top of page
Search

Narasi Perjuangan -- Salma Nur Amalina

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 8 min read

Perkenalkan nama saya Salma Nur Amalina, mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019 yang berasal dari SMA Negeri 6 Jakarta. Saya lahir pada tanggal 15 Juni 2002 di Jakarta dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saya mempunyai mimpi yang besar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas impian saya yang tidak saya kira akan menerima saya sebagai salah satu mahasiswanya. Bahkan saya kira memiliki kesempatan untuk memakai jaket kuning bermakara hijau hanyalah suatu mimpi yang tidak akan tercapai, saya kira itu hanya sebuah angan - angan yang tidak akan terwujud.

Menurut sudut pandang saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas yang sangat bergengsi dan merupakan fakultas terbaik di seluruh Indonesia dengan tingkat ketetatan tersulit. Saking sulitnya, saya mencoba untuk berpikir realistis karena menurut saya kemampuan akademis saya tidak cukup untuk diterima di Fakultas Kedokteran UI, maka dari itu saya menetapkan tujuan kuliah saya di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Namun, salah satu guru bimbingan belajar saya memotivasi saya dan menyuruh saya untuk bercita – cita setinggi - tingginya karena melihat sistem SBMPTN yang berubah yaitu mendapatkan nilai UTBK terlebih dahulu baru mendaftar di SBMPTN. Maka dari itu, dia menyimpulkan bahwa saya harus bercita - cita setinggi mungkin sebelum mendapatkan hasil UTBK, dan baru menyesuaikan tujuan fakultas dan universitas saya dengan yang realistis setelah mendapatkan hasil UTBK. Hal ini memotivasi saya untuk kembali bermimpi setinggi - tingginya, saya menempelkan kertas bertuliskan “Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia” di dinding kamar saya dan saya kembali bercita - cita untuk dapat menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Walaupun begitu, di dalam lubuk hati saya yang terdalam, saya tidak terlalu berharap akan diterima di Fakultas Kedokteran UI karena bagi saya itu hanyalah cita – cita yang terlalu sulit untuk digapai.

Tetapi saya sangat bertekad untuk bekerja keras, dan saya sadar bahwa bila saya ingin memasuki fakultas terbaik di Indonesia, saya harus mengerahkan segala kemampuan saya untuk dapat meraih cita - cita tersebut. Saya sudah sangat bertekad untuk mendapatkan nilai setinggi - tingginya di UTBK dan sudah menargetkan untuk diterima di jalur SBMPTN karena saya tidak ingin berharap di jalur SNMPTN, hal ini disebabkan karena ketetatan untuk dapat diterima di Fakultas Kedokteran UI lewat jalur tersebut sangatlah sulit. Saya mengikuti bimbingan belajar inten dan sering berkumpul dengan teman - teman saya untuk belajar kelompok dan membahas soal - soal SBMPTN tahun - tahun sebelumnya, bahkan saya mengikuti les privat tambahan selain bimbingan belajar. Seringkali saya melewati malam – malam yang panjang untuk memperdalam materi dan menghapal banyaknya rumus – rumus. Saya juga mengikuti forum yang diikuti oleh murid – murid sekolah menengah atas yang duduk di kelas sebelas dan dua belas. Murid – murid tersebut semua memiliki satu persamaan, yaitu sama – sama ingin menjadi mahasiswa fakultas kedokteran. Disana saya mendapatkan banyak informasi berguna dan juga sering diadakan bahas soal dan diskusi mata pelajaran. Di forum tersebut, saya sangat terbantu untuk menjawab soal UTBK, nilai Try Out saya pun mengalami peningkatan.

Walaupun saya sudah berusaha untuk diterima di jalur SBMPTN, orang tua saya menekankan untuk mencoba mendaftar lewat jalur Talent Scouting, atau jalur undangan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional karena mereka berpendapat bahwa kemampuan bahasa inggris saya cukup bagus untuk mendaftar. Namun, saya mempertimbangkan usul orang tua saya ini karena pihak sekolah saya mewajibkan semua siswa yang mendaftar talent scouting untuk membuat UI sebagai pilihan SNMPTN. Hal ini membuat saya sangat bimbang, karena saya tidak yakin dapat diterima di jalur SNMPTN untuk Fakultas Kedokteran UI, dan saya takut bila saya mendaftarkan UI untuk SNMPTN, saya akan menyia - nyiakan kesempatan saya untuk mendaftar di universitas lain yang memiliki potensi diterima lebih besar dari UI. Namun, saya percaya dengan amanat orang tua, dan saya memilih untuk mencoba mendaftar Talent Scouting untuk Fakultas Kedokteran.

Saya pun mengikuti tes toefl di Universitas Indonesia, dan mendapatkan nilai 623, dimana nilai itu sudah melebihi standar minimal untuk mendaftar. Saya sudah cukup puas dan bahagia karena nilai saya memenuhi syarat, namun perjalanan untuk mendaftar Talent Scouting pun tidak semudah yang saya duga karena ternyata sekolah saya hanya mempunyai kuota yang sangat terbatas untuk mendaftar Talent Scouting. Hal ini sangat membuat saya terpukul, karena ternyata kuota untuk mendaftar sudah penuh, dan saya tidak bisa mendaftar. Saya tidak ingin terlalu ambil pikir, saya kira mungkin memang jalan saya bukan untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah saya memberi tahu berita ini kepada ibu saya, ia memutuskan untuk berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling. Alhamdulillah, setelah mempertimbangkan nilai rapot saya yang lebih tinggi dibanding calon pendaftar lainnya, guru bimbingan konseling saya memberikan izin untuk mendaftar. Hal ini tentu membuat saya senang, saya langsung menyiapkan salah satu keperluan untuk mendaftar talent scouting yaitu motivation letter atau essay tentang alasan mengapa saya ingin memasuki Fakultas Kedokteran dan ditulis dalam bahasa inggris. Essay saya memakan waktu dua hari untuk dibuat, saya melakukan banyak pertimbangan saat saya menulis essay tersebut, karena essay tersebut dapat menjadi salah satu alasan yang mempengaruhi masa depan saya. Dalam essay saya, saya menceritakan tentang apa yang menggerak saya untuk ingin menjadi dokter. Salah satunya adalah karena saya pernah mengalami kecelakaan saat saya menduduki kelas tiga sekolah dasar.

Setelah menyiapkan essay saya dengan matang, saya pun mendaftar untuk Talent Scouting. Dari informasi yang saya dengar, khusus untuk fakultas kedokteran akan ada tahap selanjutnya setelah tahap essay yaitu interview dan tes MMPI atau semacam tes psikologi. Saya tidak terlalu mengetahui detail tentang informasi tersebut, bahkan saya tidak tahu kapan akan diinformasikan bila saya lolos tahap essay. Maka dari itu, pada tanggal 14 Maret 2019, saya tidak mengira bahwa saya akan mendapatkan telfon dari pihak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada hari itu, saya sedang bersiap – siap untuk berangkat ke tempat bimbingan belajar, setelah memesan ojek online, saya mendapatkan telfon dari nomor yang tidak dikenal. Berpikir itu adalah nomor telfon supir ojek online yang saya pesan, saya sangat kaget setelah mengetahui bahwa itu dari pihak FKUI dan saya lolos tahap essay. Saya hampir tidak percaya pada awalnya, tapi setelah dipaparkan informasi tentang lokasi dan tanggal interview, saya mulai percaya. Saya sangat senang mendengar berita ini, orang tua saya pun ikut bahagia untuk saya.

Saya hanya mempunyai waktu dua hari untuk mempersiapkan interview, saya berlatih di depan kaca dan mencoba untuk mencari tahu tentang isu – isu kedokteran, bahkan saya berlatih tanya jawab dengan ibu saya. Pada tanggal 16 Maret 2019, saya pun datang ke gedung Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Setelah melalui semua proses interview dan tes MMPI, saya merasa lumayan percaya diri. Saya merasakan sedikit percaya diri karena saya dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik saat interview, namun di saat yang saya bersamaan saya juga tidak percaya diri karena saingan – saingan saya sangat berat dan mungkin mereka memberikan jawaban yang lebih baik dari saya, selain itu kuota mahasiswa yang diterima lewat jalur talent scouting itu hanya sedikit yaitu 24 orang. Mengetahui hal tersebut saya menjadi kurang percaya diri, namun tidak ada yang bisa saya lakukan selain berdoa.

Tanggal 23 Maret 2019 pun tiba, hari pengumuman talent scouting. Sebelumnya pengumuman tersebut dijadwalkan untuk tanggal 24 Maret, namun pihak UI mempercepat pengumuman menjadi tanggal 23. Hal ini saja sudah membuat saya sangat gelisah, saya merasa tidak berani untuk membuka pengumuman. Pengumuman dapat dibuka jam 13:00 WIB, paginya saya tetap berangkat untuk mengikuti les privat untuk pelajaran TPA dengan teman – teman saya. Setelah les TPA tersebut, saya masih ada les privat untuk pelajaran kimia, maka saya berangkat ke rumah teman saya untuk menghadiri les tersebut. Pada hari itu saya merasa sangat sulit untuk fokus pada pelajaran karena menunggu pengumuman, maka saya memutuskan untuk membuka pengumuman sebelum les kimia. Saya dan teman – teman saya bersama – sama membuka pengumuman tersebut. Saya sangat tidak berani untuk membuka pengumuman tersebut, saya takut akan merasa sangat kecewa bila hasil tidak sesuai apa yang saya harapkan. Sebelum membuka pengumuman, saya mengabari ayah saya dan meminta doanya, karena ada rasa pesimis dalam diri saya, saya juga memberi tahu ayah saya untuk ikhlas bila saya tidak diterima. Ayah saya meyakinkan saya bahwa Ia tidak akan kecewa apapun hasilnya. Mendengar hal itu, muncul keberanian dalam diri saya untuk membuka pengumuman. Saya meminta tolong teman saya untuk memencet tombolnya untuk saya karena saya tetap merasa tidak sanggup, setelah membuka pengumuman saya, mereka langsung memeluk saya dan memberi tahu bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya kaget sekaligus bahagia saat saya membaca kalimat “Congratulations, you have been accepted as a prospective new student at Universitas Indonesia” di layar handphone saya. Saya memeluk teman – teman saya sambil menangis bahagia, saya langsung menelfon ayah dan ibu saya. Saya merasa sangat bersyukur pada hari itu, bahkan saya yakin hari itu merupakan salah satu hari terbahagia di hidup saya.

Setelah memproses realita bahwa saya diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya menyadari bahwa saya akan melewati perjalanan yang tidak akan mudah. Diterima di fakultas terbaik di Indonesia merupakan suatu kehormatan, maka dari itu saya memiliki banyak harapan dan tujuan hidup yang ingin saya raih. Di antaranya, saya ingin menjadi individu yang lebih disiplin dan peduli pada lingkungan sekitar. Saya ingin menjadi orang yang dapat mengayomi masyarakat dan menjadi bagian dalam memajukan kualitas kesehatan di Indonesia. Saya ingin membanggakan kedua orang tua saya dan saya akan memastikan bahwa ilmu yang saya dapatkan selama belajar di Fakultas Kedokteran UI akan juga berguna untuk keluarga saya. Saya juga memiliki harapan yang besar untuk teman – teman satu angkatan FKUI 2019. Saya berharap kita akan menjadi keluarga besar yang dapat membantu satu sama lain, dan saya harap kita dapat saling peduli dan bersama – sama menjadi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang membanggakan almamater dan berguna bagi masyarakat dan lingkungan.

Saya juga sudah membuat perencanaan untuk masa depan saya, dengan harapan mempunyai rencana yang terstruktur akan membantu saya untuk menjalani hari – hari saya dengan lebih termotivasi dan dengan tujuan yang jelas. Untuk satu tahun kedepannya, saya ingin mengenal banyak orang dan belajar beradaptasi dengan lingkungan baru dan juga suasana belajar yang baru. Untuk tiga tahun kedepan saya berencana untuk memiliki IPK cumlaude atau IPK diatas 3,5 dan saya berencana untuk menjadi bagian penting dalam organisasi. Untuk sepuluh tahun kedepan saya berharap sudah menjadi sarjana kedokteran dan memiliki gelar Master of Research dari Newcastle University, dan saya berencana untuk sudah menyelesaikan masa koas dan internship. Saya juga berharap dalam waktu sepuluh tahun, saya sudah menikah dan memiliki anak. Untuk dua puluh tahun ke depan saya berencana untuk sudah selesai dengan pendidikan spesialis saya, saya belum yakin dengan spesialis yang akan saya pilih, namun saya berencana untuk sudah menyeselaikannya dalam waktu dua puluh tahun.

Pesan – pesan yang akan saya sampaikan pada murid – murid yang ingin melanjutkan pendidikan setelah SMA di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah untuk bekerja keras dan untuk jangan patah semangat. Untuk mencapai sesuatu yang besar diperlukan juga usaha yang sangat amat besar, ada banyak yang harus dikorbankan untuk bisa menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, namun itu semua akan terbayarkan dengan terpampangnya kalimat selamat dan diterimanya kalian di fakultas terbaik di Indonesia. Percayalah bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, mintalah doa dan restu dari kedua orang tua, dan bertawakal. Tidak ada yang tidak mungkin bila ada usaha, maka dari itu kerahkan semua usaha dan semangat yang kalian punya. Ingat bahwa ada beribu – ribu orang yang menginginkan posisi yang sama, jangan gunakan itu untuk menjadi alasan tidak percaya diri, namun sebaliknya gunakan itu untuk menjadi motivasi.

Bila ada cita – cita yang dirasa hampir mustahil, atau bila mewujudkan cita – cita tersebut terasa melampaui batas kemampuan diri, ingatlah bahwa dengan usaha dan kerja keras, tidak ada yang tidak bisa kita capai. Hal ini saya rasakan sendiri, dimana saat saya merasa bahwa menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan sesuatu yang tidak akan pernah saya capai, saya sendiri dapat membutikan sebaliknya. Walaupun untuk bisa mengalahkan beribu – ribu orang dari berbagai belahan Indonesia terasa sangat tidak mungkin, percayalah dengan doa orang tua dan ketekadan dari dalam diri untuk berusaha dengan keras, hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Maka dari itu, bagi semua pejuang – pejuang FKUI yang masih merasa bahwa dirinya belum cukup kompeten untuk menggapai cita – citanya menjadi mahasiswa jaket kuning bermakara hijau, ingatlah bahwa tidak ada yang tidak mungkin bila ada usaha.

“If you can dream it, you can do it” ­–Walt Disney

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page