalan dengan lancar dan tanpa halangan. Namun, saya yakin saya akan dapat mengatasi halangan dan rintangan yang akan menghadang di masa depan saya, asal saya terus berkomitmen dan bertekad kuat. Saya berharap saya akan bisa menghadapi dan menyelesaikan semua masalah yang akan berdatangan nantinya.
Pesan saya untuk semua yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, entah itu adik adik kelas, ataupun teman seangkatan yang akan mencoba lagi di tahun depan, adalah tentu untuk berjuang dan berusaha semaksimal mungkin, tetapi juga untuk selalu ingat untuk berdoa dan berbuat baik, karena itulah yang nantinya akan mempermulus jalan yang akan dilalui. Untuk adik-adik yang baru saja memasuki SMA, pesan saya adalah untuk merencanakan dengan matang. Yang saya maksud dengan itu adalah merencanakan dari sekarang, berdasarkan dengan kuota yang didapat sekolah, nilai-nilai yang harus diperoleh. Selain itu, adik-adik yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia haruslah konsisten dan berkemauan kuat karena memang perjuangannya terasa sulit, namun semua akan terasa indah nantinya.
Untuk adik-adik yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dari jalur SBMPTN, pesan saya adalah perbanyak latihan soal, baik itu Tes Potensi Skolastik (TPS) ataupun Tes Potensi Akademik (TPA) karena keduanya sama pentingnya. Selain itu, adik-adik harus terus mengasah logika karena nantinya logika itulah yang akan sangat membantu proses pengerjaan UTBK. Sebaiknya latihan soal ini dimulai sejak awal kelas 10, sehingga nantinya tidak perlu belajar mati-matian untuk mencapai apa yang diinginkan, yaitu menjadi anggota keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya memiliki tiga kata-kata mutiara favorit saya. Pertama adalah bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. Kata-kata ini memotivasi saya untuk terus berusaha dan belajar semaksimal mungkin karena usaha yang saya lakukan pasti akan terbalas dengan hasil yang memuaskan. Kata-kata ini berarti bahwa apa yang kita berikan, apa yang kita telah usahakan, itulah yang nantinya akan kita dapatkan kembali. Karena itu, jika ingin mendapatkan hasil yang bagus, maka usaha yang diberikan tidak bisa hanya sedikit, atau hanya seminimal mungkin. Namun, usaha yang kita lakukan tentu saja harus selalu diiringi oleh doa. Memang di hidup ini tidak mungkin kita hanya berusaha tanpa berdoa, namun sesuatu yang lebih tidak mungkin lagi adalah hanya berdoa tanpa melakukan usaha sama sekali.
Kata mutiara kedua adalah ‘don’t stop when you’re tired, stop when you’re done’. Kata-kata mutiara ini berarti jangan berhenti ketika kamu lelah, berhentilah ketika kamu telah mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap kali motivasi belajar saya mulai menurun saat masa-masa ujian di beberapa bulan terakhir ini, kata-kata mutiara inilah yang membantu saya memotivasi diri sendiri agar terus berusaha. Meskipun sebenarnya istirahat sangat diperlukan pada saat-saat ini, seringkali istirahat hanyalah menjadi alas an untuk berhenti. Karena itulah kata-kata ini akan selalu terngiang-ngiang di kepala.
Kata-kata favorit terakhir saya adalah ‘semua akan indah pada waktunya’. Kata-kata ini mungkin terlihat seperti menentang pesan-pesan yang telah disampaikan oleh kata-kata yang telah saya jelaskan di atas, tetapi menurut saya, ketiga kata-kata mutiara ini melengkapi satu sama lain. Kata-kata pertama membantu kita untuk terus berusaha. Kata-kata kedua membantu saat motivasi yang dimiliki sudah mulai menurun, untuk tetap berjuang sekeras mungkin dan tanpa henti. Kata-kata terakhir ini adalah kata-kata yang membantu saya ketika saya sudah berjuang, berusaha, dan belajar semampu saya. Kata-kata ini membantu saya untuk selalu berharap dan memiliki pikiran yang optimis, serta menenangkan saya ketika saya merasa kecewa ataupun sedih. Dan menurut saya, kata-kata terakhir ini dapat diaplikasikan dalam situasi apapun dalam hidup, karena memang kita tidak akan selalu mendapatkan hal yang kita mau di awal, tetapi akhirnya kita akan melihat ke belakang dan sadar mengapa kita gagal.
Demikian narasi perjuangan yang saya buat sesungguh-sungguh mungin, semoga dapat bermanfaat. Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam perkataan maupun dalam pengetikan esai ini. Terima kasih untuk waktu dan perhatiannya.
Comments