top of page
Search

NARASI PERJUANGAN -- TESHALONICA MELLYFERA IRANIA

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 18, 2019
  • 8 min read

“The longer you have to wait for something, the more you will appreciate it when it finally arrives. The harder you have to fight for something, the more priceless it will become once you achieve it. And the more pain you have to endure on your journey, the sweeter the arrival at your destination. All good things are worth waiting for and worth fighting for.”


Kutipan tersebut adalah salah satu kutipan indah dari Susan Gale yang menurut saya cukup menggambarkan perjuangan saya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019. Sebelum saya menceritakan tentang perjuangan saya, izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu karena kalau tak kenal maka tak sayang. Nama saya Teshalonica Mellyfera Irania Tarigan. Biasa dipanggil dengan Tesha. Saya berasal dari sekolah SMAK BPK Penabur Gading Serpong.


Pada saat saya masih umur 7 tahun, ibu saya pernah membelikan saya buku-buku ensiklopedia mengenai tubuh manusia. Saya ingat, setiap hari saya pasti melahap habis satu buku ensiklopedia tersebut. Selain itu, saya juga sangat menyukai bermain “dokter-dokteran” dengan menggunakan boneka. Pada saat itu saya belum mengerti bahwa saya menyukai hal-hal yang berbau kedokteran dan ingin menjadi dokter. Namun, seiring berjalannya waktu saya mulai menyadari bahwa suatu saat nanti saya ingin menjadi dokter.


Cita-cita untuk menjadi dokter saya mulai mematang pada saat saya duduk di kelas 4 SD. Pada saat itu, saya dipilih oleh guru saya untuk menjadi Dokter Cilik. Pada saat pelatihan, saya sangat senang mempelajari cara memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang terluka sampai cara melakukan CPR. Lalu pada saat saya SMP, saya mulai dikenalkan dengan pelajaran Biologi. Saya sangat enjoybelajar Biologi dan nilai-nilai saya di pelajaran tersebut juga bisa dibilang lumayan bagus. Ditambah lagi ibu saya adalah seorang dokter spesialis sehingga kadang-kadang saya suka ikut ibu saya praktik di rumah sakit. Setiap langkah yang dijejakkan oleh ibu saya, pasti ada perawat atau staff yang menyapa ibu saya “Pagi, Dokter.” Pada saat itu saya sangat terpukau dan kagum saja dengan ibu saya yang seorang dokter. Untuk dipanggil dengan sapaan “Dokter” adalah suatu kehormatan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Saya tahu, alasan ini sedikit aneh, tetapi itulah alasan polos seorang anak berumur 13 tahun. Selain itu, saya juga suka mecari tahu tentang penyakit-penyakit dan cara mengatasinya. Ingin sekali saya bisa meneliti berbagai macam penyakit dan berinovasi pengobatan untuk penyakit tersebut. Maka dari itu, pada detik itu juga saya menetapkan komitmen untuk masuk ke Fakultas Kedokteran di universitas nanti.

Saya pun menceritakan tentang cita-cita saya kepada ibu saya. Tentunya ibu saya sangat bahagia mendengar bahwa dia akan mendapatkan penerusnya, yaitu saya. Dia pun berkata, “Ayo kamu masuk FKUI saja.” Saat itu saya belum mengerti tentang apa itu FKUI dan mengapa banyak orang ingin sekali masuk di situ. Walaupun begitu, saya tetap saja menanamkan di otak saya bahwa saya akan masuk FKUI.


Saya pun akhirnya masuk ke dunia SMA. Mulai saya mengerti betapa kerennya jika saya bisa masuk ke FKUI karena FKUI adalah Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia. Untuk bisa masuk ke sana adalah hal yang sangat prestis menurut saya. Fakultas Kedokteran terbaik pasti di dalamnya ada dosen-dosen terbaik juga yang siap membagikan ilmu-ilmu terbaik. Akhirnya pun saya mulai mencari tau tentang FKUI dengan mengikuti seminar-seminar dan mengunjungi booth-booth yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Universitas Indonesia berada di peringkat 1 di Indonesia dan peringkat 296 di dunia menurut QS World University Ranking. Selain itu, FKUI adalah Fakultas Kedokteran pertama di Indonesia dan telah menghasilkan alumni-alumni yang terkenal, salah satunya seperti dr. Cipto Mangunkusumo. Biaya pendidikan di FKUI bisa dibilang terjangkau oleh seluruh kalangan karena di UI banyak terdapat beasiswa.


Akhirnya pada tahun 2018 saya duduk di kelas 12 dan pastinya saya harus mulai mempersiapkan diri untuk SBMPTN di tahun itu. Saya pun mendaftar di salah satu bimbel khusus yang cukup ternama di Jakarta. Bimbel tersebut berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan, sedangkan rumah saya di Tangerang. Dengan dipisahkan dengan jarak yang cukup jauh, dibutuhkan sekitar 1—2 jam untuk menempuh perjalanan dari rumah saya ke Tebet dengan menggunakan mobil. Anda bisa bayangkan betapa banyak waktu dan ongkos yang saya perjuangkan demi menggapai impian saya tersebut. Meskipun demikian, hari-hari saya jalani dengan tetap semangat.


Kita manusia pasti punya keterbatasan. Kondisi fisik manusia tidak dapat bertahan lama apalagi ditambah dengan tekanan dari sana dan sini. Semakin mendekati hari SBMPTN 2018, hasil tryout-tryout saya masih belum mencukupi passing gradeuntuk masuk FKUI. Secara mental saya menjadi makin downkarena khawatir tidak bisa lolos di fakultas yang saya inginkan. Cara belajar saya pun salah untuk SBMPTN ini karena saya terlalu fokus dengan pelajaran sekolah demi mendapat nilai bagus untuk SNMPTN. Saya tetep mengeraskan kepala untuk tetap memilih FKUI sebagai pilihan saya di SNMPTN meskipun sekolah saya belum pernah mendapatkan kesempatan SNMPTN FKUI. Hari pengumuman SNMPTN pun tiba. Seperti yang diprediksi, sekolah saya masih belum mendapat kesempatan itu. Saya sangat kecewa dan sedih dan itu sangat mempengaruhi performa saya untuk SBMPTN. Pada saat itu saya sangat mengharapkan lolos di SNMPTN karena saya sudah lelah belajar di sekolah. Apalagi ada rasa sedikit iri terhadap teman-teman saya yang sudah lolos SNMPTN di fakultas yang mereka mau. Akhirnya saya sangat mencoba untuk terus maju ke depan dan tidak melihat ke belakang.


Hari demi hari saya lewati hingga sampai di Hari-H SBMPTN 2018. Seharusnya saya sudah percaya diri pada saat mengerjakan soal-soal tersebut, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Pada saat mengerjakan pun saya panik sehingga apa yang sudah saya pelajari selama ini buyar. Setelah saya selesai mengerjakannya pun dalam hati saya sudah berkata, “Satupun (universitas) kayaknya ga akan ada yang lolos.” Tetapi walaupun begitu, saya tetap berdoa dan berharap kepada Tuhan untuk mujizat-Nya.


Hari pengumuman pun tiba. Saya pun membuka website pengumuman SBMPTN 2018, mengetik nomor peserta dan tanggal lahir saya, lalu mengeklik enter. Muncul tulisan “Mohon maaf, peserta atas nama Teshalonica dinyatakan tidak diterima di SBMPTN 2018.” Pada saat itu juga hati saya serasa hancur berkeping-keping. Saya merasa diri saya seperti dilempar ke dasar laut yang paling dalam. Sebagai seorang yang tidak pernah gagal selama sekolah, mendapatkan kegagalan sebesar ini adalah pukulan hebat bagi saya. Di saat yang bersamaan, saya membuat keputusan bahwa di tahun 2019 saya akan mencoba lagi di SBMPTN untuk bisa meraih mimpi.


Saya pun akhirnya memutuskan untuk mengambil gap yeardan kembali belajar untuk SBMPTN 2019 di bimbel khusus untuk alumni. Sebelumnya saya bersyukur karena orang tua saya menyetujui keputusan saya untuk mengambil gap yearkarena saya tahu tidak semua orang tua mau anaknya menunda kuliah. Apalagi masih jarang masyarakat Indonesia yang paham tentang gap yeardan masih beranggapan anak-anak yang tidak kuliah itu “bodoh”. Padahal itu salah besar karena menurut saya gap yearadalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita mengoreksi dan merefleksikan diri kita dari segala aspek. Selain itu, gap yearjuga mewadahi kita untuk bisa lebih dewasa secara mental. Jujur saya merasa ini semua rencana Tuhan karena bisa saja Tuhan merasa saya belum siap untuk kuliah sehingga Ia menunda waktu kuliah saya.


Bisa dibilang saya sangat bersyukur bisa gap year.Selama setahun ini, saya mendapat banyak pengalaman baru. Saya dapat bertemu dengan teman-teman seperjuangan saya, yang mungkin bisa dibilang keluarga saya, yang banyak menginspirasi saya dalam banyak hal. Kemudian saya bisa lebih mengenal diri saya lebih baik lagi, lebih meyakini diri saya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran. Saya juga serasa di-refreshkembali setelah melewati beratnya masa-masa SMA yang penuh dengan ulangan dan tugas sehingga belajar pun lebih jernih.


Karena saya sudah memperbaiki kesalahan belajar saya tahun lalu, tryout-tryout saya selama gap yearini sangat memuaskan. Puji Tuhan saya hampir selalu masuk ke sepuluh besar di bimbel saya. Tidak hanya itu, saya juga rajin mengikuti tryout nasional sehingga saya bisa mengira-ngira posisi saya di taraf nasional bagaimana. Selain itu, mental ujian saya juga semakin terlatih sehingga saya bisa bekerja lebih baik di bawah tekanan dan tidak mudah panik lagi.


Waktu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Hari UTBK gelombang 1 saya pun tiba. Satu hari sebelumnya, saya benar-benar tidak memegang buku lagi dan menggunakan satu hari itu untuk menenangkan diri. Saking seringnya mengikuti tryout, hari UTBK hanya serasa seperti tryout sehingga saya mengerjakan UTBK tersebut dengan percaya diri. Saya percaya kepercayaan diri itu muncul karena doa dan keberserahan saya kepada Tuhan. UTBK 1 berjalan dengan lancar, walaupun saya sejujurnya kurang bisa mengerjakan Matematika IPA dan Fisika.


Singkat cerita, hasil UTBK 1 saya intinya bisa dibilang tidak dalam posisi yang sangat aman, walaupun sebenarnya masih bisa dibilang tergolong tinggi, sehingga saya sedikit kurang optimis untuk memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sehingga saya pun mengharapkan nilai yang lebih baik di UTBK 2. Saya belajar jauh lebih giat lagi untuk UTBK 2 ini. Saat mengerjakan pun saya merasa lebih bisa dari yang pertama. Tetapi sayangnya nilai UTBK 2 saya malah turun. Pada saat itulah saya sempat berpikir untuk menyerah dari FKUI karena saya trauma tidak lolos SBMPTN. Guru-guru bimbel saya juga sudah berkata kalau nilai saya sebenarnya kurang aman untuk memilih FKUI. Saya pun makin downdan bimbang setelah mendengar itu. Kemudian saya pun berdoa kepada Tuhan meminta tuntunannya dalam saya memilih pilihan untuk SBMPTN saya. Entah mengapa, setelah saya berdoa, saya seolah-olah bisa merasakan bahwa Tuhan tetap menyuruh saya untuk memilih FKUI. Akhirnya pun saya tetap memilih FKUI karena saya lebih percaya kepada Yang Maha Kuasa daripada diri saya sendiri.


Hari pengumuman SBMPTN 2019 pun tiba. Entah mengapa, kali ini perasaan saya tidak setegang tahun lalu dan saya cukup optimis. Saya pun membuka website pengumuman. “Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2019 di Pendidikan Dokter Universitas Indonesia.” Langsung saya, ibu, dan ayah saya berteriak dan menangis bahagia. Saya serasa bermimpi saat itu. Sangat tidak percaya dan terharu. I can say that it was one of the best moment in my life.


Saya percaya lolosnya saya di FKUI ada maksudnya. Everything happens for a reason. Saya berharap kiranya saya di FKUI bisa menyelesaikan pendidikan saya semaksimal mungkin baik di bidang akademis maupun nonakademis. Semoga saya bisa mengharumkan nama Universitas Indonesia. Harapan saya untuk keluarga saya yang senantiasa mendoakan saya adalah semoga mereka senantiasa sehat selalu. Bagi masyarakat di Indonesia, saya berharap kita semua bisa sama-sama saling mengingatkan satu sama lain tentang pentingnya kesehatan yang harus dijaga demi mewujudkan Indonesia sehat. And last but not least, harapan saya untuk teman-teman atau keluarga FKUI 2019 bisa selalu sukses ke depannya, semoga kita semua bisa lulus full teamdan berkarya bagi banyak orang.

Dalam hidup ini kita harus mempunya visi dan misi ke depan juga agar kita punya suatu goalyang akan dicapai. Untuk 1 tahun ke depan, saya berencana untuk menyelesaikan semester 2 dengan IP lebih dari 3,7, ikut UKM Paragita, dan aktif dalam organisasi. Untuk 3 tahun ke depan, saya berencana untuk tetap belajar dengan sungguh-sungguh, berkontribusi dalam organisasi-organisasi di FKUI, dan jika Tuhan mengizinkan saya ingin mencoba menjadi mahasiswa berprestasi. Saya juga berencana untuk belajar skill-skillbaru seperti komunikasi, yang saya masih perlu latih kembali. Kemudian untuk 10 tahun ke depan saya berharap saya sudah menjadi Spesialis Penyakit Dalam, seperti yang saya cita-citakan. Semoga saya sudah bisa menjadi dokter yang berguna dan menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar saya. Dan juga semoga saya sudah bertemu jodoh. Terakhir untuk 20 tahun ke depan, saya berencana untuk menjadi Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang sukses dan bisa berkontribusi bagi Indonesia untuk menjadikan Indonesia sehat. Saya juga berencana bisa menciptakan suatu pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ditemukan pengobatannya.


Bagi adik-adik yang masih di SMP atau SMA dan sudah membaca narasi panjang ini sampai sini, tetaplah semangat mengejar mimpi kalian. Saya tahu pasti kalian mungkin merasa lelah berjuang. Tetapi ingat, setelah badai muncul pelangi. Apa yang kalian rasakan saat ini itu ga permanen kok. It will pass. Kalian hanya perlu bertahan, menanamkan kaki kalian di tanah supaya kalian tidak tergoyangkan oleh angin sebesar apapun juga. Tanamkan kaki kalian di tanah dengan terus berdoa kepada Tuhan dan juga tetaplah optimis bahwa nothing is impossible.


Khusus untuk adik-adik yang juga memutuskan untuk gap year, aku mau bilang bahwa kalian keren! Kalian adalah orang-orang kuat yang memutuskan untuk bangkit dari kegagalan kalian. Percayalah tidak semua orang seperti kalian. Banyak orang takut untuk gagal yang kedua kalinya, tetapi kalian tetap berani berjuang untuk meraih mimpi kalian. Gunakanlah waktu setahun ini dengan sebaik mungkin. Refleksikan dan perbaiki diri kalian dari segi apapun itu. Matangkanlah pilihan fakultas kalian karena kalian sudah mundur satu tahun loh, jadi waktu itu harus digunakan sebaik mungkin. Buktikanlah kepada teman-teman kalian bahwa walaupun kalian mengulang satu tahun, belum tentu kalian tidak lebih sukses daripada mereka. Buktikan itu 10 tahun lagi. One year waiting is worth fighting for.

Terakhir dari saya adalah kiranya hidup kita itu seperti bola basket. Semakin keras bola basket itu dilempar ke tanah, bola itu akan memantul lebih tinggi. Sama seperti hidup ini. Kalau kegagalan besar terjadi di hidup kalian, kiranya kalian melonjak lebih tinggi lagi dari yang lain.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page