Narasi Perjuangan - Tirza Maria Carolina Faksi
- FKUI 2019
- Aug 13, 2019
- 8 min read
Updated: Aug 17, 2019
Halo! Perkenalkan namaku Tirza Maria Carolina Faksi, biasa dipanggil Tirza. Aku lahir di Sampit Kalimantan Tengah. Sebuah kota kecil yang aman tentram dan damai. Asal sekolahku dari SMA Negeri 1 Sampit yang merupakan sekolah favorit pada jaman ku dulu. Banyak sekali kenangan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sampit ini. Entah itu bangunannya, guru-gurunya, muridnya, bahkan mitos-mitosnya pun tidak bisa tertinggal. Konon katanya banyak makhluk halus yang menempati sekolah yang biasa disebut smansa itu. Seperti di koridor kelas, di kantor, di tangga, dan masih banyak lagi. Tapi semua itu sudah berlalu. Sekarang Aku adalah mahasiswa baru Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran angkatan 2019 yang masuk dengan jalur SBMPTN atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri pada gelombang pertama. Awalnya sih aku tidak menyangka bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karena aku bukan tipe orang yang akan setia pada satu hal. Dulu ketika kecil memang benar aku ingin menjadi dokter, tapi seminggu kemudian aku ingin menjadi artis ketika aku melihat seorang Cinta Laura. Lalu sebulan kemudian aku ingin menjadi pemadam kebakaran, mengingat betapa heroik jasa mereka untuk menyelamatkan orang lain. Lucu sih, tapi ya memang benar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidak ada sama sekali dipikiranku. Dari namanya saja aku sudah pesimis. Universitas Indonesia…. Akademi luar biasa yang menaungi mahasiswa-mahasiswi dari sabang sampai merauke. Berbagai suku, ras, agama, budaya, dan bangsa disana. Bangunan-bangunannya yang sangat menawan. Perpustakaannya yang biasa disebut Crystal of Knowledge atau Kristal Pengetahuan juga sangat luar biasa. Apalagi Gedung Rektorat UI, yang sering digunakan sebagai latar untuk berfoto para wisudawan maupun mahasiswa baru. Sehingga Gedung Rektorat UI menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang. Hingga aku duduk dibangku SMA pada 2016. Aku disuruh memperkenalkan diri dan menyatakan dengan lantang keinginan yang diharapkan menggunakan bahasa inggris. Aku bingung ingin menjadi apa di masa depan. Aku masih belum mendapatkan gambaran. Apalagi SMA adalah masa-masa yang penuh keraguan dan rasa bimbang. Ketika tiba giliranku, aku tiba-tiba berdiri tanpa sadar dan mengatakan, "My name is Tirza and i want to be a Doctor". Kemudian aku duduk. Banyak sekali pernyataan yang muncul di kepalaku. "Kenapa aku mengatakan itu?", "Apakah aku sanggup?", "Apakah aku mampu?", dan masih banyak lagi. Aku berniat untuk menjadikan itu sebagai motivasi. Singkat cerita aku naik ke bangku kelas XI. Bisa dibilang kelas sebelas adalah masa lagi 'rame-rame nya'. Aku berteman dengan semua orang, aku melakukan semua yang kuinginkan, aku pergi kemanapun aku mau. Hingga aku lupa suatu hal yang kunyatakan dengan lantang tersebut. Aku lupa bahwa aku ingin menjadi dokter. Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa aku sudah kelas XII dan akan melaksanakan ujian nasional pada bulan april. Semua teman-temanku sudah memantapkan diri dan sudah memiliki persiapan untuk rencana mereka kedepannya. Aku tidak tahu apakah hanya aku yang ketika ditanya ingin kuliah jurusan apa dan dimana, aku tidak memiliki keberanian untuk menjawab. Karena semuanya masih abu-abu. Belum ada keputusan. Orang tua ku juga menyerahkan semua pilihan kepadaku, tanpa ikut campur. Tetapi ditengah kebingunganku, aku juga memikirkan beberapa pilihan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Ada tiga pilihan yang kupikirkan. Yang pertama yaitu kedokteran. Awalnya aku menyerahkan berkas secara online ke fakultas kedokteran di Universitas Atmajaya karena diajak teman satu angkatanku di Kalteng, Sampit tepatnya.. Dan itu benar-benar keburu. Waktu itu hari minggu pagi yang cerah. Aku masih berbaring di tempat tidur, aku bahkan belum mandi. Tapi tiba-tiba temanku datang dan mengajak ku untuk ke Universitas Atmajaya pagi itu juga. Kita beli tiket, lalu dalam jangka waktu tiga puluh menit kita langsung pergi ke bandara. Benar-benar waktu yang sangat keburu sekali. Barang yang dibawa pun asal-asalan. Aku tidak membawa sepatu. Juga tidak membawa foto diri 3x4, yang mana merupakan syarat untuk menyerahkan formulir. Benar-benar tanpa persiapan apapun. Beruntung sekali, panitia petugas ujian sangat baik. Dia memperbolehkanku untuk masuk ke dalam ruang ujian. Akhirnya aku mengikuti tes di hari senin. Tes itu berlangsung selama kurang lebih empat jam. Lalu beberapa hari kemudian keluarlah pengumuman tes tersebut. Alhasil aku tidak lolos. Walaupun aku sedih, tetapi itu tidak mematahkan semangatku dalam memilih pilihan-pilihan yang lain yaitu hubungan internasional. Tetapi aku tidak mengambil tes apapun, karena pengaruh dari teman-temanku yang lain yang melarangku untung mengambil hubungan internasional. Dan yang terakhir adalah hukum. Aku berencana akan menjadikan fakultas hukum sebagai pilihan kedua di sbmptn nanti. Karena aku tertarik menjadi pengacara. Aku sangat bimbang. Ditambah lagi ketika aku berkonsultasi dengan ayahku dia mengatakan, "terserah kamu pengen jadi apa, papa ga maksa kamu buat jadi orang. Kan kamu yang sekolah. Gimana sih". Dan juga aku tidak lupa untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta petunjuk untuk kelanjutan masa depanku. Semakin dekat dengan kelulusan, semakin besar juga kebimbanganku. Tapi mau bagaimana lagi, aku percaya 'God didn't bring you this far just to bring you this far, right?'. Sebelum aku mengikuti utbk atau biasa disebut ujian tertulis berbasis komputer, aku belajar dengan keras, aku membeli buku-buku kedokteran, membeli buku-buku persiapan sbmptn, dan juga aku mengikuti grup belajar sesudah kelulusan. Yang menurutku merupakan salah satu sistem kebut semalam. Biasanya orang akan mulai belajar pada 4-6 bulan sebelum ujian sbmptn dilaksanakan. Tetapi aku belajar sebulan sebelum ujian utbk. Aku sangat gugup ketika mengerjakan soal utbk, ingin buang air kecil di celana rasanya. Beberapa jam dalam keheningan itu begitu menakutkan. Soal-soal itu sangat mengerikan. Beribu-ribu kali aku menyebut nama Tuhanku. Kemudian setelah beberapa bulan nilai utbk keluar, aku langsung mendaftarkan nilaiku. Pilihan pertama adalah Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran, sedangkan pilihan kedua adalah Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran. Aku menunggu pengumuman kurang lebih sebulan lamanya. Waktu sebulan itu kuhabiskan hanya dengan nonton drama, nonton anime, atau baca novel sepuasnya. Benar-benar banyak sekali yang sudah kulakukan untuk mempersiapkan ujian utbk. Ibuku juga ikut kerepotan. Karena dia harus mendampingi aku kesana kemari. Mulai dari belajar, ikut mengantar aku tes utbk, dan masih banyak lagi. Tapi semua perjuangan itu terbalaskan di hari pengumuman tiba, aku membuka web resmi pengumuman. Dan disana tertulis, 'Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN LTMPT 2019 di PTN : UNIVERSITAS INDONESIA. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN DOKTER'. Aku sangat bersyukur dan bahagia saat itu. Yang pertama kulakukan adalah berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan. Dan yang paling membahagiakan adalah dimana aku merasa semua kerja kerasku terbalaskan hanya dengan mendengar kata 'selamat anda dinyatakan lulus seleksi sbmptn. Lalu aku mencium tangan nenekku dan memeluknya. Ayahku juga langsung pulang sehabis kerja dan langsung memelukku. Ibuku juga sangat bahagia saat itu, dia menangis tapi bahagia. Wahh, kalau mengingat itu semua, ingin berlinang air mata rasanya. Harapan yang ingin diraih bagi diriku sendiri yaitu agar aku dapat melampaui batas kemampuanku sendiri dan menempa diriku sendiri agar mendapat suatu pelajaran berharga yang mungkin tidak akan pernah kulupakan serta mengemban jargon Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019 yaitu INTEGRITAS yang berarti 'Kejujuran, Komitmen, dan amanah'. Aku juga ingin menjadi lebih berkembang bersama Universitas Indonesia. Jujur saja, aku ingin menantang diriku sendiri. Selama ini aku terus saja tinggal di zona nyaman. Mungkin dengan nasuknya aku ke fakultas kedokteran di UI membuatku memikirkan banyak hal-hal yang indah. Secara kampus UI itu sangat indah. Tapi mungkin saja itu semua bukan kenyataan. Mungkin saja setelah aku mulai memasuki dunia perkuliahan, aku merasa bosan, merasa sakit, ataupun merasa jenuh. Tapi lebih sakit-an mana dengan yang mencari uang untuk membayar uang sekolahku. Karena itu aku ingin berkomitmen kepada diriku sendiri agar selalu kuat menghadapi tekanan apapun juga. Agar aku menjadi kuat dimasa depan nanti. Aku berharap tidak akan menangis saat dibentak. Aku berharap akan menggunakan waktu sebaik mungkin. Aku berharap bisa lebih menghargai orang lain. Aku juga berharap agar diriku menjadi lebih baik, karena hanya diriku lah yang bisa kuandalkan saat aku dalam keadaan tersulit nanti. Harapan yang ingin diraih bagi keluargaku yaitu agar kami semua saling support dan saling mengingatkan hal-hal yang baik sesuai dengan jalinan kasih yang sudah ada sejak dulu. Aku juga ingin bertukar pikiran bersama keluargaku dengan ilmu yang kudapatkan nanti. Kupikir itu akan sangat berguna untuk membagi kan ilmu. Harapanku bagi masyarakat yaitu, aku ingin ilmu yang kuterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini dapat kurefleksikan kepada mereka dan orang-orang sekitar. Agar dapat berguna bagi sesama yang membutuhkan. Aku juga akan melakukan segala hal yang dapat membantu mereka semampuku. Sedangkan bagi teman angkatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019 harapanku yaitu agar kita bisa saling peduli, membangun kekeluargaan, serta merangkul satu sama lain seperti yang sudah kita setujui bersama pada briefing psaf waktu lalu. Aku juga ingin mengajarkan diriku sebuah peribahasa yang sudah sering didengar di masyarakat. Yaitu 'GIVE AND TAKE'. TAPI, alih-alih dari peribahasa tersebut, aku ingin mengubahnya sedikit menjadi 'GIVE AND SHARE'. Aku harap dalam setiap langkahku menjadikanku orang yang mampu berbagi dengan sesama. Dan juga bisa melayani sesama. Sebenarnya aku sedikit sulit untuk bersosialisasi. Karena itu aku akan mencobanya sedikit demi sedikit dengan berbagi. Agar aku menjadi terbiasa. Rencanaku untuk 1 tahun kedepan yaitu membangun relasi yang baik bersama orang-orang yang ada di Universitas Indonesia. Mulai dari bapak/ibu ob, para staff, para dosen dan pengajar. Aku juga ingin berteman lebih dekat dengan teman satu angkatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan juga fakultas-fakultas lainnya agar dapat saling berbagi pengetahuan yang kita tidak tahu. Karena aku percaya semua orang yang kita temui itu mengetahui hal-hal yang bahkan tidak kita ketahui sama sekali. Aku juga ingin mengikuti dengan ulet yaitu unit kegiatan mahasiswa dalam bidang voli. Dan juga jika ada turnamen, aku ingin berlatih dengan rajin agar aku bisa dimainkan. Entah itu pertandingan antar mahasiswa, antar fakultas, antar universitas, nasional maupun internasional. Aku di oleh karena itu aku ingin menjalin hubungan dengan teman-teman keluarga besar Universitas Indonesia. Aku ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin di UI. Rencanaku 3 tahun kedepan yaitu belajar dengan sungguh-sungguh sebagaimana mestinya. Aku berharap ilmu yang diajarkan kepadaku dapat kuterima dengan baik. Karena 3 tahun kedepan mungkin aku sudah mendekati semester akhir. Yang berarti aku harus memiliki keseriusan dalam tingkat tinggi. Aku juga mulai memikirkan untuk melanjutkan kuliah mengambil spesialis. Mungkin juga 3 tahun kedepan akan banyak rintangan dan pengorbanan. Pengorbanan misalnya seperti jarang keluar, liburan, atau hangout bersama keluarga dan teman-teman. Mungkin rasanya dalam seminggu itu ada delapan hari. Tidak bisa kubayangkan. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin mengatur waktu, agar aku dapat merilekskan diriku diakhir pekan.Tidak bisa kubayangkan. Rencanaku 10 tahun kedepan yaitu mungkin setelah aku menyelesaikan kuliah kedokteran untuk S2 Ilmu Bedah. Aku juga berencana untuk mengambil S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dan jika memungkinkan, aku ingin mengambil kuliah kuliah tersebut di luar negeri (Amin). Selain ingin mencoba dunia luar. Aku mungkin saja bisa menemukan kesempatan untuk mendapatkan wawasan yang sangat luas. Sedangkan rencanaku untuk 20 tahun kedepan, yaitu aku ingin mencoba membuat rumah sakit di daerah asalku dengan fasilitas kesehatan yang mumpuni serta inovasi-inovasi yang akan muncul di masa depan. Aku juga sangat ingin memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada orang-orang dari daerah. Karena aku juga berasal dari daerah. Dan aku sangat tahu betapa rendahnya pengadaan kesehatan yang layak di daerah. Fasilitas dan perlatannya berada di baeah standar. Sehingga kurangnya kesejahteraan rakyat yang berasal di daerah daerah. Pesan untuk keluarga, saudara, dan teman sejawat yang ingin masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, semangat untuk mencoba, dan jangan menyerah. Pasti akan ada jalan jika ada kemauan. Jujur saja aku bukan orang yang terlalu pintar ataupun cerdas. Tetapi aku mencoba yang sebaik baiknya dan juga berdoa. Selain itu, saranku kepada teman-teman agar mulai belajar dari sekarang. Sebelum kalian melakukan sbmptn ataupun yang ingin mengambil tes swasta. Karena setiap tahun, tingkatan soal soal yang diberikan akan bertambah sulit setiap tahunnya. Jadi aku sarankan agar semuanya bersungguh sungguh. Agar kita semua memiliki persiapan untuk menghadapi suatu hal di kedepan hari. Kalian tidak terlambat! Kita tidak terlambat! Jika kita berusaha selalu, kita pasti akan berhasil. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Mungkin saja akan sangat sering tes berkali kali, tapi jangan menyerah. Itu adalah ujian dari Tuhan untuk menguatkanmu. Terus mencoba. Semangat kawan. Salam dariku Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2019.
"Ora et labora" - Berdoa dan Bekerja
Seseorang yang dapat mempercayai bahwa Tuhan itu adalah Pribadi yang hidup dan berkuasa, dia akan memiliki kekuatan untuk berserah. Tapi itu bukan berarti dia pasrah…; karena untuk engkau berserah, itu pun sesungguhnya membutuhkan suatu perjuangan, tidak mudah. Karena kita juga mengusahakan yang terbaik. Dalam segala hal apapun yang kita lakukan. Berdoa dan bekerja.
makasih frenkkkk... semangat juga ya ❤️
Semangat Kating!!
Calon maba 2020😌
makasihhh arya acuu
Semangat Tirza🙏 young fellas will always standing next youu❤️