top of page
Search

Narasi Perjuangan -- Tsaniya Meidini Tahsya Hermawan

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 19, 2019
  • 10 min read

Halo semuaa! Perkenalkan nama saya Tsaniya Meidini Tahsya Hermawan, biasanya dipanggil Anya. Saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional. Saya lahir di Jakarta, 8 Mei 2001. Saya menempuh sekolah dasar di SD Islam Tugasku, lalu saya melanjutkan SMP saya di Labschool Rawamangun. Saat duduk di bangku SMP, saya mulai berangan-angan untuk menjadi seorang dokter. walaupun begitu, saat itu saya masih belum yakin akan cita-cita dan keinginan saya. Sampai akhirnya saya lulus dari SMP, saya memutuskan untuk melanjutkan SMA saya di Labschool Rawamangun juga. Saat akan masuk SMA, saya sebenarnya masih belum yakin mau jadi apa saya kedepannya. Tapi saat itu saya merasa saya lebih tertarik ke jurusan-jurusan IPS. karena itu, saya memilih program IPS di SMA Labschool. Tapi beberapa minggu sebelum mulai penerimaan murid baru, ada beberapa hal yang membuat saya yakin kalau saya ingin menjadi dokter. Saat itu saya sangat tertarik untuk menjadi seorang dokter spesialis kulit, karena saya merasa bahwa kulit itu sangat menarik untuk dipelajari. Lalu saya mengajukan permohonan untuk pindah jurusan ke IPA, dan beruntungnya bisa. Masuk SMA saya sudah yakin kalau cita-cita saya adalah menjadi seorang dokter dan kalau ditanya mau kuliah dimana, saya selalu menjawab Universitas Indonesia. saat itu saya belum terlalu tahu seberat apa ternyata persaingannya untuk bisa masuk FKUI. Tapi saya percaya diri saja kalo saya bisa diterima di FKUI. Saat itu, saya tahu bahwa FKUI adalah sekolah kedokteran terbaik di Indonesia, hampir semua dokter yang merawat keluarga saya adalah lulusan FKUI, dan saya melihat mereka sebagai dokter-dokter terbaik dalam bidangnya. Saat duduk di bangku SD saya melihat kakak saya yang saat itu kuliah di Universitas Indonesia jurusan ilmu ekonomi. Jadi dari kecil, saya terinspirasi dan ingin juga masuk Universitas Indonesia. Hal itu makin menguatkan saya untuk melanjutkan pendidikan di FKUI. Semasa SMA saya mencoba menyeimbangkan bermain dengan belajar, jadi walaupun saya sering bermain, saya tidak lupa untuk belajar dan selalu menyempatkan waktu untuk belajar. awal-awal SMA banyak teman-teman saya yang mungkin masih belum memiliki semangat untuk belajar, terkadang saya juga terbawa mereka tapi saya selalu berusaha untuk ingat kalau cita-cita saya tidak mudah, saingannya banyak dan berat, jadi saya harus berusaha ekstra untuk meraihnya. Saya selalu berusaha agar nilai saya naik dan tidak turun agar saya bisa memiliki kesempatan mengikuti SNMPTN. Naik ke kelas 11, makin banyak acara dan kegiatan yang diadakan di sekolah saya. Distraksi yang ada semakin banyak, tapi saya selalu berusaha lebih agar nilai saya terus naik. Masuk ke kelas 12, semua mulai sadar bahwa ini puncak dari masa SMA, semua harus berjuang untuk bisa masuk ke perguruan tinggi yang diimpikan masing-masing. Semua berlomba lomba untuk mendapat nilai terbaik, ada juga yang berusaha mengejar ketertinggalan. Perlahan saya mulai membatasi diri saya dari hal-hal yang dapat menjadi gangguan akademis saya, awalnya memang tidak mudah apalagi banyak yang harus di korbankan. Tenaga serta waktu saya banyak yang dikorbankan untuk belajar. Saya mengikuti bimbingan belajar di Inten Rawamangun. Jujur saat itu saya belum terlalu serius dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, tetapi saya berusaha untuk setidaknya jarang bolos dan kalau dikelas saya benar-benar memperhatikan guru yang sedang memberi materi. Begitupun dalam proses belajar mengajar di sekolah, saya berusaha untuk selalu memperhatikan materi yang diberikan oleh guru, jadi materinya bisa saya serap dengan baik dan sampai rumah saya bisa tinggal beristirahat. Saya saat itu benar-benar mengandalkan sistem kebut semalam, namun karena saya memperhatikan, saya jadi tetap bisa mengerjakan tugas dan ulangan-ulangan yang diberikan dengan baik. Pada bulan desember 2018 saat teman-teman saya sedang menghabiskan waktu liburan akhir semester dan tahun baru dengan berlibur bersama teman-teman dan keluarga, saya menghabiskan waktu liburan dengan mengikuti karantina bimbingan belajar Indonesia College di Jogjakarta selama 10 hari. Dari pagi sampai malam benar benar diisi dengan belajar. Saya mengikuti bimbingan belajar tersebut untuk mempersiapkan diri saya menghadapi ujian kelas internasional sebuah universitas di Jogjakarta.

Awal tahun 2019, guru-guru sekolah maupun bimbingan belajar semakin mengintensifkan proses belajar mengajar, saya juga berusaha untuk menambah ilmu saya dengan mengikuti beberapa les private. Makin banyak nasihat dan saran terkait dengan pilihan universitas yang diberikan. Saya ingat guru saya bilang kalau ingin masuk ke kedokteran, lebih baik mengikuti semua tes yang diadakan oleh setiap perguruan tinggi negeri, karena beratnya persaingan dan tidak tahu rezekinya ada dimana. Bulan februari saya mengikuti ujian kelas internasional di Jogjakarta selama 2 hari, itu adalah ujian masuk universitas pertama yang saya ikuti, tetapi saat itu saya merasa ilmu yang saya punya masih sangat kurang jadi saya kurang lancar saat mengerjakannya. Saat pengumuman saya memiliki feeling kalau saat itu saya belum diterima, dan saat dibuka pengumumannya ternyata benar saya belum berhasil. Saat itu saya sedih tapi saya merasa itu adalah percobaan pertama saya, masih banyak tes tes yang akan saya lakukan jadi buat apa berlarut larut dalam kesedihan sementara masih banyak kesempatan di depan mata saya, jadi lebih baik saya mempersiapkan diri saya lebih baik lagi. Saya makin mengintensifkan belajar saya, dibantu dengan bimbingan belajar inten yang juga makin intensif dengan kelas setiap hari. Pada akhir bulan februari juga merupakan pendaftaran untuk SNMPTN, PPKB dan Talent scouting. Saya alhamdulillah masuk kuota untuk mendaftarkan diri lewat jalur undangan. Tanpa berfikir panjang, saya sudah yakin kalau saya akan mengikuti SNMPTN dan juga Talent scouting, dua-duanya saya pilih FKUI. Sebenarnya saya tidak berharap sama sekali dengan jalur SNMPTN, saya lebih berharap di jalur talent scouting. Saat itu saya sedang mengikuti tambahan untuk ujian sekolah di kelas, saat tiba-tiba mama saya mengirimkan whatsapp bahwa saya lulus tahap 1 dan diundang untuk mengikuti seleksi tahap 2 yaitu MMI dan MMPI. Saat itu saya sangat senang karena saya merasa itu merupakan peluang yang sangat besar bagi saya tapi saya juga bingung karena saya tidak mengetahui seperti apa MMI itu kelak. di waktu yang singkat itu saya hanya bisa browsing contoh-contoh MMI seperti apa serta tips tips yang bisa diterapkan. Jujur saat itu saya merasa saya kurang persiapan dan saat MMI saya merasa performa saya kurang memuaskan, tapi saya berfikir saya sudah memberikan yang terbaik sisanya tinggal berdoa saya dapat hasil yang terbaik juga. sambil menunggu pengumuman, saya terus belajar untuk tetap mempersiapkan diri untuk ujian nasional dan juga utbk saat itu. Saat pengumuman SNMPTN saya membuka pengumuman dan saya melihat bahwa saya belum berhasil untuk lolos seleksi. Saat itu saya tidak kaget karena saya memang tidak berharap sama sekali dari SNMPTN. Namun saat pengumuman talent scouting, saya benar benar deg deg an akan hasil pengumumannya. Saat dibuka, ternyata saya juga belum lolos seleksi nya. Jujur saya sedih dan kecewa karena ditolak beberapa kali, namun saya kembali mengingatkan diri saya sendiri bahwa kesempatan masih banyak di depan mata. Saya terus belajar, memperbanyak les private dan saya terus membatasi diri saya dari hal hal selain belajar. Saya benar-benar menekan diri saya untuk berjuang dulu habis habisan karena saya merasa saya belum pantas untuk bersenang-senang. Saya benar-benar makin giat belajar, setiap hari saya ikut bimbingan belajar dan juga beberapa les private, pergi pagi pulang malam setiap harinya dan sampai rumah saya selalu berusaha untuk mengerjakan soal soal agar referensi soal saya semakin banyak. saya mempersiapkan diri saya untuk ujian yang paling dekat saat itu yaitu UTBK. saat hari UTBK, saya merasa soal yang keluar tidak sesuai ekspektasi saya, karena soal yang keluar sebenarnya tidak sesusah itu cuma saya kurang menguasai konsep soal dari materi tersebut, padahal yang ditanyakan hanyalah konsepnya saja. Karena saya merasa saya masih sangat kurang dan butuh lebih banyak belajar lagi dan saya juga merasa bimbingan belajar serta les private masih kurang efektif, jadi saya memutuskan untuk mengikuti karantina selama sebulan yaitu karantina bimbel lavender di salah satu hotel di depok. setiap harinya dari pagi sampai malem diisi dengan belajar, tanpa alat komunikasi yang disita oleh kakak-kakak fasilitator. saya berusaha untuk benar-benar memanfaatkan karantina tersebut agar saya bisa lebih banyak memahami dan lebih fokus. bulan mei, saya mengikuti ujian kelas internasional di Jogjakarta untuk kedua kalinya. Saya merasa saya lebih bisa mengerjakan soal-soalnya, tapi ternyata saat itu saya belum juga berhasil untuk lolos seleksi. Dengan kekecewaan saya tetap belajar walaupun pasti lelah dan suntuk, tapi saya selalu mengingatkan diri saya kalau saya tidak boleh menyerah. Selesai dikarantina, saya tidak langsung istirahat dan berlibur justru saya langsung intensif les private lagi dirumah setiap hari 2-3 pelajaran untuk persiapan utbk ke-2. Setelah utbk 2 selesai, saya bisa beristirahat sejenak dalam rangka lebaran. tapi saat lebaran itu juga, saya masih terus belajar terutama biologi, saya terus menguatkan hafalan biologi saya agar setelah libur hafalan saya tidak buyar semua karena saya harus mempersiapkan diri untuk ujian-ujian mandiri. Setelah itu adalah waktu untuk memilih jurusan SBMPTN. saya merasa nilai saya masih jauh untuk masuk ke fkui, dan guru guru saya menyarankan untuk memasukkan universitas lain dengan jurusan lain pula yang masih memiliki kemungkinan untuk saya diterima. akhirnya saya memantapkan pilihan sbmptn saya, sisanya saya tinggal berdoa agar bisa diberikan yang terbaik. Setelah itu saya masih terus kembali intensif mengikuti bimbingan belajar inten lagi dan juga les-les private, setiap harinya dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam saya belajar mulai dari bimbel, les private dan juga belajar mandiri mengerjakan bank-bank soal, bahkan kadang saya bisa lupa waktu dan belajar lebih malah dari itu. setelah itu saya mengikuti ujian-ujian mandiri, saya mengikuti ujian mandiri sebuah universitas di surabaya baik kelas reguler maupun internasionalnya, dan saya belum juga berhasil untuk lulus di kedua tes tersebut. saat pengumuman SBMPTN, saya akhirnya diterima pada pilihan saya, tapi sayangnya bukan pada fakultas kedokteran sesuai cita-cita saya. Rasa senang,bahagia dan bersyukur pastinya ada karena akhirnya setelah perjuangan lama akhirnya ada hasil yang mengatakan kalau saya bisa lulus, benar-benar kembali menaikkan semangat dan kepercayaan diri saya yang sempat jatuh karena sudah 6x ditolak. tapi tetap saya bersikeras kalau saya bisa menjadi mahasiswi kedokteran, orang tua saya juga masih mendukung saya untuk mengejar mimpi saya karena perjuangan belum selesai masih ada beberapa tes juga yang bisa saya ikuti. Saya lalu mengikuti ujian kelas internasional di jogjakarta untuk ketiga kalinya, saya merasa saya bisa benar-benar mengerjakannya kali ini. tapi ternyata, lagi-lagi saya belum berhasil untuk diterima. untuk ke-7 kalinya, saya belum berhasil. Setiap harinya saya terus les seperti biasa, tidak ada waktu untuk kecewa, saya benar-benar memaksimalkan waktu saya untuk bisa menguasai semua materi. pagi sampai malam dengan sisa-sisa tenaga dan semangat saya terus berusaha mengerjakan semua soal yang diberikan, terutama untuk mempersiapkan saya mengikuti simak ui dan simak kki, yang merupakan harapa terakhir saya untuk bisa melanjutkan pendidikan di FKUI. saya mengikuti simak KKI dan saya mengisi sebisa saya, saat itu saya sangat berharap bahwa saya bisa lulus di simak KKI. besoknya, saya langsung berangkat ke malang untuk mengikuti tes mandiri di salah satu universitas. Minggu depannya saya mendapatkan kabar bahwa beberapa teman saya sudah mendapat telefon dari pihak FKUI KKI untuk melakukan seleksi tahap 2. saat itu saya belum dikontak dan saya merasa sangat kecewa karena saya pikir saya tidak mendapatkan kesempatan. ternyata beberapa menit setelah itu saya mendapatkan email dari pihak FKUI, saya benar-benar lega dan bersyukur karena saya bisa diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan saya saat talent scouting. saya lebih mempersiapkan diri saya, saya meminta bantuan orang tua serta teman-teman saya untuk membantu melatih saya untuk wawancara, juga mencari referensi-referensi di internet serta youtube. saya berlatih berjam-jam di depan kaca untuk meningkatkan kepercayaan diri saya. sebelum tes MMI dan MMPI, saya mengikuti tes mandiri sebuah universitas di semarang dan simak ui terlebih dahulu tetapi saat itu saya merasa kurang bisa mengerjakan soal-soalnya, jadi saya merasa harapan saya satu-satunya adalah simak kki tapi saya tetap berdoa, saya sudah memberikan usaha terbaik dan semoga saya diberikan hasil terbaik pula. saat tes MMI, saya sebisa mungkin berusaha untuk tenang dan terus berdoa dalam hati saya agar dilancarkan semuanya. akhirnya, tes MMI sudah selesai dan saya merasa tenang karena serangkaian ujian sudah saya lakukan dan saya merasa pada MMI kali ini saya lebih tenang dan percaya diri. saya hanya tinggal berdoa menunggu hasil, sambil refreshing bertemu dengan teman-teman saya setelah berbulan-bulan saya tidak jalan-jalan. pengumuman tes universitas di malang dan semarang sudah keluar dan saya masih juga belum berhasil untuk lolos seleksi. 9x ditolak, saat itu saya benar-benar tidak yakin kalau saya bisa lolos seleksi simak ataupun simak kki. saya hanya bisa berdoa, dan memikirkan kemungkinan kalau saya tidak lolos berarti tahun ini saya belum bisa menjadi mahasiswa kedokteran. saya juga berfikir kalau memang belum rezeki saya tahun ini, saya pasti akan ikut tes lagi di tahun depan. Hari pengumuman simak pun datang, jujur saya lebih deg-degan pengumuman simak kki daripada simak, jadi saat membuka pengumuman simak saya takut tapi saya juga sudah siap kalau saya ternyata ditolak lagi. awalnya saya tidak berani untuk membuka pengumuman, setelah beberapa lama meyakinkan diri sendiri akhirnya saya membuka pengumuman dan saya benar-benar kaget ketika saya melihat bahwa saya diterima di fakultas kedokteran gigi. saya kaget tapi saya sangat sangat senang karena akhirnya saya bisa menjadi seorang dokter, saya langsung memberi tahu kedua orang tua saya dan mereka bilang mereka bangga terhadap saya. sujud syukur saya karena akhirnya doa saya terkabulkan, teman-teman dan keluarga saya juga lega akhirnya perjuangan saya akhirnya membuahkan hasil. Saat itu juga saya sangat senang sekaligus memikirkan pengumuman simak kki saya. saat itu saya berfikir bahwa kemungkinannya sangat kecil kalau saya bisa diterima di simak kki. namun saya masih terus berharap karena saya merasa saya yakin saya sudah memberikan benar-benar yang terbaik. Hari pengumuman simak kki pun datang, saya benar benar deg-degan saat akan membuka pengumumannya. sambil berdoa saya akhirnya membuka pengumuman di mobil. Saya benar-benar kaget dan tidak bisa berkata-kata ketika melihat tulisan bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kelas khusus internasional. mimpi saya, dari awal akhirnya bisa menjadi nyata. universitas impian dengan jurusan yang dicita-citakan, terbayar semua lelah saya selama ini. Saya sangat amat bersyukur, bahagia dan terharu karena saya bisa membanggakan orang tua, keluarga, guru-guru serta teman-teman saya yang selama ini sudah mendukung saya. Harapan saya adalah saya bisa menjadi mahasiswa FKUI yang bisa membanggakan, bisa lulus cum laude dan kelak bisa berguna bagi masyarakat Indonesia. Saya bisa membantu memberikan pelayanan terutama kepada masyarakat yang membutuhkan, semoga angkatan fkui 2019 semua bisa lulus bersamaan dan bisa terus membanggakan fkui selama kami berbakti pada masyarakat. 1 tahun kedepan saya harap saya bisa beradaptasi dengan baik dan mendapatkan nilai ipk yang memuaskan, 3 tahun dari sekarang saya bisa melanjutkan studi saya ke luar negeri dan dapat memaksimalkan kesempatan itu sebaik baiknya, 5 tahun dari sekarang saya akan melanjutkan pendidikan spesialis saya, saya sangat tertarik untuk melanjutkan spesialis kulit dan kelamin atau spesialis bedah, 10 tahun dari sekarang saya sudah bisa membuka praktek saya sendiri dan saya bisa memberikan layanan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan serta 20 tahun yang akan datang saya harap saya bisa menjadi menteri kesehatan yang memiliki kontribusi besar dalam membenahi kesehatan di indonesia. pesan saya untuk adik-adik yang sedang berjuang untuk masuk FKUI, tidak ada yang tidak mungkin kalau kalian mau berusaha semaksimal mungkin. perbanyak belajar dan berdoa, ketahui prioritas kalian, perjuangan memang berat tapi tidak akan terasa kalau kalian benar-benar menginginkannya. kegagalan itu hal biasa, kecewa juga hal yang normal tapi jangan pernah menyerah. ingat dan percaya kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. hasilnya mungkin tidak instan tapi terus berdoa dan harus percaya Allah menyiapkan rencana terbaik untuk kita. semangat adik adiik!

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comments


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page