NARASI PERJUANGAN -- Valerie Josephine Dirjayanto
- FKUI 2019
- Aug 18, 2019
- 8 min read
Halo semua! Perkenalkan, nama saya Valerie Josephine Dirjayanto dari SMAK 1 BPK Penabur Bandung, dan saya bersyukur telah menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2019. Di tahun 2019 ini, kata yang mencerminkan seluruh angkatan kami adalah integritas, yang di dalamnya terkandung arti kejujuran, komitmen, dan amanah. Semoga kata ini bisa benar-benar tercermin dalam kehidupan kami, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai calon-calon dokter masa depan.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai sekolah kedokteran terbaik di Indonesia - universitas ini berada di pusat sejarah. Universitas Indonesia sudah ada bahkan sejak sebelum kemerdekaan: 1849. Mulai dari pendiriannya pada zaman kolonial Belanda lewat Keputusan Gubernemen No. 22, tepatnya pada tanggal 2 Januari 1849, institusi pendidikan yang awalnya hanya boleh meluluskan mantri cacar ini telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Lulusan-lulusan dokter yang pertama yang juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dihasilkan dari Dokter-Djawa School pada tahun 1853, yang kemudian namanya diubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) pada tahun 1898, lalu Geneeskundige Hooge School (GHS) pada tahun 1937 di jaman Belanda, pada jaman Jepang, tepatnya pada tahun 1943, perguruan tinggi ini kembali berubah nama menjadi Ika Daigaku. Semasa kemerdekaan pula perguruan tinggi ini terus mengalami perkembangan dan perbaikan diri ke arah yang lebih baik, pertama pada tahun 1950 sebagai Geneeskundige Faculteit Nood-Universiteit van Indonesie, dan kemudian kembali berubah menjadi Nood Universiteit van Indonesië dan terakhir Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari segi kurikulum pula, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah mengalami banyak perubahan, dari pendidikan tradisional berdasarkan departemen, menjadi sistem integrated and active learning yang menjadikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia seperti sekarang ini(1).
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah meraih berbagai prestasi di kancah nasional serta internasional yang diraih dalam berbagai ajang akademik, serta saking banyaknya tidak cukup untuk disebutkan satu persatu. Pengajar serta dosen-dosennya juga terlebih sangat hebat, serta merupakan ahli di bidangnya masing-masing. Universitas Indonesia telah menerima pengakuan dari lembaga-lembaga akademik lainnya di seluruh dunia atas banyak sekali paten riset serta kerja sama dengan universitas-universitas global lainnya. Terlebih, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan suatu institusi yang berorientasi pada pengabdian masyarakat, community development, serta humanitas, sehingga universitas ini menghasilkan kemajuan pada masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nama dan kapasitasnya. Saya juga mengetahui bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan pintu terdepan edukasi dan riset di area medis - contohnya riset pembuatan vaksin Hepatitis C, dan obat antikanker antimycin A32(2) - riset-riset yang sangat menarik bagi saya dan memiliki potensial pengembangan yang benar-benar luas. Program internasional ini juga menarik perhatian saya karena ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memiliki wawasan global - kesempatan untuk mengejar kemajuan yang sangat cepat di bidang medis bersamaan dengan kesempatan berjuang untuk pengembangan serta kemajuan negara kita, Indonesia melalui semuanya itu.
Ada banyak alasan mengapa saya ingin mempelajari bidang kedokteran, tapi ada satu kejadian yang benar-benar menuntun saya ke titik ini, di mana saya dapat mengatakan bahwa kedokteran ini adalah passion saya. Selama saya melakukan pekerjaan sukarela ke sebuah yayasan kanker di Bandung, saya dapat turut merasakan betapa sakitnya tubuh pasien-pasien ketika mereka melalui kemoterapi: efek sampingnya membuat mereka tidak bisa beraktivitas selama minimal 3 hari setelah prosedur itu, dan bahkan lemasnya badan tinggal jauh lebih lama daripada itu. Tapi di atas semuanya itu, ada seorang anak yang meskipun mengalami leukemia, ia tetap berjuang untuk belajar dan mengejar mimpinya. Saya frustasi karena saya tidak bisa melakukan apa-apa selain berharap untuk sebentar saja membuat dia melupakan penyakitnya itu. Saya mau menolong orang-orang seperti dia melalui pengobatan medis dan terobosan-terobosan terbaik melalui riset supaya mereka bisa hidup secara lebih baik dan mencapai mimpi-mimpi mereka. Kecintaan saya terhadap bidang ilmiah, serta pengembangan yang terus menerus dan tidak terbatas di dalam lingkup medis, membuat saya semakin ingin mendalami bidang kedokteran. Saya merasa, bahwa hidup ini akan bermakna hanya jika dipakai dan berguna untuk semua orang lain, dan cara saya melakukannya adalah dengan mengabdikan diri sebagai seorang dokter.
Saya menyadari bahwa terjun dalam bidang artinya belajar seumur hidup, dan untuk mempersiapkan diri untuk memulai itu, saya memulainya sejak saya duduk di bangku sekolah. Selama saya berjuang untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya melakukan yang terbaik dalam belajar, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, terutama dalam bidang sains dan biokimia yang berhubungan dengan bidang kedokteran. Saya mengikuti perkembangan ilmu medis melalui forum-forum riset untuk memperluas ilmu. Namun di atas semuanya itu, hal yang paling menentukan dan penting dalam kehidupan adalah bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa - dan kepada Dialah saya berharap.
Untuk lulus dan masuk ke KKI FKUI saya harus mengikuti 3 tahap tes, yakni SIMAK KKI UI (seleksi mandiri masuk Universitas Indonesia untuk program kelas internasional), tes MMPI (psikotes), dan MMI (Multiple Mini Interviews).
Ujian SIMAK Kelas Internasional Universitas Indonesia gelombang yang saya ikuti dilaksanakan di kampus Universitas Indonesia yang berlokasi di Depok dan diikuti oleh sekitar 600 peserta dari seluruh Indonesia. Dari semua itu, dipanggil 150 peserta untuk tes selanjutnya. Selama menunggu pengumuman itu, separuh saya merasa berharap, tapi separuh saya khawatir karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini adalah satu-satunya perguruan tinggi negeri yang saya ingin sekali untuk daftar. Jadi, ketika orang tua saya menerima telepon panggilan untuk tes selanjutnya, saya benar-benar senang. Di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terletak di Salemba, saya melaksanakan tes psikologi dan mendapatkan kesempatan untuk bertemu teman-teman yang semuanya ramah dan baik-baik. Selanjutnya, saya harus mempersiapkan diri untuk wawancara - dan dari semua orang yang ikut akan dipilih 40 orang. Rasionya kecil sekali, jadi waktu itu saya cemas juga. Tanggal 5 Agustus waktu pengumuman itu dilaksanakan, saya kaget dan senang ketika saya dinyatakan diterima di program internasional Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Saya akan selalu bersyukur kepada Tuhan, berterima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan ini, serta kepada keluarga, guru, dan teman-teman saya yang telah mendoakan saya.
Ketika dalam jangka waktu yang cukup singkat saya harus segera mencari tempat tinggal di Depok, sebenarnya saya mulai merasa sedikit takut untuk memulai langkah pertama untuk tahap yang baru dalam kehidupan saya. Saya masih belum mencerna fakta bahwa untuk pertama kalinya, saya akan merantau untuk hidup sendiri, meskipun hal itu berarti melakukan yang saya inginkan: belajar ilmu kedokteran yang saya sangat sukai dan juga mendapatkan kesempatan untuk menekuni profesi yang saya inginkan untuk menjalankan apa yang saya rasa sebagai panggilan hidup saya untuk menolong banyak sekali orang. Namun, saya bersyukur karena baru beberapa hari saya mengikuti kegiatan orientasi di Universitas Indonesia, tapi saya sudah dapat merasakan kehangatan dari kakak-kakak mentor dari angkatan di atas saya dan juga kebersamaan serta semangat saling tolong-menolong dari sesama mahasiswa. Bahkan, ada beberapa orang yang meskipun baru bertemu, rasanya sudah seperti sahabat dekat yang sudah kenal lama atau bahkan keluarga sendiri. Memang, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan sebuah keluarga yang besar yang terdiri dari orang-orang yang memiliki visi yang sama: untuk memajukan Indonesia lewat pengabdian kami. Seperti layaknya miniatur perjuangan kehidupan mahasiswa fakultas kedokteran ke depannya, ada banyak tantangan dalam orientasi ini yang menguji ketahanan bekerja keras serta melatih kerja sama kami, namun selama kami menanggungnya bersama, tugas-tugas kami tidak terasa terlalu berat. Karena itu, sampai di titik ini, saya dapat dengan yakin menyatakan bahwa saya sangat semangat dan excited untuk kehidupan kuliah saya.
Memasuki awal perkuliahan di FKUI, saya memiliki banyak sekali harapan, baik itu bagi diri saya sendiri, teman angkatan, keluarga, maupun masyarakat.
Untuk diri saya sendiri, saya harap saya bisa terus melakukan yang terbaik di FKUI. Saya akan belajar sebaik mungkin, bukan karena hal itu adalah sebuah kewajiban, tapi karena apa yang akan saya pelajari sekarang mungkin akan menjadi suatu kunci untuk menyelamatkan pasien saya nanti. Sebagai mahasiswa, saya berharap saya bisa menjadi berkat dan menolong semua orang di sekitar saya - baik itu teman-teman sejawat, dosen-dosen, maupun Universitas Indonesia sebagai sebuah institusi. Sebagai dokter di masa depan, saya berharap bisa melakukan yang terbaik untuk pasien saya, menolong mereka dengan integritas sesuai dengan etika medis yang berdasarkan kepada pelayanan, konfidentialitas, serta memperlakukan semua pasien secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, maupun jabatan.
Untuk teman-teman seangkatan, saya harap saya bisa memberikan bantuan untuk kalian semua dan melaksanakan perjalanan menuju cita-cita kita ini dengan kebersamaan. Saya harap kita semua bisa memiliki hubungan yang erat dan rasa persaudaraan yang kuat. Seperti janji dokter yang akan kita semua sampaikan 6 tahun ke depan, semoga kita semua bisa memperlakukan teman-teman sebagai saudara kandung sendiri. Saya berharap kita bisa saling peduli satu sama lain, dan membentuk suatu komunitas yang saling menolong.
Untuk keluarga, kepada orang tua yang telah membesarkan saya serta selalu ada buat saya, saya berharap bisa jadi kebanggaan buat mereka. Apa yang saya kerjakan sekarang dan apa yang saya raih nanti, saya harap akan menjadi sesuatu yang mereka simpan di hati mereka, sehingga mereka juga bisa bahagia karena saya. Saya selalu bersyukur atas orang tua yang merawat saya bahkan hingga sekarang, dan saya harap bisa membalas sedikit saja dari kebaikan mereka yang tidak terbalaskan itu melalui apa yang saya lakukan.
Untuk masyarakat, saya harap bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan kualitas kesehatan secara umum. Kepada pasien-pasien saya, saya harap bisa melakukan yang terbaik dan membantu mereka untuk sembuh. Sebagai dokter yang juga melakukan riset, saya harap saya bisa menemukan pengobatan kanker yang tidak semahal dan tidak memiliki efek samping sebesar apa yang ada sekarang. Namun, saya juga terbuka terhadap bidang-bidang lain dan berharap untuk mengambil bagian dalam memajukan dunia kedokteran.
Rencana saya 1 tahun kedepan adalah untuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia yang berguna bagi universitas, mahasiswa lainnya, serta pengajar. Saya ingin mencoba mengikuti lomba internasional di bidang medis serta menjadi duta yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Rencana saya 3 tahun ke depan adalah untuk lulus sarjana kesehatan dengan nilai yang baik serta pengetahuan yang cukup untuk memulai fase riset dan klinis dalam pembelajaran saya. Dari sana, saya harap bisa mengambil S2 di bagian riset, jika memungkinkan di bidang kanker, sebelum kembali ke Indonesia untuk melakukan koas. Pada masa ini, saya berharap bisa jadi dokter muda yang kompeten dalam menangani pasien serta berkontribusi bagi tim sejawat.
Rencana saya 10 tahun ke depan adalah untuk menjadi dokter yang bekerja sebaik mungkin dan memberikan pelayanan terbaik kepada sebanyak mungkin nyawa yang bisa ditolong dan diselamatkan. Saya ingin menjadi seorang dokter yang memberikan kepedulian penuh secara personal terhadap semua pasien saya, sehingga selain sembuh secara fisik, mereka juga memperoleh kelegaan secara mental, sebagaimana seharusnya tugas seorang dokter yang mencakup kedua hal tersebut. Melalui penugasan saya, saya berharap untuk dapat membantu mereka juga yang berada di daerah yang belum mendapatkan akses kesehatan sebaik di daerah-daerah lainnya yang telah mengalami perkembangan signifikan. Saya akan terus belajar dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk terus mengembangkan diri saya dan memberikan pelayanan yang semakin hari semakin baik sesuai dengan perkembangan dunia medis. Saya berharap, dalam kurun waktu ini, saya juga sudah bisa melakukan peran saya juga untuk keluarga serta menjadi kebanggaan untuk mereka. Saya juga berharap untuk memberikan kebanggaan terhadap guru-guru saya yang telah mengajari saya selama ini.
Rencana saya 20 tahun ke depan adalah untuk menjadi seorang dokter yang berdampak bagi bangsa dan negara melalui pelayanan saya. Melanjutkan pelayanan saya sebagai dokter, saya ingin tetap aktif menangani pasien. Saya sadar bahwa profesi sebagai dokter juga dapat dilaksanakan sebagai bentuk bela negara tanpa berperang, yakni lewat pengabdian. Saya berharap dalam kurun waktu ini saya sudah bisa melalui riset menemukan pengobatan-pengobatan medis yang baru, khususnya di bidang kanker, yang efektif, biayanya terjangkau, serta efek sampingnya minim. Dengan demikian, masyarakat Indonesia, dan seluruh dunia, bisa mendapatkan perawatan terbaik. Selain itu, saya berencana untuk telah menyelesaikan pendidikan spesialis atau menyelesaikan riset yang telah saya lakukan semasa kuliah dan semasa profesi saya sebagai dokter yang melakukan riset.
Untuk adik-adik semua yang tertarik dalam bidang kedokteran dan ingin masuk FKUI, pilihan kalian tidak salah! Melalui FKUI, kalian semua akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang kedokteran melalui pengajar yang terhebat serta teman-teman yang terbaik juga. Untuk itu, ayo semangat belajar, dan jangan menyerah! Memang perjuangan itu perlu dilewati, tapi ingatlah akan hasilnya yang pasti memuaskan. Jika kalian melakukan yang terbaik dengan penuh kepedulian, kalian pasti akan bisa jadi dokter yang baik dan peduli juga. Yang terpenting, jangan lupa berdoa dan berserah kepada Tuhan, ya. Apapun hasilnya nanti, rencana Tuhan pasti memberikan yang terbaik.
Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah ketika kita bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Sebagai seorang dokter, saya harap saya bisa melakukan hal ini secara nyata, dalam kehidupan, yaitu dengan memberikan kebahagiaan untuk pasien-pasien saya melalui melakukan segalanya dengan usaha dan pelayanan yang terbaik.
Referensi:
(1) Sejarah [Internet]. Sejarah - FKUI. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; [cited 2019Aug14]. Available from: https://fk.ui.ac.id/sejarah.html
(2) Innovate FKUI [Internet]. Innovate FKUI. 2017 [cited 2019Aug15]. Available from: http://innovate.fk.ui.ac.id/
Comentarios