Narasi Perjuangan - Soraya Amanda Setiawan
- FKUI 2019
- Aug 19, 2019
- 8 min read
Halo! Perkenalkan nama saya adalah Soraya Amanda Setiawan, biasa dipanggil Soraya. Saya lahir di Jakarta, 01 Maret 1999. Saya berasal dari SMA Labschool Kebayoran. Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita dari banyak orang, masing-masing memiliki alasan tersendiri untuk menjadi dokter. Dari sekian banyak orang yang bercita-cita menjadi dokter, menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah impian mereka, tak terkecuali saya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan salah satu fakultas kedokteran terfavorit di Indonesia. Prestasi dari para alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sendiri sudah tidak perlu diragukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya alumni FKUI yang menjadi para tokoh pemimpin bangsa. FKUI sendiri memiliki koneksi dengan beberapa rumah sakit rujukan nasional, beberapa diantaranya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Harapan Kita, dan Rumah Sakit Persahabatan. Dengan koneksi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ke beberapa rumah sakit rujukan nasional, dalam pandangan saya para mahasiswa dapat mempelajari kasus dari suatu penyakit dengan lebih dalam. FKUI sendiri memiliki kampus Salemba dan kampus Depok.
Saya merupakan lulusan SMA tahun 2017, dalam tahun pertama saya mencoba untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya belum berhasil dan saya memutuskan untuk mengambil gap year dimana saya mengisinya dengan mengikuti bimbingan belajar. Di tahun kedua saya mencoba untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya pun belum berhasil, tetapi saya diterima di suatu Fakultas Kedokteran yang juga sangat bagus di suatu PTN di pulau Jawa. Sejak saya SMA, saya bercita-cita untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya ingin untuk menempuh Pendidikan di Universitas Indonesia karena FKUI sendiri memiliki alumni-alumni yang menjadi para dokter yang sukses dan baik, karena FKUI bekerja sama dengan beberapa rumah sakit rujukan nasional serta dalam tes masuk universitas sendiri hampir setiap tahun FKUI memiliki persaingan yang sangat ketat, dengan peminat yang sangat banyak dari seluruh Indonesia. Hampir semua orang yang ingin masuk fakultas kedokteran menginginkan untuk dapat berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya bercita-cita untuk menjadi dokter karena menurut pandangan saya, menjadi dokter adalah sebuah pekerjaan yang mulia karena kita dapat menolong orang lain dalam saat sulit bagi mereka, serta dengan menjadi dokter merupakan salah satu cara bagi kita untuk mensyukuri apa yang telah kita dapat selama ini dengan cara menolong orang lain. Saat saya SMA, saya bukanlah tipe murid yang selalu mendapat nilai bagus, masuk dalam ranking-ranking tinggi di angkatan. Saya pun sempat meragukan pilihan saya dalam memilih untuk masuk FKUI, apakah saya bisa untuk masuk FKUI? Padahal yang biasanya memilih FKUI adalah anak-anak yang memiliki ranking tinggi di angkatan. Namun, saya pun menentukan bahwa saya akan tetap memilih FKUI, walaupun hal itu merupakan hal yang sangat sulit untuk dicapai. Saya pun mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian SBMPTN karena saya merasa bahwa saya tidak akan mendapatkan SNMPTN. Benar saja, saya tidak mendapatkan SNMPTN, saya pun terus belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian-ujian masuk untuk menuju FKUI. Di tahun 2017, saya mengikuti SBMPTN dengan pilihan nomor satu adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan SIMAK KKI dengan pilihan Fakultas Kedokteran juga. Namun, saya belum beruntung. Saya pun belum berhasil untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di tahun 2017. Saya pun bingung akan apa yang akan saya lakukan, lalu teman dekat saya mengajak saya untuk mengambil gap year dan mengikuti bimbingan belajar lagi. Awalnya saya sangat kecewa dan bersedih ketika teman-teman saya sudah berkuliah dan saya belum berkuliah, tetapi saya tetap berpikir positif bahwa saya akan mempersiapkan diri dengan lebih baik agar saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2018. Dalam setahun tersebut, saya mendapat banyak pelajaran dimana tidak hanya saya mendapatkan pelajaran akademik, tetapi saya bertemu dengan teman-teman dekat saya yang sama-sama berjuang untuk meraih mimpi kami masing-masing dan kami semua sangat kompak dan saling mendukung satu sama lain. Hampir setiap hari kami belajar bersama demi mempersiapkan tes masuk PTN 2018, dari pagi hingga malam kami terus belajar. Pilihan saya pun sama seperti tahun sebelumnya, dengan pilihan pertama saya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetapi saya belum berhasil lagi untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Perasaan kecewa, sedih tentu saya rasakan yang mungkin lebih dari tahun sebelumnya karena saya belum diterima di kampus dan fakultas impian saya. Tetapi, pada tahun 2018 saya diterima di suatu fakultas kedokteran di PTN di Pulau Jawa yang sangatlah bagus kualitasnya. Saya pun menjalani kuliah pada 2018 di PTN tersebut. Saya sangat bersyukur bahwa saya berkesempatan untuk berkuliah di fakultas kedokteran di PTN tersebut, yang kualitas pendidikannya sangat bagus. Tetapi, di lubuk hati yang terdalam, saya masih belum melepaskan impian awal saya, yaitu untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Maka, saya pun memutuskan bahwa saya akan mencoba mengikuti tes masuk FKUI sekali lagi.
Dari awal masuk kuliah tersebut, saya mulai mencicil belajar untuk mengikuti tes masuk FKUI 2019, bisa dibilang usaha saya kali ini melebihi usaha-usaha saya di tahun sebelumnya. Bukan rahasia lagi bahwa beban pelajaran dan tugas di Fakultas Kedokteran sangatlah banyak dan berat. Pada awal perkuliahan saya di Fakultas Kedokteran tersebut, saya masih dapat mencicil belajar untuk mengikuti tes masuk FKUI lagi. Saya menargetkan untuk menyelesaikan materi dari pelajaran tertentu dalam jangka waktu beberapa bulan dan saya juga menargetkan waktu belajar dimana saya harus belajar materi tes masuk FKUI selama minimal satu atau dua jam per hari. Tetapi seiring berjalannya waktu, saya pun mulai kewalahan dan mulai stress. Saya berpikir bahwa saya tidak bisa memikul dua beban disaat yang bersamaan, maka saya pun menyiasatinya dengan belajar materi untuk tes masuk Fakultas Kedokteran UI pada hari-hari dimana saya tidak ada praktikum, saat bukan minggu ujian, serta pada hari Sabtu dan Minggu. Pada waktu liburan semester 1, saya pun mengorbankan banyak waktu libur saya dengan belajar materi-materi ujian untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lagi, saya belajar hingga tengah malam. Tak jarang, saya pun meminta bantuan teman-teman saya untuk mengajarkan saya beberapa materi atau menanyakan soal-soal yang saya kurang mengerti. Teman-teman saya pun sangat baik dan selalu membantu saya dalam belajar serta selalu mendukung saya, begitu pula orang tua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Ketika masuk semester 2, saya melakukan hal yang sama seperti di semester 1, yaitu belajar materi FK yang sedang saya jalani pada saat itu sambil mencicil materi untuk mengikuti tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetapi kebijakan SBMPTN di tahun 2019 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya serta waktu SBMPTN pun lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya. Saya pun mulai panik dan saya semakin giat mempersiapkan untuk mengikuti ujian tersebut. Saya mengikuti ujian tes masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang nasional, yaitu SBMPTN dengan memilih waktu di minggu-minggu dimana jadwal SBMPTN tidak bentrok dengan jadwal-jadwal ujian saya di kuliah saya di FK. Pada tahun ini ujian tersebut dilakukan sebanyak dua kali, pada ujian yang pertama, jadwalnya tidak bertepatan dengan jadwal ujian-ujian saya di FK, sehingga saya dapat lebih tenang mempersiapkannya. Dalam ujian tahap 2, jadwalnya dekat dengan jadwal ujian-ujian saya di FK. Saya pun kewalahan mempersiapkannya. Dalam minggu-minggu tersebut saya sangat lelah karena saya belajar untuk dua hal, karena saya tidak bisa melepaskan pelajaran saya di FK tersebut karena ini sudah merupakan tahun ketiga saya dalam mencoba masuk FKUI, yang artinya jika saya tidak diterima lagi di FKUI, saya tidak bisa mencoba lagi jadi saya pun harus mengerjakan pelajaran saya di FK dengan baik juga. Saya pun kewalahan pada minggu-minggu tersebut, saya bangun lebih pagi sebelum subuh untuk mencicil materi SBMPTN atau mengerjakan tugas kuliah dan saya tidur lewat dari tengah malam juga untuk mencicil materi SBMPTN atau mempelajari tugas kuliah. Jika dalam siang hari terdapat waktu kosong, saya pun pulang ke kost saya yang dekat dengan kampus dan saya akan mempelajari materi SBMPTN.
Tentunya saya merasa sangat lelah, sampai-sampai pada H-1 ujian SBMPTN saya, saya pun sedikit demam. Lelah tentunya saya rasakan, tetapi tidak pernah sekalipun saya menyerah akan mimpi saya untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya juga menempel kertas-kertas yang berisi beberapa motivasi untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di meja belajar saya yang selalu mengingatkan saya akan apa yang ingin saya capai setiap kali saya melihatnya. Saya juga berdoa untuk meminta yang terbaik untuk saya. Saya juga mengikuti ujian SIMAK KKI UI, yaitu sebuah tes tertulis untuk program kelas khusus internasional di Universitas Indonesia untuk beberapa jurusan tertentu. Tes SIMAK KKI UI sendiri berbeda dengan tes SIMAK UI yang berlaku untuk tes masuk Universitas Indonesia kelas regular atau kelas parallel. Setelah mengikuti tes SIMAK KKI UI, saya mengetahui bahwa jika kita dinyatakan lulus pada tes tertulis, maka orang tersebut akan dihubungi oleh pihak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lewat telfon maupun lewat e-mail. Saya pun hanya dapat menunggu hasilnya. Pada suatu hari, saya mendapat telefon dari pihak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa saya dipanggil untuk melakukan beberapa interview dan tes MMPI di RIK UI Depok dan Gedung IMERI FKUI Salemba. Setelah saya melakukan keduanya, saya pun hanya bisa pasrah dan berdoa. Hingga menjelang pengumuman SIMAK KKI UI, saya sedikit cemas, tetapi saya berpikir bahwa yang terpenting adalah saya sudah berusaha semaksimal mungkin dan apapun hasilnya saya percaya bahwa itu adalah yang terbaik bagi saya. Pada hari pengumuman, internet di Jakarta sedang tidak terlalu bagus koneksinya, sehingga saya memiliki sedikit kendala dalam membuka pengumuman, saya pun sudah hampir pergi untuk mencari koneksi internet ketika saya membuka pengumuman SIMAK KKI UI. Terdapatlah tulisan “Selamat anda diterima…”. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya membuka pengumuman bersama Ibu saya dan kami langsung bersyukur dan terharu. Saya sangat bersyukur bahwa saya dapat berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Di Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia ini, tentunya saya memiliki harapan-harapan tersendiri. Dengan dikelilingi oleh orang-orang hebat, saya harap untuk dapat mengembangkan diri dengan lebih baik lagi. Saya harap, selama saya menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saya dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya dari orang-orang yang sangat hebat. Saya harap saya akan berhasil dalam bidang akademis dan juga non-akademis. Saya berharap bahwa saya dapat aktif dalam mengikuti organisasi-organisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya harap agar dapat mengembangkan diri dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia serta memperoleh teman sebanyak-banyaknya. Saya harap saya dapat menjalankan kepercayaan yang telah diberikan oleh keluarga dan orang lain kepada saya dengan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya harap kedepannya saya dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain serta dapat menolong banyak orang dengan ilmu dan kemampuan yang saya miliki. Dalam 1 tahun kedepan, saya harap saya dapat menjalankan studi saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan lancar, mendapat banyak teman, mendapat nilai-nilai yang baik, aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaan serta acara-acara dan dapat mengeksplorasi hal-hal baik lainnya. Dalam 3 tahun kedepan, harapan saya hampir sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi saya berharap dalam 0.5 tahun saya dapat lulus sebagai sarjana kedokteran, saya juga berharap bahwa selama masa kuliah saya dapat membangun relasi yang baik dengan banyak orang. Dalam 10 tahun kedepan, saya harap saya sudah mempunyai gelar dokter serta bekerja di sebuah rumah sakit sambil mempersiapkan untuk mengambil pendidikan dokter spesialis. Dan dalam 20 tahun kedepan, saya harap saya sudah menjadi seorang dokter spesialis dan bekerja di suatu rumah sakit.
Pesan saya untuk yang memiliki cita-cita yaitu untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pertama-tama adalah bahwa kita harus yakin bahwa kita dapat mencapai apa yang kita impikan dengan usaha, doa, serta tekad yang kuat. Percaya akan kemampuan diri sendiri, terus merefleksikan diri. Terus berlatih, belajar, dan jangan pernah menyerah. Jangan malu untuk meminta bantuan orang lain dalam belajar. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, dengan melakukan hal ini, kita akan mempunyai gambaran tentang apa saja yang diperlukan untuk mencapainya dan bagaimana sistem perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berjalan. Manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya, persiapkan diri semaksimal mungkin untuk mengikuti tes masuk FKUI, dan jangan pernah menyerah dengan mimpimu. Jika anda terjatuh, maka bangkitlah dan berusahalah lebih keras lagi untuk menggapai cita-citamu. Dan jangan lupa untuk selalu beribadah dan berdoa kepada Tuhan, serta mintalah dukungan, restu, dan doa dari orang tua. Dan berjuanglah bersama dengan teman-teman, jangan meninggalkan teman, serta terus berpikiran positif. Ada sebuah quotes atau kata-kata Mutiara yang sering saya lihat di internet dan banyak orang menggunakan quotes tersebut, yang saya sukai yang menunjukkan bahwa kita harus terus berusaha dan pantang menyerah dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. “One day you’re going to look back and be glad that you didn’t give up.”
Comments