top of page
Search

Narasi Perjuangan - Zhahna Siti Maharani

  • Writer: FKUI 2019
    FKUI 2019
  • Aug 18, 2019
  • 8 min read

Perkenalkan nama saya Zhahna Siti Maharani, kerap dipanggil Zhahna dari SMA Pribadi Bilingual School Bandung. Saya lahir di Bandung, 27 Maret 2001. Inilah perjalanan saya hingga dapat menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 2019. Setiap mendengar nama FKUI, saya membayangkan para intelektual terpilih yang diberi amanah untuk memajukan masa depan kesehatan di Indonesia. FKUI sendiri merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia yang sudah dirintis sejak masa sebelum kemerdekaan. Nama Universitas Indonesia sendiri menyandang nama "Indonesia", nama negara yang menyatukan 17.504 buah pulau dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Sejak usia belia, dunia medis telah menarik perhatian saya. Ketika kakek saya mengidap penyakit jantung, saya masih di bangku Sekolah Dasar. Sosok Kakek yang periang, selalu tersenyum dan tertawa saat mengajak cucunya bermain, terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit. Senyum tak lepas dari wajahnya, tetapi kulitnya pucat. Saya yang hanya bisa melihat dan berkata, "semoga cepat sembuh, Kek", ingin melalukan sesuatu yang bisa membantu pemulihan beliau. Sejak saat itu, saya melihat manusia berjas putih seperti pahlawan. Pahlawan yang bisa mengembalikan harapan dari orang-orang sakit dan orang-orang terdekatnya. Saya ingat satu saran yang sering ayah saya katakan bahwa sukses itu bukan apa yang kita dapat, tetapi apa yang kita dapat berikan. Dulu, saya sering menganggap kunci hidup adalah bahagia, tetapi bahagia saja tidak cukup. Saya harus bisa berguna untuk banyak orang karena ketika saya bisa melihat kebahagiaan di wajah orang lain yang dilatarbelakangi oleh apa yang saya lakukan, saya mendapat kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kebahagiaan adalah satu-satunya hal yang tidak habis dan malah semakin berlimpah ketika dibagi. Menurut saya, menjadi seorang dokter merupakan profesi yang memiliki banyak kesempatan untuk dapat memberi dan berkontribusi terhadap kepentingan orang banyak.


Saya berkali-kali ragu saat memiliki niat untuk memasuki pendidikan dokter. Perjalanan menjadi seorang dokter akan sebuah perjuangan yang panjang, tetapi hidup saya adalah apa yang saya buat. Saya tidak mau hidup itu terbuang sia-sia. Saat saya memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi salah satu calon mahasiswa FK UI, saya juga memutuskan untuk mendedikasikan hidup saya. Saya berusaha menuliskan apa yang ada di pikiran saya tentang dokter selama ini, apa cita-cita saya ke dalam esai yang saya masukkan saat mendaftar Talent Scouting. Saya berusaha mempertahankan nilai rapor hingga semester lima, lalu belajar untuk IELTS yang meliputi Listening, Reading, Speaking dan Writing. Saya berusaha keras di writing karena saya butuh waktu lama untuk menulis. Saya terlebih dahulu perlu untuk memetakan apa yang ada di pikiran saya, ditambah lagi waktu menulis di sesi IELTS sangatlah singkat dan terbatas. Saya bertanya mengenai tips and trick menulis dari guru dan teman-teman saya yang memiliki pengalaman lebih. Selain nilai rapor dan IELTS harus di atas rata-rata, saya yakin Universitas Indonesia sengaja memasukkan esai motivasi untuk menyaring siapa yang benar-benar memiliki kemauan lebih untuk menempuh pendidikan di FK UI. Saya mengejar untuk mengerjakan itu semua di sela-sela istirahat kelas 12 yang jadwalnya sangat padat dengan try out dan bimbel. Saat melihat pengumuman dan membaca yang tertulis adalah Congratulations bukan permintaan maaf, saya sempat tidak percaya. Universitas kedokteran pertama yang ada di Indonesia, yang mempelopori pendidikan program studi kedokteran dan fasilitas kesehatan di Indonesia, membukakan pintunya bagi saya. Universitas tersebut mau menerima saya sebagai mahasiswanya, menjadi keluarga besar Universitas Indonesia. Saya merasa sangat bersyukur dapat diterima di FK UI. Namun di sisi lain, saya takut. Saya yang tidak pernah tinggal jauh dari orang tua dan rumah, harus merantau demi menggapai cita-cita. Saya memberitahukan berita tersebut kepada orang tua dan teman-teman terdekat, sedangkan guru-guru mendengar beritanya dari akun sekolah. Mereka turut bahagia dan mendukung saya, serta memberi semangat untuk ke depannya. Mereka meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa.


Memutuskan untuk menerima kesempatan yang telah diberikan, saya mensortir harapan yang ingin saya capai selama di FK UI. Bagi diri sendiri, saya harap saya bisa menjadi lebih baik lagi. Dengan tinggal jauh dari rumah juga, saya harap saya bisa lebih mandiri. Kelak, saya ingin menjadi inspirasi bagi orang lain. Saya ingin terus meningkatkan pengetahuan dan prestasi akademik selama berkuliah, tetapi selain di bidang akademik, saya juga ingin terus mengasah soft skills. Menambah relasi, aktif di organisasi, dan public speaking merupakan skills yang dibutuhkan untuk kemudian hari di dunia kerja. Harapan untuk keluarga, tentunya saya ingin membanggakan orang tua, khususnya ayah dan ibu saya yang selalu ada dari hari pertama saya lahir di dunia ini. Saya ingin menjaga kepercayaan yang telah mereka berikan untuk saya menempuh pendidikan disini. Saya ingin membuktikan bahwa seorang putri yang telah mereka besarkan selama ini, sudah beranjak dewasa, sudah bisa mandiri dan mengatur hidupnya sendiri. Saya ingin mereka melihat saya sebagai seseorang yang layak bersaing di dunia global dan semua itu tak lepas dari didikan dan restu mereka selama ini. Selain itu, saya juga ingin dapat menunjukkan kontribusi saya kepada masyarakat setempat. Saya ingin masyarakat melihat saya sebagai orang yang peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Saya ingin mereka melihat saya sebagai mahasiswa yang ramah dan bersedia membantu mereka di saat sulit. Harapan untuk teman-teman di angkatan FK UI 2019, saya berharap kami bisa menjadi keluarga, keluarga besar FK UI 2019 yang terus saling mendukung dan membantu satu sama lain. Sesulit apapun nanti perjalanan kami, itu tidak akan terasa terlalu berat jika kami lewati bersama secara ikhlas. Saya berharap kami semua bisa membangun ikatan yang kuat dan mempertahankannya hingga di masa depan.

Rencana di tahun pertama saya di jenjang perkuliahan adalah saya ingin mengenal teman-teman, kakak-kakak tingkat, dosen, serta segala sesuatu tentang kampus saya sendiri. Saya ingin mengenal dalam tahun-tahun ke depan saya berada di lingkungan yang seperti apa. Dengan begitu akan memudahkan saya untuk beradaptasi di lingkungan baru. Saya ingin memiliki keluarga dengan teman-teman saya disini, di mana saat keadaan senang dan sedih, mudah dan sulit, kami semua jalani bersama hingga sampai di fase kami rela berkorban dan membela teman sendiri. Di sisi akademik, saya ingin meningkatkan kualitas cara saya belajar, bukan belajar keras lagi, tetapi belajar secara cerdas. Melihat banyaknya aneka ragam tugas yang akan diterima di masa kuliah, berbeda dengan di jenjang SMA, saya harus bisa manajemen waktu dengan baik. Saya harus bisa menyesuaikan diri dengan cara belajar dan pola pikir di universitas. Saya harus berhasil melewati masa transisi dari jenjang SMA ke jenjang universitas. Saya harus terampil membagi waktu untuk belajar, berorganisasi, waktu yang dihabiskan bersama dengan keluarga dan teman, dan juga mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat. Rencana saya tiga tahun ke depan, menelusuri bahwa saya berada di Kelas Khusus Internasional, saya ingin dapat melanjutkan studi double degree ke Newcastle University, Inggris. Saya senang berada di Eropa dengan infrastruktur dan transportasi yang nyaman. Bukan hanya sebatas belajar akademik dan kedokteran di sana, tetapi saya juga dapat belajar dari cara hidup mereka. Menempuh ilmu hingga ke ujung dunia yang berbeda bukan hanya belajar tentang program studi tertentu demi mendapat gelar yang dijanjikan, tetapi juga untuk melatih life skills. Alasan lain saya ingin melanjutkan studi ke Newcastle adalah sejak SMA, saya suka meneliti dan fokus pembelajaran di Newcastle adalah research atau penelitian. Oleh karena itu, dari awal saya melihat rincian studi untuk tahun keempat, saya bertekad untuk melanjutkannya ke Newcastle. Namun sebelum itu, saya juga bertekad menyelesaikan studi tiga tahun saya di UI hingga mendapat gelar S. Ked dengan baik. Saya ingin lulus cumlaude dengan IPK yang terus meningkat setiap semesternya.


Rencana saya untuk sepuluh tahun ke depan, ada dua spesialis yang menarik perhatian saya yaitu, bedah syaraf dan kanker. Saya selalu berpikir otak manusia adalah hal yang sangat hebat. Semakin sering dipakai, semakin berkembang dan bagus. Kesadaran, homeostatis dan metabolisme tubuh diatur oleh otak. Orang yang mengidap penyakit di otak akan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, hidupnya tidak akan sama seperti sebelumnya. Walaupun banyak dikatakan bahwa sekali otak manusia dibedah, hal tersebut tidak akan pernah sama dan meninggalkan bekas, saya berharap saya dapat mengembalikan harapan orang tersebut untuk menjalani hidup seperti sedia kala. Di lain sisi, saya juga tertarik untuk menjadi onkologis karena kanker adalah penyakit yang belum ditemukan penyembuhannya. Bagi orang-orang yang terjangkit dan kehilangan harapannya untuk sembuh, saya ingin menjadi dokter yang bukan hanya memberi resep berupa obat-obatan dan kemoterapi, tetapi juga yang bisa memberi emotional support bagi pasiennya. Beberapa orang pernah memberi tahu saya bahwa terkadang penyakit tidak selalu datang dari bakteri atau virus, tetapi dari pikiran pasien sendiri. Saya yakin, jika pasien itu selalu berpikir positif dan yakin bahwa dia dapat sembuh dan menjalani hidup seperti semula, harapan akan selalu ada.

Untuk dua puluh tahun ke depan, saya mempunyai cita-cita untuk dapat menjadi pelopor dari teknologi pengobatan medis terbaru. Seperti ditemukannya In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung dan vaksin kanker serviks, saya ingin menjadi orang pertama yang menemukan teknologi pengobatan medis baru dan mendapatkan hak paten dari penemuan tersebut. Hal tersebut juga didukung dari hobi saya untuk meneliti sehingga hasil studi saya baik berupa jurnal ilmiah atau produk dapat mendukung mimpi saya untuk menjadi pelopor teknologi pengobatan medis baru yang modern, praktis, dan pastinya aman. Selain itu, saya juga memiliki mimpi untuk membangun klinik atau pun rumah sakit khusus spesialis yang saya ambil, baik rumah sakit khusus bedah syaraf atau pun rumah sakit khusus kanker. Saya berharap klinik atau rumah sakit yang saya bangun dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pasien dan juga tersedia layanan gratis bagi pasien yang kurang mampu. Selain itu, saya berharap peralatan yang tersedia di klinik atau rumah sakit tersebut berstandar internasional sehingga bukan hanya pribumi yang berobat disana, tetapi orang asing atau dapat ikut berobat kesana. Saya berharap rumah sakit yang saya bangun terkualifikasi dan berstandar internasional. Di mana pusat kesehatan di Asia tidak bercermin lagi ke Jepang, Korea, maupun Singapura, tetapi Indonesia. Di mana pusat kesehatan paling maju dunia bukan melihat Johns Hopkins Hospital di Baltimore, Amerika Serikat, tetapi Indonesia, yang dimulai dari fakultas kedokteran tertuanya yaitu, Universitas Indonesia, tak lupa didukung oleh alumni dokter-dokter hebat yang siap mengemban tugas untuk memajukan pelayanan kesehatan di negeranya.


Pesan saya untuk yang memiliki cita-cita untuk menempuh program studi pendidikan dokter di Universitas Indonesia, jangan takut bermimpi. Bahkan kalau bisa, tulis mimpi-mimpi tersebut dan bayangkan suatu hari nanti kalian akan mencoret satu per satu mimpi tersebut karena sudah terkabul. Dari pertama saya masuk ke FK UI, banyak yang mengatakan perjalanan kami, angkatan FK UI 2019 akan menjadi perjalanan yang sulit, tapi itu akan menjadi perjalanan yang pantas diperjuangkan. Pada hari briefing PSAF, Ka Nildzha mengatakan, "It's gonna be a tough journey, but it's gonna be a journey worth fighting for." Saya sudah menulis bahwa saat melihat pengumuman Talent Scouting, saya juga sempat takut, tetapi mendengar pengalaman-pengalaman kaka tingkat dan motivasi dari dosen serta orang tua dan teman-teman terdekat, saya coba menyakinkan diri saya bahwa saya pasti bisa. Saat kalian berhasil melewati persaingan untuk masuk FK UI, selalu ingat bahwa kalian adalah orang terpilih yang diberi amanah untuk mengemban tugas mulia. Kalian telah mengalahkan ribuan orang yang ingin berada di kursi kalian. Jangan pernah patah semangat, lelah dan letih pasti kalian rasakan, ada saatnya kalian merasa ingin keluar dari rutinitas yang sibuk dan menekan diri kalian, tetapi ingatlah kalian tidak pernah sendiri. Kalian akan menemukan keluarga baru disini, keluarga yang rela berkorban untuk kalian. Keluarga yang akan selalu ada di saat tawa dan duka, jangan lupa kalian selalu punya orang untuk mendengar semua keluh kesah kalian. Perjalanan seorang dokter tidak berhenti saat orang itu mendapat gelar S. Ked lalu menjalani koas dua tahun hingga gelar dr. terpampang sebelum namanya, tidak berhenti saat orang itu mendapat gelar spesialis di belakang namanya. Perjalanan tersebut berlanjut sepanjang hidupnya. Seiring perkembangan zaman, perubahan iklim, pemanasan global, pencemaran lingkungan, bumi berubah dan begitu pula masalahnya yang terus berkembang. Virus baru lahir, penyakit baru muncul. Oleh karena itu, seorang dokter tidak bisa diam statis saja. Seorang dokter harus aktif dan kreatif demi memajukan masa depan kesehatan di Indonesia. Saya memimpikan lulusan-lulusan berjas putih seluruh Indonesia akan menjadi teladan dan contoh bagi dokter-dokter di dunia. Di mana lulusan-lulusan tersebut yang sangat dicari dan dihargai. Seorang dokter akan merasakan syukur dan bangga yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata ketika banyak pasien yang merasa diselamatkan, diberi harapan baru dan itu semua karena usahanya untuk menolong pasien tersebut. “If it didn’t challenge you, it won’t change you.” Menjadi seorang dokter butuh perjuangan dan usaha yang tidak mudah, banyak yang harus dikorbankan, tetapi saya yakin bahwa proses yang akan saya jalani itulah yang akan mengubah saya.

 
 
 

Recent Posts

See All
Narasi Perjuangan - Mucica Safitri

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Hallo semua, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan banyak hal dan kisah menarik secara...

 
 
 

Comentarios


© 2019 by FKUI 2019. Proudly created with Wix.com

bottom of page